Anda di halaman 1dari 36

ARTIKEL :

1. DETERMINANTS OF ADOLESCENT
PREGNANCY AND ACCESS TO
REPRODUCTIVE AND SEXUAL HEALTH
SERVICES FOR MARRIED AND UNMARRIED
ADOLESCENTS IN RURAL LAO PDR: A

CRITICAL QUALITATIVE STUDY

2. ‘I WANTED TO ENJOY OUR MARRIAGE

APPRAISAL FIRST… BUT I GOT PREGNANT RIGHT


AWAY’: A QUALITATIVE STUDY OF FAMILY
PLANNING UNDERSTANDINGS AND
DECISIONS OF WOMEN IN URBAN
PENELITIAN YOGYAKARTA, INDONESIA

KUALITATIF
TUGAS MATA KULIAH Disusun Oleh:
METODOLOGI PENELITIAN DEWI RATNA SULISTINA
DIAMPU OLEH : Dr. SHRIMARTI NIM : 101817087312
RUKMINI DEVY, Dra, M.Kes
CRITICAL APPRAISAL PENELITIAN KUALITATIF

JUDUL ARTIKEL

1. DETERMINANTS OF ADOLESCENT PREGNANCY AND ACCESS


TO REPRODUCTIVE AND SEXUAL HEALTH SERVICES FOR
MARRIED AND UNMARRIED ADOLESCENTS IN RURAL LAO PDR:
A QUALITATIVE STUDY
2. ‘I WANTED TO ENJOY OUR MARRIAGE FIRST… BUT I GOT
PREGNANT RIGHT AWAY’: A QUALITATIVE STUDY OF FAMILY
PLANNING UNDERSTANDINGS AND DECISIONS OF WOMEN IN
URBAN YOGYAKARTA, INDONESIA

DISUSUN OLEH :

DEWI RATNA SULISTINA


NIM : 101817087312

PROGRAM STUDI S3 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan YME, atas limpahan


rahmat dan hidayah-Mu penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul :
“Critical Appraisal Penelitian Kualitatif.” Di dalam tulisan ini, disajikan pokok-
pokok bahasan kriteria penilaian critical appraisal artikel penelitian.
Dengan terselesainya Makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Shrimarti Rukmini Devy, Dra, M.Kes, selaku dosen pengampu mata
kuliah Metodologi Penelitian Program Doktoral Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Besar harapan,
melalui makalah ini, pengetahuan dan pemahaman penulis dan pembaca
mengenai Critical Appraisal semakin bertambah.
2. Seluruh Dosen Program Studi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya.
3. Teman-teman Program Studi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya yang telah banyak
memberikan dukungan dan bantuannya.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang memberikan
bantuan dan dukungan dalam penyusunan Makalah ini.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang
dimiliki penulis, masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.

Surabaya, 24 November 2018


Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................ 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. 3
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ 4
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 5
1.1. Latar belakang ............................................................................................................. 5
1.2. Tujuan Critical Appraisal ........................................................................................... 6
1.3. Manfaat Critical Appraisal......................................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ 7
2.1 Konsep Critical Appraisal.......................................................................................... 7
2.2 Critical Appraisal Checklist ....................................................................................... 9
2.3 Konsep Penelitian Kualitatif ..................................................................................... 12
BAB 3 KRITISI JURNAL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17
3.1 Abstrak/ Ringkasan Penelitian ................................................................................ 17
3.2 Kriteria Critical Appraisal........................................................................................... 19
BAB 4 PENUTUP .................................................................................................................. 31
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................... 31
4.2 Saran ............................................................................................................................... 32
REFERENSI ............................................................................................................................ 33

3
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Artikel Jurnal


Lampiran 2 Indikator Jurnal Ilmiah Terindeks SCOPUS

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Telaah kritis atau critical appraisal adalah cara atau metode dan
proses sistematis untuk menguji (validitas, hasil dan relevansi) dan
mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah sebelum digunakan untuk
mengambil keputusan. Telaah kritis digunakan untuk menilai validitas
(kebenaran) dan kegunaan dari suatu artikel atau jurnal ilmiah, merupakan
bagian dari Evidence-Based Medicine, serta menjadi suatu keharusan bagi
seorang akademisi maupun praktisi untuk menerapkan pengetahuan baru
dalam kehidupan sehari-hari (1).
Pada kesempatan ini, penulis akan melakukan critical appraisal pada
2 artikel yang berjudul : 1) Determinants of adolescent pregnancy and access
to reproductive and sexual health services for married and unmarried
adolescents in rural Lao PDR: a qualitative study ditulis oleh Vanphanom
Sychareun, Viengnakhone Vongxay, Souphaphone Houaboun, Vassana
Thammavongsa, Phouthong Phummavongsa, Kongmany Chaleunvong and
Jo Durham. Artikel dimuat dalam jurnal BMC Pregnancy and Childbirth (2018)
18:219 https://doi.org/10.1186/s12884-018-1859-1 (2) 2) ‘I wanted to enjoy
our marriage first… but I got pregnant right away’: a qualitative study of family
planning understandings and decisions of women in urban Yogyakarta,
Indonesia yang ditulis oleh Belinda Rina Marie Spagnoletti, Linda Rae
Bennett, Michelle Kermode and Siswanto Agus Wilopo. Artikel dimuat dalam
jurnal BMC Pregnancy and Childbirth (2018) 18:353
https://doi.org/10.1186/s12884-018-1991-y (3).
Isi artikel terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan,
metode, analisa statistik, hasil, diskusi, kesimpulan dan daftar pustaka.
Secara garis besar artikel tersebut membahas tentang penelitian kualitatif
determinan kehamilan pada remaja dan akses layanan kesehatan reproduksi
dan seksual untuk remaja yang telah menikah maupun yang belum menikah
di pedesaan Laos dan penelitian kualitatif pada WUS yang masih ingin
menikmati pernikahan pertamanya tetapi segera hamil dan pemahaman
keluarga berencana serta pengambilan keputusan wanita di Yogyakarta
Indonesia.

5
Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian, tujuan dan hasil dari
critical appraisal artikel dan langkah-langkah yang diperlukan dalam critical
appraisal agar kiranya dapat memperdalam tentang metode penelitian
kualitatif. Kritisi jurnal ini diperlukan untuk menentukan apakah penelitian ini
adalah sebuah penelitian yang baik atau tidak berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan.

1.2 Tujuan Critical Apparisal


Untuk menganalisa artikel Determinants of adolescent pregnancy and
access to reproductive and sexual health services for married and unmarried
adolescents in rural Lao PDR: a qualitative dan ‘I wanted to enjoy our
marriage first… but I got pregnant right away’: a qualitative study of family
planning understandings and decisions of women in urban Yogyakarta,
Indonesia sebagai bahan pembelajaran dan diskusi pada mata kuliah
Metodologi Penelitian.

1.3 Manfaat Critical Appraisal


Critical apparisal pada artikel Determinants of adolescent pregnancy
and access to reproductive and sexual health services for married and
unmarried adolescents in rural Lao PDR: a qualitative dan ‘I wanted to enjoy
our marriage first… but I got pregnant right away’: a qualitative study of family
planning understandings and decisions of women in urban Yogyakarta,
Indonesia memberikan tambahan wawasan, pengetahuan kepada penulis,
pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat
secara umumnya mengenai metodologi penelitian terutama pada penelitian
kualitatif.

