Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MAHFFIRA PIARTI PUTRI

PRODI : D4 KEBIDANAN + PROFESI

NIM : P0 5140320 023

HAM dan demokrasi dalam kaca mata agama:

-Makna demokrasi dalam amanat UUD

Secara sederhana "Demokrasi Pancasila" menurut UUD '45 adalah bentuk demokrasi yang
bermuara pada sumber konstitusi bangsa Indonesia sebagaimana tampak dalam Pembukaan UUD 1945.

Namun apa yang bisa kita pahami dari pernyataan tersebut di atas?

Demokrasi adalah paham (isme) dalam kehidupan bernegara. Demokrasi yang murni tidak
berasal dari Indonesia namun dari Barat (Eropa). Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya
pada 1945, para intelektual Indonesia kala itu mencari sehingga menentukan bahwa bangsa yang tengah
digagasnya (yaitu bangsa Indonesia) berdasarkan pada sistem negara yang demokratis.

Tidak berhenti di situ saja, para bapak pendiri bangsa atas kesadarannya terhadap realita dirinya
(sebagai bangsa yang majemuk, ragam etnis, suku bangsa, budaya, bahasa dan terpisah-pisah dalam
pulau-pulau) kembali merumuskan konsep demokrasi bagi bangsanya, sehingga ditentukanlah sebuah
konsep Demokrasi Pancasila.

Lalu apa itu Demokrasi Pancasila?

Sebuah konsep demokratis yang dibangun dan bersumber pada kepribadian sendiri beserta filsafat
sendiri pula. Demokrasi Pancasila adalah representasi dari ketuhanan yang maha esa, kedaulatan
rakyatnya, persatuan, kepemimpinan yang adil serta keadilan sosial (Pembukaan UUD ’45). Pendek kata,
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dijiwai dan didasari oleh nilai-nilai dalam Pancasila.

-Makna syura’ dalam islam

Definisi Syura

Menurut bahasa, syura memiliki dua pengertian, yaitu menampakkan dan memaparkan sesuatu
atau mengambil sesuatu [Mu’jam Maqayis al-Lughah 3/226].

Sedangkan secara istilah, beberapa ulama terdahulu telah memberikan definisi syura, diantara
mereka adalah Ar Raghib al-Ashfahani yang mendefinisikan syura sebagai proses mengemukakan
pendapat dengan saling merevisi antara peserta syura [Al Mufradat fi Gharib al-Quran hlm. 207].

Ibnu al-Arabi al-Maliki mendefinisikannya dengan berkumpul untuk meminta pendapat (dalam
suatu permasalahan) dimana peserta syura saling mengeluarkan pendapat yang dimiliki [Ahkam al-Quran
1/297].
Sedangkan definisi syura yang diberikan oleh pakar fikih kontemporer diantaranya adalah proses
menelusuri pendapat para ahli dalam suatu permasalahan untuk mencapai solusi yang mendekati
kebenaran [Asy Syura fi Zhilli Nizhami al-Hukm al-Islami hlm. 14].

Dari berbagai definisi yang disampaikan di atas, kita dapat mendefinisikan syura sebagai proses
memaparkan berbagai pendapat yang beraneka ragam dan disertai sisi argumentatif dalam suatu perkara
atau permasalahan, diuji oleh para ahli yang cerdas dan berakal, agar dapat mencetuskan solusi yang tepat
dan terbaik untuk diamalkan sehingga tujuan yang diharapkan dapat terealisasikan [Asy Syura fi al-Kitab
wa as-Sunnah hlm. 13].

-Ham dan nilainya dalam islam

Secara umum antara Islam dengan Barat mempunyai nilai-nilai normatif sama yang
terkaitdengan persamaan (egaliter), kebebasan (freedom) dan penuh keadilan (justice). Namun
demikian,dalam tataran persepsi dan interpretasi terdapat hal yang membedakan. Aspek yang
perludiperhatikan bahwa terkait dengan nilai HAM tersebut yang menjadi poin utama
bukanmengenai jurang pembeda antara Islam dengan Barat, tetapi secara moral umat Islam dituntutuntuk
menerapkan HAM yang sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga tidak dapat dibenarkanapabila seseorang
dengan mengatasnamakan HAM namun perbuatannya justru bertentangandengan esensi HAM itu
sendiri.Pencarian titik temu, dan bukan titik beda, berimplikasi pada bagaimana umat Islamtidak
sekadar apologis, tetapi lebih bagaimana mengembangkan pembacaan secara produktifterhadap realitas
yang ada. Melalui pembacaan secara produktif inilah maka umat Islamakan mampu mewarnai
dinamika dan perkembangan zaman.

