Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGHANTAR HUKUM ISLAM

Disusun oleh :
Cut Nabila Aurika Firmansyah (23410504)

Sabri Khatami Can (23410506)

Siti Ibran Badryah (23410507)

Putri Salsabila (23410508)

Keisha Thyra Ikada (23410509)

Muhammad Ihsan Almadani (23410512)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah pokok aliran hukum Islam adalah adanya kecenderungan dalam agama
Islam yang ditandai dengan lahirnya berbagai aliran atau golongan pada masa-
masa setelah Nabi wafat. Aliran-aliran yang timbul dalam Islam ialah aliran
Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, dan lain-lain. Masalah pokok yang harus diteliti
adalah mengapa ada campur tangan pemikiran manusia dalam hukum Islam,
padahal hukum Islam itu adalah hukum Allah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pokok aliran hukum islam?

2. Apa saja macam-macam dari pokok aliran hukum islam?

3. Bagaimana karakteristik pokok aliran hukum islam di Indonesia

C. Tujuan
Agar kita memahami dan mengetahui apa itu pokok aliran islam serta apa saja
macam-macamnya dan bagaimana ciri-ciri dari pokok aliran hukum islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mazhab

Mazhab merupakan salah satu istilah dalam ajaran Islam yang dipahami
sebagai aliran atau haluan. Mazhab memiliki keterkaitan dengan hukum fiqih yang
dikemukakan oleh seorang imam mujtahid.

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mazhab adalah haluan atau
aliran mengenai hukum fikih yang menjadi rujukan umat Islam.

Mengutip dari buku Hukum Islam karya Panji Adam, secara etimologis kata mazhab
memiliki dua pengertian. Pertama, kata mazhab berasal dari kata dzahaba-
yadzhabu-dzahaban wa dzuhuban-wa madzhaban yang memiliki arti telah berjalan,
telah berlalu, dan telah mati.Kedua, kata mazhab juga memiliki arti sebagai sesuatu
yang diikuti dalam berbagai masalah disebabkan adanya pemikiran.

Menurut Muhammad ‘Ali At-Tahanawi dalam Kisyaaf Ishthilaahaat al-Funun


pengertian hukum islam atau syariat islam adalah mencakup seluruh ajaran Islam,
meliputi bidang aqidah, ibadah, akhlaq dan bidang kemasyarakatan (muamallah).

Bacaan Sholawat Talbiyah Haji Sesuai Sunnah.

Wahbah al-Zuhaili dalam bukunya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh,


mendefinisikan mazhab sebagai segala hukum yang mengandung berbagai
masalah, baik dilihat dari aspek metode yang mengantarkan pada kehidupan secara
keseluruhan maupun aspek hukumnya sebagai pedoman hidup. Ustadz Rizem Aizid
dalam bukunya Kitab Terlengkap Biografi Empat Imam Mazhab mengemukakan
sejarah munculnya mazhab dalam Islam awalnya dipicu oleh adanya ikhtilaf
(perbedaan pendapat) di kalangan para sahabat.

Penyebab utama ikhtilaf disebabkan oleh adanya perbedaan pemahaman di antara


para sahabat, perbedaan nash (sunnah) yang sampai kepada mereka, perbedaan
dalam hal pengetahuan terhadap masalah hadits, perbedaan tentang dasar
penetapan hukum, dan perbedaan tempat. Oleh sebab adanya ikhtilaf tersebut,
mazhab-mazhab dalam Islam kemudian bermunculan.

B. Jenis-Jenis Mazhab dalam Islam


Masih dalam sumber yang sama, adapun jenis-jenis mazhab dalam Islam yang
hingga saat ini masih digunakan, di antaranya sebagai berikut :

1. Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi adalah aliran mazhab yang merujuk pada pemikiran pendirinya, yaitu
Imam Abu Hanifah. Artinya, para pengikut mazhab ini menyandarkan argumentasi mereka
kepada pemikiran atau ijtihad yang dilakukan oleh Imam Abu Hanifah. Mazhab Hanafi
termasuk salah satu mazhab fikih dalam Islam Sunni, yaitu aliran yang banyak dianut oleh
mayoritas umat Muslim.
Dalam menetapkan suatu hukum fikih, Mazhab Hanafi bersandar pada beberapa sumber
dengan urutan, yaitu Al-Qur'an, hadits atau sunnah, atsar (sahabat Rasulullah SAW), qiyas,
istihsan, ijma' para ulama, dan 'urf (tradisi berulang-ulang).