6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA/KERANGKA DASAR TEORITIK

2.1 Konsep Critical Appraisal


2.1.1 Pengertian
Adalah Kajian kritis terhadap makalah/ artikel ilmiah untuk
mengkaji/ mengevaluasi artikel penelitian guna menetapkan apakah
artikel penelitian tersebut layak dibuat rujukan/ layak dijadikan sebagai
landasan dalam pengambilan keputusan klinis atau tidak (4).
Telaah kritis atau critical appraisal adalah cara atau metode dan
proses sistematis untuk menguji (validitas, hasil dan relevansi) dan
mengkritisi secara ilmiah terhadap penulisan ilmiah sebelum digunakan
untuk mengambil keputusan. Telaah kritis digunakan untuk menilai
validitas (kebenaran) dan kegunaan dari suatu artikel atau jurnal ilmiah,
merupakan bagian dari Evidence-Based Medicine, serta menjadi suatu
keharusan bagi seorang akademisi maupun praktisi untuk menerapkan
pengetahuan baru dalam kehidupan sehari-hari (1).
2.1.2 Tujuan
1) Evidence-based medicine/ Nursing pendekatan pengambilan
keputusan klinik, dimana klinisi menggunakan bukti ilmiah terbaik
(best evidence) yang ada, dengan konsultasi ke pasien,
memutuskan pilihan terbaik bagi pasien.
2) Untuk menentukan bukti “terbaik” diperlukan kemampuan critical
appraisal.
3) Membantu memahami metode dan hasil sebuah penelitian.
4) Menganalisis kualitas sebuah penelitian.

1) Secara sistematik mengevaluasi literatur ilmiah.


2) Dapat memilih literatur yang dapat diambil.
3) Memisahkan penghalang antara peneliti dengan hasil penelitian.
4) Mendukung perkembangan hasil dari evidance base
practise. 2.1.4 Kelebihan dan kekurangan critical appraisal
1) Kelebihan
a) Merupakan metode yang sistematis untuk menilai hasil,
validitas, dan kegunaan dari publikasi artikel ilmiah.

7
b) Jalan untuk mengurangi jurang antara riset dengan praktis.
c) Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah
informasi ilmiah.
d) Critical appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit
dikuasai dan dikembangkan.
2) Kekurangan
a) Membutuhkan banyak waktu, terutama pada awal.
b) Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah.
c) Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil
penelitian yang baik pada bidang tertentu sangat terbatas (4).
2.1.5 Langkah-langkah Critical Appraisal
Secara formal penilaian kritis (critical appraisal) perlu dilakukan
terhadap kualitas bukti-bukti yang dilaporkan oleh artikel riset pada
jurnal. Penilaian kritis kualitas bukti dari artikel riset meliputi penilaian
tentang validitas (validity), kepentingan (importance) dan kemampuan
penerapan (applicability).
1) Validitas (Validity)
Setiap artikel riset perlu dinilai kritis tentang apakah
kesimpulan yang ditarik benar (valid), tidak mengandung bias. Bias
adalah kesalahan sistematis (systematic error) yang menyebabkan
kesimpulan hasil riset yang salah tentang akurasinya. Validitas
(kebenaran) bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari
cara peneliti memilih subjek/ sampel penelitian, cara mengukur
variabel, dan mengendalikan pengaruh faktor ketiga yang disebut
faktor perancu (confounding factor). Untuk memperoleh hasil riset
yang benar, maka sebuah riset perlu menggunakan desain studi
yang tepat.
2) Kepentingan (Importance)
Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel perlu dinilai tidak
hanya validitasnya tetapi juga apakah hasil penelitian memberikan
informasi yang cukup penting sehingga berguna untuk kesehatan
dan kesejahteraan manusia.
3) Penerapan (Applicability)
Bukti terbaik dari sebuah setting riset belum tentu bisa
langsung diekstrapolasi (diperluas) kepada masyarakat. Efikasi

8
adalah bukti tentang kemaknaan efek yang dihasilkan dari hasil
riset secara klinis maupun statistik. Hasil penelitian menunjukkan
efikasi jika intervensi hasil penelitian valid secara internal dan
memberikan efektifitas ketika diterapkan pada populasi sasaran
(target population) (1).
2.1.6 Evaluasi Critical Appraisal
Adapun evaluasi dari critical appraisal meliputi:
1) Relevansi
2) Peneliti (pakar, pemula, tempat)
3) Sponsor
4) Rancangan penelitian (sesuai dengan tujuan penelitian)
5) Performance penelitian (keandalan definisi operasional, alat)
6) Prosedur menganalisa data
7) Pembahasan
8) Kesimpulan

2.2 Critical Appraisal Checklist


2.2.1 Screening questions
These initial questions allow the appraiser to assess quickly
whether the review contains sufficient detail to enable a detailed
appraisal and, if not, to justify the extra effort involved in the appraisal
of a less comprehensible review.
1) On first reading is there sufficient information to make a detailed
appraisal? Yes/No
2) Is this a highly contentious review on a topic of clear importance to
the health service? Yes/No
3) Is there no obvious alternative review of better quality available?
Yes
2.2.2 In relation to what question is this review being appraised (target
question)?
In the context of a request, the target question is the question
posed by the requester and should be defined in terms of the
population, intervention and outcomes to which it refers and the type of
question it is. If there is no such underlying request, the appraisal is

9
conducted as though the specific review question, detailed below, is
also the target question.
2.2.3 Has a clear question been defined (review question)?
The review question is the question posed by the review and
again should be defined in terms of the question type and the
population, intervention and outcome to which it refers. Comments
should be made as to whether the question is sufficiently well defined
to allow review to be executed systematically (internal validity) and,
when appropriate, whether it achieves a good fit with the target
question (external validity). Also at this point, it is useful to note any
additional effects, related issues and perspectives which have not been
accounted for.
2.2.4 What are the implications for the validity of the review of the type and
range of study designs included?
The types of study designs which were included should be stated
and the implications for the overall validity of the review commented on
in the context of an appropriate hierarchy of evidence.
2.2.5 Were inclusion/ exclusion criteria clearly stated?
The inclusion and exclusion criteria are listed with comments on
whether they are clearly stated and consistent with the review question.

2.2.6 Was the search strategy adopted likely to have missed many
potentially relevant studies?
The search strategy is recorded and comment made on its
comprehensiveness noting whether a sensitivity analysis was
performed to evaluate the effect of likely
2.2.7 How were inclusion/ exclusion criteria applied?
This is not an assessment criterion, simply useful information for
an assessor of a review to note. The objective of most systematic
reviews is to be as comprehensive as possible in the identification of all
the "included studies" and as a result the search strategy defined must
always be highly sensitive. However, the precision of search strategies
may vary, and depending on the amount of irrelevant studies retrieved
along with the relevant ones, so the amount of effort required to "sift" or
apply the inclusion/exclusion criteria will also vary. It is also useful at

10
this point to note whether a list of excluded studies was available and
whether any excluded articles were examined.
2.2.8 Was the validity of included studies assessed?
Although the importance of this step is generally recognised,
consensus on exactly what should be done has, as yet, not been
achieved. The way in which the validity of the included studies was
taken into account and how information on the validity of the included
studies was used is noted. Comment is made on whether the conduct
of validity assessment was likely to threaten the validity of the review. It
may also be useful at this point to examine and make comments on
some examples of included studies.
2.2.9 Was the process of data abstraction adequate?
How the relevant data items were abstracted are recorded.
Comments are made on whether this was consistent with the review
question and what the implications are for the validity of the review.
2.2.10 Were the important steps in the review reproducible & bias free?

