Anda di halaman 1dari 6

Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir

sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa. Sedangkan menurut Meriam Budiardjo menegaskan bahwa hak asasi
manusia sebagai hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan di bawanya bersamaan dengan
kelahiran atau kehadirannya di dalam masyarakat.

Secara definitif hak merupakan unsur nominatif yang berfungsi sebagai pedoman berprilaku, melindungi
kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat dan
martabatnya.

Dalam Pasal 1 Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (
HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai mahluk
Tuhan yang Maha Esa, dan merupakan Anugerah-Nya yang wajib dihormati, di junjung tinggi dan di
lindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.

HAK ASASI MANUSIA DALAM ISLAM

Pada dasarnya, semua Rasul dan Nabi Allah adalah pejuang-pejuang penegak hak asasi manusia yang
paling gigih. Mereka tidak hanya sekedar membawa serangkaian pernyataan akan hak-hak asasi manusia
sebagaimana termuat dalam Kitab-kitab Suci, seperti Zabur, Taurat, Injil, dan al-Qur'an, akan tetapi
sekaligus memperjuangkannya dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan.

AI-Qur'an menegaskan bahwa Islam adalah agama yang sempurna (QS. 5:3). Di samping mengajarkan
hubungannya dengan sang Pencipta ( Hablummin Allah) juga menegaskan tentang pentingnya hubungan
antar manusia (hablum min al-nas) (QS. 3:112). Pengakuan ini bukan hanya berdasarkan truth
claimumat Islam, tetapi kaum orientalis pun mengakui kesempurnaan yang mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia itu, sebagaimana V.N. Deanmenyatakan bahwa "Islam adalah perpaduan yang
sangat sempu. agama, sistem politik, pandangan hidup, dan penafsiran sejarah." Demikian pula Gibb
menyatakan bahwa, "Sungguh ajaran Islam jauh lebih bany sebuah sistem teologi. Islam adalah
peradaban yang sangat sempurna.

Dalam hubungan dengan HAM, dari ajaran pokok tentang hablum min Alllah dan hablum min al-nas,
muncul dua konsep hak, yakni a manusia (haq a -insan) dan hak Allah. Setiap hak saling melandasi satu
sama lain. Hak Allah melandasi hak manusia dan juga sebaliknya. Konsep Islam mengenai kehidupan
manusia ini didasarkan pada pendekatan teosentris atau yang menempatkan Allah melalui ketentuan
syari at-Nya sebagai tolok ukur tentang baik buruk tatanan kehidupan manusia baik sebagai pribadi
maupun sebagai warga masyarakat atau warga negara.

Oleh karena itu, konsep Islam tentang HAM berpijak pada Tauhid, yang pada dasarnya; didilamnya
mengandung ide persamaan dan persaudaraan manusia yang oleh Harun Nasution disebut sebagai ide
perkemaklukan. Ide perikemakhlukan memuat nilai-nilai kemanusiaan dalam arti sempit. Ide
perikemakhlukan mengandung makna bahwa manusia tidak boleh sewenangwenang terhadap sesama
makhluk termasuk juga pada binatang dan alam sekitar.

Berdasarkan tingkatannya, Islam mengajarkan tiga bentuk hak asasi manusia, yaitu:

Pertama hak darury (hak dasar). Sesuatu dianggap hak dasar apabila hak tersebut dilanggar, bukan
hanya mernbuat manusia sengsara, tetapi juga hilang eksistensinya, bahkan hilang harkat
kemanusiaannya, misalnya mati.

Kedua_hak hajy (hak sekunder), yakni hak-hak yang bila tidak dipenuhi akan berakibat pada hilangnya
hak-hak elementer, misalnya hak seseorang untuk memperoleh sandang pangan yang layak, maka akan
rnengakibatkan hilangnya hak hidup.

Ketiga,hak tahsiny, yakni hak yang tingkatannya lebih rendah dari hak primer dan sekunder.

Dengan demikian, HAM dalam Islam lebih dulu muncul. Tepatnya, Magna Charta tercipta 600 tahun
setelah kedatangan Islam. Di samping nilai--nilai dasar dan prinsip-prinsip HAM itu ada dalam sumber
ajaran Islam, yakni Al-Qur'an dan Hadis, juga terdapat dalam praktik-praktik kehidupan Islam. Tonggak
sejarah keberpihakan Islam terhadap HAM yaitu pendeklarasian Piagam Madinah yang dilanjutkan
dengan deklarasi Kairo.

Dalam Piagam Madinah, paling tidak ada dua ajaran pokok yang berhubungan dengan HAM, yaitu
pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku bangsa; dan hubungan antara
komunitas muslim dengan nonmuslim didasarkan pada prinsip:
1, berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga;

2. saling membantu dalam menghadapi musuh bersama;

3. membela mereka yang teraniaya;

4, saling menasehati;

5, menghormati kebebasan beragama.