a. Mazhab Maliki
Mazhab Maliki merupakan aliran mazhab yang dibentuk oleh pemikiran Imam Malik bin
Anas dan para penerusnya. Mazhab Maliki termasuk mazhab dengan penganut terbesar
ketiga, yakni sekitar 25 persen dari umat Islam di seluruh dunia.
Dominasi penganut mazhab ini berada di negara-negara Afrika Barat dan Utara. Keunikan
Mazhab Maliki yaitu penganutnya menyodorkan tata cara hidup penduduk Madinah sebagai
sumber hukum yang didasarkan pada fakta bahwa Rasulullah SAW hijrah, hidup, dan
meninggal di Madinah.
Sumber penetapan hukum mazhab ini didasarkan pada nash (Al-Qur'an dan sunah yang
mutawatir), zhahir nash, dalil nash, amal perbuatan penduduk Madinah, khabar ahad (yang
dirawikan seseorang), ijma', fatwa sahabat, qiyas, istihsan, syadz dari'ah (menutup jalan
yang membawa kerusakan), mura'atul khilaf (menghormati perselisihan pendapat), istishab
(berpegang pada hukum semula), maslahah al-mursalah, syariat sebelum Islam.

b. Mazhab Syafi'i
Mazhab Syafi'i adalah mazhab fiqh yang dicetuskan oleh Muhammad bin Idris asy-Syafi'i
atau Imam Syafi'i. Mazhab ini memiliki pengikut terbesar kedua setelah Mazhab Hanafi di
seluruh dunia.
Penganut Mazhab Syafi'i ditaksir mencapai sekitar 28 persen dari seluruh muslim Sunni di
dunia, mulai dari Mesir, Arab Saudi bagian barat, Suriah, Indonesia, Malaysia, Brunei,
Pantai Koromandel, Malabar, Hadramaut, dan Bahrain.
Sumber penetapan hukum Mazhab Syafi'i didasarkan pada Al-Qur'an, Sunnah, Ijma', dan
Qiyas.

c. Mazhab Hambali
Mazhab Hambali adalah suatu aliran mazhab yang merujuk pada pemikiran Imam
Ahmad bin Hanbal beserta murid-muridnya.
Berdasarkan jumlah pengikutnya, mazhab ini tergolong sebagai mazhab dengan pengikut
terkecil di antara yang lain, yaitu hanya sekitar 5 persen dari seluruh kaum muslim Sunni di
seluruh dunia. Penganut Mazhab Hambali paling dominan berada di daerah semenanjung
Arab dan Arab Saudi.
Sumber penetapan hukum mazhab ini berpegang pada nash (Al-Qur'an dan sunnah), fatwa
sahabat, ijtihad sahabat, mengambil hadits mursal dan dhaif lebih diutamakan daripada
qiyas, dan qiyas sebagai langkah terakhir.

KAREKTERISTIK HUKUM ISLAM


Hukum Islam mempunyai beberapa ciri atau karakteristik khusus yang membuatnya
berbeda dengan hukum-hukum lainnya. Karakteristik tersebut antara lain seperti
berikut:

a. Ar-Rabbaniyyah.

Maksud ar-Rabbaniyyah ialah bahwa hukum Islam itu berasal dari Rabb yaitu Allah
Ta'ala, Hukum Islam bukan buatan manusia yang banyak kekurangan dan selalu
terpengaruh dengan waktu dan kondisi lingkungan yang melingkupinya. Akan tetapi
hukum Islam adalah ciptaan Allah Yang Maha Sempurna. Hal ini berdampak hukum
Islam lebih diterima, dipatuhi dan dihormati oleh umat Islam dibandingkan dengan
hukum buatan manusia. Hukum buatan manusia ditaati jika ada pengawasan.
Sementara hukum Islam dilaksanakan oleh umat Islam karena hal tersebut mereka
anggap sebagai ibadah yang berpahala. Mereka takut menentang hukum Islam,
karena hal itu berakibat dosa, meskipun tidak ada kontrol dan pengawasan dari
pemerintah atau pihak mana pun.

