Anda di halaman 1dari 51

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Anemia

a. Pengertian Anemia Pada Remaja

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan

eritrosit lebih rendah daripada nilai normal, yang berbeda untuk setiap

kelompok umur dan jenis kelamin sehingga berkurangnya fungsi

pertukaran O2 dan CO2 diantara jaringan dan pembentukan sel darah

merah dalam produksinya guna mempertahankan kadar hemoglobin pada

tingkat normal. (Wiratmadji, 2016).

Menurut WHO (2015) klasifikasi kadar hemoglobin normal

pada kelompok umur: umur 10-11 tahun <11.5 g/dl, 12-14 tahun <12

g/dl, wanita >15 tahun <12 g/dl, dan laki-laki >15 tahun <13 g/dl.

Penyebab anemia yang paling umum terjadi adalah defisiensi zat besi,

meskipun defisiensi asam folat, defisiensi vitamin B12 dan protein, serta

vitamin-vitamin lainnya dan trace elements berperan pula terhadap

terjadinya anemia (Dea, I., 2014). Penyebab anemia yang lain antara lain

infeksi akut dan kronis (malaria, HIV) serta diare kronis. (UNICEF 1998

dalam elvira L, dkk, 2014).

Anemia yang palings sering terjadi pada anak sekolah dan

remaja adalah anemia dengan kekurangan zat besi (Fe). Anemis besi

ialah suatu keadaan jumlah sel darah merah atau hemoglobin dalam sel

dalam darah dibawah normal yang disebabkan karena kekurangan zat

besi (Waryana,2010)

15
16

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah

atau hemoglobin kurang dari normal. Untuk wanita, anemia biasanya di

definisikan sebagai kadar hemoglobin kurang dari 12,0gram/100ml

(Proverawati,2011). Anemia masih merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang banyak terjadi dan tersebar diseluruh dunia teruatama di

Negara berekembang dan Negara miskin. Kejadian anemia bnayak terjadi

pada remaja kelompok pria maupun kelompok wanita (Wibowo,2013)

Perempuan lebih rentan anemia disbanding dengan laki – laki,

dikarenakan kebutuhan zat besi pada perempuan adalah 3 kali lebih besar

dari pada laki-laki. Perempuan mengalami menstruasi setiap bulan yang

secara otomatis mengeluarkan darah. Itu sebabnya perempuan

membutuhkan zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya

kekeadaan semula.

Anemia bisa diakibatkan oleh kehilangan darah, penurunan

produksi sel darah merah, peningkatan destruksi sel darah merah, atau

kombinasi ketiga penyebab ini. Peningkatan destruksi sel darah merah

bisa terjadi karena defisiensi nutrisi.Nutrisi dibagi menjadi dua, yaitu

makronutrien yang terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, serta

mikronutrien yang terdiri dari vitamin dan mineral.Defisiensi vitamin

yang dapat menjadi penyebab anemia adalah vitamin A yang

berpengaruh terhadap metabolisme zat besi, kelompok vitamin B seperti

pyridoxine (B6), riboflavin (B2), folate (B9), cyanocobalamin (B12),

vitamin E yang berperan dalam pembentukan hemoglobin, dan vitamin C

yang berperan dalam penyerapan zat besi karena mereduksi zat besi

menjadi zat yang dapat diserap oleh usus halus (Buttensky E,2008)
17

b. Kriteria

Kriteria Anemia menurut WHO

Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dL

Wanita dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dL

Wanita hamil Hb < 11 gr/dL

Tabel 2.1 Level Hemoglobin

Anemia
Populasi Non Anemia Ringan Sedang Berat

Anak-anak usia 6 – 11 / lebih 10,0-10,9 7,0-9,9 < 7,0


59 bulan
Anak-anak usia 5 – 11,5 / lebih 11,0-11,4 8,0-10,9 < 8,0
11 tahun
Anak-anak usia 12- 12 / lebih 11,0-11,9 8,0-10,9 < 8,0
14 tahun
Wanita tidak hamil 12 / lebih 11,0-11,9 8,0-10,9 < 8,0
( 15 tahun keatas )
Wanita hamil 11 / lebih 10,0-10,9 7,0-9,9 < 7,0
Pria (15tahun 13 / lebih 11,0-12,9 8,0-10,9 < 8,0
keatas)
Sumber: WHO. 2014. WHA Global Nutrition Targets 2025: Low Birth
Weight Policy Brief. Switzerland.

c. Klasifikasi

Pemeriksaan hemoglobin secara rutin selama kehamilan

merupakan kegiatan yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi anemia.

Pemeriksaan darah minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada trimester

I dan III (Dep.Kes RI, 2015)

Klasifikasi dalam kehamilan menurut (Prawiroharjo, 2011)

1) Anemia defiensi besi

Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai ialah anemia akibat

kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang

masuknya unsur besi dalam makanan, karena gangguan reabsopsi,


18

gangguan pecernaan, atau karena terlampau banyaknya besi yang

keluar dari badan, misal pada perdarahan.

2) Anemia megaloblastik

Anemia dalam kehamilan disebabkan karena defisiensi asam folik,

jarang sekali karena defisiensi B12. Hal itu erat kaitanya dengan

defisiensi makanan.

