Anda di halaman 1dari 13

10 pandangan utama yang keliru mengenai Islam

Tulisan di bawah menjabarkan sepuluh (10) pandangan utama


yang keliru mengenai Islam yang berkembang di kalangan non-
muslim sekarang ini.

01. Umat Muslim Adalah Biadab, Teroris dan


Ekstrimis
02. Islam Menindas Kaum Wanita
03. Umat Muslim Menyembah Tuhan Yang
berbeda
04. Islam Disebarkan Dengan Jalan Kekerasan
dan Tidak Memberikan Toleransi Kepada Agama
Lain
05. Seluruh Umat Muslim Adalah Orang Arab
06. Negara Islam (Louis Farrakhan) Adalah
Bagian Dari Umat Muslim
07. Semua Pria Muslim Ber-Isteri 4 Orang
08. Umat Muslim Adalah Barbar dan Primitif
09. Muhammad Adalah Penemu Islam dan Umat
Muslim Menyembahnya
10. Umat Muslim Tidak Percaya Kepada Yesus
(Nabi Isa AS) dan Nabi-Nabi Lainnya

01. UMAT MUSLIM ADALAH BIADAB, TERORIS DAN


EKSTRIMIS
Inilah pandangan keliru yang terbesar tentang Islam, yang
diakibatkan oleh berita klise dan propaganda yang terus menerus
dilontarkan berbagai media. Ketika seorang yahudi bersenjata
api menyerang masjid, seorang gerilyawan katholik IRA
meledakan bom di wilayah pemukiman, atau milisi ortodoks
Serbia yang memperkosa serta membunuh muslim yang tidak
bersalah, aksi-aksi tersebut tidaklah dianggap berasal dari
agama tertentu. Aksi-aksi tersebut tidak pernah dihubungkan
dengan agama si pelaku.

Namun sudah seringkali kita dengar kata-kata "Islam, Muslim


Fundamentalis" dsb dikaitkan dengan kekerasan. Politik yang
seringkali disebut "Negara Islam" mungkin atau tidak,
mempunyai dasar-dasar Islam. Seringkali para diktator & politisi
memanfaatkan nama Islam demi kepentingan dan ambisi
politiknya sendiri. Kita harus ingat untuk selalu berpedoman pada
sumber-sumber Islam & memisahkan Islam sebagai agama
kebenaran dari semua yang selama ini digambarkan oleh media.
Islam secara tata bahasa berarti "Tunduk/Patuh kepada Allah",
dan berasal dari kata dasar "damai".

Dalam kehidupan di dunia modern sekarang ini, Islam tampak


mengagumkan atau bahkan tampak ekstrim. Barangkali hal ini
disebabkan karena agama tidak men dominasi kehidupan sehari-
hari di Negara Barat, sementara dalam hidup seorang muslim
Islam dijadikan "cara hidup/jalan hidup/pandangan hidup" dan
mereka tidak membagi dan memisahkan kehidupan dunia &
keagamaannya.

Seperti juga agama Kristen, Islam membolehkan perlawanan


untuk melindungi diri, melindungi agama, atau bagi mereka yang
diusir secara paksa dari tempat tinggalnya. Islam menerapkan
aturan yang tegas tentang gerakan perlawanan ini termasuk
larangan untuk menyakiti penduduk sipil, merusak pertanian dan
lingkungan hidup.

Dimanapun Islam melarang untuk membunuh orang-orang yang


tidak bersalah.
Dalam Al-Qur'an telah disebutkan:
"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi
kamu, tetapi janganlah melampaui batas, karena sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas"
(Quran 2:190).

"Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah


kepadanya dan bertawakkal-lah kepada Allah. Sesungguhnya
Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui" (Quran
8:61).

Perang merupakan jalan terakhir, dan dilakukan dengan syarat-


syarat tertentu yang sesuai dengan aturan agama. Istilah "Jihad"
secara bahasa berarti "perjuangan" dan menurut muslim ada 2
jenis jihad. Jihad dalam pengertian lainnya adalah perjuangan
terhadap nafsu egoistis dalam diri manusia sendiri agar tercipta
kedamaian dalam diri masing-masing.
02. ISLAM MENINDAS KAUM WANITA
Pandangan tentang wanita muslim yang
menggunakan jilbab dan dipaksa tinggal di
rumah serta dilarang keluar adalah pendapat
umum kebanyakan orang. Meskipun di
beberapa Negara Islam menerapkan aturan
yang memberatkan kaum wanita, hal tersebut tidak dipandang
berasal dari Islam. Banyak dari negara tersebut tidak
menerapkan aturan yang sesuai syari'ah (aturan berdasarkan
hukum Islam), mereka menggunakan aturan atas dasar
kebudayaan mereka sendiri yang dibuat berdasarkan jenis
kelamin.