Whether the repeatability of the following steps was examined,


reported and acted upon is identified; searching for all potentially
relevant studies; applying study inclusion/exclusion criteria;
assessment of validity of included studies; and data abstraction.
Comment is made on the implications for the validity of the review
2.2.11 What was(were) the relevant and justifiable review bottom line(s)- as
stated in the review?
The summary estimate of effect or key results for each outcome,
subgroup or comparison examined by the review are stated.
Comments are made on whether meta-analysis was used; if so
whether this was appropriate in relation to the homogeneity or
heterogeneity of the results; and the role of chance, as indicated by the
confidence intervals or equivalent. Any other conclusions reported
which seem reasonable given the data presented, are also noted.
2.2.12 Was the review up-to-date?
The date cut-offs used for ascertainment of relevant
literature are identified
2.2.13 General comments

11
Comment is made on the general quality of the review including
the elements it incorporates which might make it systematic. The
review and its potential uses are categorised
2.2.14 Recommendation for implementation of this review by purchasers

Suggestions are made on how a purchaser of health care might


best use the review (5).

2.3 Konsep Penelitian Kualitatif


2.3.1 Pengertian
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Pengertian penelitian kualitatif menurut ahli (pakar) :
1) Saryono (2010)
Penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
2) Sugiyono (2011)
Penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.
2.3.2 Perbedaan Penelitian Kualitatif Dengan Kuantitatif
Menurut Williams (1988), ada 5 pandangan dasar perbedaan
antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kelima pendangan dasar
perbedaan tersebut antara lain:
1) Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai
tunggal, konkrit, teramati, serta dapat difragmentasi. Sebaliknya
pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil
konstruksi dalam pandangan holistik. Sehingga peneliti kuantitatif

12
lebih spesifik, percaya langsung pada obyek generalis, meragukan
dan mencari fenomena pada obyek yang realitas.
2) Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan
kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan
mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai
proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipasif.
3) Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan
konteks dan waktu (nomothetic statements), sedangkan
pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu
(idiographic statements).
4) Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan
antara sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum
akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sedangkan pendekatan
kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan
akibat, apalagi secara simultan.
5) Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas
nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya
pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas
nilai, termasuk si peneliti yang subyektif.
2.3.3 Karakteristik Penelitian Kualitatif
1) Menggunakan pola berpikir induktif (empiris – rasional atau bottom-
up)
Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan
grounded theory, yaitu teori yang timbul dari data bukan dari
hipotesis seperti dalam metode kuantitatif. Atas dasar itu penelitian
bersifat generating theory, sehingga teori yang dihasilkan berupa
teori substansif.
2) Perspektif emic/ partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi
Minat peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan
makna menurut sudut pandang partisipan yang diteliti, sehingga
bias menemukan apa yang disebut sebagai fakta fenomenologis.
3) Penelitian jenis kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian
yang baku. Rancangan penelitian berkembang selama proses
penelitian.

13
4) Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari
makna di balik data, untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran
empiris sensual, empiris logis, dan empiris logis.
5) Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang
dibutuhkan, dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan.
6) Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis,
yaitu dengan memahami secara mendalam gejala atau fenomena
yang dihadapi.
7) Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga
keberadaanya tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti.
8) Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah
berlangsung.
9) Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks
waktu serta situasi tertentu.
10) Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian alamiah atau inquiri
naturalistik.
2.3.4 Tipe-tipe atau Jenis Penelitian Kualitatif
1) Fenomenologi
Penelitian fenomenologi dapat dimulai dengan memperhatikan
dan menelaah fokus fenomena yang akan diteliti, yang melihat
berbagai aspek subjektif dari perilaku objek. Selanjutnya, peneliti
melakukan penggalian data berupa bagaimana pemaknaan objek
dalam memberikan arti terhadap fenomena yang terkait.
Penggalian data tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara
yang mendalam kepada objek atau informan didalam penelitian,
serta dengan melakukan observasi secara langsung mengenai
bagaimana objek penelitian menginterpretasikan pengalamannya
kepada orang lain.
2) Etnografi
Metode penelitian etnografi adalah penelitian yang memiliki
tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi bahasa yang tersedia
dalam budaya yang selanjutnya digunakan untuk berkomunikasi
oleh individu didalamnya. Serta melihat bagaimana bentuk dan

14
fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan sebuah
masyarakat.
Metode etnografi menginterpretasikan kelompok sosial, sistem
yang berlaku dan peran yang dijalankan, serta interaksi sosial yang
terjadi dalam suatu masyarakat. Metode etnografi biasanya
digunakan untuk berfokus pada kegiatan atau ritual tertentu
didalam masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-cara hidup dan
lain sebagainya.
3) Studi Kasus
Metode penelitian studi kasus meneliti suatu kasus atau
fenomena tertentu yang ada didalam masyarakat yang dilakukan
secara mendalam untuk mempelajari latar belakang, keadaan, dan
interaksi yang terjadi.
Studi kasus dilakukan pada suatu kesatuan sistem yang bisa
berupa suatu program, kegiatan, peristiwa, atau sekelompok
individu yang ada pada keadaan atau kondisi-kondisi tertentu.
4) Metode Teori Dasar
Penelitian Kualitatif Metode Teori Dasar adalah penelitian
yang dilakukan untuk menemukan suatu teori atau untuk
menguatkan teori yang sudah ada dengan mengkaji prinsip dan
kaidah dasar yang ada. Selanjutnya dibuat kesimpulan dasar yang
membentuk prinsip dasar dari suatu teori.
Dalam melakukan metode teori dasar ini, peneliti perlu
memilah mana fenomena yang dapat dikatakan fenomena inti dan
mana yang bukan untuk dapat diambil dan dibentuk suatu teori.
Pengumpulan data metode teori dasar ini dilakukan dengan
observasi, studi lapangan, pembandingan antara kategori,
fenomena, dan situasi berdasarkan berbagai penilaian, seperti
kajian induktif, deduktif, dan verifikasi hingga datanya bersifat
jenuh.
5) Metode Historis
Penelitian metode historis adalah penelitian yang memiliki
fokus penelitian berupa peristiwa-peristiwa yang sudah berlalu dan
melakukan rekonstruksi masa lalu dengan sumber data atau saksi
sejarah yang masih ada hingga saat ini.

15
Sumber data tersebut bisa diperoleh dari berbagai catatan
sejarah, artefak, laporan verbal, maupun saksi hidup yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran kesaksiannya.
Karena mengkaji peristiwa-peristiwa yang telah berlalu, maka
ciri khas dari penelitian metode historis ialah waktu. Dimana
fenomena dilihat perkembangan atau perubahannya berdasarkan
pergeseran waktu.
2.3.5 Tahapan Penelitian Kualitatif
Ada lima tahap bagi para peneliti jika ingin melakukan penelitian
jenis kualitatif, yaitu:
1) Mengangkat permasalahan.
2) Memunculkan pertanyaan penelitian.
3) Mengumpulkan data yang relevan.
4) Melakukan analisis data.
5) Menjawab pertanyaan penelitian (6).