-Jenis-jenis HAM dalam islam

 Hifdhud dîn memberikan jaminan hak kepada umat Islam untuk memelihara agama dan
keyakinannya (al-din). Sementara itu Islam juga menjamin sepenuhnya atas identitas (kelompok)
agama yang bersifat lintas etnis, oleh karena itu Islam menjamin kebebasan beragama, dan
larangan adanya pemaksaan agama yang satu dengan agama lainnya.
 Hifdhun nafs wal ’irdh memberikan jaminan hak atas setiap jiwa (nyawa) manusia, untuk
tumbuh dan berkembang secara layak. Dalam hal ini Islam menuntut adanya keadilan,
pemenuhan kebutuhan dasar (hak atas penghidupan) pekerjaan, hak kemerdekaan, dan
keselamatan, bebas dari penganiayaan dan kesewenang-wenangan.
 Hifdhul ‘aql adalah adanya suatu jaminan atas kebebasan berekspresi, kebebasan mimbar,
kebebasan mengeluarkan opini, melakukan penelitian dan berbagai aktivitas ilmiah. Dalam hal ini
Islam melarang terjadinya perusakan akal dalam bentuk penyiksaan, penggunaan ekstasi,
minuman keras dan lain-lain.
 Hifdhun nasl merupakan jaminan atas kehidupan privasi setiap individu, perlindungan atas
profesi (pekerjaan), jaminan masa depan keturunan dan generasi penerus yang lebih baik dan
berkualitas. Free sex, zinah menurut syara’, homoseksual, adalah perbuatan yang dilarang karena
bertentangan dengan hifdh al-nasl.
 Hifdhul mâl dimaksudkan sebagai jaminan atas pemilikan harta benda, properti dan lain-lain.
Dan larangan adanya tindakan mengambil hak dari harta orang lain, seperti mencuri, korupsi,
monopoli, oligopoli, monopsoni dan lain-lain.
-Islam menunjung tinggi HAM

sejak Islam disiarkan oleh Nabi Muhammad SAW sangat menghormati toleransi
beragama ,baik dalam situasi kedamaian maupun ketika terjadi peperangan.Dalam setiap memimpin
pasukannya saat kaum muslimin mendapat invasi dari Kaum musyrik ,beliau selalu mewanti-wanti
pasukannya agar taat patuh kepada "hukum peperangan dalam Islam".Hal itu di ikuti oleh para
Khulafaur Rasyidin berikutnya.

Dalam setiap menuju medan tempur melawan kelompok agresor waktu itu,Nabi Muhammad SAW
mengintruksikan beberapa aturan yang harus di kuti dan di patuhi .Aturan hukum Islam terkait
peperangan itu antara lain sebagai berikut:

1. Tidak boleh mengusik orang yang sedang beribadah dirumah-rumaha ibadahnya.


2. Tidak boleh mengusik wanita,anak-anak ,orang tua .
3. Tawanan perang harus diperlakukan dengan baik.
4. Tawanan yang luka harus diobati,dan diberi makanan sama dengan apa yang dimakan pasukan
muslim.
5. Serdadu musuh yang terluka harus diobati,dan yang sudah menyerah harus diperlakukan dengan
baik .
6. Tawanan dijamin kebebasan beragama dan bebas menjalankan ajaran agamanya.
7. Tempat-tempat ibadah harus dilindungi,dan tidak boleh membakar pepohonan atau hutan .
8. Tidak dibolehkan membinasakan hewan ternak ,kecuali hanya sekadar untuk dimakan.
9. Sumber-sumber air tidak boleh dirusak .

