Anda di halaman 1dari 20

GAMPONG JEULINGKE

Biografi Singkat Ibnu Taimiyah

28/10/2020 Gampong Jeulingke

Asy-Syaikh rahimahullah bernama lengkap Abul Abbas Ahmad bin Abdul Halim bin
Abdussalam bin Abdullah bin al-Khadhir bin Muhammad. Beliau dilahirkan dikota Harran
pada hari senin tepatnya 10 Rabi’ul Awwal 661 H, sekitar lebih kurang 8 abad silam. Adalah
beliau, salah satu dari sedikitnya manusia yang Allah beri nikmat berupa tumbuh di
keluarga ulama dan cendikia yang sehari-harinya bergulat dengan ilmu. Kondisi itu pulalah
yang mula-mula membentuk jiwa serta menumbuhkan semangat ilmu beliau, yang
kemudian sampai hari ini tidak samar dalam diktat-diktat tarikh perihal keperkasaan beliau
rahimahullah.
Ibnu Taimiyah kecil tumbuh bersama dengan konfrontasi-konfrontasi Mongol yang kala itu
kian rumit. Bagaimana tidak, Mongol saat itu sudah meluluh lantakkan kekuasaan umat
Islam di belahan dunia timur, saat Ibnu Taimiyah masih dalam usia yang amat emosional
kala itu. Beliau menjalani hidup bersama dengan kekejaman Mongol yang tentu saja
membekas dijiwa, satu hal yang mendasari beliau besok lusa menjadi tokoh vital pemersatu
umat untuk menggulingkan Mongol pada kalanya.

Meski lahir di Harran, Ibnu Taimiyah tumbuh di Damaskus, sebuah tempat yang menerima
Ibnu Taimiyah dan keluarga, sebuah negeri tempat bernaungnya ilmu (kala itu), serta
tempat dimana ruh-ruh kecerdasan berkumpul. Yang demikian itu ialah sebuah takdir yang
elok untuk Ibnu Taimiyah kecil setelah sebelumnya beliau dan keluarga terusir oleh
imperialisme Mongol.

Ibnu Taimiyah merupakan pribadi yang ajaib, satu dari sedikitnya manusia yang Allah
anugrahi akal yang cemerlang serta mata batin yang terang. Telah cukup jamak prestasi
beliau yang menjadi potret akan kualitas keilmuan beliau sebagai seorang ulama. Semisal
dalam usia yang amat belia (19 tahun) beliau sudah dipercayakan menjadi guru besar hadits
di Damaskus menggantikan ayahnya yang baru saja meninggal dunia.

Ibnu Taimiyah adalah insan yang terilhami ilmu dari setiap sudut cabangnya. Oleh karena
itu, tidak kita dapati lembar-lembar sejarah mewartakan beliau ahli dalam bidang ilmu
tertentu saja. Kendali demikian, Ibnu Taimiyah paham betul penyakit umat kala itu, bahwa
kemurnian akidah umat kian terancam ditengah derasnya kerancuan filsafat yang
menyamar dan menyambar akidah Islam lewat teologi mu`tazilah, mistifikasi-mistifikasi
yang mengaburkan akal sehat, serta tokoh-tokoh kebid`ahan dan kesyirikan yang
menjamur. Maka dari itu beliau berikhtiar dengan sungguh, berkonsentrasi secara fokus
untuk melestarikan dan memagari kembali kemurnian aqidah umat.

Ibnu Taimiyah adalah satu diantara tidak banyak tokoh yang diberikan kebencian berlebih
terhadap segala varian modifikasi syariat (bid’ah) terutama dalam akidah. Dan adalah
Ahmadiyyah, kisrawaniyyah, rafidhah, mu`tazilah, filsafat pantheisme, sampai tokoh-tokoh
mistik dan yang semisal dengan mereka, secara tegas mendapat kritik-kritik dan
pembungkaman dari Ibnu Taimiyah serta interupsi-interupsi yang tajam. Bagi ibnu
Taimiyah, keseluruhan varian modifiaksi syariat adalah asbab yang cukup logis dari
degredasi umat islam, suatu hal yang patut untuk disegerakan pernyelesaiannya.