16
BAB 3
KRITISI JURNAL DAN PEMBAHASAN

3.1 Abstrak/ Ringkasan Penelitian


Abstrak pada artikel pertama disajikan secara lengkap meliputi
pendahuluan, metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi,
sumber data, analisa data, hasil dan kesimpulan. Hal ini sesuai dengan
penulisan abstrak secara teori yang meliputi pendahuluan/ introduction,
metode penelitian/ method, hasil/ result dan diskusi/ discuss (IMRAD).
Sedangkan pada artikel kedua disajikan secara kurang lengkap meliputi
pendahuluan, metode penelitian yang terdiri dari desain penelitian, populasi,
sumber data, analisa data, hasil dan tanpa adanya kesimpulan. Hal ini tidak
sesuai dengan penulisan abstrak secara teori yang meliputi pendahuluan/
introduction, metode penelitian/ method, hasil/ result dan diskusi/ discuss
(IMRAD).
Pada artikel pertama, secara singkat diceritakan tentang Provinsi
Bokeo dan Luang Namtha di Republik Demokratik Rakyat Laos (PDR) utara
memiliki tingkat kehamilan remaja yang tinggi. Tingginya kehamilan remaja
merupakan faktor resiko terhadap kesehatan ibu dan anak serta pendapatan
sosio-ekonomi yang buruk. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk
mengeksplorasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kehamilan remaja
di pedesaan Lao. Kedua, untuk memahami tantangan khusus yang dihadapi
ibu remaja dalam mengakses layanan kesehatan. Metode: Wawancara
kualitatif dilakukan dengan ibu remaja dan remaja yang belum menikah
berusia 12 hingga 19 tahun yang tinggal di daerah pedesaan, dan dari
kelompok etnis yang berbeda. Secara total, peneliti melakukan enam diskusi
kelompok fokus dengan remaja berusia 13-19 tahun, wawancara mendalam
pada dua puluh remaja yang belum menikah/ menikah berusia 12-19 tahun.
Selain itu, peneliti juga mewawancarai suami dari ibu remaja (N = 8) dan ibu
mertua remaja laki-laki dan perempuan (N = 9), tokoh masyarakat dan
penyedia layanan kesehatan (penyedia layanan kesehatan N = 17 dan tokoh
masyarakat N = 12). Analisis tematik digunakan untuk menganalisis data,
berdasarkan kerangka konseptual yang diidentifikasi pada awal penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seks pra-nikah, pernikahan dini dan
kehamilan adalah norma dalam penelitian ini. Penentu kehamilan remaja

17
termasuk sikap liberal untuk hubungan seksual pra-nikah remaja, pernikahan
dini dan kehamilan, pengetahuan yang tidak lengkap tentang kesehatan
seksual dan reproduksi dan akses terbatas ke layanan yang sesuai.
Kesimpulan: Faktor-faktor penentu kehamilan remaja dalam penelitian ini
adalah multi-dimensi, dan membutuhkan berbagai tanggapan. Karena
beberapa faktor penentu sangat tertanam dalam sistem nilai-nilai lokal,
keyakinan dan praktik, dan merupakan bagian dari logika apa itu untuk
menjadi wanita yang sehat, praktik-praktik ini sangat mengakar dan mungkin
bertahan terhadap pengetahuan baru. Karena itu tantangannya adalah
menemukan strategi yang responsif secara budaya yang memungkinkan
individu dan agen kolektif.
Pada artikel kedua, secara singkat diceritakan tentang AKI melahirkan
di Indonesia masih tetap tinggi diantara negara Asia Tenggara meskipun
upaya memperkuat sistem kesehatan ibu dan keluarga berencana telah
digalakkan. Kebutuhan KB pada ibu postpartum lebih besar dari pada waktu
lain, sehingga ada potensi besar untuk meningkatkan kesehatan reproduksi
wanita Indonesia melalui peningkatan akses keluarga berencana pada ibu
postpartum. Artikel ini mengeksplorasi kriteria pilihan keluarga berencana
yang tertanam secara sosial dalam konteks Indonesia, berdasarkan
pengalaman dari sampel kaum urban dan wanita kelas menengah yang
dominan. Metode: studi etnografi yang mengeksplorasi pengalaman
reproduksi wanita yang tinggal di Kota Yogyakarta, dan kabupaten Sleman
dan Bantul. Kerja lapangan dilakukan selama 18 bulan dari September 2014
hingga Maret 2016. Artikel ini mengacu pada 31 wawancara mendalam
(IDIs) yang dilakukan dengan 20 wanita berusia 21 hingga 38 tahun yang
telah melahirkan kurang dari dua tahun sebelumnya. Hasil: Meskipun ada
perbedaan besar di jalur reproduksi wanita, mayoritas memiliki pemahaman
yang terbatas tentang keluarga berencana, terutama dalam kaitannya
dengan kontrasepsi. Norma-norma kemasyarakatan yang berkaitan dengan
kesuburan dan reproduksi wanita mendukung hasrat wanita untuk hamil
segera setelah menikah. Cita-cita normatif mengenai jumlah anak dan
komposisi keluarga mendasari keinginan wanita untuk memiliki anak
maksimal dua hingga tiga anak, dengan setidaknya satu anak dari setiap
jenis kelamin. Negosiasi mengenai waktu kehamilan dan jumlah anak terjadi
dalam hubungan suami-istri. Mayoritas wanita menggunakan beberapa

18
bentuk kontrol kesuburan untuk mencegah kehamilan, dengan keputusan
pilihan metode sering diinformasikan oleh anggota keluarga, teman dan
penyedia keluarga berencana. Kualitas perawatan di antara penyedia
keluarga berencana sering kurang, mempertahankan informasi yang salah,
dan pilihan perempuan tidak selalu dihormati.

3.2 Kriteria Critical Appraisal


1) Pertanyaan/ Fokus Penelitian
a) Artikel pertama
Dalam Artikel ini, relevansi yang terkandung antara latar
belakang dan fokus penelitian secara garis besar menjadi mudah di
pahami karena pada paragraf awal artikel tersebut menceritakan
tentang studi pendahuluan di Provinsi Bokeo dan Luang Namtha di
Republik Demokratik Rakyat Laos (PDR) utara memiliki tingkat
kehamilan remaja yang tinggi. Tingginya kehamilan remaja
merupakan faktor resiko terhadap kesehatan ibu dan anak serta
pendapatan sosio-ekonomi yang buruk. Pertanyaan penelitian dalam
artikel ini adalah faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap
tingginya kehamilan remaja di pedesaan Lao serta tantangan apa
saja yang dihadapi oleh remaja yang telah menjadi ibu dalam
mengakses layanan kesehatan.
Artikel ini pada bagian pendahuluan juga memberikan
informasi/ ulasan yang berkualitas dan sangat penting bagi
kesehatan. Karena dengan tingginya kehamilan pada remaja
memberikan kontribusi terhadap peningkatan resiko kesehatan yang
buruk bagi ibu dan bayinya, kekurangan gizi, kondisi sosial ekonomi
yang buruk dan tingkat melek huruf yang rendah, tingginya angka
perceraian serta akses yang terbatas ke pelayanan kesehatan ibu.
b) Artikel Kedua
Dalam Artikel ini, relevansi yang terkandung antara latar
belakang dan fokus penelitian secara garis besar menjadi mudah di
pahami karena pada paragraf awal artikel tersebut menceritakan
tentang AKI melahirkan di Indonesia masih tetap tinggi diantara
negara Asia Tenggara meskipun upaya memperkuat sistem
kesehatan ibu dan keluarga berencana telah digalakkan. Kebutuhan

