Anda di halaman 1dari 10

KDPK

A. Pasien Safety:
1. Tepat Identifikasi: Nama, Tanggal lahir, RM
2. Komunikasi Efektif: Komunikasi verbal (Tulis, Baca, konfirmasi), lapor kondisi
pasien, tulisan dapat dibaca
3. Keamanan obat: Look Alike Sound Alike, double check, Perhatikan obat (High
Alert, Perinsip 6 Benar (PODWCD)
4. Kepastian tepat lokasi, prosedur, pasien
5. Pengurangan Resiko Infeksi pelayanan kesehatan: Cuci tangan 6 langkah, prokes
ketat.
6. Pengurangan Pasien Jatuh: nilai pasien, tempel stiker kuning digelang identifikasi
pasien.
B. Parenteral (suntikan)
1. Intramuscular : 90 ֯
Bokong, otot lengan
2. Subcutan : 45 ֯
Lengan atas bagian luar, paha bagian luar, dada
3. Intravena : 25 ֯
Vena
4. Intracutan : 10֯ - 15֯
Kulit untuk pengecekan alergi obat

C. Pemprosesan Alat

Otoklaf : 20-30 menit Rebus/ Kimiawi


20 menit/ 20 menit
ANC
A. Palpasi Leopold
1. Mengetahui UK dan bagian teratas janin (Fundus Uteri)
2. Puka dan Puki
3. Mengetahui bagian persentasi janin masuk PAP, perkiraan TBJ
4. divergen/konvergen,
B. Penkes Tanda Bahaya Kehamilan
1. Tidak mau makan, hyperemesis gravidarum
2. Demam tinggi
3. Pergerakan janin berkurang
4. Beberapa bagian tubuh ibu hamil membengkak: kaki, tangan, wajah disertai
pusing, nyeri ulu hati, kejang, pandangan mata kabur merupakan tanda gejala pre-
eklampsia
5. Perdarahan
6. Ketuban pecah sebelum waktunya
C. Penkes Persiapan Persalinan
1. Mengetahui HPL terlebih dahulu
2. Apersepsi pengetahuan pasien tentang persiapan persalinan (tanda-
tanda persalinan, tanda bahaya, tempat persalinan, penolong, pendamping,
transportasi, persiapan biaya, antisipasi hal yang tidak diinginkan, pengambil
keputusan)
D. Pengukuran Panggul Luar