Meski ibnu Taimiyah diilhami kecemerlangan akal dan kemampuan nalar diatas rata-rata,
dalam karya tulis beliau yang jamak tidak kita dapati bahwa beliau menempakkan akal pada
hierarki puncak sebagai intrumen beragama dan memahami hakikat ilmu dalam islam.

Dalam memahami dalil dan berpendapat, ibnu taimiyah tidak sekalipun meninterpretasikan
sendiri setiap dalil. Beliau senantiasa merujuk pada pamahaman para salafush saleh
(sahabat, tabiin dan atba’ut tabiin) yang itu merupakan suatu formula konkrit yang digaransi
langsung oleh Allah melalui lisan Rasulnya untuk memahami agama ini dengan shahih.
Metode beragama ini pula yang dianut para imam terdahulu, semisal Imam Hanafi, Imam
Malik, Imam Syafi`i, Imam Ahmad, Imam al-Laits, Imam Ats-Tsaury serta orang-orang yang
bersama mereka.
Prinsip beragama inilah yang kemudian kita kenal dengan istilah “manhaj salaf”, sebuah
manhaj dan metode rabbani yang sepatutnya kita lestarikan kembali secara kolektif di
kekinian. Prinsip yang direkomendasikan langsung oleh Rasulullah dalam sabdanya yang
tidak asing: “Sebaik-baik generasi umatku adalah pada masaku (sahabat), kemudian orang-
orang yang setelah mereka (Tabi’in), lalu orang-orang yang setelah mereka (atba’ut Tabi’in).”
(Shahih Al-Bukhari, no. 3650).

Jika kita melembari kitab-kitab sejarah, tentu akan kita dapati bahwa tidak berlebihan
menyebut Ibnu Taimiyah sebagai seorang jendral yang agung. Sebab selain melampaui
sekat-sekat intelektual dalam Islam, beliau juga mewarisi semangat juang (jihad) para
pendahulu yang shalih.

Ibnu Taimiyah memiliki peran vital dalam pengusiran bangsa Mongol di timur tengah yang
dikenal dengan perang Shaqhad. Dengan inteligensinya yang tajam beliau mampu melihat
bahwa kemewahan hidup telah merusak bangsa Mongol dari dalam, bahwa kala itu bangsa
Mongol sedang rapuh dan goyah. Oleh karena itu, tergerak hati Ibnu Taimiyah untuk
mendidik jiwa umat untuk berjihad yang kala itu diliputi ketakutan akan keperkasaan
bangsa Mongol.

Ibnu Taimiyah adalah sosok yang paripurna (dimasanya), dimana keperkasaan dan
keberanian bertaut sedemikian rupa dengan ilmu dan pikiran yang cemerlang dalam
dirinya. Beliau adalah salah satu dari sedikitnya manusia yang mewarisi ruh-ruh
keberislaman salaf, dimana beliau sama sekali tidak membuat jurang pemisah antara ilmu
dan amal. Ibnu taimiyah ialah muslim yang insaf, yang hasrat dunianya teramat rendah,
dibanding dengan orientasi penghambaan diri kepada Allah yang teramat timggi menjulang
ke langit.

Pasca generasi terbaik, adalah suatu kelangkaan mendapati manusia-manusia yang


berkumpul pada dirinya kualitas-kualitas kelislaman yang jamak serta berjiwa jendral. Meski
bukan satu-satunya, ibnu taimiyah ialah salah satu dari sedikitnya yang mampu
mepresentasikan secara sungguh semangat keberislaman Salaf. Maka tidak berlebihan, jika
dikekinian insan serupa adalah suatu kelangkaan tingkat puncak.