19
KB pada ibu postpartum lebih besar dari pada waktu lain, sehingga
ada potensi besar untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita
Indonesia melalui peningkatan akses keluarga berencana pada ibu
postpartum. Pertanyaan penelitian dalam artikel ini adalah
bagaimanakah kriteria pilihan keluarga berencana yang tertanam
secara sosial dalam konteks Indonesia, berdasarkan pengalaman
dari sampel kaum urban dan wanita kelas menengah yang dominan.
Artikel ini pada bagian pendahuluan juga memberikan
informasi/ ulasan yang berkualitas dan sangat penting bagi
kesehatan khususnya pada program KB. Tingginya tingkat kesuburan
total (TFR) di Yogyakarta, potensi wanita di Yogyakarta yang ingin
mengontrol kesuburannya setelah memiliki 2 atau 3 anak serta
tingginya prevalensi penggunaan kontrasepsi alami (pantang berkala)
daripada metode kontrasepsi efektif yang melatarbelakangi peneliti
untuk meneliti alasan/ kriteria dalam memilih alat kontrasepsi pada
wanita di Yogyakarta.
2) Pertanyaan penelitian pada artikel yang dikritisi
a) Populasi, sampel dan teknik sampling apakah sudah sesuai dengan
pertanyaan penelitian
Pada artikel pertama, populasi penelitian remaja yang telah
menjadi ibu, remaja hamil, remaja yang belum menikah yang berusia
10-19 tahun tinggal di daerah pedesaan dan dari berbagai kelompok
etnis non-Lao-Tai karena tingginya tingkat kehamilan remaja dan
ketidaksetaraan dalam akses pelayanan kesehatan. Sampel dalam
penelitian adalah 20 (remaja yang telah menikah maupun yang
belum menikah berbicara terkait kehamilan remaja, pernikahan dini,
pendidikan, akses ke KB, akses dan persepsi tentang SRH (IMS,
HIV, KB, ANC, INC dan PNC) dan layanan kesehatan ibu), 9 (ibu
remaja), 8 (suami remaja), 9 (ibu mertua) berbicara tentang akses
perempuan ke layanan kesehatan dan kehamilan remaja, informan
kunci yang terdiri dari 4 (Dinkes Provinsi), 3 (Dinkes Kabupaten), 4
(staf pusat kesehatan), 4 (kepala desa), 12 (sukarelawan kesehatan
desa), total informan kunci 15 (penyedia layanan kesehatan), 12
(tokoh masyarakat) berbicara terkait kehamilan remaja dan akses,
penggunaan dan hambatan SRH dan layanan kesehatan ibu di

20
kalangan remaja. Teknik sampling menggunakan purposive
sampling dengan kriteria inklusi spesifik 1) Remaja yang telah
menjadi ibu atau yang sedang hamil, 2) Gadis remaja yang belum
menikah. Melihat hal diatas, pada penelitian ini baik populasi, sampel
dan teknik sampling sudah sesuai dengan tujuan penelitian. Informan
berbicara terkait kehamilan remaja, pernikahan dini, pendidikan,
akses dan persepsi tentang kesehatan reproduksi dan seksual/ SRH
(IMS, HIV, KB, ANC, INC dan PNC) dan layanan kesehatan ibu di
kalangan remaja.
Pada artikel kedua, populasi penelitian adalah perempuan
yang melahirkan dalam 2 tahun terakhir (September 2014-Maret
2016) berusia antara 20-40 tahun yang tinggal di daerah perkotaan
Yogyakarta, Indonesia. Sampel dalam penelitian adalah 39 yang
terdiri dari 20 perempuan yang melahirkan dalam 2 tahun terakhir
(September 2014-Maret 2016) berusia antara 20-40 tahun yang
tinggal di daerah perkotaan Yogyakarta, Indonesia dan 19 informan
kunci. Teknik sampling menggunakan non probablilitas sampling.
Melihat hal diatas, pada penelitian ini baik populasi, sampel dan
teknik sampling sudah sesuai dengan tujuan penelitian. Informan
berbicara terkait persepsi dan pengalaman informan dalam kaitannya
dengan kehidupan reproduksinya termasuk kaitannya dengan
keluarga berencana.
b) Intervensi
Pada artikel pertama dan kedua ini, peneliti tidak melakukan
tindakan intervensi. Penelitian ini menggunakan data primer dengan
teknik pengumpulan data berupa tatap muka focus groups discuss
(FGD) dan wawancara mendalam dengan desain studi kualitatif untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap
tingginya kehamilan remaja di pedesaan Lao serta tantangan apa
saja yang dihadapi oleh remaja yang telah menjadi ibu dalam
mengakses layanan kesehatan pada artikel pertama dan
bagaimanakah kriteria pilihan keluarga berencana yang tertanam
secara sosial dalam konteks Indonesia, berdasarkan pengalaman
dari sampel kaum urban dan wanita kelas menengah yang dominan

21
pada artikel kedua. Dalam kajian intervensi, penelitian ini sudah
sesuai dengan tujuan penelitian.
c) Hasil Penelitian
Hasil penelitian pada artikel pertama faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap tingginya kehamilan remaja di pedesaan Lao
serta tantangan yang dihadapi oleh remaja yang telah menjadi ibu
dalam mengakses layanan kesehatan adalah :
(1) Perubahan sosial ekonomi yang cepat, interaksi yang lebih besar
dengan pasar yang mengubah aspirasi
(2) Praktik budaya yang khas dan pemahaman tentang apa itu
menjadi remaja berubah lebih lambat dan sangat tertanam dalam
norma-norma sosial masyarakat yang terpencil. Dalam konteks
ini perkawinan remaja dan kehamilan adalah norma, dengan
pernikahan setelah usia 20 tahun dianggap tidak diinginkan (tidak
menarik) oleh laki-laki. Dari perspektif ini, inisiasi hubungan
seksual, perkawinan dan melahirkan anak harus dipahami dalam
logika budaya dari praktik seksual tentang apa itu menjadi
seorang remaja di komunitas ini.
(3) Hambatan sisi penawaran dan permintaan untuk remaja dalam
mengakses layanan kesehatan seksual dan reproduksi mengenai
keterjangkauan, penerimaan, ketersediaan dan aksesibilitas yang
berinteraksi dengan cara yang rumit dengan ketidakseimbangan
kekuasaan, kebutuhan yang dirasakan dan kapasitas para gadis
untuk membuat atau bertindak, keputusan mereka sendiri tentang
penggunaan layanan serta hambatan bahasa. Remaja yang
belum menikah mengalami hambatan khusus terkait usia muda
mereka, status perkawinan mereka, rasa malu, kurangnya
pengalaman dan rasa percaya diri, reputasi, kapasitas
pengambilan keputusan otonom yang terbatas, kesenjangan
pengetahuan membatasi kapasitas untuk mengontrol
reproduksinya, melindungi diri dari STI dan memanfaatkan
layanan kesehatan.
(4) Anggapan kurangnya kerahasiaan dan sikap menghakimi dari
penyedia layanan (disinsentif)