Adapun ketentuan HAM yang terdapat dalam Deklarasi Kairo adalah sebagai berikut:

1. Hak persamaan dan kebebasan (QS. al-Isra [17]:70; al-Nisa [4]:58,1i dan 135;

al-Mumtahanah [60]:8);

2. Hak hidup (QS. al-Maidah [5]:45 dan al-Isra [17]:33);

3. Hak perlindungan diri (QS. al-Balad [90]:12-17 clan al-Taubah [9]:6]

4. Hak kehormatan pribadi (QS. al-Taubah [9]:6);

5. Hak berkeluarga (QS. al-Baqarah [2]:221; a]-Rum [30]:21; al-Nisa [4: al-Tahrim [66]:6);

6. Hak kesetaraan wanita dengan pria (QS. al-Baqarah [2]:228 clan al [49]:13);
7. Hak anak dari orang tua (QS. al-Baqarah [2]:233; al-Isra [17]:23-24);

8. Hak mendapatkan pendidikan (QS. al-Taubah [9]:122 clan al-'Alaq 5);

9. Hak kebebasan beragama (QS. al-Kafirun [109]:1-6; al-Baqarah [2]:1 al-Kahfi

[18]:29);

10. Hak kebebasan mencari suaka (QS. al-Nisa [4]:97; al-Mumtahanah

11. Hak memperoleh pekerjaan (QS. al-Taubah [9]:105; al-Baqarah [2]:. al-Mulk

67]:15);

12. Hak memperoleh perlakuan sama (QS. al-Baqarah [2]:275-278; [4]:161, dan Ali

Imran [3]:130);

13. Hak kepemilikan (QS. al-Baqarah [2]:29; al-Nisa [4]:29);

14. Hak tahanan (QS. al-Mumtahanah [60]:8).

Atas dasar itu, Islam sejak jauh-jauh hari mengajarkan bahwa pandangan Allah semua manusia adalah
sama derajat. Yang membedakan manusia adalah tingkat kesadaran moralitasnya, yang dalam perspektif
Islam disebut "nilai ketaqwaannya". Apalagi, manusia diciptakan untuk merepresentasikan dan
melaksanakan ajaran Allah di muka bumi, sudah barang tentu akan semakin memperkuat pelaksanaan
HAM.

Oleh karena itu, jika harkat dan martabat setiap perorangan atau manusia harus dipandang dan dinilai
sebagai cermin, wakil, atau representasi harkat martabat seluruh umat manusia, maka penghargaan dan
penghormatan kepada harkat masing-masing manusia secara pribadi adalah suatu amal kebajikan yang
memiliki nilai kemanusiaan universal. Demikian pula sebaliknya pelanggaran dan penindasan kepada
harkat dan martabat seorang pribadi adalah tindak kejahatan kepada kemanusiaan universal, suatu dosa
kosmis (kemanusiaan) yang amat besar

Harkat dan martabat itu merupakan hak dasar manusia, tentu dengan pemenuhan keperluan hidup
primerya berupa sandang, pangan, papan. Tetapi, terpenuhinya segi kehidupan lahiri tidaklah akan
dengan senrinya berarti menghantar manusia kepada dataran kehidupan yang lebih tinggi. Kehidupan
material dan kemakmuran hanyalah salah satu prasarana meskipun amat penting, jika bukannya yang
paling penting, bagi pencapaian kehidupan yang lebih tinggi.

Meminjam adagium kaum sufi, Hanya orang yang mampu berjalan di tanah datar yang bakal mampu
menendaki bukit . Namun Justeru ibarat orang yang mampu berlari di tanah datar tapi belum tentu
tertarik untuk mendaki bukit, demikian pula halnya dengan orang yang telah terpenuhi kehidupan
lahiriahnya, belum tentu ia tertarik meningkatkan dirinya kedataran kehidupan yang lebih
tinggi.Mungkin ia sudah puas hanya berlari-lari dan berputar-putar di tanah datar. Maka , tidak sedikit
orang yang memandang pemenuhan kehidupan lahiri sebagai tujuan akhir dan menadi titik ujung cita-
cita hidupnya.

Mengenai Hak Asasi manusia yang berkaitan dengan hak-hak warga Negara, al-Maududi menjelaskan
bahwa dalam Islam, hak asasi pertama dan utama warga Negara adalah :

1.Melindungi nyawa, harta dan martabat mereka bersama sama dengan jaminan bahwa hak ini tidak
akan dicampuri, kecuali dengan alasan-alasan yang sah dan legal

2.Perlindungan atas kebebasan pribadi. Kebebasan pribadi tidak bias dilanggar , kecuali setelah melalu
proses pembuktian yang meyakinkan secara hokum dan memberi kesempatan kepada tertuduh untuk
mengajukan pembelaan.
3.Kemerdekaan mengemukakan pendapat serta menganut keyakinan masing-masing.

4.Jaminan pemenuhan kebutuhan pokok bagi semua warga Negara tanpa membedakan kasta atau
keyakinan. Salah satu diwajibkan zakat kepada umat Islam, salah satunya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan pokok warganegara.

Anda mungkin juga menyukai