Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

FENOMENA SOSIAL-PENDIDIKAN DARI NAHWU DAN BIOGRAFI


AZ-ZAJJAJI
Diajukan untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Ushlulun-
Nahwi

Disusun Oleh :
ADAM AFLAH
21210222000001

Dosen Pembimbing :
Dr. Abdullah M.Ag.

PROGRAM STUDI MAGISTER BAHASA DAN SASTRA ARAB


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, memberikan saya
kemampuan dan ilmu untuk menyelesaikan makalah untuk Ujian Akhir Semester
ini. Shalawat dan salam tidak lupa kita limpahkan kepada khalifah Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, dan semoga kita mendapatkan syafaatnya
di akhirat kelak.
Penyusunan makalah ini meminta sebagian persyaratan-guna
menyelesaikan Ujian Akhir Semester untuk Program Studi Magister Bahasa dan
Sastra Arab Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Makalah yang penulis kaji berjudul “Fenomena Sosial-
Pendidikan Dari Biografi Az-Zajjaji”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal
tersebut disadari oleh kurangnya pengetahuan dalam diri penulis. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi penyelesaian makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Demikian pendahuluan yang dapat penulis sampaikan. Semoga makalah
ini dapat membantu kita semua, āmīn yā rabbal ‘alamīn.
Jakarta, 24 Desember 2021

Adam Aflah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Pokok Bahasan
Bahasa merupakan sesuatu yang harus dipelajari karena fungsi utamanya
adalah alat komunikasi yang digunakan setiap orang. Bahasa merupakan alat
komunikasi yang sangat penting bagi manusia, karena seseorang dapat
menggunakan bahasa untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, pikiran dan
menyampaikan informasi. Komunikasi terbatas tidak hanya pada bentuk
komunikasi verbal, tetapi juga pada ekspresi wajah dan tulisan. seni dan
teknologi. Dengan perkembangan zaman, teknologi kini dapat diimplementasikan
melalui berbagai media, antara lain majalah, surat kabar, televisi, dan radio. Karya
seni seperti film, novel, gambar dan musik kini dapat digunakan sebagai sarana
komunikasi dan penyampaian pesan 1.
Perguruan tinggi harus mampu mengatasi berbagai kendala untuk
memenuhi perannya dalam dunia pendidikan. Upaya mempertahankan atau
meningkatkan kualitas lulusan, serta melanjutkan proses pembelajaran dan
pendidikan, harus selalu dan akan terus menjadi tantangan.
Perguruan tinggi perlu proaktif dalam menghadapi persaingan yang
semakin kompetitif, dan memiliki tanggung jawab untuk mempelajari dan
meningkatkan setiap aspek layanan yang mereka berikan, karena layanan yang
dimiliki institusi akan menjadi contoh kualitas institusi. Suatu lembaga pendidikan
dapat dikatakan baik apabila pelayanan yang diberikan oleh peserta didiknya baik,
sedangkan apabila pelayanan yang diberikan oleh suatu lembaga pendidikan
kurang memuaskan maka dianggap tidak memuaskan, termasuk pelayanan yang
diberikan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Pandemi adalah wabah penyakit yang menyebar ke seluruh dunia. Epidemi
adalah pandemi yang menyebar ke hampir semua negara atau benua dan biasanya
menyerang banyak orang. Peningkatan jumlah penyakit di atas normal yang

