Anda di halaman 1dari 7

GHAZWUL FIKRI

“Ketika melihat binatang-binatang kecil (ulat atau serangga lainnya) memasuki buah, pohon-
pohonan dan melubanginya, saya merasa memperoleh pelajaran darinya, bagaimana musuh-
musuh Islam bekerja untuk merusak dan menghancurkan Islam.
Mereka berusaha mengosongkan kandungan Islam yang baik yang berkenaan dengan akidah,
amaliyah, maupun akhlaknya, hingga tinggal kulitnya yang hampa tak berisi, kemudian
divonisnya sebagai sesuatu yang layak dibuan ke keranjang sampah. Begitulah mereka bekerja
dan melakukan tipu dayanya untuk merusak islam.”
(Prof. Dr. Abdul Rahman H. Habanakah)

Kekuatan Islam
Suatu ketika di Perang Salib, seorang petinggi kaum Palangis (pasukan kristen) tertangkap
oleh pejuang-pejuang penegak agama Allah dan ditawan. Sang petinggi ini diperlakukan sangat
baik selama ditawan. Ada satu hal yang membuatnya berfikir. Setiap malam ia memperhatikan
sang penjaga berlinangan air mata saat membaca kitab sucinya. Ia tak habis pikir bagaimana
seorang yang begitu perkasa di siang hari di medan temput dapat menangis sedemikian rupa di
malam hari ketika membaca Al Qur’an. Akhirnya ia sampai kepada suatu kesimpulan bahwa
disitulah letak kekuatan kaum muslimin. Selama beberapa pertempuran fisik mereka tidak
berhasil mengalahkan kaum muslimin, ternyata ada suatu sumber kekuatan yang Mahadahsyat
yang memeberikan motivasi yang begitu kuat bagi kaum muslimin. Ia lalu mengirim surat
kepada pasukannya yang mengabarkan bahwa juka ingin mengalahkan kaum muslimin tidak
dapat secara fisik tetapi mereka haris dijauhkan terlebih dahulu dari kitab sucinya. Dan
memang kemenangan mereka setelah umat Islam mulai jauh dari Al Qur’an.
Sementara itu tujuh abad kemudian, Samuel Zuaimir ketua Asosiasi Agen Yahudi pada
sebuah konfrensi di Yerussalem dalam pidatonya mengatakan “Tujuan misi yang telah
diperjuangkan bangsa Yahudi dengan mengirim saudara ke negara-negara Islam, bukanlah
mengharapkan kaum muslimin beralih ke agama Yahudi, tetapi tugas mu adalah mengeluarkan
mereka dari Islam dan tidak berfikir memperahankan agama Allah atau berdialog dengan-Nya.”
Selain itu pada tahun 1933, dalam suatukonfrensi misionaris di Al Quds, Zweimer, berkata,
“sesungguhnya tugas kalian ialah mengeluarkan Kaum muslimin dari agamanya supaya dia
menjadi seorang makhluk yang tidak ada hubungannya dengan Allah. Dengan sndirinya dia
akan menjadi seorang yang tidak merasa terikat dengan akhlak yan gsselama ini menjadi
landasan hidup semua umat. Karena itu, kalian kami tugaskan untuk mengeluarkan si muslim
dari Islam. Dengan sendirinya generasi muslim berikutnya akan sesuai dengan apa yang
dikehendaki kaum penjajah, tidak mengindahkan masalah-masalah besar, senang bersantai-
santai, dan tertarik kepada dunia serta hidup dalam pemuasan nafsu dan pada akhirnya mereka
rela mengorbankan miliknya yang paling berharga.”
Zweimer selanjutnya berkata, “Sejak tahun 1882 politik penjajah telah menguasai kurikulum
pengajaran di sekolah-sekolah dasar dengan menghapus pengajaran Al Qur’an dan sejaran
Islam. Dengan demikian ia telah menciptakan suatu generasi yang bukan muslim, bukan
nasrani, dan bukan yahudi, yakni generasi yang labil, materialistis, tidak percaya akidah, tidak
tahu kewajibannya kepada agama, dan tidak memuliakan tanah airnya.”