E. Posisi Knee chest


Minimal dilakukan saat UK 32 minggu
F. Pemberian Imunisasi TT
INC
A. Kala I

Cek DJJ tiap 30 mnt sekali, pembukaan 4 jam sekali


Jika tidak ada pembukaan

B. Kala II
Tanda persalinan kala II:
1. Ibu merasa ingin meneran (doran)
2. Perineum menonjol (perjol)
3. Vulva vagina terbuka (vulka)
4. Tekanan spincter anus (teknus)
Tindakan persalinan
1. Memastikan pembukaan telah lengkap
2. Meletakkan perlak dan underped
3. Amniotomi bila ketuban belum pecah
4. Ganti sarung tangan, dekontaminasi atau sekali pakai
5. Cek DJJ (120-160x/mnt)
6. Posisikan ibu senyaman mungkin, memberitahu keluarga memberi semangat dan
beri minum si ibu agar kuat meneran
7. Bimbing meneran saat ibu kontraksi, anjurkan istirahat saat kontraksi berkurang,
cek djj setiap kontraksi selesai
8. Meletakkan handuk bersih, minta tolong asisten
9. Letakkan kain bersih 1/3 dibawah bokong ibu
10. Cek partus set
11. Pakai sarung tangan dtt
12. Kepala bayi 5-6cm membuka vulva, pegang perineum ibu dengan kain, tangan
lain memegang kepala bayi
13. Saat kepala telah keluar, cek lilitan tali pusat, jika ada maka longgarkan dengan
jari telunjuk
14. Saat kepala putar paksi luar, pegang secara biparietal, meminta ibu batuk batuk
perlahan, kemudan bahu keluar lakukan sanggah susur
15. Bayi lahir, penilaian bayi sepintas: menangis kuat, nafas aktif, gerakan aktif atau
tidak
16. Keringkan tubuh bayi
17. Cek uterus, untuk mengetahui apakah masih ada janin atau tidak
18. Beritahu suntik oksitosin agar kontraksi bagus, suntik dibagian 1/3 paha bagian
luar secara IM
19. JJP, dekatkan bayi pada ibu, lalu selimuti ibu dan bayi, kemudian bayi diberikan
topi agar hangat
C. Kala III
1. Pindahkan klem 5-10 cm dari vulva
2. Tangan kiri diatas simpisis, tangan kanan regangkan tali pusat, lakukan
dorsokranial
3. Saat plasenta muncul di introitus vagina, pegang dan putar hingga selaput ketuban
terpilin. Pindahkan ke kom
4. Massage uterus
5. Cek kelengkapan plasenta lalu meminta asisten untuk mencuci plasenta
6. Evaluasi apabila terdapat laserasi pada perineum, jika ada maka segera lakukan
penjahitan.
D. Kala IV
1. Pastikan uterus berkontraksi dan tidak terjadi perdarahan
2. Evaluasi:
a. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
b. 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
c. Setiap 20-30 menit pada jam ke 2 pasca persalinan
3. Anjurkan keluarga cara melakukan massage uterus dan menilai kontraksi
4. Evaluasi jumlah kehilangan darah
E. Persiapan Persalinan
1. Alat
BBL/ ANAK
A. Imunisasi

B. Langkah Awal

C. Resusitasi------- -------- -------- 


PNC
A. Posisi Menyusui

B. Perawatan luka perineum


C. Mengganti luka balutan Post SC
1. Alat steril : pinset anatomis 1, pinset sirugis 1, gunting jaringan 1, kassa kering
dalam kom tertutup, kom steril 2, handscoond 1 pasang, korentang, lumatulle,
betadine, NaCl 0.9%, polifix/perban anti air
2. Alat non steril: nirbeken 1, kantung plastik 2.
3. Tindakan : Mencuci tangan 6 langka, Menggunakan handscoon, Mengangkat
balutan/plester dari abdomen, Jika menggunakan plester angkat hati-hati dari kulit
kearah luka, Mengeluarkan balutan dan menaruhnya di plastik sampah dan buang
handscoon, Buka bak instrumen yang berisi pinset dan gunting, Gunakan
handscoon sebelah kanan untuk memegang gunting, lalu potong lumattule
secukupnya, Gunakan handscoon sebelah kiri, Bersihkan luka dengan nacl 0,9%
dengan kasa steril yang ditaruh di kom steril, Bersihkan luka dengan betadine
dengan kasa steril yang di taruh di kom steril, Tutup luka dengan lumatulle, Jika
menggunakan polifix, sebelum di tutup gunakan kassa steril untuk menutup luka
diatas lumatulle, lalu tutup dgn polifix, Jika pasien menggunakan verban anti air
(thegaderm+pad), langsung tutup luka setelah diberi lumatulle, Buang sampah
infeksius pada plastik kuning, lalu buang sampah non infeksius pada plastik hitam,
Cuci tangan, Laporkan adanya perubahan pada luka atau drainage kepada perawat
yang bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan respon
pasien.

D. KIE adaptasi Psikologi


E. KIE postpartum Spiritual

F. KIE postpartum Sosial


KB
A. Alat kontrasepsi jangka pendek
Suntik kombinasi (1 bulan)
Suntik progestin (3 bulan)
Pil progesteron (mini pil) : Microlut dan desogestrel
Pil kombinasi : yasmin, diane dll
Kondom pria dan wanita

B. Alat kontrasepsi jangka panjang


IUD
Implant
Vasektomi
Tubektomi

C. Akseptor kb
Akseptor KB adalah pasangan usia subur yang menggunakan salah satu cara atau alat
kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan baik melalui program maupun non
program

Anda mungkin juga menyukai