Setelah berkelindan lama di dunia dakwah, Ibnu Taimiyah akhirnya beristirahat dari getirnya
dunia yang beliau rasakan. Tepat pada malam 20 Dzulqa’dah 728 H menjelang fajar kala itu
beliau rahimahullah wafat, suatu peristiwa yang menggondang dunia dengan sungguh kala
itu. Dan adalah rahmat Allah bagi beliau, wafat dalam keadaan meninggalkan mutiara-
mutiara mewah serta kekayaan ilmiah yang jamak jumlahnya.

Ibnu taimiyah adalah sosok yang berkumpul padanya ilmu, amal, zuhud, wara’, keberanian
dan segala prilaku terpuji lainnya. Tak terhitung banyaknya pujian ulama bagi beliau
rahimahullah yang menyanjung serta mengagungkan, suatu hal yang jarang kita dapati
dikekinian. Diantara ulama yang memuji beliau adalah al-Hafizh Jalaluddin as-Suyuthi, beliau
berkata:

“Demi allah aku tidak pernah melihat orang yang paling luas ilmunya, dan paling kuat
kecerdasannya dari pada orang yang biasa dipanggil Ibnu Taimiyah, disamping
kezuhudannya dalam makanan, pakaian dan wanita, serta membela kebenaran dan jihad
dengan segala kemampuan”.

Akhirul kalam, bagi saya, Ibnu Taimiyah adalah tokoh yang sanantiasa mewarnai umat
dengan karya-karya beliau yang kekal sampai saat ini. Interupsi beliau terhadap firqah-
firqah menyimpang merupakan suatu yang senantiasa dibutuhkan umat, sebagai refleksi
yang menyadarkan kita betapa lemahnya syubhat-syubhat kelompok tersebut serta jelasnya
urusan agama ini.

Sumber: www.muslimclever.com

diposting oleh:

Mahasiswa KPM-DRI UIN Ar-Raniry, Gampong Jeulingke – IAT 02, FUF sebagai proker harian
dalam kegiatan edukasi berbasis online. Melalui website gampong, Instagram dan
Facebook.

Faedah Sirah Nabi: Perang Badar Kubra dan Pelajaran di Dalamnya

• Menu

• Search forSwitch skin

Home/Belajar Islam/Teladan

Teladan
Biografi Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Muhammad Abduh Tuasikal, MSc Follow on TwitterSend an emailNovember 3, 2009

0 37,022 8 minutes read

Sudahkah Anda menggenal siapa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah? Simak biografinya disini.

Daftar Isi tutup

1. Nasab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

2. Kelahiran dan Pertumbuhan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

3. Karya Ilmiah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

4. Jihad dan Pembelaan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah untuk Islam

5. Sifat-Sifat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

6. Masa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

7. Wafat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah

Nasab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah


Beliau adalah Syaikhul Islam Al Imam Ahmad bin Abdul Halim bin Abdus Salam bin Abdullah
bin Muhammad bin Al Khodr bin Muhammad bin Al Khodr bin Ali bin Abdullah bin
Taimiyyah Al Haroni Ad Dimasqi. Nama Kunyah beliau adalah Abul ‘Abbas.