Itulah diantara aturan huykum peperangan dalam Islam,yang belum pernh dikenal oleh umat
manusia. Bahkan di masa Rasululullah SAW beliau menerima permintaan pihak yang
mengkhianatinya dan kalah dalam peperangan Khandaq(Al Ahzab).Beberapa suku Yahudi yang sudah
menanda tangani"Piagam Medinah" sebelumnya mengkhinati Rasulullah Muhammad SAW dengan
membantu musuh ,dan setelah pasukan sekutu(Al Ahzab)kalah dalam peperangan itu,suku Yahudi itu
pula menyerah setelah terkepung beberapa minggu lamanya.

Meskipun kaum muslimin pihak yang menang,namun Rasulullah SAW menerima permintaan
mereka pihak yang mengkhinati beliau.Suku-suku Yahudi itu minta supaya mereka diadili oleh hakim
dan aturan hukum dari kitab Yahudi juga.Rasulullah SAW mengabulkan permintaan mereka,dan sesuai
dengan hukum dari Kitab suci Yahudi mereka semua laki-laki dewasa yang terlibat dalam
pengkhianatan dan peperangan itu di hukum mati,sementara anak-anak,wanita dan orang tua menjadi
tawanan . Tetapi kemudian mereka di bebaskan dengan syarat-syarat tertentu,terutama mereka harus
mengajari orang muslim calistung .

Kemudian pada masa Khalifah Umar bin Khattab menerima penyerahan Palestina,dimana
Pendeta Yerusalem mengusulkan supaya Khalifah Umar sendiri yang menerima penyerahan
tersebut.Khalifah Umar bin Khattab menerimanya meskipun harus berjalan jauh dari Medinah ke
Yerusalem dengan mengenderai unta secara bergilir dengan pembantunya.Setelah menerima
penyerahan tersebut,Khalifah Umar bin Khattab memerintahkan kepada kaum muslimin agar
menghormati kebebasan beragama dan menjamin keamanan Yahudi dan Nasrani sebagaimana
keamanannya sendiri.

Khalifah Umar bin Khattab menempatkan para pemuka non muslim itu sesuai tempat mereka
sebelumnya dan mereka pula digaji oleh daulah Islamiyah tersebut.Melihat kebaikan kaum muslimin itu
,maka banyak kelompok non muslim yang sebelumnya berada dibawah kekuasaan Romawi
Timur(Bizantium)mengungsi kewilayah pemerintahan Muslim. Karenanya prihatin jika sekarang
terdapat oknum-oknum yang mengaku muslim justeru melakukan teror terhadap non muslim,bahkan
Mesjid juga mereka bom seperti di Cirebon.

Padahal sangat jelas apa yang telah dipraktekkan Rasululullah SAW dan para sahabatnya sesuai
dengan firman Allah dalam Surat Albaqarah ayat 256 ,Surat Al Kaafiruun dan berbagai hadist
Rasulullah SAW yang sangat toleran terhadap umat lain selama mereka hidup damai dengan kaum
muslimin.

-Prinsip agama islam dalam menjaga HAM

Piagam Madinah mengandungi prinsip-prinsip HAM dan punya relevansi dengan universalitas HAM.
Prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia yang dikandung oleh Piagam Madinah dan punya relevansi dengan
universalitas HAM, ialah:

(1) Hak atas kebebasan beragama;

(2) Hak atas persamaan di hadapan hukum;

(3) Hak untuk hidup; dan

(4) Hak memperoleh keadilan.

SUMBER

https://brainly.co.id/tugas/9599758#:~:text=Demokrasi%20islam%20adalah%20ideologi%20politik,para
%20pemimpin%20maupun%20rakyat%20jelata.

https://muslim.or.id/6055-syura-dalam-pandangan-islam-dan-demokrasi.html

https://islam.nu.or.id/post/read/83369/lima-hak-asasi-manusia-dalam-islam

https://www.kompasiana.com/munajat/550b4eb2a3331151102e3ca2/hak-asasi-manusia-dalam-islam

https://visasukegan.wordpress.com/2016/04/11/hak-asasi-manusia-dalam-piagam-madinah/
#:~:text=Prinsip%2Dprinsip%20Hak%20Asasi%20Manusia,(4)%20Hak%20memperoleh%20keadilan

Anda mungkin juga menyukai