1
Annisa Nindya Prasanti, ‘ANALISIS SEMIOTIKA LIRIK LAGU MEGHAN TRAINOR “ALL
ABOUT THAT BASS” ( Rekonstruksi Definisi Cantik Pada Wanita )’, 2015, 1–13.
biasanya terlihat pada suatu wilayah geografis tertentu, penyakit ini juga terjadi
secara tiba-tiba pada penduduk di wilayah tersebut 2.
Pandemi merupakan penyakit yang harus diwaspadai banyak orang,
karena menyebar tanpa disadari oleh masyarakat. Untuk menghindari penyebaran
pandemi, kita menghindari kotoran dan menjaga kebersihan lingkungan kita.
Pandemi ini tidak terjadi secara tiba-tiba tetapi terjadi di suatu wilayah tertentu
yang kemudian menyebar ke beberapa wilayah lainnya dengan cepat.
1.2. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui masalah yang akan diteliti dalam makalah untuk Ujian
Akhir Semester mata kuliah Ushlulun Nahwi ini ini, penulis merumuskan empat
masalah, yaitu:
1. Apa definisi dari Ilmu Nahwu?
2. Bagaimana Biografi Az-Zajjaji?
3. Apa Keterkaitan Fenomena Sosial-Pendididikan dengan Ilmu Nahwu?
4. Apa Tantangan dan Harapan Perkuliahan Jarak Jauh?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, saat menulis makalah untuk Ujian
Akhir Semester mata kuliah Ushlulun Nahwi ini, penulis mengejar beberapa
tujuan, yaitu:
1. Untuk memahami definisi dari Ilmu Nahwu
2. Untuk mengetahui biografi Az-Zajjaji
3. Untuk mengetahui keterkaitan fenomena sosial-pendididikan dengan
ilmu nahwu.
4. Untuk mengetahui Tantangan dan Harapan Perkuliahan Jarak Jauh.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah khazanah keilmuan dalam
kajian semiotika, dan menambah wawasan bagi para pembaca khususnya di
bidang bahasa dan komunikasi. Penulis berharap peneliti selanjutnya dapat

2
Agus Purwanto, Studi Eksplorasi Dampak Pandemi COVID 19 Terhadap Proses Pembelajaran
Online Di Sekolah Dasar (Indonesia: Universitas Pelita Harapan, 2020).
melengkapi aspek-aspek penelitian ini yang belum tercakup dalam makalah ini
sehingga penelitian-penelitian selanjutnya dapat ditingkatkan.
Selain di atas, manfaat penulisan makalah ini adalah Untuk menambah
referensi bagi Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta khususnya program studi Magister Bahasa dan Sastra Arab.
1.5. Metode Penulisan Makalah
Metode dan teknik adalah konsep yang berbeda, namun saling terkait.
Keduanya adalah sarana pengerahan tenaga. Teknik adalah cara untuk melakukan
sesuatu 3. Dalam menulis artikel ilmiah, metode adalah cara berperilaku untuk
menyelesaikan penulisan secara wajar, langsung, dan obyektif serta memperoleh
hasil yang sebaik-baiknya 4.
1.6. Jenis Penulisan Makalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif
analitis, termasuk teknik pengambilan sampel, dan diselesaikan dalam makalah
akhir mereka. Metode ini memungkinkan adanya deskripsi, deskripsi, dan
penjelasan tentang fenomena objek penelitian 5.

3
Sudaryanto, Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Yogyakarta: Duta Wacana University
Press, 1993).
4
Anton Bakker dan Ahmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsifat (Yogyakarta: Kanisisu,
1992).
5
Deddy Mulyana, Kajian Wacana Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana.
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Ilmu Nahwu

Nahwu secara harfiah berarti ‫ الطري ق واجلهة‬jalan dan arah. Di sisi lain,

menurut Araj, Nahu adalah ‫( القصد‬tujuan) dan ‫الطريق‬ (jalan). Namun, menurut

klasik, Nahwu terbatas pada masalah yang dibahas Irab dan Bina: mendefinisikan
baris terakhir sebuah kata menurut posisi dan kalimat tertentu sebagaimana yang
dikatakan : Ilmu nahwu adalah aturan di mana kata-kata Arab dapat dikenali baik
dalam istilah irab maupun bina.
Bahasa Arab memiliki aturan untuk mengetahui kapan sebuah kata masih
berupa kata atau sudah tersusun. Shorof membahas subjek Revolusi Prancis.
Shorof adalah salah satu cabang dari Nahwu yang mengkhususkan diri pada
pembahasan bentuk dan kondisi kata saat menulis. Jadi secara garis besar
pembahasan nahwu termasuk membahas bentuk kata dan kondisinya sebelum
tersusun (mufrod).
Ilmu Nahwu dalam studi bahasa disebut sintaksis 6. Frasa ini berasal dari
kata Yunani untuk sun dan tattain. Sun berarti "dengan" dan tattain berarti
'menempatkan'. Jadi secara etimologis, sintaksis berarti menggabungkan kata-kata
menjadi kelompok kata atau kalimat. Di sisi lain, sintaksis kata itu sendiri berasal
dari pinjaman bahasa Belanda, yaitu frasa, dan bahasa Inggris, yaitu frasa 7.
Adapun sintaksis sebagai bagian dari kajian linguistik, para ahli
mendefinisikannya sebagai:
Menurut Kridalaksana, sintaksis adalah subsistem gramatikal yang meliputi kata-
kata dan satuan-satuan yang lebih besar dari kata-kata dan hubungan antara
satuan-satuan tersebut. Menurut istilah linguistik, sintaksis adalah studi sistematis
kata-kata menjadi unit yang lebih besar yang disebut unit sintaksis. Satuan bahasa
adalah kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Sedangkan menurut Ahmad,

