Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PRAKTIK PROFESIONALISME BIDAN


“ATRIBUT BIDAN PROFESSIONAL”

DISUSUN OLEH:
ADE ANJAR WATI P05140320051
ADESTINA P05140320052
AIDA FIKHRIATI P05140320053
ANGGI PUSPITA SARI P05140320054

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa atas rahmat dan


hidayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah Praktik Profesionalisme
Bidan “Atribut Bidan Professional”.
            Penyusun menyadari Makalah ini masih jauh dari kata sempurna , Oleh karena itu 
penyusun berharap kritik dan saran membangun untuk memperbaiki laporan ini di lain
kesempatan demikian saya sampaikan dan terimakasih

Bengkulu, Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................................
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI


A. PENGERTIAN BIDAN .....................................................................................................
B. ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL ................................................................................
a. Atribut .......................................................................................................................
b. Profesionalisme ........................................................................................................
c. Ciri-ciri jabatan profesional ......................................................................................
d. Bidan merupakan jabatan profesional .......................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .........................................................................................................................
B. Saran ...................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesionalisme Profesionalisme menunjukkan hasil kerja yang sesuai sesuai
dengan standar teknis atau etika sebuah profesi. Aktivitas kerja itu lazim berhubungan
dengan penghasilan dalam bentuk uang. Untuk menciptakan kadar profesionalitas
dalam melaksanakan misi institusi persyaratan dasarnya adalah tersedianya sumber
daya manusia yang andal, pekerjaan yang terprogram dengan baik, dan waktu yang
tersedia untuk melaksanakan program tersebut serta adanya dukungan dana yang
memadai dan fasilitas yang memadai dan fasilitas yang mendukung.
1.Profesionalisme adalah pilar yang akan menempatkan birokrasi sebagai mesin
efektif bagi pemerintah dan sebagai parameter kecakapan aparatur dalam bekerja
secara baik. profesionalisme adalah kompetensi, efektivitas, dan efisiensi 1 Imawan,
1997. Membedah politik Orde Baru. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2 serta bertanggung
jawab.
2.Pandangan lain menyatakan bahwa yang dimaksud dengan profesionalisme adalah
keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu
yang tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti. Menurut
Soedijarto mendefinisikan profesionalisme sebagai perangkat atribut-atribut yang
diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja yang
diinginkan.
3.Menurut Philips memberikan definisi profesionalisme sebagai individu yang bekerja
sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan tersebut
4.Profesionalisme adalah komitmen para profesional terhadap profesinya. Komitmen
tersebut ditunjukkan dengan kebanggaan dirinya sebagai tenaga profesional, usaha
terusmenerus untuk mengembangkan kemampuan profesional, dst.
.
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada Makalah ini adalah
 Pengertian Bidan?
 Apa saja Atribut Bidan Profesional?
 Profesioanlisme?
 Ciri-ciri profesionalisme?

C. Tujuan
Tujuan agar pembca dapat memahami Tentang Atribut Profesionalisme Bidan dan
Peran Bidan.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Bidan

1. Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut


dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO
dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO). Definisi tersebut
secara berkala di review dalam pertemuan Internasional/ Kongres ICM. Definisi
terakhir disusun melalui konggres ICM ke 27, pada bulan Juli tahun 2005 di Brisbane
Australia ditetapkan sebagai berikut: Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti
program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan
tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar (register) dan atau memiliki izin
yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.
2. Menurut Kep Menkes RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002, Bidan adalah seorang
wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
persyaratan yang berlaku. Bidan adalah seseorang yang telah mendapatkan lisensi
untuk melaksanakan praktek kebidanan (Wahyuningsih, 2005).
3. Bidan (midwife/pendamping istri) berasal dari bahasa Sansekerta ”Wirdhan” yang
artinya wanita bijaksana. Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan
sebagai sebuah pengertian bahwa bidan adalah orang pertama yang melakukan
penyelamatan kelahiran sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang
diemban bidan berguna untuk kesejahteraan manusia.

B. ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL


a) atribut

Atribut bidan professional meliputi atribut IBI, organisasi, Konggres (KONAS,


MUSDA, MUSCAB, MUSRAN), majalah/prosceeding, standar pelayanan, standar
pendidikan, etika profesi, Serkom, STR, Midwefery update, KTA online, CPD online.

Dari tahun ke tahun IBI berupaya untuk meningkatkan mutu dan melengkapi atribut-
atribut organisasi, sebagai syarat sebuah organisasi profesi, dan sebagai organisasi
masyarakat LSM yaitu :
1) AD-ART, yang ditinjau, disempurnakan dan disesuaikan dengan perkembangan.
2) Kode Etik Bidan, yang ditinjau, disempurnakan dan disesuaikan dengan
perkembangan.
3) Satuan Kredit Perolehan: alat ukur memantau peningkatan pengetahuan dan
keterampilan.
4) Buku Prosedur Tetap pelaksanaan tugas-tugas Bidan.
5) Buku Pedoman Organisasi.
6) Buku Pedoman Bagi Bidan di desa.
7) Buku Pedoman Klinik IBI.
8) Buku 50 tahun IBI, yang mencatat tentang sejarah dan kiprah IBI, diterbitkan
dalam rangka menyambut HUT ke 50 IBI pada tahun 2001.
Khusus melalui kepengurusan tahun 2013-2018 atribut-atribut/kelengkapan
tersebut bertambah lagi dengan disusunnya:
1. Majalah Bidan
2. Majalah 1 Bundel
3. Jurnal Ilmiah Bidan
4. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
5. Buku Petunjuk Pelaksana (Juklak)
6. Buku Rencana Strategis (Renstra)
7. Buku Anggaran Dasar-Anggaran Rumah Tangga
8. Buku WHO Wheel
9. Buku ABPK
10. PIN
11. Bunga Rampai
12. Proceeding Kongres - 2008
13. Proceeding Kongres - 2013
14. Proceeding Rakernas - 2011
15. Proceeding PIT Bidan 2014
16. Patograph
17. 60 Langkah APN
18. Vandel
19. KTA
20. Medali
21. Draft Revisi Standar Kompetensi Bidan
22. Draft Revisi Standar Pendidikan Bidan
23. Draft Revisi Standar Pelayanan Bidan
24. Buku Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD) Bidan
25. Buku Log Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (CPD) Bidan
26. Buku Acuan Peserta Pelatihan Midwifery Update (MU)
27. Modul Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi
28. Jurnal Ilmiah Bidan (terakreditasi Dikti)
29. Modul E-Learning Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan PEB
30. Modul Pelatihan Tim Penilai Kompetensi Kerja Bidan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Di samping itu melalui Lokakarya Strategik Planning yang
diselenggarakan dalam kurun waktu September 1996 s/d Oktober 1998 telah
menghasilkan Rencana Strategi (Renstra) dan diperbaharui pada Kongres XVI IBI
2018.

b) Profesionalisme

Profesionalisme menunjukkan hasil kerja yang sesuai sesuai dengan standar teknis
atau etika sebuah profesi. Aktivitas kerja itu lazim berhubungan dengan penghasilan
dalam bentuk uang. Untuk menciptakan kadar profesionalitas dalam melaksanakan misi
institusi persyaratan dasarnya adalah tersedianya sumber daya manusia yang andal,
pekerjaan yang terprogram dengan baik, dan waktu yang tersedia untuk melaksanakan
program tersebut serta adanya dukungan dana yang memadai dan fasilitas yang memadai
dan fasilitas yang mendukung.

Profesionalisme adalah pilar yang akan menempatkan birokrasi sebagai mesin efektif
bagi pemerintah dan sebagai parameter kecakapan aparatur dalam bekerja secara baik.
profesionalisme adalah kompetensi, efektivitas, dan efisiensiserta bertanggung jawab.
Pandangan lain menyatakan bahwa yang dimaksud dengan profesionalisme adalah
keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang
tepat, cermat, dan dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti.