Di sisi lain, Islam memberikan tugas dan kesamaan yang


berbeda antara pria & wanita seperti yang ditetapkan dalam Al-
Quran serta dicontohkan oleh Nabi SAW. Islam memandang
wanita, baik yang belum menikah maupun yang sudah menikah,
sebagai individu yang mempunyai hak pribadi, seperti hak untuk
memiliki dan menentukan kekayaan dan memperoleh
penghasilan sendiri. Mahar yang diberikan oleh mempelai pria
kepada mempelai wanita berhak untuk digunakan sendiri, dan
dia harus menjaga nama keluarganya daripada nama keluarga
suaminya. Baik pria maupun wanita diwajibkan untuk berpakaian
yang sopan dan menutup aurat. Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik orang diantara pengikutku adalah yang
menghormati dan memperlakukan istrinya dengan baik".

Bentuk kekerasan apapun terhadap wanita dan memaksakan


sesuatu yang bertentangan dengan keinginan mereka tidak
diperbolehkan. Pernikahan seorang muslim merupakan hal
sederhana, masing-masing dibebaskan untuk mengadakan akad
nikah yang sah termasuk syarat-syaratnya. Tradisi pernikahan
seperti ini sangat bervariasi di satu negara maupun di negara
lainya. Perceraian tidaklah disukai Allah, meskipun hal itu
dibolehkan sebagai jalan terakhir. Menurut Islam, seorang gadis
muslim tidak bisa dipaksa untuk menikah dengan pasangan yang
tidak disukainya, orang tuanya seharusnya menyarankan sang
gadis untuk memilih pasangan yang sesuai baginya.
03. UMAT MUSLIM MENYEMBAH TUHAN YANG BERBEDA
Allah diambil dari bahasa Arab yang berarti
Tuhan. Allah bagi muslim adalah Tuhan Yang
Maha Besar dan Maha Mulia, yang menurut
bahasa Arab berarti bahwa hanya satu-satunya
Tuhan dan tidak ada sesuatupun yang menyamai-Nya.

Allah artinya sama dengan "Tuhan" bagi orang-orang Yahudi,


juga Yesus Kristus bagi orang-orang Nasrani. Tuhan berarti sama
dengan di dalam agama Yahudi, Kristen dan Islam. Allah adalah
Tuhan yang sama yang disembah oleh muslim, kristen dan
yahudi. Muslim yakin bahwa kedaulatan Allah harus diakui baik
dalam beribadah maupun dalam janji untuk mematuhi ajaran
dan perintah-Nya yang disampaikan melalui Nabi serta Rasul-Nya
yang diutus di beberapa tempat sepanjang sejarah.

04. ISLAM DISEBARKAN DENGAN JALAN KEKERASAN DAN


TIDAK MEMBERIKAN TOLERANSI KEPADA AGAMA LAIN
Banyak buku teks pelajaran di sekolah-sekolah yang
menggambarkan seorang laki-laki Arab berkuda dengan pedang
di satu tangan dan Al-Quran di tangan lainnya berusaha
memaksa orang untuk masuk agama Islam. Tentu saja hal ini
bukanlah gambaran sejarah yang benar. Islam selalu
menghormati dan memberikan kebebasan untuk beragama
kepada siapapun.

Dalam Al-Quran disebutkan : "Allah tiada melarang kamu untuk


berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada
memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu
dari negerimu. Sesunguhnya Allah menyukai orang- orang yang
berlaku adil" (Quran 60:8).

Kebebasan beragama juga telah disebutkan dalam Al-Quran :


"Tidak ada paksaan untuk memasuki agama Islam.
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang
salah" (Quran 2:256).

Seorang Misionaris Kristen, T.W. Arnold memberikan


pendapatnya tentang pertanyaan seputar penyebaran Islam : "...
hal apapun yang diatur untuk memaksakan menerima Islam,
atau bentuk-bentuk penganiayaan yang sistematis untuk
membasmi agama Kristen, sama sekali tidak kami dengar. Jika
para Khalifah terpilih ini ingin melakukan tindakan seperti itu,
tentu mereka sudah membinasakan Kristen dengan mudah
seperti Ferdinand dan Isabella yang mengusir Islam dari Spanyol,
atau Louis XIV yang menyebarkan agama Protestan ..."