6
Hamid Hasan Lubis, Glosarium Bahasa Dan Sastra (Bandung: Angkasa, 1994).
7
Mansoer Pateda, Linguistik Sebuah Pengantar (Bandung: Angkasa, 1998).
sintaksis mempertanyakan hubungan antara kata dan satuan yang lebih besar yang
disebut kalimat 8.
Nahwu adalah alat kontrol yang membantu Anda menghindari kesalahan
dalam bahasa Arab. Hal tersebut dapat dipahami dari pernyataan Hasan Syakhata
berikut ini 9: “Bukan tata bahasa yang mencapai tujuan akhir. Tapi nahwu adalah
alat untuk membangun kata dan memperbaiki struktur kalimat dan aturan bahasa.”
Ilmu nahwu juga mempelajari tentang kalimat, bagian-bagian kalimat itu
berurutan, dan setiap bagian dipengaruhi oleh keadaan kata lain dalam kalimat,
dan juga tentang hubungan antara mereka dan bagian lain dari kalimat dengan
menghubungkannya 10.
2.2. Biografi Az-Zajjaji
Al-Zajjaji bernama Abu Al-Qasim Abdul Rahman bin Ishaq Al-Zajjaj (Bahasa

Arab : ‫)أبو القاسم عبد الرمحن بن إسحاق الزجاجي‬, dikenal dengan sebutan Az-
Zajjaji dikaitkan dengan gurunya Abu Ishaq Ibrahim bin Al-Sari Al-Zajjaji

(Bahasa Arab : ‫ )أب و إس حاق إب راهيم بن الس ري الزج اج‬karena dia terkait pada

gurunya.
AzZajaji lahir di sebuah kota di Albania. Tidak ada yang tahu tahun
kelahirannya. Ia dibesarkan di kota Nahaband, selatan kota Hamadan, dan pindah
ke Bagdad, di mana ia belajar tentang Halako Halako dan menjadi pusat ilmu
pengetahuan dan ulama pada saat itu.
Di Bagdad, ia menemukan sebuah buku yang ditulis oleh gurunya, Az-
Zajjaj, dan menyimpannya sampai diberikan kepadanya, dan ia belajar dengan
guru-guru lain.
Kemudian dia meninggalkan Bagdad dan pindah ke Aleppo, sebelum
kembali ke Bagdad dan menetap di Damaskus. Kemudian dia mengajar di Masjid