22
(5) Ketrampilan dan sikap penyedia layanan yang kurang serta
pelatihan yang tidak memadai. Kebutuhan pelatihan khusus
dalam kaitannya dengan kebutuhan SRH remaja dan membantu
dalam mengubah sikap penyedia layanan untuk lebih memahami
remaja.
(6) Hambatan permintaan kebutuhan yang dirasakan, kurangnya
pengetahuan tentang manfaat potensial serta tingginya biaya.
Berdasarkan fasilitas tidak dipungut biaya tapi masih ada biaya
tidak terduga yang tidak dapat diprediksi serta biaya transportasi
dan potensi kehilangan pendapatan untuk setidaknya satu orang
yang perlu menemani remaja tersebut ke fasilitas kesehatan.
(7) Dukungan masyarakat terutama orang tua dan pemimpin
masyarakat, pentingnya norma-norma sosial budaya,
peningkatan pengetahuan dan permintaan remaja dan keluarga
untuk layanan kesehatan reproduksi dan seksual, promosi
kesehatan yang memberdayakan individu sebagai agen
perubahan aktif, layanan ramah remaja dengan pendidikan yang
disediakan dalam bahasa remaja, staf dilatih untuk bekerja
dengan remaja dengan latar belakang etno-linguistik yang
beragam, dan mampu menjunjung tinggi prinsip kerahasiaan dan
privasi untuk membuat layanan yang ada lebih dapat diterima
oleh remaja.
Hasil penelitian pada artikel kedua mengenai kriteria pilihan
keluarga berencana yang tertanam secara sosial dalam konteks
Indonesia, berdasarkan pengalaman dari sampel perempuan yang
melahirkan dalam 2 tahun terakhir (September 2014-Maret 2016)
berusia antara 20-40 tahun yang tinggal di daerah perkotaan
Yogyakarta, Indonesia adalah :
(1) Ekspektasi sosial normatif mengenai peran dan kesuburan
reproduksi wanita, pengalaman anggota keluarga dan teman,
negosiasi suami-istri, dan interaksi dengan sistem kesehatan
membentuk cara wanita pascamelahirkan memahami dan
membuat pilihan tentang keluarga berencana. Harapan sosial
yang berlaku melibatkan reproduksi (perempuan untuk memenuhi
takdir mereka/ kodrat wanita dalam konstruksi wanita yang ideal

23
mendorong informan untuk hamil segera setelah menikah
meskipun mereka ingin menunda kehamilan).
(2) Pengambilan keputusan mengenai keluarga berencana setelah
menikah dipengaruhi oleh norma-norma sosial yang berlaku,
sementara negosiasi yang sebenarnya terjadi dalam hubungan
perkawinan mereka. Dalam konteks Indonesia, keluarga inti tetap
menjadi lokus utama di mana keputusan reproduksi dibuat,
berbeda dari sistem kekerabatan Asia Selatan. Mengingat bahwa
penggunaan kontrasepsi tidak normatif sebelum hamil di
Indonesia, maka keluarga berencana direnungkan oleh wanita
dan pasangan untuk pertama kalinya selama atau setelah periode
postpartum. Sebagian besar perempuan dalam penelitian ini tidak
pernah menggunakan kontrasepsi biomedis, memiliki
pemahaman yang terbatas mengenai kontrasepsi pascapartum.
(3) Meskipun sebagian besar wanita dalam penelitian ini melakukan
menyusui eksklusif, pemahaman mereka tentang LAM juga
terbatas. Selain itu kesimpulan dari masa nifas tidak dirasakan
oleh perempuan menjadi waktu yang sangat mendesak untuk
mulai menggunakan kontrasepsi, meskipun banyak yang berisiko
kehamilan yang tidak diinginkan. Dengan prioritas wanita selama
fase pascapartum menyimpang dari agenda kesehatan
masyarakat global yang mempromosikan penggunaan keluarga
berencana selama periode pascapartum untuk mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan dan mencapai jarak aman antara
kehamilan.
Dalam kajian hasil, penelitian ini sudah sesuai dengan tujuan
penelitian.
3) Apakah ada pertanyaan penelitian yang jelas
Pada penelitian ini (artikel pertama dan kedua) sudah mempunyai
pertanyaan penelitian yang jelas yaitu untuk mengetahui faktor-faktor
yang berkontribusi terhadap tingginya kehamilan remaja di pedesaan Lao
serta tantangan yang dihadapi oleh remaja yang telah menjadi ibu dalam
mengakses layanan kesehatan pada artikel pertama serta kriteria pilihan
keluarga berencana yang tertanam secara sosial dalam konteks
Indonesia, berdasarkan pengalaman dari sampel perempuan yang

24
melahirkan dalam 2 tahun terakhir (September 2014-Maret 2016) berusia
antara 20-40 tahun yang tinggal di daerah perkotaan Yogyakarta,
Indonesia pada artikel kedua.
4) Dampak desain studi penelitian terhadap validitas hasil penelitian
Desain penelitian (artikel pertama dan kedua) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pada artikel pertama menggunakan metode penelitian
fenomenologi. Metode ini dapat dimulai dengan memperhatikan dan
menelaah fokus fenomena yang akan diteliti, yang melihat berbagai
aspek subjektif dari perilaku objek. Selanjutnya, peneliti melakukan
penggalian data berupa bagaimana pemaknaan objek dalam
memberikan arti terhadap fenomena yang terkait. Penggalian data
tersebut dilakukan dengan melakukan wawancara yang mendalam
kepada objek atau informan didalam penelitian, serta dengan melakukan
observasi secara langsung mengenai bagaimana objek penelitian
menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain.
Pada artikel kedua menggunakan metode penelitian etnografi
adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk mengkaji bentuk dan fungsi
bahasa yang tersedia dalam budaya yang selanjutnya digunakan untuk
berkomunikasi oleh individu didalamnya. Serta melihat bagaimana
bentuk dan fungsi bahasa tersebut menjadi bagian dari kehidupan
sebuah masyarakat. Metode etnografi menginterpretasikan kelompok
sosial, sistem yang berlaku dan peran yang dijalankan, serta interaksi
sosial yang terjadi dalam suatu masyarakat. Metode etnografi biasanya
digunakan untuk berfokus pada kegiatan atau ritual tertentu didalam
masyarakat, bahasa, kepercayaan, cara-cara hidup dan lain sebagainya.
Sehingga validitas hasil penelitian sudah baik karena sudah
menggunakan desain studi yang benar dan tepat.
5) Kriteria inklusi/ eksklusi apakah sudah tepat

