Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

ASISTENSI AGAMA ISLAM


GHAZWUL FIKRI

DISUSUN OLEH : NAMA NIM JURUSAN : HERU KOUSWOYO : I8610011 : TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

GHAZWUL FIKRI
I. PENGERTIAN GHAZWUL FIKRI Secara Bahasa Ghazwul Fikri terdiri dari dua kata : Ghazwah dan Fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan atau invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan disini berbeda dengan serangan atau serbuan di Qital (Perang). Secara Istilah Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal yg benar karena telah tercampur aduk dengan hal yg tidak Islami. II. SASARAN 1. Berusaha menggiring orang yg tipis pemahaman keIslamannya kepada kekafiran. Q.S. 2:217, 2. Menjauhkan umat Islam dari dien (Agama)nya. (Q.S. 17:73, 5:49), 3. Agar Umat Islam mengikuti Agama kafir. (Q.S. 2:120), 4. Memadamkan cahaya (Agama) Allah. (Q.S. 61:8, 9:32). III. METODE 1. Membatasi Penyebaran Agama Islam a. Tasykik (Pendangkalan/peraguan). Gerakan yg berupaya menciptakan keraguan dan pendangkalan kaum Muslimin terhadap Agamanya. b. Tasywih (Pencemaran/Pelecehan). Upaya kaum kafir untuk menghilangkan kebanggaan kaum Muslimin terhadap Islam dengan menggambarkan Islam secara buruk. c. Tadhil (Penyesatan). Upaya orang kafir menyesatkan umat mulai dari cara yang halus sampai cara yg kasar. d. Taghrib (Pembaratan/westernisasi/Kafirinisasi). Gerakan yg sasarannya untuk mengeliminasi Islam. Mendorong kaum Muslimin agar mau menerima seluruh pemikiran dan perilaku orang kafir.

2. Menyerang Islam Dari Dalam a. Penyebaran paham Sekulerisme, yakni berusaha memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat dan bernegara. b. Penyebaran paham nasionalisme sempit, yakni nasionalisme sempit yg membunuh ukhuwah Islamiyah yang merupakan Azas kekuatan Islam. c. Perusakan Akhlak umat Islam terutama para Pemudanya. d. Penyusupan paham sekte animisme dan dinamisme dalam tubuh pemahaman Islam. e. Pemutarbalikkan pemahaman Islam yg hanif. IV. SARANA Mass Media : Cetak dan Elektronika V. HASIL Umat Islam menyimpang dari Al-Qur'an dan As-Sunnah (Q.S. 25:30) Minder dan rendah diri (Q.S. 3:139) Ikut-ikutanan (Q.S. 17:36) Terpecah-belah (Q.S. 30:32)

CONTOH GHAZWUL FIKRI Suatu ketika di Perang Salib, seorang petinggi kaum Palangis (Pasukan Kristen) tertangkap oleh pejuang Agama Allah dan ditawan. Sang petinggi ini diperlakukan sangat baik selama ditawan. Ada satu hal yang membuatnya berfikir. Setiap malam ia memperhatikan sang penjaga yang berlinangan air mata saat membaca kitab sucinya. Ia tak habis berfikir bagaimana seorang yg begitu perkasa di siang hari di medan tempur dapat menangis sedemikian rupa di malam hari ketika membaca Al-Quran?. Akhirnya sampai pada suatu kesimpulan bahwa disitulah letak kekuatan kaum Muslimin. Selama beberapa pertempuran kaum Muslimin, ternyata ada suatu sumber Kekuatan Yang Maha Dahsyat yg memberikan motivasi yang begitu kuat bagi kaum Muslimin. Ia lalu mengirim surat kepada pasukannya yang mengabarkan bahwa jika ingin mengalahkan kaum Muslimin tidak dapat secara

fisik tetapi mereka harus dijauhkan terlebih dahulu dari kitab sucinya. Dan memang kemenangan mereka setelah umat Islam jauh dari Kitab Al-Quran. Sementara itu tujuh Abad kemudian, Samuel Zuaimir Ketua Asosiasi Agen Yahudi pada sebuah Konferensi di Yerussalem dalam pidatonya mengatakan : Tujuan misi yang telah diperjuangkan bangsa Yahudi dengan mengirim Saudara ke negara Islam, bukanlah mengharapkan kaum Muslimin beralih ke Agama Yahudi, tetapi tugasmu adalah mengeluarkan mereka dari Islam dan tidak berfikir mempertahankan Agama Allah atau berdialog dengan-Nya. Selain itu pada tahun 1933, dalam suatu Konferensi misionaris di Al-Quds, weimer, berkata, Sesungguhnya tugas kalian ialah mengeluarkan Kaum Muslimin dari agamanya supaya dia menjadi seorang Makhluk yang tidak ada hubungannya dengan Allah. Dengan sendirinya dia akan menjadi seorang yang tidak merasa terikat dengan Akhlak yang selama ini menjadi landasan hidup semua umat. Karena itu, kalian kami tugaskan untuk mengeluarkan si Muslim dari Islam. Dengan sendirinya generasi Muslim berikutnya akan sesuai dengan apa yang dikehendaki kaum penjajah, tidak mengindahkan masalah besar, senang bersantai, dan tertarik kepada dunia serta hidup dalam pemuasan nafsu dan pada akhirnya mereka rela mengorbankan miliknya yang paling berharga. Zweimer selanjutnya berkata, sejak tahun 1882 politik penjajah telah menguasai kurikulum pengajaran di sekolah dasar dengan menghapus pengajaran Al-Quran dan sejarah Islam. Dengan demikian ia telah menciptakan suatu generasi yg bukan Muslim, bukan Nasrani, dan bukan Yahudi, yakni generasi yg labil, materialistis, tidak percaya akidah, tidak tahu kewajibannya kepada Agama, dan tidak memuliakan tanah airnya.

Anda mungkin juga menyukai