Kelahiran dan Pertumbuhan Syaikhul Islam


Ibnu Taimiyah
Beliau lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal 661 Hijriyyah di Haron. Ketika berumur 7 tahun,
beliau berpindah ke Damaskus bersama ayahnya dalam rangka melarikan diri dari pasukan
Tartar yang memerangi kaum muslimin. Beliau tumbuh di keluarga yang penuh ilmu, fiqih,
dan agama. Buktinya adalah banyak dari ayah, kakek, saudara, dan banyak dari paman beliau
adalah ulama yang terkenal. Di antaranya adalah kakek beliau yang jauh (kakek nomor 4),
yaitu Muhammad bin Al Khodr, juga Abdul Halim bin Muhammad bin Taimiyyah dan Abdul
Ghoni bin Muhammad bin Taimiyyah. Juga kakek beliau yang pertama, yaitu Abdus Salam
bin Abdullah bin Taimiyyah Majdud Diin -nama kunyahnya adalah Abul Barokaat-, memiliki
beberapa tulisan di antaranya : Al Muntaqo min Al Ahadits Al Ahkam (kitab ini disyarh oleh
Imam Syaukani dengan judul Nailul Author, pen), Al Muharror dalam bidang fiqih, Al
Muswaddah dalam bidang ushul fiqih, dan lainnya. Begitu juga dengan ayah beliau, Abdul
Halim bin Abdus Salam Al Haroni dan saudaranya, Abdurrahman dan lain-lain.
Di lingkungan ilmiah dan sholihah ini, beliau tumbuh. Beliau memulai menuntut ilmu
pertama kali pada ayahnya dan juga pada ulama-ulama Damaskus. Beliau telah
menghafalkan Al Qur’an sejak kecil. Beliau juga telah mempelajari hadits, fiqih, ilmu ushul,
dan tafsir. Beliau dikenal sebagai orang yang cerdas, memiliki hafalan yang kuat dan memiliki
kecerdasan sejak kecil. Kemudian beliau intensif mempelajari ilmu dan mendalaminya.
Sehinggga terkumpul dalam diri beliau syarat-syarat mujtahid ketika masa mudanya. Maka
tidak lama kemudian beliau menjadi seorang imam yang diakui oleh ulama-ulama besar
dengan ilmu, kelebihan, dan keimamannya dalam agama, sebelum beliau berusia 30 tahun.

Karya Ilmiah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah


Dalam bidang penulisan buku dan karya ilmiah, beliau telah meninggalkan bagi umat Islam
warisan yang besar dan bernilai. Tidak henti-hentinya para ulama dan para peneliti
mengambil manfaat dari tulisan beliau. Sampai sekarang ini telah terkumpul berjilid-jilid
buku, risalah (buku kecil), fatawa dan berbagai masa’il (pembahasan suatu masalah) dari
beliau dan ini yang sudah dicetak. Sedangkan yang tersisa dari karya beliau yang masih
belum diketahui atau tersimpan dalam bentuk manuskrip masih banyak sekali.
Beliau tidaklah membiarkan satu bidang ilmu dan pengetahuan yang bermanfaat bagi umat
dan mengabdi pada umat, kecuali beliau menulisnya dan berperan serta di dalamnya dengan
penuh kesungguhan dan ketelitian. Hal seperti ini jarang sekali ditemui kecuali pada orang-
orang yang jenius dan orang yang jenius adalah orang yang sangat langka dalam sejarah.

Teman dekat, guru, murid beliau bahkan musuh beliau, telah mengakui keluasan penelaahan
dan ilmu beliau. Buktinya jika beliau berbicara tentang suatu ilmu atau cabang ilmu,
maka orang yang mendengar menyangka bahwa beliau tidak mumpuni pada ilmu lain. Hal
ini dikarenakan ketelitian dan pendalaman beliau terhadap ilmu tersebut. Jika seseorang
meneliti tulisan dan karya beliau dan mengetahui amal beliau berupa jihad dengan
menggunakan tangan dan lisan, dan pembelaan terhadap Islam serta mengetahui tentang
ibadah dan dzikir beliau, maka sungguh dia akan sangat terkagu-kagum dengan keberkahan
waktu dan kuatnya kesabaran beliau. Maha Suci Allah yang telah mengkarunia beliau
berbagai karunia tersebut.