25
Kriteria inklusi spesifik pada artikel pertama adalah 1) Remaja
yang telah menjadi ibu atau yang sedang hamil, 2) Gadis remaja yang
belum menikah dengan peserta harus memenuhi setidaknya satu kriteria
agar memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam penelitian.
Penentuan kriteria inklusi/ eksklusi dalam penelitian ini sudah
tepat sesuai dengan tujuan penelitian.
6) Apakah strategi pengumpulan data relevan
Strategi pengumpulan data pada artikel pertama adalah tatap
muka, FGD dan wawancara dilakukan oleh peneliti kualitatif terlatih dari
University of Health Sciences, Lao PDR. Semua peneliti memiliki
pengalaman dan minat untuk bekerja dalam kesehatan seksual dan
reproduksi dan bekerja dengan remaja. Sebelum memulai FGD dan
wawancara, semua peserta diberitahu tentang tujuan penelitian. Strategi
pengumpulan data pada artikel pertama telah relevan dengan tujuan
penelitian dan dilakukan dengan baik oleh ahlinya.
Strategi pengumpulan data pada artikel kedua adalah wawancara
mendalam Panduan IDI diujicobakan oleh BRS dengan dua wanita yang
memiliki karakteristik serupa dengan wanita yang dicari oleh penelitian
untuk direkrut. Latihan percontohan ini penting untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam panduan wawancara, serta memperjelas bahasa
lokal, non-biomedis yang terkait dengan topik penelitian. Semua
wawancara dilakukan oleh BRS menggunakan bahasa Indonesia
terutama. IDI dirancang untuk mendapatkan pemahaman mendalam
tentang persepsi dan pengalaman informan dalam kaitannya dengan
kehidupan reproduksi mereka, termasuk tema-tema dalam kaitannya
dengan keluarga berencana. Wawancara dimulai pada bulan April 2015
dan disimpulkan pada Maret 2016, selama waktu itu 20 wanita yang baru
saja melahirkan berpartisipasi dalam total 31 wawancara. Membangun
hubungan adalah bagian integral dari hubungan dengan peserta.
Wawancara waktu dan lokasi adalah pada kebijaksanaan peserta, dan
mayoritas diadakan di rumah atau tempat kerja mereka. Strategi
pengumpulan data pada artikel kedua telah relevan dengan tujuan
penelitian dan dilakukan dengan baik dengan panduan IDI serta
diujicobakan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi kekurangan dalam

26
panduan wawancara, serta memperjelas bahasa lokal, non-biomedis
yang terkait dengan topik penelitian.
7) Apakah ada uji validitas yang diterapkan
Pada artikel pertama penelitian ini menggunakan uji validitas
analisis tematik, akan tetapi berdasarkan teori validitas kita bisa
membahasnya bahwa uji validitas dan reliabilitas dibagi menjadi 2 yakni :
a) Validitas eksternal
Ikhwal penelitian yang menyangkut pertanyaan, sejauh mana hasil
suatu penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi induk (asal
sampel) penelitian diambil.
b) Validitas internal
Ikwal kesahihan penelitian yang menyangkut pernyataan, sejauh
mana perubahan yang diamati dalam suatu penelitian (terutama
penelitian ekprimental) benar-benar hanya terjadi karena perlakuan
yang di berikan dan bukan pengaruh faktor lain (variabel luar).
Berdasarkan hal diatas, validitas pada penelitian ini menggunakan
analisis tematik. Analisis tematik digunakan untuk menganalisis data
kualitatif berdasarkan kerangka kerja konseptual akses ke layanan
kesehatan yang diidentifikasi pada awal penelitian. Semua catatan
lapangan ditranskripsikan ke Lao dan kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris. Para peneliti utama (VS dan JD) membaca semua
transkripsi beberapa kali untuk mendapatkan pemahaman tentang pola
teks. Teks-teks itu kemudian dikodekan, dan dikompilasi ke dalam
kategori dan tema oleh dua peneliti utama. Tema utama yang telah
ditentukan didasarkan pada mereka yang diidentifikasi dalam literatur,
seperti peran sosio-ekonomi, keuangan, budaya dan gender, kekuatan
pengambilan keputusan, pengetahuan tentang kesehatan ibu,
aksesibilitas, kualitas perawatan, sikap negatif dari penyedia, dukungan
teman sebaya dan keluarga ; Namun, ini tidak mengesampingkan
kemungkinan munculnya tema baru. Sepanjang proses analitik, seluruh
kumpulan data dan ekstrak yang dikodekan disilangkan diperiksa dan
diverifikasi.
Pada artikel kedua penelitian ini menggunakan uji validitas pada
panduan IDI yang diujicobakan terlebih dahulu untuk mengidentifikasi
kekurangan dalam panduan wawancara, serta memperjelas bahasa

27
lokal, non-biomedis yang terkait dengan topik penelitian. Bagi panduan
IDI yang tidak valid akan diperbaiki atau dihilangkan demi kepentingan
validitas data penelitian.
8) Apakah Proses penyajian data sudah memadai
Data yang ditampilkan pada kedua artikel ini sudah memadai dan
lengkap yang merupakan data primer yang dikumpulkan dari partisipan
penelitian misalnya data karakteristik pada responden lengkap dan valid.
9) Apakah Tahapan penting dalam artikel ini sudah diuji Reliabilitas dan
bebas dari Bias.
Dalam kedua artikel ini telah diuji reliabilitas untuk mengurangi bias
dengan teknik analisis tematik dan panduan wawancara IDI yang telah
diujicobakan terlebih dahulu.
10) Apakah dalam artikel ini sudah relevan dan sesuai.
Kedua artikel ini sudah menggunakan desain penelitian, analisa
data, diskusi dan kesimpulan yang relevan dan sesuai dengan tujuan
penelitian.
11) Apakah literatur sudah terkini
Pada artikel pertama, pustaka teks book yang paling lama
menggunakan tahun 1990. Jurnal yang di gunakan paling lama 2002. Hal
ini menunjukkan bahwa peneliti masih menggunakan sebagian literatur
artikel ini yang kurang update.
Pada artikel kedua, pustaka teks book yang paling lama
menggunakan tahun 1989. Jurnal yang di gunakan paling lama 1990. Hal
ini menunjukkan bahwa peneliti masih menggunakan sebagian literatur
artikel ini yang kurang update.
12) Komentar umum
Secara umum, kedua artikel ini sudah bagus mulai dari
pendahuluan/ introduction, metode penelitian/ method, hasil/ result dan
diskusi/ discuss, data yang disajikan juga valid.
Hasil penelitian pada artikel pertama ditemukan adanya
permasalahan. Meskipun pengakuan global yang memastikan remaja
memiliki akses yang mudah diakses, terjangkau dan akses yang sesuai
ke layanan SRH, di banyak pengaturan akses tetap buruk. Penelitian
spesifik konteks dan fokus kebijakan diperlukan untuk mengidentifikasi
peluang untuk mengisi kesenjangan kritis ini dalam penyediaan layanan.