8
Miftahul Khairah and Sakura Ridwan, Sintaksis Memahami Satuan Kalimat Perspektif Fungsi
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014).
9
Ummi Hijiriyah, Analisis Pembelajaran Mufradat Dan Struktur Bahasa Arab Di Madrasah
(Surabaya: CV. Gemilang, 2018).
10
Chotibul Umam, Aspek-Aspek Fundamentalis Dalam Mempelajari Bahasa Arab (Bandung: Al-
Ma’rif, 1961).
Umayyah dan menulis buku di sana sebagai profesor. Beberapa ahli berpendapat
bahwa Yesus mengunjungi Mekah selama beberapa hari.
Beberapa sejarawan memiliki waktu dan tempat kematian yang berbeda,
dan dikatakan meninggal di Tiberias pada bulan Rajab tahun 339 M 11.
Az-Zajaji adalah orang yang sangat alim. Dia menulis bukunya Al-Jumal
di Mekah, dan ketika dia menyelesaikan satu bab dari buku itu, dia berjalan
mengelilingi Ka'bah tujuh kali, berdoa kepada Tuhan agar bukunya bisa
bermanfaat bagi umat manusia. Keadaan kemurnian. Namun, tidak ada tuduhan
yang akan dilakukan terhadap keyakinan dan karakter agamanya 12.
Zajaji meninggalkan banyak karya, di mana setidaknya 20 volume telah
dibuat. Beberapa bukunya telah dicetak dan didistribusikan ke perpustakaan
internasional di seluruh dunia, dan beberapa masih disimpan dalam bentuk tulisan
tangan. Salah satu karyanya yang paling penting adalah buku "Al-Jumal dalam
Ilmu"13.
2.3. Keterkaitan Fenomena Sosial-Pendididikan dengan Ilmu Nahwu dan Az-
Zajjaji
2.3.1. Dari Permasalahan Ilmu Nahwu
Dari permasalahan keterkaitan fenomena Sosial-Pendidikan dengan Ilmu
Nahwu, Bahasa adalah fenomena sosial penting yang memungkinkan setiap
kemajuan sosial. Selain itu, bahasa merupakan alat pemersatu berbagai generasi
dan suku bangsa dalam suatu bangsa. Bahasa Arab merupakan pusat ilmu
pengetahuan, khususnya dalam ilmu-ilmu keislaman. Seorang anak yang telah
menguasai bahasa dengan baik mampu menggali khazanah Islam dan ajarannya.
Sebagai bahasa Alquran dan hadis, bahasa Arab telah mendapat perhatian umat
Islam sejak dini. Nabi Muhammad telah menasihati bahwa bahasa Al-Qur'an
harus diajarkan sejak kecil. Setelah perang Badar, kaum Quraisy kehilangan
pemimpin mereka, dan Nabi Muhammad (SAW) menukar uang tebusan untuk
mengajar membaca dan menulis Al-Qur'an kepada anak-anak Ansar.

11
Ali Taufiq Al-Ahmad, Kitab Al-Jumal Fi An-Nahw. (Irbid: Muassassah Ar-Risalah, 1984).
12
Al-Ahmad.
13
Al-Ahmad.
Bahasa adalah bagian integral dari kehidupan manusia, dan penting dalam
banyak hal. Bahasa merupakan alat komunikasi antar manusia. Dengan bahasa,
seseorang dapat memecahkan masalah yang sedang kita hadapi.
Bahasa Arab sebagai bahasa ilmiah telah diakui oleh organisasi
internasional atas perannya, dan bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah
memutuskan untuk menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa resmi organisasi
internasional dan afiliasinya. Oleh karena itu, bahasa Arab sangat penting bagi
masyarakat Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sebagai
negara yang sangat dekat hubungannya dengan negara-negara Arab 14.
Gramatika Arab hanyalah salah satu komponen dari semua ilmu bahasa
Arab yang ada. Seseorang yang ingin menguasai bahasa Arab harus mempelajari
ilmu-ilmu bahasa Arab lainnya juga. Ada tahapan tertentu yang harus dicapai oleh
orang yang belajar bahasa Arab yaitu tahapan dimana mereka memiliki indera
bahasa. Untuk belajar bahasa Arab, penting untuk tidak menjadikan tata bahasa
Arab sebagai tujuan akhir Anda, tetapi menjadikannya sebagai proses yang logis
dan sistematis yang harus dicapai secara efektif dan efisien 15.
Dalam belajar bahasa Arab, ada dua sarana penting untuk dipelajari, yaitu
ilmu nahwu dan shorof. Ilmu bahasa arab, tata bahasa arab nahwu dan shorof
merupakan komponen bahasa arab yang sangat penting untuk mendapatkan
kemampuan berbahasa yang benar dari segi tata bahasa. Sebagaimana
dikemukakan oleh Ahmad Fuad Effendi dalam bukunya bahwa pengajaran tata
bahasa atau kaidah bahasa (al nahwu dan al shorof) berfungsi sebagai penunjang
untuk mencapai kecakapan berbahasa. Tata bahasa bukanlah tujuan, tetapi
merupakan alat yang membantu Anda menggunakan bahasa dengan benar 16.
2.3.2. Dari Permasalahan Aliran Baghdad (Az-Zajjaji)
Selain dua kota Basrah dan Kufah, muncul kota baru yang menjadi
pesaing pusat intelektual dua kota yang telah ada sebelumnya, yaitu Bagdad.