Menurut Soedijarto mendefinisikan profesionalisme sebagai perangkat atribut-atribut


yang diperlukan guna menunjang suatu tugas agar sesuai dengan standar kerja yang
diinginkan. Menurut Philips memberikan definisi profesionalisme sebagai individu yang
bekerja sesuai dengan standar moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan tersebut.

Orang-orang profesional merupakan orang-orang yang diandalkan dan dipercaya karena


mereka ahli, terampil, punya ilmu pengetahuan, bertanggung jawab, tekun, penuh disiplin,
dan serius dalam menjalankan tugas pekerjaannya.Semua itu membuat istilah
profesionalisme identik dengan kemampuan, ilmu atau pendidikan dan kemandirian.

Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap dalam
kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya. Pengertian jabatan
profesional perlu dibedakan antara jenis pekerjaan yang menuntut dan dapat dipenuhi
lewat pembiasaan melakukan keterampilan tertentu (magang, keterlibatan langsung dalam
situasi kerja di lingkungannya dan seseorang pekerja profesional sebagai warisan orang
tuanya atau pendahulunya). Seseorang pekerja profesional perlu dibedakan dari seorang
teknisi keduanya (pekerja profesional dan teknis) dapat saja terampil dalam unjuk kerja
yang sama (misalnya: menguasai tehnik kerja yang dapat memecahkan masalah-masalah
teknis dalam bidang kerjanya), tetapi seseorang pekerja profesional dituntut menguasai
visi yang mendasari keterampilan yang menyangkut wawasan filosofi, pertimbangan
rasional dan memiliki sikap yang positif dalam melaksanakan serta memperkembangkan
mutu karyanya (T. Raka Joni, 1980).

c) Ciri-Ciri Jabatan Profesional

Ciri-ciri jabatan profesional tersebut adalah sebagai berikut :

Bagi pelakunya secara nyata (defakto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) sesuai
dengan tugas-tugas khusus serta tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialisasi).
Kecakapan dan keahlian bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang
terkondisi, tetapi perlu didasari oleh wawasan keilmuan yang mantap serta menuntut
pendidikan juga. Jabatan yang terprogram secara relevan serta berbobot, terselenggara
secara efektif-efisien dan tolak ukur evaluatifnya terstandar.

Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, sehingga pilihan jabatan
serta kerjanya didasari oleh kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan
perannya, dan bermotivasi serta berusaha untuk berkarya sebaik-baiknya: Hal ini
mendorong pekeria profesional yang bersangkutan untuk selalu meningkatkan
(menyempurnakan) diri serta karyanya Orang tersebut secara nyata mencintai profesinya
dan memiliki etos kerja yang tinggi.
Jabatan professional perlu mendapat pengesahan dari masyrakat dan atau negaranya.
Jabatan professional memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi oleh
pelakunya, hal ini menjamin kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung
jawab sosial pekerja professional tersebut.

Persyaratan umum jabatan profesional sebagai berikut:

1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis.


2) Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan tenaga profesional.
3) Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat.
4) Mempunyai kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah.
5) Mempunyai peran dan fungsi yang jelas.
6) Mempunyai kompetensi yang jelas dan terukur.
7) Memiliki organisasi profesi sebagai wadah.
8) Memiliki etika profesi.
9) Memiliki standar pelayanan
10) Memiliki praktek.
11) Memiliki standar pendidikan yang mendasari dan mengembangkan profesi sesuai
dengan kebutuhan pelayanan.
12) Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi.