Sudah merupakan aturan dalam hukum Islam untuk melindungi


hak-hak dan status kaum minoritas. Itulah sebabnya tempat-
tempat ibadah non-Islam berkembang di seluruh bumi Islam.
Sejarah telah menunjukkan banyak contoh toleransi muslim
terhadap agama lain.
Ketika Khalifah Umar bin Khattab memasuki Yerusalem pada
tahun 634M, Islam menjamin kebebasan beribadah bagi seluruh
umat beragama di kota itu. Selain menyatakan kepada penduduk
bahwa kehidupan dan kekayaan mereka akan aman, serta
tempat ibadah mereka tidak akan diambil alih, Beliau juga
meminta pendeta-pendeta Kristen Spronius untuk ikut bersama
Beliau mengunjungi semua tempat suci dan tempat ibadah.

Hukum Islam juga mengijinkan kaum minoritas non-muslim


untuk membuat pengadilan sendiri. Kehidupan dan kekayaan
semua penduduk di Negara Islam dianggap suci baik itu milik
muslim maupun non-muslim.

Rasisme bukanlah bagian dari Islam, Al-Quran menyebutkan


tentang kesamaan derajat manusia dan betapa manusia sama di
hadapan Allah :
"Hai manusia, sesunguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal" (Quran 49:13).

05. SELURUH UMAT MUSLIM ADALAH ORANG ARAB


Masyarakat muslim di dunia berjumlah sekitar
1,2 milyar. 1 dari 5 orang di dunia adalah
muslim. Muslim terdiri dari berbagai ras, suku
bangsa & budaya dari seluruh dunia -Filipina
sampai Nigeria-, mereka bersatu dalam agama
Islam.
Hanya sekitar 18% muslim yang tinggal di negeri Arab,
sementara komunitas muslim terbesar adalah di Indonesia.
Kebanyakan muslim tinggal di Pakistan Timur. 30% muslim
tinggal di wilayah India, 20% di Gurun Sahara Afrika, 17% di
Asia Tenggara, 18% di Arab, dan 10% di Uni Soviet & Cina.
Turki, Iran dan Afghanistan terdiri dari 10% muslim non-Arab di
Timur Tengah.

Meskipun muslim menjadi kaum minoritas di hampir setiap


negara, termasuk di Amerika Latin dan Australia, tetapi
kebanyakan muslim tinggal di Rusia dan Negara/Pemerintahan
baru yang merdeka, India dan Afrika Bagian Tengah. Sementara
itu di Amerika ada sekitar 6 juta muslim tinggal di negara
tersebut.

06. NEGARA ISLAM (Louis Farrakhan) ADALAH BAGIAN


DARI UMAT MUSLIM
Islam dan Negara Islam (Nation of Islam yang dibangun oleh
Louis Farrakhan) adalah 2 hal yang berbeda. Muslim
menganggap bahwa kelompok tersebut hanyalah merupakan
satu dari banyak cara ibadah yang mengunakan nama Islam
untuk kepentingannya sendiri. Satu hal yang sama di antara
keduanya adalah bahasa yang digunakan. Pemilihan nama
"Negara Islam" adalah keliru, agama ini seharusnya disebut
Farrakhanisme, karena nama pelopornya adalah Louis Farrakhan.

Islam dan Farrakhanisme secara fundamental banyak


mempunyai perbedaan. Misalnya, pengikut Farrakhan percaya
dengan rasisme dan "orang kulit hitam" adalah orang suci
sehingga merekalah yang mempunyai derajat dan berkuasa.
Sedangkan Islam tidak mengenal rasisme dan semua orang
mempunyai derajat sama di hadapan Allah, yang membedakan
hanyalah tingkat ketakwaan seseorang. Banyak sekali contoh-
contoh teologis yang menunjukkan bahwa ajaran suatu negara
tidak sesuai dengan kebenaran Islam. Banyak kelompok di
Amerika yang menyatakan melaksanakan Islam dan menyebut
pengikutnya muslim.