14
Syamsudin Asyrafi, Konstruksi Apositif Dalam Bahasa Arab (Yogyakarta: Uswatun Hasanah,
1993).
15
Imaduddin Sukanto and Ahmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis Pendekatan Baru
Mempelajari Bahasa Arab (Yogyakarta: Nurma Media Pers Idea, 2007).
16
Rani Zuhriyah, Pembelajaran Tata Bahasa Arab Menurut Akhmad Munawari (Purwokerto:
STAIN Purwokerto, 2014).
Bagdad didirikan dan dibangun oleh Abu Ja'far al-Mansur, khalifah kedua dari
dinasti Abbasiyah. Namun saudaranya, Abul Abbas al-Saffah, telah
mengumumkan rencana pembangunan kota tersebut, dan pembangunannya
dimulai pada 125 Hijriah dan selesai sepenuhnya pada 129 Hijriah 17.
Kesadaran inilah yang harus diakhiri dengan kompetisi lama yang pada
akhirnya melahirkan mazhab baru dalam nahwu, yaitu mazhab Baghdad. Sebuah
sekolah yang mencoba mengintegrasikan dua sekolah (Basrah dan Kufah) yang
telah ada sebelumnya. Inilah sebabnya mengapa sekolah ini memiliki banyak
nama, termasuk "al-Kha lithaini Baina al-Naz'ataini (gabungan dari dua sekolah),
Ashab al-Madrasah al-Intikha biyyah (umat eklektik) dan al-Bagdadiyyun
(Sekolah Baghdad Nahwu)" 18.
Az-Zajjaji belajar dengan ulama terkenal pada masanya ketika dia belajar
di Baghdad. Guru-gurunya adalah : 1.Az-Zajjaj : Nama lengkap atau nama aslinya
adalah Abu Ishaq Ibrahim bin As-Sirri bin Sahl Az-Zajjaj. Murid Tsa'lab dan Al-
Mubarrad, meninggal pada tahun 311 H. 2.Ibnu As-Sarraj : Nama lengkap atau
nama aslinya adalah Abu Bakar Muhammad bin AsSirri bin ASarraj Salah satu
ulama terkenal bahasa Arab dan Nahwu, salah satu gurunya adalah
AlMubarrad.Beliau wafat pada tahun 316 H. 3. Al-Akhfash Ash-Shaghir : Nama
lengkap atau nama aslinya adalah Abu Al-Hasan Ali bin Sulaiman Al-Akhfasy.
Ia juga belajar di bawah Al Mubarrad, tetapi tidak memperdalam ilmu Nahwu.
Dia pindah antara Mesir, Aleppo dan Baghdad. Beliau wafat pada tahun 315 H. 4.
Abu Bakar Al-Anbari : Nama lengkap atau nama aslinya adalah Abu Bakr
Muhammad bin Al-Qasim AlAnbari Lahir tahun 271 H, menimba ilmu dari
ayahnya dan Tsa'lab di madzhab Kufah Ilmu Nahwu Meninggal tahun 328 H. 5.
Al-Hamidh : Nama lengkap atau nama aslinya adalah Abu Musa Sulaiman bin
Muhammad bin Ahamd AlHamidh Dikenal sebagai Al-Hamidh karena akhlaknya
yang mulia. Ia belajar dan bergabung dengan Tsa'lab selama 40 tahun. Beliau
wafat pada tahun 305 H. 6. Ibnu Kisan : Nama lengkap atau nama aslinya adalah
Abu Al Hasan bin Ahmad bin Kisan, yaitu mazhab Bagdad. Meninggal pada