28
Pembuat kebijakan dan penyedia layanan kesehatan juga perlu mengakui
bahwa remaja adalah makhluk seksual, dan bahwa kita perlu memberi
remaja pengetahuan, alat dan dukungan untuk dapat menjaga diri mereka
aman secara seksual dan, idealnya, menunda kehamilan setidaknya
sampai setelah usia 18. Pada saat yang sama, penting bahwa intervensi
tetap menghormati budaya, sambil merangkul aspirasi kontemporer dan
memungkinkan kelompok etnis non-Lao-Tai untuk terus hidup dan
berkembang dalam PDR Laos. Akhirnya, sementara ada beberapa
penelitian deskriptif tentang hasil untuk remaja non-Lao-Tai, di Lao-Tai
populasi lebih banyak bukti diperlukan untuk intervensi yang efektif yang
mempromosikan kesehatan dan keadilan sosial.
Hasil penelitian dalam artikel kedua ditemukan adanya
permasalahan. Temuan dalam penelitian ini mengungkapkan cara-cara di
mana agen reproduksi wanita Indonesia dirusak pada tiga titik waktu yang
berbeda. Pertama, melalui pemahaman mereka yang tidak lengkap
tentang perencanaan keluarga pasca-melahirkan; kedua, dengan
informasi miring yang mereka terima dalam interaksinya dengan orang
lain, termasuk penyedia keluarga berencana; dan ketiga, melalui
ekspektasi masyarakat tentang kesuburan dan reproduksi mereka. Ini
mengharuskan analisis peneliti tentang konteks relasional di mana
keputusan wanita mengenai perencanaan keluarga pascamelahirkan
tertanam dengan baik. Temuan menunjukkan perlunya penyediaan
pendidikan keluarga berencana yang tepat waktu dan komprehensif untuk
perempuan, untuk membantu mereka membuat pilihan yang lebih
terinformasi, meningkatkan agen reproduksi mereka. Idealnya baik wanita
dan pria harus mengetahui rahasia pendidikan ini karena pada akhirnya
keputusan mengenai kontrasepsi, jumlah anggota keluarga dan jarak
kehamilan dibuat dalam unit perkawinan. Dalam penelitian ini juga
mengungkapkan bahwa konseling perencanaan keluarga dan
keterampilan pendidikan pasien dari penyedia keluarga berencana
memiliki banyak ruang untuk perbaikan untuk meningkatkan kualitas
perawatan yang diberikan kepada wanita dan pasangan, yang selanjutnya
akan mendukung agen reproduksi wanita.
13) Rekomendasi untuk diterapkan pada masyarakat
Pada artikel pertama :

29
a) Penelitian spesifik konteks dan fokus kebijakan diperlukan untuk
mengidentifikasi peluang untuk mengisi kesenjangan kritis ini dalam
penyediaan layanan.
b) Pembuat kebijakan dan penyedia layanan kesehatan juga perlu
mengakui bahwa remaja adalah makhluk seksual, dan bahwa kita
perlu memberi remaja pengetahuan, alat dan dukungan untuk dapat
menjaga diri mereka aman secara seksual dan, idealnya, menunda
kehamilan setidaknya sampai setelah usia 18.
c) Intervensi tetap menghormati budaya, sambil merangkul aspirasi
kontemporer dan memungkinkan kelompok etnis non-Lao-Tai untuk
terus hidup dan berkembang dalam PDR Laos serta intervensi yang
efektif yang mempromosikan kesehatan dan keadilan sosial.
Pada artikel kedua:
a) Perlunya penyediaan pendidikan keluarga berencana yang tepat
waktu dan komprehensif untuk perempuan, untuk membantu mereka
membuat pilihan yang lebih terinformasi, meningkatkan agen
reproduksi mereka. Idealnya baik wanita dan pria harus mengetahui
rahasia pendidikan ini karena pada akhirnya keputusan mengenai
kontrasepsi, jumlah anggota keluarga dan jarak kehamilan dibuat
dalam unit perkawinan.
b) Konseling perencanaan keluarga dan keterampilan pendidikan
pasien dari penyedia keluarga berencana memiliki banyak ruang
untuk perbaikan untuk meningkatkan kualitas perawatan yang
diberikan kepada wanita dan pasangan, yang selanjutnya akan
mendukung agen reproduksi wanita.

30
BAB 4
PENUTUP

4. 1. Kesimpulan
Penulis mengambil kesimpulan dari kritik artikel ini dengan judul
”Determinants of adolescent pregnancy and access to reproductive and
sexual health services for married and unmarried adolescents in rural Lao
PDR: a qualitative dan ‘I wanted to enjoy our marriage first… but I got
pregnant right away’: a qualitative study of family planning understandings
and decisions of women in urban Yogyakarta, Indonesia” dapat dikatakan
masuk dalam kategori sebuah penelitian yang baik. Berdasarkan atas hasil
evaluasi dan dalam kritik ini dengan detail pada dasarnya kedua artikel ini
merupakan artikel yang baik karena memenuhi berbagai kriteria apa yang
disebut sebagai ”good research” atau riset yang baik.
Adapun kelebihan/ kekuatan dari penelitian adalah sebagai berikut :
Abstrak pada artikel pertama disajikan secara lengkap Hal ini sesuai
dengan penulisan abstrak secara teori yang meliputi pendahuluan/
introduction, metode penelitian/ method, hasil/ result dan diskusi/ discuss
(IMRAD), pertanyaan/ fokus penelitian sudah jelas, populasi sampel dan
teknik sampling sudah sesuai dengan tujuan penelitian, uji validitas dan
reliabilitas hasil penelitian sudah baik karena sudah menggunakan desain
studi yang benar dan tepat, kriteria inklusi/ eksklusi sudah tepat, strategi
pengumpulan data penelitian telah relevan dengan tujuan penelitian dan
dilakukan dengan baik oleh ahlinya dan proses penyajian data sudah
memadai.
Namun, pada artikel ini juga terdapat berbagai kekurangan yang
terdiri dari abstrak pada artikel kedua disajikan secara kurang lengkap
tanpa adanya diskusi. Hal ini tidak sesuai dengan penulisan abstrak secara
teori yang meliputi pendahuluan/ introduction, metode penelitian/ method,
hasil/ result dan diskusi/ discuss (IMRAD), peneliti menggunakan sebagian
literatur artikel yang kurang update, dan hasil penelitian pertama dan kedua
ditemukan adanya permasalahan dan membutuhkan solusi pemecahan
masalah.

31
4. 2. Saran
Sarannya, pada artikel ini terdapat berbagai kekurangan dan adanya
permasalahan yang membutuhkan solusi pemecahan masalah. Namun jika
dilihat, para pembaca/ peneliti lain dapat memperoleh manfaat dan
informasi dari hasil penelitian/ artikel ini karena: (1) peneliti menulis artikel
dengan cukup sistematis dan logis sehingga alur jalannya penelitian ini
dapat dimengerti oleh pembaca. Dilihat dari identitas jurnal penelitian,
merupakan jurnal penelitian internasional terindeks SCOPUS yang hasil
penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan.

32
REFERENSI

1. Murti B. Makalah Pengantar Evidence-Based Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2011;
2. Vanphanom Sychareun, Viengnakhone Vongxay, Souphaphone
Houaboun, Vassana Thammavongs, Phouthong Phummavongsa KC and
JD. Determinants of adolescent pregnancy and access to reproductive and
sexual health services for married and unmarried adolescents in rural Lao
PDR: a qualitative study. BMC Pregnancy Childbirth. 2018;18:353.
3. Spagnoletti BRM, Bennett LR, Kermode M, Wilopo SA. “I wanted to enjoy
our marriage first... but I got pregnant right away”: A qualitative study of
family planning understandings and decisions of women in urban
Yogyakarta, Indonesia. BMC Pregnancy Childbirth. 2018;18(1):1–14.
4. Abdullah M. No TitleCritical Appraisal on Journal of Clinical Trials
Department of in cemic Medicine Universiti Indonesia. Jakarta: Universitas
Indonesia. 2017;
5. Purnomo W. Critical Appraisal Checklist. 2018;
6. Hidayat AF dan C dari S. Penjelasan Lengkap Tentang Penelitian
Kualitatif. 2018;

33
34
35

Anda mungkin juga menyukai