 Pengertian Ghazwul Fikri


Secara Bahasa :
Ghozwul fikri terdiri dari dua kata: ghazwah dan fikr. Ghazwah berarti serangan, serbuan atau
invasi. Fikr berarti pemikiran. Serangan atau serbuan di sini berbeda dengan serangan dan
serbuan dalam qital (perang).
Secara Istilah :
Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang
ada di dalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah
tercampur aduk dengan hal-hal yang tidak Islami.

 Bentuk bentuk Ghazwul Fikri terhadap kaum muslimin


1. Politik
Politik jahiliyah merupakan media dan sekaligus cara musuh Islam menjatuhkan dan
mengalahkan islam walaupun di Negeri Islam sendiri. Bukti ini dapat dilihat di depan mata kita
di mana hampir semua negara islam dikuasai politiknya oleh politik jahiliyah yaitu demokrasi ala
Barat atau demokrasi yang diciptakan untuk memelihara kepentingan para penjajah sehingga
hampir setiap muslim dengan politik demokrasi ini dijajah dan dikuasai oleh musuh Islam
khususnya musuh dari luar negara yang dijalankan oleh pengekor tempatan. Mereka senantiasa
membuat makar untuk menghancurkan Islam, walau bagaimanapun makar Allah yang baik dan
pasti menang.
“Dan demikianlah Kami adakan dalam tlap-tiap negeri orang-orang besar yang jahat
supaya mereka melakukan tipu daya di negeri itu, padahal tiadalah mereka memperdayakan
selain dari dirinya sendiri ( karena merekalah yang akan menerima akibatnya yang buruk ),
sedang mereka tidak menyadarinya.”(QS. Al Anaam : 123)
“Dan demikianlah juga (jahatnya) ketua-ketua yang orang-orang musyrik itu jadikan sekutu
bagi Allah, menghasut kebanyakan mereka dengan kata-kata indah yang memperlihatkan
eloknya perbuatan membunuh anak-anak mereka, untuk membinasakan mereka, dan untuk
mengelincirkan mereka mengenai agama meraka. Dan kalau Allah kehendaki, niscaya mereka
tidak melakukannya. Oleh sebab itu biarkanlah mereka dan apa yang merekan ada-adakan
itu.” (QS. Al Anaam : 137)
2. Militer
Militer yang dibentuk untuk menyokong jahiliyah merupakan kekuatan utama di setiap
negara di dunia ini, tetapi yang disayangkan hampir setiap militer negara Islam di bawah
"bimbingan" pihak musuh islam bahkan segala fasilitas, senjata, training dan keperluan militer
lainnya disediakain oleh pihak musuh islam. Negara Islam tidak menyadari mengenal keadaan
bahwa mereka adalah betul-betul musuh kita. Sifat militer jahiliayh tidak mengiktiti nilai islam
misalnya dari segi aturan perang, cara berperang dan tujuan berperang. Mereka boleh
melaksanakan jenayah atas nama perang misalnya membunuh wanita, kanak-kanak dan orang
tua, memboikot makanan, melarang obat-obatan, membunuh siapa saja secara kejam dan
sebagainya. Walaupun mereka sembunyikan cara demikian tetapi bukti tampak jelas kejahatan
mereka. Sifat tentara di bawah pengawasan mereka juga menunjukkan keganasan akhlak dan
kerusakan mental dan jiwa.
“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah:
‘Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidil haram dan mengusir penduduknya dari
sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada
membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat)
mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup.
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka
mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni
neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah : 217)
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan
Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah
(ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang
empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi
kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.” (QS.
At Taubah : 36)
“Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak
mendirikan shalat bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri
(shalat) besertamu dan menyandang senjata, kemudian apabila mereka (yang shalat
besertamu) sujud (telah menyempurnakan serakaat), maka hendaklah mereka pindah dari
belakangmu (untuk menghadapi musuh) dan hendaklah datang golongan yang kedua yang
belum bersembahyang, lalu bersembahyanglah mereka denganmu, dan hendaklah mereka
bersiap siaga dan menyandang senjata. Orang-orang kafir ingin supaya kamu lengah terhadap
senjatamu dan harta bendamu, lalu mereka menyerbu kamu dengan sekaligus. Dan tidak ada
dosa atasmu meletakkan senjata-senjatamu, jika kamu mendapat sesuatu kesusahan karena
hujan atau karena kamu memang sakit; dan siap siagalah kamu. Sesungguhnya Allah telah
menyediakan azab yang menghinakan bagi orang-orang kafir itu.”( QS. An Nisaa : 102)