17
Abdul As-Salim Mukrim, Abd Al- ’Al Salim Mukrim, Al-Qurân Al-Karîm Wa Atsaruhu.
18
Abdul Aziz Ahmad Allam, Min Ta Rihk Al-Nahwi Al-Arabi (Saudi Arabia, 1981).
tahun 299 H. 7. Ibn Duraid: Nama lengkap atau nama aslinya adalah Abu Bakar
Muhammad ibn Al-Hasan ibn Duraid Al-Azdi Lahir di Oman pada tahun 223 H.
Ia adalah salah seorang ahli bahasa Arab yang sangat berkompeten dalam ilmu
Nahwu. Ia wafat pada tahun 323 H. Termasuk dari guru-guru Az-Zajjaji antara
lain: Abu Ja'far Ahmad bin Muhammad bin Rustum Ath-Thabari, Ibnu Syaqir,
Ibnu Al-Khayyath, Abu Al-Fadhl, Abu Muhammad Abdul Malik bin Malik Adh-
Dharir, Muhammad bin Al-Abbas Al-Yazidi, Nafthawaih Abdullah bin Ibrahim
bin Muhammad bin Arafah, Abu Ubaidillah Al-Husain bin Muhammad Ar-Razi,
dan Abu Ali Al-Hasan bin Ali Al-Unazi. Beginilah cara Az-Zajjaji belajar dari
banyak guru berpengalaman saat itu.. Hampir tidak ada guru yang dia temui
kecuali ia berguru darinya, ini adalah bukti semangat beliau dalam menuntut ilmu
19
.
Setelah Az-Zajjaji mencapai kedewasaan dalam menuntut ilmu, ia duduk
sebagai guru di Masjid Bani Umayyah di Damaskus. Dia mengajar murid-
muridnya dan masyarakat umum, mendiktekan pengetahuannya kepada mereka
dan menulis karyanya. Dia tinggal di sana dengan seorang ahli besar di Nahwu.
istiqomah dalam mengajar Bahkan saat mengajar, ia menulis beberapa buku yang
berisi banyak ilmu. Pada satu titik, ia menemukan celah terhadap Abu Ali Al
Farisi (ahli nahwu besar pada masanya), seseorang secara tidak sengaja meneliti
masing-masing karya kedua pakar nahwu tersebut dan menemukan apa yang
menyebabkan kesenjangan di antara keduanya. yang mudah dipelajari dan jauh
dari ketidakjelasan, sedangkan buku Abu Ali Al Farisi terlalu dalam dan
menggunakan cara berpikir yang sangat keras, jauh dari mudah 20.
2.4. Tantangan dan Harapan Perkuliahan Jarak Jauh
Saat memperkenalkan pembelajaran jarak jauh, dosen dan mahasiswa
memiliki tanggung jawab masing-masing. Adanya permasalahan dan kekurangan
sudah menjadi hal yang lumrah dalam pedagogi, diantaranya pertama, kurangnya
interaksi antara dosen dengan mahasiswa atau bahkan mahasiswa itu sendiri.
Kurangnya interaksi ini dapat memperlambat pembentukan nilai dalam proses