B. Al-Akhlaqiyyah.

Maksud al-Akhlaqiyah ialah bahwa hukum Islam itu sangat memperhatikan masalah
akhlak dalam semua aspek. Silat ini adalah dampak dari sifat pertama yaitu ar-
Rabbaniyyah. Hal ini Tidak mengherankan karena Nabi SAW. sendiri tidak diutus
oleh Allah melainkan hanya untuk menyempurnakan akhlak. Sebagai bukti bahwa
hukum Islam sangat memperhatikan akhlak, adalah pengharaman khamar
(minuman keras) dan judi Islam mengakui bahwa dalam khamar dan perjudian itu
ada manfaat yang dapat diperolehi oleh sebagian orang seperti keuntungan
ekonomis. Namun karena dosa dan bahaya khamar dan perjudian itu bagi akhlak
manusia jauh lebih besar dari pada manfaatnya, maka Islam mengharamkan
keduanya. Islam juga mengharamkan pornografi, pornoaksi dan perzinaan meskipun
dilakukan atas dasar suka sama suka. Ini untuk menjaga akhlak manusia dari
perbuatan keji dan salah Contoh lain, etika dalam peperangan. Menurut hukum
Islam, umat Islam tidak dibenarkan untuk membunuh orang- orang yang tidak ikut
berperang seperti kaum wanita, kanak- kanak dan para orang tua. Mereka juga tidak
boleh merusak bangunan, membunuh binatang, memotong pepohonan secara sia-
sia dan memutilasi mayat karena balas dendam.

C. Al-Waqi'iyyah.

Arti al-Waqi'iyyah adalah realistis. Hukum Islam adalah hukum yang realistis
Maksudnya, ia memperhatikan realitas yang benar-benar terjadi dalam masyarakat
dan menetapkan hukum yang dapat mengobati penyakitnya dan memeliharanya dari
penyakit tersebut. Bukti kerealistisan hukum Islam adalah pengakuan terhadap hak
memiliki. Kecintaan manusia terhadap harta benda adalah realitas yang tidak
terbantahkan karena merupakan bagian dari fitrah manusia. Oleh karena itu Islam
membenarkan dan mengakui hak manusia untuk memiliki. Namun agar supaya hak
memiliki ini tidak menzalimi orang lain maka Islan membatasinya dengan beberapa
batasan Contoh lain kerealistisan Islam, Islam membenarkan perceraian. Sudah
menjadi pengetahuan umum bahwa di antara pasangan suami istri itu ada yang
tidak bernasib baik karena tidak terwujudnya keharmonisan rumah tangga
disebabkan oleh banyak hal. Jika Islam tidak membolehkan perceraian maka tentu
hal ini sangat tidak realistis dan tidak hanya mengakibatkan ketidak harmonisan di
dalam keluarga, tapi lebih dari itu pasti akan menimbulkan kekerasan dalam rumah
tangga (KDRT) dan bahkan bisa sampai pembunuhan. Contoh lain, hak-hak
manusia tidak cukup dipelihara dengan kesadaran dan akhlak yang baik saja,
karena realitas dalam masyarakat menyatakan bahwa banyak orang jahat yang tidak
mau mengikuti peraturan. Oleh karena itu Islam menyediakan bagi mereka hukuman
duniawi untuk setiap pelanggaran bertentangan dengan hak orang lain.
Hukumannya ditentukan oleh Allah dan Rasul-Nya atau ditentukan oleh penguasa

D. Al-Insaniyyah.

Maksud al-Insaniyyah ialah bahwa hukum Islam itu diciptakan oleh Allah untuk
membimbing manusia dan menjaga karakteristik kemanusiaannya serta
memeliharanya dari unsur hewani, Islam sangat memperhatikan manusia dari
semua aspek, yaitu badannya, akalnya dan rohnya. Dari segi badan, Islam
mewajibkan manusia untuk memeliharanya dan Islam tidak rela uka badan itu
dilemahkan meskipun dengan ibadah. Dari aspek akal, Islam sangat
memperhatikannya dengan memerintahkan umal Islam untuk menimba ilmu
pengetahuan yang bermanfaat dan menganggap hal tersebut sebagai ibadah yang
berpahala. Dan Jalam waktu yang sama Islam melarang mereka mengkonsumsi apa
saja yang melemahkan akal. Dan dari segi roh, Islam mensyariatkan berbagai
macam ibadah langsung kepada Allah Tanpa perantara. Hukum Islam ditetapkan
atau ditetapkan oleh Tuhan bagi manusia sebagai manusia, tanpa memandang ras
atau warna kulit atau negara asal atau kedudukannya. Dengan demikian hukum
Islam bersifat universal meskipun Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab dan Nabi
yang diutus juga orang Arab.