Siapapun yang serius mempelajari Islam seharusnya meneliti


dan menemukan kebenaran Islam. Hanya ada 2 sumber otentik
yang menjadi pedoman setiap muslim yaitu 1. Al-Quran, dan 2.
As-Sunnah atau Al-Hadits. Berbagai pengajaran yang berlabelkan
"Islam" yang bertentangan ataupun divariasikan dengan
pemahaman dasar-dasar agama secara langsung dan bentuk
praktek-praktek Islam seperti yang terdapat dalam Al-Qur'an dan
Al- Hadits harus ditolak dan agama seperti ini harus dianggap
sebagai Islam palsu. Di Amerika banyak sekali Islam palsu,
Farrkhanisme adalah salah satunya.

Sebenarnya faham-faham tersebut tidak boleh menyebut dirinya


muslim dan beragama Islam, seperti Bahaisme yang disebut
sebagai cabang Islam, tetapi penganut Bahaisme tidak menyebut
dirinya Muslim ataupun agama mereka adalah Islam.
Sesungguhnya Bahaisme bukanlah Islam sebagaimana
Farrakhanisme yang bukan Islam.

07. SEMUA PRIA MUSLIM BER-ISTERI 4 ORANG


Agama Islam terbuka bagi semua masyarakat sepanjang jaman
dan sangat cocok untuk kondisi masyarakat yang pada umumnya
berbeda-beda. Keadaan membolehkan untuk menikah lagi asal
haknya tetap terjamin, dan menurut Al-Quran, hanya dengan
syarat jika suaminya benar-benar berlaku adil. Tidak seorang
wanitapun yang bisa dipaksa untuk menerima pernikahan seperti
ini jika mereka tidak menginginkannya, dan mereka juga
mempunyai hak untukmembatalkan pernikahan tersebut.

Poligami bukan merupakan perintah, juga bukan merupakan


anjuran, tetapi hanya dibolehkan.
Pandangan tentang "Syeikh dan selir-selirnya" tidaklah konsisten
dengan Islam, karena seorang laki-laki dibolehkan untuk
mempunyai paling banyak 4 istri jika dia bisa memenuhi syarat-
syarat yang cukup berat yaitu memperlakukan masing-masing
istrinya dengan adil dan menyediakan rumah yang terpisah
untuk mereka, dsb.

Ijin untuk melakukan poligami tidak dikaitkan dengan kepuasan


nafsu belaka. Tetapi lebih dikaitkan dengan rasa iba terhadap
para janda dan anak-anak yatim. Al-Quran membatasi dan
menetapkan syarat untuk praktek poligami di antara orang-orang
Arab, yang mempunyai istri 10 orang atau lebih dan menjadikan
mereka sebagai "simpanan".
Hal yang benar dan akurat jika dikatakan Islam melakukan
pengaturan atas praktek poligami, membatasinya, membuatnya
lebih manusiawi dan memberikan hak serta status yang sama
bagi semua istri.

Apa yang dimaksudkan dalam Al-Quran adalah bahwa, secara


keseluruhan poligami dapat dilakukan jika perlu. Sudah jelas
bahwa aturan Islam adalah monogami dan bukan poligami.
Persentase muslim yang melakukan poligami sangat kecil sekali.
Namun, ijin melakukan poligami ini disesuaikan dengan
pandangan Islam tentang sifat alamiah pria dan wanita, berbagai
macam kebutuhan sosial, serta keanekaragaman budaya.

Pertanyaannya adalah, seberapa jauh fleksibilitas yang ada


dalam Islam, juga tentang kebenaran dan kejelasan dalam Islam
berkaitan dengan masalah yang timbul di dalam prakteknya. Dari
pada menerima kemunafikan dan kerelaan yang semu, Islam
mempelajari lebih dalam lagi tentang masalah-masalah yang
dihadapi individu-individu manusia dan masyarakat, dan
memberikan legitimasi serta solusi-solusi yang jelas yang lebih
bermanfaat daripada jika mereka menolaknya. Sudah tentu istri
kedua harus dinikahi secara sah serta diperlakukan dengan baik
daripada menjadi istri simpanan yang tanpa hak ataupun
ketetapan yang sah.

08. UMAT MUSLIM ADALAH BARBAR DAN PRIMITIF


Salah satu penyebab menyebarnya Islam dengan cepat dan
damai adalah kesederhanaan doktrin-doktrin Islam yang
mengajak untuk menyembah hanya kepada satu Tuhan yaitu
Allah.
Manusia terus diperintahkan untuk menggunakan akal
pikirannya. Sehingga dalam waktu yang tidak lama, peradaban
berkembang, lembaga pendidikan didirikan, semuanya
berlangsung seperti yang disabdakan oleh Nabi SAW, "Menuntut
ilmu adalah perintah bagi setiap muslim laki-laki dan
perempuan".