Jihad dan Pembelaan Syaikhul Islam Ibnu


Taimiyah untuk Islam
Banyak orang tidak mengetahui sisi amaliyyah dari kehidupan beliau. Banyak orang hanya
mengenal beliau sebagai ulama, penulis, dan ahli fatwa melalui karya beliau yang tersebar.
Padahal beliau memiliki sikap-sikap yang diakui dalam berbagai bidang yang lain, yang
beliau ikut berperan serta dalam menolong dan memuliakan kaum muslimin. Di antaranya :
beliau berjihad dengan pedang dan menyemangati kaum muslimin untuk berperang, baik
dengan perkataan dan perbuatan beliau. Beliau berputar-putar dengan pedangnya di medan
pertempuran dengan menunggang kuda dengan sangat lihai dan berani. Orang-orang yang
menyaksikan beliau dalam peperangan penaklukkan kota ’Ukaa, terkagum-kagum dengan
keberaniannya dan serangannya terhadap musuh.
Adapun jihad beliau dengan pena dan lisan. Maka beliau rahimahullah telah berdiri di depan
musuh-musuh Islam dari penganut berbagai agama, aliran, isme yang bathil, dan ahlul bid’ah
bagaikan gunung yang kokoh. Kadang dengan perdebatan langsung, terkadang pula melalui
tulisan. Beliau menghancurkan syubhat-syubhat (racun pemikiran) mereka dan
mengembalikan tipu daya mereka –bilhamdillah-. Beliau menghadapi ahli
filsafat, bathiniyyah baik dari golongan sufiyyah, isma’iliyyah, , nashiriyyah, dan selain mereka.
Sebagaimana beliau juga menghadapi rofidhoh dan golongan yang sesat (atheis). Beliau
hancurkan syubhat-syubhat ahlul bid’ah yang diadakan di sekeliling masyahid (kuburan yang
ramai untuk diziarahi), kuburan secara umum, dan semacamnya. Sebagaimana beliau
menghadapi jahmiyyah, mu’tazilah, dan beliau membantah ahlul kalam dan asya’iroh.
Orang yang melihat sisi ini dari kehidupan beliau hampir-hampir menegaskan tidak ada lagi
yang waktu yang sia-sia yang tersisa dalam kehidupan beliau. Beliau diperangi, diusir, disakiti,
dan dipenjara berkali-kali di jalan Allah. Bahkan tatkala menghadapi ajal, beliau berada di
penjara Al Qol’ah, di Damaskus.
Tak ada henti-hentinya –bilhamdillah– bantahan beliau selalu menjadi senjata yang ampuh
untuk menghadapi musuh kebenaran dan orang yang menyimpang. Karena bantahan beliau
ini selalu disandarkan pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam serta petunjuk salafush sholih, dengan kuatnya istinbath (penyimpulan hukum),
pendalilan yang sangat bagus, alasan (argumen) secara syar’i dan akal, dan luasnya ilmu
beliau yang telah Allah karuniai.
Banyak dari paham yang merusak yang laris manis pada hari ini di tengah-tengah kaum
muslimin merupakan perpanjangan tangan dari firqoh-firqoh dan isme-isme (pemahaman-
pemahaman) yang beliau hadapi dan semisalnya pula dihadapi oleh pendahulu kita
yang sholih. Oleh karena itu, semestinya para da’i yang ingin memperbaiki umat jangan
sampai lalai dari sisi ini. Seharusnya mereka mengambil faedah dari bantahan-bantahan yang
terlebih dahulu dibuat oleh para pendahulu mereka yang sholih.
Tidaklah aku (Syaikh Nashir Al Aql, pen) berlebih-lebihan dengan yang akan aku katakan.
Bahwasanya tak henti-hentinya kitab-kitab dan bantahan-bantahan beliau adalah senjata
yang paling kuat untuk menghadapi firqoh-firqoh sesat dan isme-isme yang merusak ini,
yang laris manis yang mulai muncul lagi pada hari ini. Firqoh dan isme ini merupakan
perpanjangan dari masa lalu. Akan tetapi di antara firqoh-firqoh itu ada yang berbaju dengan
baju modern dan hanya merubah nama mereka saja. Misalnya Ba’tsiyyah (sebuah aliran
sosialis/sekuler, pen), Isytiroqiyyah (sosialisme),
nasionalisme, Qodaniyyah (Ahmadiyyah), Baha’iyyah (aliran sesat di India) dan firqoh-firqoh
yang lain. Dan ada pula yang masih tetap dengan slogannya yang dulu
seperti Syi’ah, Rofidhoh, Nashiriyyah, Isma’iliyyah, Khowarij dan lain-lain.