d) Bidan Merupakan Jabatan Profesional

Bidan merupakan jabatan profesional. Berdasarkan syarat-syarat profesional, maka bidan


telah memiliki persyaratan dari Bidan sebagai jabatan profesional:
1) Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis
2) Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga professional
3) Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat
4) Memiliki kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah
5) Memiliki peran dan fungsi yang jelas
6) Memiliki peran dan fungsi yang jelas
7) Memiliki kompetensi yang jelas dan terukur
8) Memiliki organisasi profesi sebagai wadah
9) Memiliki kode etik kebidanan
10) Memiliki standar pelayanan
11) Memiliki standar praktek
12) Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi sesuai
kebutuhan pelayanan
13) Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan
kompetensi

Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, maka bidan merupakan jabatan


profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :
1. Jabatan structural
Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang dalam suatu
organisasi
2. Jabatan Fungsional
Jabatan fungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang
vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsinya yang vital dalam
kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi kualitatif. Dalam konteks ini,
jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional dengan demikian, adalah wajar jika
bidan mendapatkan tunjangan fungsional.
Menurut Breckon ( 1989). Organisasi profesi memberi manfaat sebagai berikut:
1) Profesi akan lebih maju dan berkembang
1) Ruang gerak profesi menjadi lebih luas dan tertib.
2) Warga profesi dapat menyalurkan aspirasi dan pendapatnya.
3) Anggota profesi dapat kesempatan untuk berkarya dan berperan aktif dalam
memajukan profesi.
4) Sedangkan manfaat secara lebih luas menurut World Medical Association (1991) ada
dua hal yaitu makin tertibnya pekerjaan profesi dan meningkatnya kualitas hidup serta
derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
e) Pengembangan Tenaga Kesehatan Profesional
Pengembangan Tenaga Kesehatan harus disertai pula dengan upaya memberdayakan
tenaga kesehatan didalam menjalankan profesinya. Oleh karena itu organisasi profesi yang
membina jenis tenaga kesehatan itu harus diberi peran yang maksimal dalam mengatur
dan mengembangkan tenaga kesehatan itu sendiri. Sumber daya manusia kesehatan harus
diprogramkan pengembangannya dengan baik karena mereka memiliki dampak ganda
yang berkepanjangan dan dapat mempengaruhi berbagai bidang upaya kesehatan.
Pada saat ini belum semua jenis tenaga kesehatan tersebut merniliki organisasi profesi
yang mantap. Untuk meningkatkan sistem pengembangan tenaga kcsehatan diberbagai
jenjang pembangunan kesehatan, peran serta aktif organisasi-organisasi profesi kesehatan
sangat diharapkan. Organisasi inilah yang merupakan mitra pemerintah dalam
mengupayakan agar setiap tenaga kesehatan tidak melupakan landasan profesi dan
landasan moralnya dalam bekerja. Oleh karena itu, organisasi profesi yang masih lemah
perlu ditata, dikembangkan dan dibina secara sistematis. Penataan, pengembangan dan
pembinaan itu tidak terbatas pada pembentukan lembaga dan kepengurusannya sampai
kabupaten/kota. melainkan juga sampai kepada berfungsinya organisasi tersebut dalam
menjaga standar dan etika profesi. Insiatif harus dilakukan oleh unit pengembangan tenaga
kesehatan yang ditugasi, dalam hal ini Bidang Pemberdayaan Profesi dari Pusat
Pemberdayaan Profesi dan Tenaga Kesehatan Luarnegeri. Tugas utamanya ialah
menginventarisasi dan melaksanakan bimbingan terhadap organisasi profesi tersebut.
Namun diharapkan pula tindakan pr-oaktif dar profesi kesehatan agar keterlibatan
organisasi profesi kesehatan dalam sistern pengembangan tenaga kesehatan segera
terwujud.

DAFTAR PUSTAKA

Hutapea R., Dr., SKM PhD, Buletin PPSDM Kesehatan edisi 3/VII, Jakarta, 2004
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 369/III/1996 Tentang
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 900/menkes/sk/vii tentang
registrasi dan praktik bidan, DepKes RI, 2002

Anda mungkin juga menyukai