Perpaduan ide di Timur dan Barat, pemikiran baru dan lama,


menyebabkan terjadinya berbagai kemajuan besar di berbagai
cabang ilmu pengetahuan seperti kedokteran, matematika, fisika,
astronomi, geografi, arsitektur, seni, sastra, dan sejarah. Banyak
sistem yang sangat penting seperti aljabar, angka Arab, dan
konsep angka nol (sangat penting dalam kemajuan matematika),
ditemukan orang-orang Eropa pada abad pertengahan dari
Islam.
Alat-alat canggih yang memungkinkan perjalanan orang-orang
Eropa dalam penemuan tersebut berhasil dikembangkan,
termasuk astrolabel, kuadran serta peta navigasi yang presisi
dan akurat.

09. MUHAMMAD ADALAH PENEMU ISLAM DAN UMAT


MUSLIM MENYEMBAHNYA
Muhammad lahir di Makkah pada tahun 570. Sejak ayahnya
meninggal sebelum Beliau dilahirkan, dan tidak lama kemudian
disusul oleh ibunya dan kakek Beliau, Beliau dibesarkan oleh
pamannya yang berasal dari kaum bangsawan suku Quraisy.
Ketika Beliau dewasa, Beliau dikenal karena kejujurannya,
kemurahan hati dan ketulusannya, sehingga beliau dibutuhkan
karena kemampuannya dalam mengadili perselisihan. Para
sejarawan menggambarkan pribadi Beliau sebagai orang yang
tenang dan penuh pemikiran. Muhammad benar-benar agamis,
dan karenanya menjadikan Beliau dibenci di kalangan
masyarakatnya sendiri yang saat itu tengah mengalami
dekadensi.

Telah menjadi kebiasaan Beliau untuk berdiam


diri/merenung/bertafakkur, dari waktu ke waktu di Goa Hira di
dekat Makkah. Pada usia 40 tahun, ketika sedang berdiam diri di
Goa Hira tersebut, Muhammad SAW menerima wahyu pertama
dari Allah melalui malaikat Jibril. Wahyu ini yang diturunkan
selama kurang lebih 23 tahun, kemudian dikenal sebagai Al-
Quran.
Beliau segera menerima wahyu yang disampaikan melalui
Malaikat Jibril dan mengajarkan kebenaran yang Allah turunkan
kepadanya, sehingga Beliau dan sedikit pengikutnya kemudian
mengalami penganiayaan yang berat sampai akhirnya pada
tahun 622 Allah memerintahkan untuk pindah/hijrah.

Peristiwa Hijrah, perjalanan dari Makkah menuju Madinah inilah


yang menandai permulaan penanggalan/kalender Islam. Setelah
beberapa tahun, Nabi SAW dan pengikutnya kembali ke Mekkah,
dimana Beliau memaafkan musuh-musuhnya dan kemudian
membangun Islam dengan kokoh.

Sebelum Nabi SAW wafat pada usia 63 tahun, penduduk Arab


yang terbanyak adalah Muslim, dan bersamaan dengan 1 abad
wafatnya Beliau, Islam telah menyebar hingga ke Spanyol bagian
barat, dan Cina bagian timur. Beliau wafat dengan meninggalkan
kurang dari 5 kekayaan atas namanya.

Ketika Muhammad SAW dipilih untuk menyampaikan wahyu


Allah, Beliau tidak dianggap sebagai "penemu" Islam, karena
muslim menganggap Islam adalah agama yang sama yang
memberikan petunjuk kepada seluruh umat manusia seperti
yang telah diturunkan kepada para Nabi di jaman-jaman
sebelumnya. Muslim yakin semua Nabi seperti Nabi Adam AS,
Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan lainnya diturunkan
untuk memberikan petunjuk kepada umat mereka.

Setiap Nabi dikirim sebagai utusan Allah kepada masing-masing


umatnya, tetapi Muhammad SAW dikirim Allah kepada seluruh
umat manusia. Muhammad adalah Nabi serta Rasul terakhir yang
dikirimkan Allah untuk menyampaikan ajaran Islam. Muslim
memuja dan menghormati Beliau atas apa yang telah Beliau
sampaikan dan atas dedikasi Beliau, tetapi muslim tidak
menyembah Beliau.