Sifat-Sifat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah


Di samping aspek ilmu, pemahaman agama, dan amar ma’ruf nahi mungkar (memerintahkan
yang baik dan melarang dari kemungkaran) yang terkenal dari beliau, sungguh Allah telah
mengkaruniai beliau sifat yang terpuji yang sudah dikenali dan diakui oleh banyak orang.
Beliau adalah orang yang dermawan dan mulia, selalu mengutamakan orang-orang yang
membutuhkan melebihi dari diri beliau sendiri, baik dalam hal makanan, pakaian, dan
selainnya. Beliau adalah orang yang sering beribadah dan membaca Al Qur’an. Beliau adalah
orang yang wara’ dan zuhud, hampir-hampir beliau tidak memiliki sesuatu pun dari
kesenangan dunia, kecuali yang merupakan kebutuhan pokok (primer) dan sifat seperti ini
sudah diketahui oleh orang-orang pada zamannya, sampai-sampai orang awam pun
mengetahuinya. Beliau juga orang yang tawadhu’ dalam penampilan, pakaian, dan interaksi
beliau dengan orang lain. Beliau tidak pernah memakai pakaian yang mewah atau pun jelek
(beliau selalu berpakaian yang tengah-tengah, tidak mewah dan tidak jelek,pen). Beliau
tidaklah memaksa-maksakan diri (berbasa-basi) terhadap orang yang beliau temui. Beliau
terkenal sebagai orang yang karismatik dan keras dalam membela kebenaran. Beliau
memiliki karisma yang luar biasa di depan penguasa, ulama, dan orang awam. Setiap orang
yang melihat beliau, akan langsung mencintai, segan, dan menghormati beliau, kecuali ahlil
bid’ah yang diliputi rasa dengki.
Sebagaimana beliau terkenal sebagai orang yang sangat sabar di jalan Allah, beliau juga
memiliki firasat yang kuat dan memiliki do’a yang mustajab. Beliau juga memiliki karomah
lain yang diakui. Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas dan
menempatkannya di surga-Nya.

Masa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah


Sungguh beliau –rahimahullah– telah hidup di suatu masa yang terdapat banyak bid’ah dan
kesesatan. Banyak isme-isme yang batil berkuasa. Semakin bertambah pula syubhat (racun
pemikiran). Dan kebodohan, ta’ashub (fanatik) dan taqlid buta (mengikuti seseorang tanpa
dalil) semakin tersebar. Pada saat itu pula, kaum muslimin diperangi oleh pasukan Tartar dan
pasukan Salib (dari orang-orang Eropa).
Kita akan mendapati potret masa beliau dengan jelas dan gamblang melalui buku-buku
beliau yang ada di hadapan kita. Karena beliau sangat perhatian dengan urusan kaum
muslimin. Beliau juga berperan serta menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan pena,
lisan dan tangannya. Barang siapa yang memperhatikan tulisan-tulisan beliau, maka akan
mendapati gambaran bentuk ini pada masa beliau:

1. Semakin banyaknya bid’ah dan syirik, lebih-lebih kesyirikan yang terdapat di


sekitar masyahid dan kuburan yang diziarahi dan palsu. Juga i’tiqod (keyakinan)
yang batil terhadap orang yang hidup dan yang mati. Mereka diyakini dapat
memberi manfaat dan dapat memberi kesusahan. Maka mereka diseru/didoai
sebagai sesembahan selain Allah.
2. Tersebarnya filsafat, penyimpangan, dan perdebatan.