19
Al-Ahmad.
20
Al-Ahmad.
pembelajaran. Kedua, kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau sosial
dan justru mendorong pertumbuhan pada aspek bisnis/komersial. Ketiga, masalah
kecepatan dan ketepatan dalam menyampaikan modul dari pusat kendali
pembelajaran jarak jauh kepada peserta lokal seringkali tidak tepat. Dukungan
administratif untuk proses pembelajaran jarak jauh sangat dibutuhkan bagi banyak
mahasiswa. Keempat, dapat mengganggu waktu dan kegiatan belajar. Kelima,
siswa yang tidak termotivasi untuk belajar cenderung gagal. Keenam,
pembelajaran jarak jauh memiliki kemungkinan besar terjadinya kemunduran
pembelajaran yang akan mengakibatkan kemunduran dalam proses pendidikan
karena mahasiswa harus belajar secara mandiri atau individu.
Pada perkuliahan jarak jauh di tanggal 22 Oktober 2021 melalui diskusi
grup WhatsApp, penulis mendapat beberapa respon dari beberapa mahasiswa
pada saat mata kuliah Ushlulun Nahwi. Beberapa respon yang penulis dapatkan
adalah : 1. LUTFI LAELI NUR AFITA. a. Assalamualaikum wr wb. Saya lutfi
laeli nur afita. Izin bertanya, Pemikiran az zajaji ini kira-kira apakah juga
dipengaruhi oleh dua madrasah besar nahwu terdahulu? Jika iya, lebih condong ke
aliran yang mana ya? Terimakasih adam. Jawaban pemakalah : Jika berdasarkan
pemikiran, az-zajjaji dipengaruhi oleh dua madrasah besar sebelumnya dan
masalahnya, az-zajjaji ini lebih condong ke aliran yang basrah. 2. Ikhlashul
Amaluddin. a. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, saya Ikhlashul
Amalludin izin bertanya, siapakah az zujaji itu dan apa yang dia lakukan?
Terimakasih. Jawaban pemakalah : Az-Zajjaji itu salah satu ulama nahwu yang
lebih cenderung ke aliran basrah, sebenarnya nama aslinya adalah Abu Al-Qasim
Abdurrahman bin Ishaq Az-Zajjaji. Dan hal yang az-zajjaji lakukan adalah
mengajar di masjid umayyah. 3. ALI IMRAN RASYADI. a. Izin bertanya jika
berkenan, kenapa karya beliau yang lebih di kenal, dan penting ialah Al Jurnal
dalam ilmu nahwu, bagaimana dgn 19 buku beliau yg ia tulis, dan sebanarnya
buku buku selain Al Jurnal itu berisi tentang apa ?, Sehingga tak lebih di kenal,
Terimakasih. Jawaban Pemakalah : Salah satu karya yang paling terkenal dari
Imam Az-Zajjaji adalah Al-Jurnal dalam ilmu nahwu, sedangkan sisanya tidak
100% populer karena tidak 100% mengandung unsur ilmu nahwunya. 4.
FACHRINO ZULYAMANSYAH SENEWE. a. Assalammualaikum, Adam.Izin
bertanya, Apa yang menjadi ciri khas atau yang membedakan Az Zujaji dengan
ulama Nahwu yang lain atau minimal dngan bbrapa ulama Nahwu yang sudah
dibahas? Jawaban Pemakalah : Sebetulnya yang membedakan Az-Zajjaji dan
Ulama Ilmu Nahwu lainnya adalah pengalaman mengajar dan keterikatan kepada
guru-gurunya pada saat itu. Az-Zajjaji sendiri lebih punya pengalaman mengajar
di masjid umayyah dan memiliki 7 guru-guru pada masa itu. b. Kalau dari segi
pemahaman Nahwu/gramatikanya, ada gak, Dam? Jawaban Pemakalah : Dalam
Permasalahan Nahwu ada, yaitu maf'ul ma'ah. jadi, Maf’ul ma’ah adalah isim
mufrad, fadlah yang didahului huruf wawu bermakna (bersama/beserta), dan
didahului oleh kalimat yang di dalamnya terdapat kata kerja (fi’il). 5. ARIESTI
PUTRI APRILIYANTI a. Saya Ariestiputri izin bertanya Tadi sudah d sebutkan
bahwa az-zujaji mempunyai ke ilmuan dlm bidang nahwu lalu adakah murid az-
zujaji yg berguru pada orang lain? Dan mengapa az zujaji d sebut dalam ilmu
nahwu Sekian dan terimakasih. Jawaban Pemakalah : Az-Zajjaji punya keilmuan
dalam mengajar murid-muridnya tetapi muridnya tidak berguru pada orang lain.
Az-Zajjaji disebut ilmu nahwu karena ia menulis karya yang mengandung unsur
ilmu nahwu. b. Dan adakah karya ny yg termasurr pada saat in jka ada karya
tersebut d mna kah karyanya? Jawaban Pemakalah : Karya yang paling terkenal
dari Az-Zajjaji adalah buku Al Jumal dalam Ilmu Nahwu. 6. CHIKYTA
FARIKHA DEWI a. Apakah ada murid az-Zajjaji yang mengembangkan
keilmuan beliau sehingga memiliki karya? Jawaban Pemakalah : Ada, yaitu
memiliki pengalaman mengajar dengan mendiktekan pengetahuannya. b.
Siapakah nama murid tersebut? Apakah pengetahuan yg didapatkan murid