E. At-Tanasuq.

Arti at-Tanasuq adalah keserasian. Maksudnya, hukum Islam itu sangat serasi dan
saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, masalah
warisan Islam thembedakan antara warisan untuk anak laki-laki dan anak
perempuan sebanyak dua banding satu. Hal ini kelihatannya adalah diskriminasi dan
ketidak adilan bagi anak perempuan. Namun jika hukum Islam diteliti lebih jauh akan
didapati bahwa Islam selalu menempatkan kaum wanita di dalam tanggungan laki-
laki selama hidupnya. Hal ini karena wanita itu jika belum menikah maka ia
ditanggung oleh ayalunya, dan jika ia sudah menikah maka ia di bawah tanggungan
suaminya Jadi wanita itu tidak mempunyai beban keuangan karena selalu
ditanggung oleh ayah atau suaminya. Sementara seorang laki-laki harus membayar
mahar ketika menikah dan memberi nafkah kepada keluarganya baik berupa
pangan, sandang, papan maupun kebutuhan asasi lainnya

F. Ash-Syumul.

Asy-Syumul berarti komprehensif. Hukum Islam itu komprehensif atau mencakup


semua aspek kehidupan manusia. Hal itu antara lain tercermin seperti berikut:
Hukum Islam meliputi ibadah yang merupakan hubungan antara manusia dengan
Tuhannya dalam segala bentuknya seperti taurat, shalat, puasa, haji, kurban, nazar,
sumpah dan penyembelihan hewan dan lain-lain yang tidak diakui oleh undang-
undang atau undang-undang buatan manusia. Hukum Islam mencakup masalah
keluarga seperti pernikahan, nafkah, pemeliharaan anak, nasab, perceraian, wasial,
waris dan lainnya. Hukum Islam menjadi pedoman bagi manusia dalam urusan
mu’amalat maliyah atau interaksi keuangan seperti jual beli, sewa, bagi hasil, bagi
hasil, gadai, tabungan, pinjaman, hibah, piutang dan lain-lain. Hukum Islam
mengajarkan perekonomian dan finansial berkaitan dengan produksi, distribusi dan
konsumsi komoditas. Begitu pula dengan pengelolaan Baitul Mal atau
perbendaharaan negara dan informasi pemasukan dan pengeluarannya berupa
zakat, faik, ghanimah, kharaj dan lain-lain. Hukum Islam juga memuat ajaran tentang
hukuman duniawi, baik yang ditentukan oleh Allah maupun Rasul-Nya. Bentuknya
hudud dan qisas, serta yang ditentukan oleh kebijaksanaan hakim atau penguasa
yaitu taʼzir.

Aliran hukum Islam adalah kelompok-kelompok pemikiran yang berbeda dalam


memahami dan menetapkan hukum Islam. Aliran hukum Islam dapat dibedakan
berdasarkan beberapa kriteria, seperti metode, sumber, sejarah, atau geografis.
Berikut ini adalah beberapa macam dan ciri-ciri pokok aliran hukum Islam:

1. Aliran Mutakallimin atau Syafi’iyyah. Aliran ini adalah aliran teoritis murni yang
tidak terpengaruh oleh detil-detil fiqh (furu’) mazhab manapun. Aliran ini
didasarkan pada al-istidlal al-'aqli (penalaran yang bersifat rasional) dan
memprioritaskan teori atas realita fiqh. Aliran ini dinamakan dengan aliran
mutakallimin karena kebanyakan penulis ushul fiqh di kalangan ulama ini
terdiri dari ulama-ulama yang ahli dalam bidang ilmu kalam. Aliran ini juga
disebut dengan aliran ushul Syafi’iyyah karena mereka adalah para pengikut
metode yang ditempuh oleh al-Syafi’i dalam merumuskan teori ushul fiqhnya.