3. Tasawuf dan toriqoh-toriqoh sufiyah yang sesat mengusasai orang-orang awam.


Tersebar pula di sana isme-isme dan pemikiran bathiniyyah.
4. Rofidhoh semakin berperan dalam urusan kaum muslimin. Mereka menyebarkan
bid’ah dan kesyirikan di tengah-tengah kaum muslimin. Mereka mengendorkan
semangat umat untuk berjihad. Bahkan mereka membantu pasukan Tartar yang
merupakan musuh kaum muslimin.
5. Pada akhirnya, kita lihat semakin kuatnya Ahlus Sunnah wal Jama’ah dengan sebab
beliau. Beliau memotivasi dan memberikan semangat kepada Ahlus Sunnah. Hal ini
memiliki pengaruh yang bagus bagi kaum muslimin hingga saat ini dalam
menghadapi bid’ah dan kemungkaran, amar ma’ruf nahi munkar, menasehati
pemimpin kaum muslimin, dan kaum muslimin secara umum.
Syaikhul Islam di zamannya tegar dalam menghadapi penyimpangan-penyimpangan ini
dengan sikap yang telah diakui. Beliau memerintahkan, melarang, menasehati, menjelaskan
sehingga Allah memperbaiki banyak keadaan kaum muslimin dengan tangan beliau. Allah
telah menolong sunnah dan ahlus sunnah melalui beliau, –walhamdulillah-.

Wafat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah


Sesungguhnya di antara tanda kebaikan orang sholih dan diterimanya dia di tengah-tengah
kaum muslimin adalah : orang-orang merasa kehilangannya tatkala dia meninggal dunia.
Oleh karena itu, para salaf menilai banyaknya orang yang menyolati merupakan tanda
kebaikan dan diterimanya orang tersebut. Oleh karena itu, Imam Ahmad –rahimahullah–
mengatakan : ”Katakan pada Ahlul Bid’ah, perbedaan antara kami dan kalian adalah pada hari
kematian”, yaitu orang-orang akan merasakan kehilangan Imam Ahlus Sunnah, apabila imam
itu meninggal akan terlihat banyaknya orang yang mengiringi jenazahnya ke pemakaman.
Dan sungguh realita telah menunjukkan hal itu. Belum ada yang pernah terdengar seperti
kematian dua imam (yang sama-sama bernama Ahmad, pen) yaitu Imam Ahmad bin Hanbal
dan Ahmad bin Taimiyyah ketika keduanya meninggal. Begitu banyak orang yang mengiringi
ke pemakaman dan keluar bersama jenazah keduanya serta menyolati keduanya. Ini
bukanlah suatu yang aneh karena kaum muslimin adalah saksi Allah di bumi ini.
Demikianlah Syaikhul Islam –rahimahullah– wafat, dalam keadaan beliau dipenjara di
penjara Al Qol’ah, Damaskus, pada malam Senin, 20 Dzulqo’dah 728 Hijriyah. Seluruh
penduduk Damaskus dan sekitarnya merayap untuk menyolati dan mengiringi jenazah beliau
ke pemakaman. Berbagai referensi yang menyebutkan kematian beliau sepakat bahwa yang
menghadiri pemakaman beliau adalah jumlah yang sangat besar sekali yang tidak bisa
dibayangkan jumlahnya.
Semoga Allah merahmati dan memberi balasan dengan kebaikan yang banyak atas jasa
beliau terhadap Islam dan kaum muslimin.
Baca Juga:
• Benarkah Ibnu Taimiyah, Ibnu Hajar, Shalahuddin Al Ayubi Pro Maulid Nabi?
• Semangat Ibnu Taimiyah dalam Menulis
Sumber penulisan biografi ini :
1. Al I’lam, Khoiruddin Az Zarkali. (1/144)
2. Al A’laam Al ’Aliyyah fii Manaqib Ibnu Taimiyyah, Al Hafidz Umar Al Bazzar, ditahqiq
oleh Asy Syawisy.
3. Al Bidayatu wan Nihayah, Ibnu Katsir. (135-139/14)
4. Syadzarotudz Dzahab, Ibnul ’Ammaad. (80-86/6)
5. Fawatul wifayaat, Muhammad Ibnu Syakir Al Kutubi. (74-80/1)
6. Kitabudz Dzail ’ala Thobaqotil Hanabilah, Abul Faroj Abdurrahman bin Ahmad Al
Baghdady. (387 – 408)
7. Manaqib Al Imam Ahmad bin Hanbal. Ibnul Jauzi, ditahqiq oleh Dr. Abdullah bin
Abdul Muhsin At Turki.
Diterjemahkan dari Iqtidho’ Shirothil Mustaqim Li Mukholafatil Ashabil Jahim
yang ditahqiq dan dita’liq oleh Dr. Nashir bin Abdul Karim Al ’Aql -hafidzhohullah-
– Alhamdu lillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat –

Muhammad Abduh Tuasikal

Artikel https://rumaysho.com

Wisma MTI, 27 Rabiul Awwal 1428 (15 April 2007 M)

biografi ibnu taimiyah ulama

Meraih Takwa Melalui Ibadah Qurban

Nikmat Sehat dan Waktu Luang yang Membuat Manusia Tertipu


Artikel yang Terkait

Karamah dari ‘Ashim bin Tsabit dan Khubaib


2 weeks ago

Faedah Sirah Nabi: Perang Badar Kubra dan Pelajaran di Dalamnya


2 weeks ago

Karamah dari Dua Sahabat Nabi yang Mendapat Cahaya Ketika Berjalan di Kegelapan
3 weeks ago
Karamah dari Abdullah (Ayah Jabir bin Abdillah), Jenazahnya Awet Setelah Enam Bulan
September 8, 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment *
Name *
Email *
Website

• 2,678Followers
• 293kSubscribers
• 836kFollowers

Find us on Facebook

Follow Us

• Ada suatu kaidah yang mesti dipahami, yakni “Harus Meminta Izin” “Segala sesuatu yang bermakna
izin maka dihukumi… https://t.co/UkjdrGkc3D
49 mins ago
• #Pelanggaranprivasi di sini haruslah adanya kerugian #materiel secara langsung yang
diperhitungkan sebagai kerugian… https://t.co/sbxbLjSEXc
50 mins ago
• Dalam hukum di negara kita, pelaku perekaman & #pemotretan tanpa izin dapat dipidana, selama
rekaman video atau fot… https://t.co/oUutqJsxDa
51 mins ago
Follow us on Twitter
• Populer
• Terbaru
• Komentar


Bacaan Dzikir Pagi
March 31, 2015


Bacaan Dzikir Petang
March 31, 2015


Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban
May 29, 2015


Apakah Onani Membatalkan Puasa?
July 18, 2012


Arti Laa Hawla wa Laa Quwwata Illa Billah
November 17, 2016
Paling Banyak Dilihat

• March 31, 2015


Bacaan Dzikir Pagi

• March 31, 2015


Bacaan Dzikir Petang

• May 29, 2015


Malam Nisfu Syaban dan Amalan Nisfu Syaban

• July 18, 2012


Apakah Onani Membatalkan Puasa?

Remaja Islam Mau Mengenal Islam

• Batas Awal dan Akhir Usia Muda Dalam Islam


• Mumpung Masih Muda
• Kisah Pemuda Penghuni Gua (Ashabul Kahfi) Part 2
• Kisah Pemuda Penghuni Gua (Ashabul Kahfi) Part 1
Ruqoyyah

• 6 Hukuman bagi yang Hubungan Intim di Siang Hari Ramadhan


• Sejarah Ringkas Nabi Muhammad dari Lahir Hingga Meninggal Dunia
• Anak Saleh Belajar Qurban
• Mengajarkan Anak Takbir Awal Dzulhijjah
Pesantren Darush Sholihin

• Sapa Jamaah dengan Bahasa Mereka


• Dibutuhkan Qurban untuk Indonesia Timur dan Gunungkidul 1443 H
DS Muda

• 10 Alasan Memilih Tinggal di Desa


• Menu Buka Puasa di Desa

© Copyright 2022, All Rights Reserved | Made with By Abu Suhail

• About Me

• Facebook
• Twitter
• YouTube

FacebookTwitterWhatsAppTelegramViber • Instagram
Back to top button



Sumber https://rumaysho.com/617-biografi-syaikhul-islam-ibnu-taimiyah.html

Anda mungkin juga menyukai