3. Ekonomi
Islam juga menyediakan banyak aturan berkaitan dengan ekonomi namun demikian pihak
kafir senantiasa memaksa kehendak ekonomi mereka kepada negara islam sehingga di hampir
semua negara islam berlaku amalan ekonomi jahiliyah misalnya system perdagangan bebas
yang dirancang oleh pihak barat untuk senantiasa mengawal dan mengendalikan ekonomi
negara islam. Apapun kehendak mereka dapat dicapai dengan tekanan ekonomi misalnya
melalui pertukaran uang, pembayaran hutang, penguasaan ekonomi tempatan dan oleh pihak
luar dan mengikat dengan perjanjian-perjanjian seperti bantuan dan sebagainya. Yang cukup
disayangkan kita menyadari bahwa system jahiliyah yang diciptakan adalah un tuk kepentingan
mereka juga bukanlah untuk kepentingan, kita akan dijadikn mangsa hingga masa yang mereka
kehendaki. Keadaan kemerosotan ekonomi sekarang ini adalah salah satu dari keadaan yang
mereka buat dan kemudian mereka yang menyelesaikannya.
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim
Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan
emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada
mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At Taubah : 34)

 Upaya untuk memadamkan Cahaya Islam


1. Merusak Akhlak
Sujud kepada Allah pencipta dengan taat, menciantai dan mengikuti perintahNya
merupakan kewajiaban muslim. Akhlak sujud adalah akhlak muslim yang senantiasa diamalkan
di dalam kehidupan kita selama 24 jam dengan symbol shalat. Namun demikian ghazwul fikri
senantiasa membawa kita untuk tidak sujud bahkan melawan perintah Allah dengan
mengerjakan yang haram dan meninggalkan yang halal. Kerusakan akhlak merupakan usaha
mereka misalnya melalui musik, film. Tanpa disadari kita menerima dan mengikuti mereka
setelah terbiasa mendengarkan musik dan menonton film mereka. Merusak akhlak merupakan
strategi efektif yang mereka lakukan kepada remaja dengan menampilkan berbagai hiburan dan
keseronokan atau kebebasan yang disenangi sebagian remaja.
“Kemudian apabila Aku sempurnakan kejadiannya, serta Aku tiupkan padanya roh dari
(ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu sujud kepadanya.” (QS. Al Hijr : 29)

2. Menghancurkan Fikrah
Ciri munafik adalah mereka secara status sebagai muslim tetapi pemikiran dan akhlak tidak
lagi menunjukkan islam bahkan hati mereka mengingkari Allah. Menghancurkan fikrah dengan
mengajak muslim berhukum kepada taghut dan menjadikan syetan sebagai ikutan muslim
dikehendaki mempunyai fikroh untuk menjadikan Islam sebagai dien, beriman kepada kitabNya
tetapi musuh islam menghendaki muslim berwala kepada taghut dan menjauhkan islam.
Menghacurkan pemikiran yang dilaksanakan oleh ghazwul fikri juga diarahkan kepada ilmu,
teori, konsep, wawasan, pandangan dan sebagainya.
“Tidakkah engkau (hairan) melihat (wahai Muhammad) orang-orang (munafik) yang
mendakwa bahwa mereka telah beriman kepada Al-qur’an yang telah diturunkan kepadamu
dan kepada (kitab-kitab) yang telah diturunkan dahulu daripadamu? Mereka suka hendak
berhakim kepada taghut, padahal mereka telah diperintah supaya kufur ingkar kepada taghut
itu. Dan syetan pula senantiasa hendak menyesatkan mereka dengan kesesatan yang amat
jauh.” (QS. An Nisaa : 60)