Dalam Al-Quran disebutkan : "Hai Nabi, sesungguhnya Kami


mengutusmu untuk menjadi saksi, dan pembawa kabar gembira
dan pemberi peringatan, dan untuk menjadi penyeru kepada
Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang
menerangi" (Quran 33:45-46).

10. UMAT MUSLIM TIDAK PERCAYA KEPADA YESUS (NABI


ISA AS) DAN KEPADA NABI-NABI LAINNYA
Umat Muslim menghormati dan memuja Isa AS (Yesus) serta
mengharapkan kehadirannya kembali. Muslim menjadikan Isa AS
sebagai salah satu utusan Allah yang terbaik bagi seluruh umat
manusia. Seorang muslim tidak hanya menyebut "Isa", tetapi
selalu menambahkan "alaihissalam" (disingkat AS). Al-Quran
menegaskan kelahirannya yang suci (Surat Maryam), dan
Maria/Maryam dianggap sebagai wanita tersuci di antara semua
mahkluk.

Dalam Al-Quran hal tersebut diceritakan sebagai berikut :


"Dan (Ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata : "Hai Maryam,
sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan
melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa
dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu, sujud dan
ruku'-lah bersama orang-orang yang ruku'. Yang demikian itu
adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang kami wahyukan
kepada kamu (ya Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta
mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka
(untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara
Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka
bersengketa.

(Ingatlah), ketika malaikat berkata : "Hai Maryam sesungguhnya


Allah mengembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra
yang diciptakan) dengan kalimat yang datang dari pada-Nya,
namanya Al-Masih Isa Putra Maryam, seorang terkemuka di
dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan
(kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian
dan ketika sudah dewasa, dan dia termasuk di antara orang-
orang yang shaleh.

Maryam berkata : "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku punya


anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-
lakipun". Demikianlah Allah menciptakan apa yang di kehendaki-
Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah
hanya cukup berkata kepadanya : "Jadilah" lalu jadilah dia"
(Quran 3:42-47).

Isa AS dilahirkan dengan keajaiban seperti halnya ketika Adam


AS diturunkan sebagai manusia pertama tanpa adanya ayah :
"Sesunguhnya, misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti
(penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman kepadanya : "Jadilah" (seorang
manusia), maka jadilah dia" (Quran 3:59).

Selama tugas kerasulannya, Isa AS menunjukkan banyak


mukjizat.
Dalam Al-Quran disebutkan :
"Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada
mereka) : "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan
membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku
membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung, kemudian
aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin
Allah, dan aku menyembuhkan orang-orang yang buta sejak dari
lahirnya dan orang-orang yang berpenyakit sopak, dan aku
menghidupkan orang-orang mati dengan seizin Allah, dan aku
kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu
simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu
adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu
sunguh-sunguh beriman" (Quran 3:49).

Baik Muhammad SAW maupun Isa AS tidak diturunkan untuk


mengubah doktrin dasar untuk menyembah hanya kepada Allah
seperti yang sudah disampaikan oleh Nabi-nabi terdahulu, tetapi
untuk menegakkan dan memperbaharuinya.

Dalam Al-Quran di jelaskan :


"Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang
sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah
diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan
membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu
bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku" (Quran 3:50).

Rasulullah Muhammad SAW bersabda :


"Barang siapa yang yakin bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,
dan tidak menyekutukan-Nya, dan bahwa Muhammad SAW
adalah Rasul-Nya, bahwa Isa AS adalah Nabi dan Rasul Allah,
ruh-Nya yang ditiupkan ke tubuh Maryam & tidak ada kekuatan
yang melebihinya, dan bahwa Surga dan Neraka itu benar
adanya, akan dimasukkan Allah ke dalam surga" (Hadits
diriwayatkan oleh Bukhari).

Sumber :
1. Islam: A Brief Introduction, Islamic Circle of North America,
Jamaica, New York.
2. Understanding Islam and the Muslims, The Islamic Affairs
Department, The Embassy of Saudi Arabia, Washington DC,
1989.
3. Badawi, Jamal, Polygamy in Islamic Law, The Muslim Students'
Association of the United States & Canada.
4. Islam and Farrakhanism Compared, The Institute of Islamic
Information and Education, Chicago, Illinois.
5. Jihad Explained, The Institute of Islamic Information &
Education, Chicago, Illinois

Anda mungkin juga menyukai