2. Aliran Fuqaha’ atau Hanafiyyah. Aliran ini adalah aliran praktis yang
terpengaruh oleh detil-detil fiqh (furu’) mazhab Hanafi. Aliran ini didasarkan
pada al-istidlal al-naqli (penalaran yang bersifat tekstual) dan
memprioritaskan realita fiqh atas teori. Aliran ini dinamakan dengan aliran
fuqaha’ karena kebanyakan penulis ushul fiqh di kalangan ulama ini terdiri
dari ulama-ulama yang ahli dalam bidang fiqh. Aliran ini juga disebut dengan
aliran ushul Hanafiyyah karena mereka adalah para pengikut metode yang
ditempuh oleh Abu Hanifah dalam merumuskan teori ushul fiqhnya.

3. Aliran Mazhab Empat. Aliran ini adalah aliran yang mengikuti salah satu dari
empat mazhab fiqh yang paling terkenal dan tersebar di dunia Islam, yaitu
mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Aliran ini didasarkan pada al-
istidlal al-mazhabi (penalaran yang bersifat mazhab) dan memprioritaskan
otoritas mazhab atas otoritas lainnya. Aliran ini dinamakan dengan aliran
mazhab empat karena mereka mengakui keabsahan dan keberagaman
empat mazhab tersebut dalam menetapkan hukum Islam.

4. Aliran Syi’ah. Aliran ini adalah aliran yang berbeda dengan aliran Sunni dalam
hal aqidah, sejarah, dan politik. Aliran ini didasarkan pada al-istidlal al-imami
(penalaran yang bersifat imami) dan memprioritaskan otoritas imam atas
otoritas lainnya. Aliran ini dinamakan dengan aliran Syi’ah karena mereka
mengakui keabsahan dan keutamaan imam-imam Ahlul Bait sebagai penerus
Nabi Muhammad.

5. Aliran Mu’tazilah. Aliran ini adalah aliran yang berbeda dengan aliran Sunni
dan Syi’ah dalam hal ilmu kalam, akal, dan keadilan. Aliran ini didasarkan
pada al-istidlal al-'aqli (penalaran yang bersifat rasional) dan memprioritaskan
akal atas wahyu. Aliran ini dinamakan dengan aliran Mu’tazilah karena
mereka menganggap diri mereka sebagai ahli tajrid (penyendiri) dari
kelompok-kelompok lain yang dianggap menyimpang.

6. Aliran Wahabiyyah. Aliran ini adalah aliran yang berbeda dengan aliran Sunni
dan Syi’ah dalam hal tafsir, tauhid, dan bid’ah. Aliran ini didasarkan pada al-
istidlal al-nashri (penalaran yang bersifat literal) dan memprioritaskan teks
wahyu atas penafsiran. Aliran ini dinamakan dengan aliran Wahabiyyah
karena mereka mengikuti ajaran Muhammad bin Abdul Wahab yang
mengharamkan segala bentuk penyimpangan dari ajaran Islam yang murni.

7. Aliran Liberal. Aliran ini adalah aliran yang berbeda dengan aliran tradisional
dalam hal kontekstualisasi, reformasi, dan pluralisme. Aliran ini didasarkan
pada al-istidlal al-ma’quli (penalaran yang bersifat logis) dan memprioritaskan
kemanusiaan atas ketuhanan. Aliran ini dinamakan dengan aliran liberal
karena mereka mengusung nilai-nilai kebebasan, kesetaraan, dan toleransi
dalam memahami dan menetapkan hukum Islam
DAFTAR PUSTAKA

● https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6813617/apa-itu-mazhab-pengertian-dan-
jenis-jenisnya-dalam-islam/amp

● https://mh.umy.ac.id/wp-content/uploads/2016/02/Pengantar-Hukum-Islam.pdf

● http://mh.unissula.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ALIRAN-ALIRAN-DALAM-
PEMIKIRAN-HUKUM-ISLAM.docx

● http://mh.unissula.ac.id/wp-content/uploads/2019/11/ALIRAN-ALIRAN-DALAM-
PEMIKIRAN-HUKUM-ISLAM.docx

● http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/210389017/4005Essay-
essay_aliran_pemikiran_hk_islam.pdf

Anda mungkin juga menyukai