3. Melarutkan keribadian
Larutnya keperibadian Muslin sehingga menjadi kafir bukanlah hal yang mustahil. Usaha
ghazwul fikri dan kejayaan ini telah dibuktikan di dalam banyak kes murtad atau muslim menjadi
kafir. Bilangan murtad ini tidak begitu banyak tetapi yang mayoritas adalah kufur dari islam
dengan tidak mengerjakan perintah Allah tetapi mereka masih sebagai musliin. Walau
bagaimanapun sifat yang demikian akan membawa muslim menjadi kafir yang sesungguhnya
secara penampilan dan juga status.
“Siapakah orangnya yang gila diantara kamu semua ? (QS. Al Qalam : 6)
Mereka suka kalau kamu pula menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, maka
(dengan yang demikian) menjadilah kamu sama seperti mereka. Oleh itu janganlah kamu
mengambil (seorang pun) di antara merejka menjadi teman rapat kamu, sehingga mereka
berhijrah pada jalan Allah (untuk menegakkan Islam). Kemudian kalau mereka sengaja
berpaling ingkar, maka tawanlah mereka dan bunuhlah mereka di mana saja kamu
menemuinya; dan jangan sekali-kaii kamu mengambil (seorang pun) dinatara mereka menjadi
penolong. (QS. An Nisaa : 89)

4. Menumbangkan Akidah/riddah
Menjadikan muslim hilang aqidah sehingga riddah dari islam telah dilakukan oleh ahli kitab
pada zaman dulu yang kemudian diwarisi dan diteruskan oleh pengikutnya di zaman sekarang
ini muncul ghazwul fikri. Objektif ini dicapai dengan berbagai cara yang menipu dan
menggellincirkan. Terkadang kita tidak rnenyadari bahwa mereka membawa kita ke jalan yang
sesat. Cara yang halus dan menipu ini cenderung menjadikan sesuatu yang haram jadi halal atau
sebaliknya, sesuatu yang buruk menjadi baik dan sebaliknya sehingga kita dikuasai oleh syetan
dan secara otomatis aqidah menghilang secara bertahap dan pasti.
“Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri,
setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah
mendatangkan perintah-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al
Baqarah : 109)
“Hai orang-orang yang beriman jika mentaati orang-orang kafir itu, niscaya mereka
mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang
rugi.” (QS. Ali Imran : 149)

5. Memberikan wala kepada orang kafir


Kejayaan ghazwul fikri dengan merusakan akhlak, maneghancurkan fikrah, melarutkan
keperibadian dan riddah adalah muslim yang memberikan wala kepada orang kafir dengan
segala bentuk dari yang nampak atau tidak. Wala kepada kafir juga dapat berupa kepatuhan
mengikuti cadangan mereka dan nasehatnya, wala juga berarti menujadikannya sebagai rujukan
dan panduan, wala juga bermakna kita bergantung kepada pihak kafir dan segala praktek
lainnya, Islam sangatlah melarang kita berhubungan rapat dengan pihak kafir apalagi dalam
hubungan tolong menolong yang dapat merugikan kita seperti hubungan ekonomi. Malaysia
sebagai satu contoh yang mungkin baik adalah tidak menghendaki bantuan dari luar (IMF) untuk
memperbaiki ekonomi negara. Berhubungan dengan Yahudi maka mereka akan mencari
untung dari kita dan kita akan ditewaskannya. Perkara ini sudah disebutkan di dalam Al-qur’an
agar kita tidak begitu saja menjadikan yahudi dan nasrani sebagai penolong dan kawan kita.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani sebagai teman rapat, karena setengah mereka menjadi teman akrab kepada sebagian
yang lain; dan sebagian mereka adalah pemimpin sebagian yang lain. Barang siapa diantara
kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.”(QS. Al
Maidah : 51)
“Larutnya keperibadian muslim (68:6; 4:89); memberikan wala kepada orang kafir.” (QS. Al
Maidah : 51)