tersebut dikembangkan menjadi tulisan? Jawaban Pemakalah : Pengetahuan yang
didapatkan murid tersebut adalah pengetahuan nahwu dan muridnya adalah Al-
A'lam.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan anaslisis pada bab-bab sebelumnya, penulis makalah dapat
mengemukakan bahwa Menurut istilah linguistik, sintaksis adalah studi sistematis
kata-kata menjadi unit yang lebih besar yang disebut unit sintaksis. Satuan bahasa
adalah kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana. Ilmu nahwu juga mempelajari
tentang kalimat, bagian-bagian kalimat itu berurutan, dan setiap bagian
dipengaruhi oleh keadaan kata lain dalam kalimat, dan juga tentang hubungan
antara mereka dan bagian lain dari kalimat dengan menghubungkannya. Dalam
belajar bahasa Arab, ada dua sarana penting untuk dipelajari, yaitu ilmu nahwu
dan shorof. Ilmu bahasa arab, tata bahasa arab nahwu dan shorof merupakan
komponen bahasa arab yang sangat penting untuk mendapatkan kemampuan
berbahasa yang benar dari segi tata bahasa. Az-Zajaji adalah orang yang sangat
alim. Dia menulis bukunya Al-Jumal di Mekah, dan ketika dia menyelesaikan satu
bab dari buku itu, dia berjalan mengelilingi Ka'bah tujuh kali, berdoa kepada
Tuhan agar bukunya bisa bermanfaat bagi umat manusia. Keadaan kemurnian.
Namun, tidak ada tuduhan yang akan dilakukan terhadap keyakinan dan karakter
agamanya. Setelah Az-Zajjaji mencapai kedewasaan dalam menuntut ilmu, ia
duduk sebagai guru di Masjid Bani Umayyah di Damaskus. Dia mengajar murid-
muridnya dan masyarakat umum, mendiktekan pengetahuannya kepada mereka
dan menulis karyanya.
3.2. Saran
Bahasa Arab masih sangat luas dan topik yang dapat dicakup sangat luas,
sehingga hasil dari sistem ini jauh dari kata berhasil. Masih ada beberapa ilmu
yang dianggap untuk penelitian dan dapat digunakan dengan menambahkan
kombinasi kata tanya, kata kunci, dan deskripsi ke database dengan jawaban yang
cocok dengan kombinasi tersebut.
Ada beberapa saran yang penulis sampai kan yaitu Mahasiswa hendaknya
terus mengembangkan kegiatan belajar Ilmu Nahwu untuk hasil yang optimal dan
Ketika mahasiswa memiliki masalah, mereka harus berani bertanya kepada dosen,
teman, atau orang lain yang lebih tahu tentang ilmu Nahwu, dan biografi Az-
Zajaji.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Ahmad, Ali Taufiq, Kitab Al-Jumal Fi An-Nahw. (Irbid: Muassassah Ar-
Risalah, 1984)
Allam, Abdul Aziz Ahmad, Min Ta Rihk Al-Nahwi Al-Arabi (Saudi Arabia, 1981)
Anton Bakker dan Ahmad Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsifat
(Yogyakarta: Kanisisu, 1992)
Asyrafi, Syamsudin, Konstruksi Apositif Dalam Bahasa Arab (Yogyakarta:
Uswatun Hasanah, 1993)
Hijiriyah, Ummi, Analisis Pembelajaran Mufradat Dan Struktur Bahasa Arab Di
Madrasah (Surabaya: CV. Gemilang, 2018)
Khairah, Miftahul, and Sakura Ridwan, Sintaksis Memahami Satuan Kalimat
Perspektif Fungsi (Jakarta: Bumi Aksara, 2014)
Lubis, Hamid Hasan, Glosarium Bahasa Dan Sastra (Bandung: Angkasa, 1994)
Mukrim, Abdul As-Salim, Abd Al- ’Al Salim Mukrim, Al-Qurân Al-Karîm Wa
Atsaruhu
Mulyana, Deddy, Kajian Wacana Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip
Analisis Wacana. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2005)
Pateda, Mansoer, Linguistik Sebuah Pengantar (Bandung: Angkasa, 1998)
Prasanti, Annisa Nindya, ‘ANALISIS SEMIOTIKA LIRIK LAGU MEGHAN
TRAINOR “ALL ABOUT THAT BASS” ( Rekonstruksi Definisi Cantik
Pada Wanita )’, 2015, 1–13
Purwanto, Agus, Studi Eksplorasi Dampak Pandemi COVID 19 Terhadap Proses
Pembelajaran Online Di Sekolah Dasar (Indonesia: Universitas Pelita
Harapan, 2020)
Sudaryanto, Metode Dan Aneka Teknik Analisis Bahasa (Yogyakarta: Duta
Wacana University Press, 1993)
Sukanto, Imaduddin, and Ahmad Munawari, Tata Bahasa Arab Sistematis
Pendekatan Baru Mempelajari Bahasa Arab (Yogyakarta: Nurma Media
Pers Idea, 2007)
Umam, Chotibul, Aspek-Aspek Fundamentalis Dalam Mempelajari Bahasa Arab
(Bandung: Al-Ma’rif, 1961)
Zuhriyah, Rani, Pembelajaran Tata Bahasa Arab Menurut Akhmad Munawari
(Purwokerto: STAIN Purwokerto, 2014)

Anda mungkin juga menyukai