 DR. Shalahuddin Munajjid, dalam satu tulisannya:


Suatu ketika seorang anak muda datang menjumpai saya. Saya lihat dia tidak punya
perhatian kepada ajaran Marxisme dan lain-lainnya. Dia stumbuh dewasa di lingkungan Islam.
Kemudian masuk Universitas Amerika di Beirut, dan setelah setahun di sanan ia cenderung
berhaluan kiri. Lalu dia menjumpai sayaa kembali, selama brbincang-bincang nampak dia begitu
berani mengulang-ulang paham Marxisme dan breusaha meyakinkan saya akan paham
tersebut. Saya mengingatkan, bahwa kita tidak membutuhkan paham-paham itu karena asing,
tidak sesuai dengan lingkungan kita. Kita mempunyai sistem Islam yang sempurna dan apabila
diterapkan akan memberikan ketenangan, keadilan dan kemajuan bagi individu dan
masyarakat. Orang muda itu menyatakan ragu terhadap banyak hal dalam Islam, dan setelah
saya meminta dia mengungkapkan keraguannya dia mengambil selembar kertas dan
menuliskan hal-hal berikut:
1. Islam adalah sesuatu yang telah lampau. Kita harus meninggalkan masa lampau.
2. Materi adalah dasar dari setiap sesuatu, dan ia pendorong bagi setiap sesuatu. Islam tidak
berlandaskan materi melainkan mempercayai roh, padahal roh tidak berwujud.
3. Seluruh pemberontakan yang pernah terjadi dalam sejarah Islam bermotifkan tujuan-tujuan
material, bahkan Islam sendiri tersebar dengan pengumpulan materi. Oleh karena itu kita
harus kembali kepada materi.
4. Islam merupakan sistem yang tidak lagi relevan untuk membangun suatu peradaban baru.
5. Di dalam Islam tidak ada persamaan sosial.
6. Kalau kita mengakui bahwa Islam pernah mewujudkan keadilan sosial, itu pun hanya di
masa Khulafaur Rasyidin.
7. Islam merupakan agama seks, syahwat dan wanita; Muhammad merupakan contoh
tertinggi dalam hal ini.
8. Islam agama yang sulit dan mengikat. Setiap masalah di dalamnya memiliki berbagai
tinjauan.
9. Rasa ke-Islaman telah mati di dalam jiwa, oleh karena itu harus diganti dengan rasa lain.

Orang muda itu menuliskan hal-hal tersebut dengan cepat, seakan-akan sidah hafal di luar
kepala. Adalah suatu petunjuk bahwa ia berusaha sekuat tenaga untuk meresapi dan
melaksanakannya kepada saya.
Saya menyadari bahwa keragu-raguan itu ditanamkan oleh orang-orang Komunis dan
Marxis ke dalam jiwa generasi muda yang tidak mengenal agama mereka dan sejarahnya untuk
dibawa ke dalam Komunisme. Kalaulah orang muda itu mempunyai pemahaman yan gdalam
dan pengertian sempurna terhadap Islam dan sejarahnya, niscaya dia akan membuan keraguan
itu dengan mantap.
Kemudian saya berhasrat menulis jawaban untuk menghilangkan keraguan orang muda itu
dan mengirimkannya kepadanya. Lalu saya merasakan penting untuk menyebarkannya ke
kalangan generasi muda, barangkali ada di antara mereka yan gmembutuhkannya untuk
menyelamatkan diri dari keraguan dan kesesatan.

Anda mungkin juga menyukai