3) Anemia hipoplastik

Anemia pada wanita hamil dikarenakan sumsum tulang kurang

mampu membuat sel – sel darah baru.

4) Anemia hemolitik

Anemia disebabkan karena penghancuran sel darah merah

berlangsung lebih cepat dari pada pembuatannya.

Klasifikasi menurut (Manuaba, 2010)

1) Normal : Hb 12 gr%

2) Anemia ringan : Hb 9-10gr%

3) Anemia sedang : Hb 7-8gr %

4) Anemia berat : Hb <7gr%

d. Penyebab Anemia pada remaja putri

Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang

berperan dalam pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan

konsumsi atau karena gangguan absorpi. Zat gizi yang bersangkutan

adalah besi, protein, pridoksin (Vitamin B6) Yang berperan sebagai

katalisator dalam sintesis absorpi dan pelepasan besi dari tranferin

kedalam jaringan tubuh, dan vitamin E yang mempengaruhi membrane

sel darah merah (Almatseir,2009)


19

Selain itu, penyebab anemia defisiensi besi dipengaruhi oleh

kebutuhan tubuh yang meningkat, akibat mengidap penyakit kronis,

kehilangan darah karena menstruasi dan infeksi parasite (cacing). Di

Indonesia penyakit cacingan masih merupakan masalah yang besar untuk

kasus anemia defisiensi besi, karena cacing menghisap darah 2 – 100 cc

setiap harinya (Proverawati & Asufah,2009)

e. Jenis – jenis Anemia

Menurut (Citra,2012) anemia terbagi menjadi 2 jenis yang dikenal

selama ini yaitu anemia gizi dan anemia non gizi.

a) Anemia Gizi

1) Anemia karena defisiensi besi

Anemia karena defisiensi besi adalah penurunan jumlah sel

darah merah dalam darah yang disebabkan oleh kurangnya jumlah

zat besi. Akibat anemia gizi besi mengalami pengecilan ukuran

ukuran hemoglobin, kandungan hemoglobin rendah, serta

pengurangan jumlah sel darah merah.

Anemia zat besi biasanya di tandai dengan menurunnya kadar

Hb total dibawah nilai normal (hyprochromic) dan ukuran sel darah

merah lebih kecil dari normal (microcytic). Tanda-tanda ini biasanya

akan mengganggu metabolism energy yang dapat menurunkan

produktivitas.

Menurut penelitian (Giyanti, fitri, 2016) penurunan zat besi di

dalam defisiensi besi, yaitu terjadi penurunan simpanan besi,

penurunan feritin serum, penurunan besi serum disertai

meningkatnya transferin serum, peningkatan Red cell Distribution


20

Width (RDW), penurunan Mean Corpuscular Volume (MCV), dan

terakhir penurunan hemoglobin. Wanita lebih rentan di banding pria

untuk mengalami anemia defisiensi besi karena kekhilangan darah

setiap bulan melalui menstruasi normal.

Diatasi dengan pemberian suplemen penambah darah,

mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung tinggi sumber zat

besi , seperti: daging kambing, sapi, sayur buncis, buah pisang,

sereal dan kacang-kacangan.

2) Anemia Vitamin E

Anemia defisiensi vitamin E dapat mengakibatkan integritas

dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga

sangat sensitif terhadap hemolisis (pecahnya sel darah merah).

Karena vitamin E adalah esensial bagi integritas sel darah merah.

3) Anemia Vitamin C

Anemia defisiensi vitamin C dapat mengakibatkan anemia.

Vitamin ini diperlukan untuk membantu tubuh dalam menyerap zat

besi yang penting sebagai pembangun blockade sel-sel darah merah

(Almatsier, 2009 dalam Kiswari 2014). Vitamin C mempunyai

peran penting dalam penyerapan besi sebagai reducing agent yang

mengubah bentuk feri menjadi fero dan chelating agent yang

mengikat besi sehingga daya larut besi meningkat.

4) Anemia Vitamin B12


21

Anemia ini disebut juga pernicious, keadaan dan gejalanya

mirip dengan anemia gizi asam folat. Namun, anemia jenis ini

disertai dengan gangguan pada system alat pencernaan bagian

dalam. Pada kebutuhan tubuh terhadap vitamin B12 sama

pentingnya dengan mineral besi. Vitamin B12 ini bersama sama

besi berfungsu sebagai bahan pembentukan darah merah.

Bahkan kekurangan vitamin ini tidak hanya memicu anemia,

melainkan dapat mengganggu sistem saraf. Kekurangan vitamin

B12 dapat terjadi karena gangguan dari dalam tubuh kita sendiri

aau sebab luar. Saluran cerna akan menyerap semua unsur gizi

dalam makanan, termasuk vitamin B12. Kekurangan vitamin B12

seseorang kurang darah (anemia), ditandai dengan diare, lidah yang

licin, anemia jenis ini juga berkaitan dengan pengerutan hati

(sirosis). Sirosis hati menyebabkan cadangan asam folat di

dalamnya menjadi sedikit sekali.

5) Anemia Vitamin B6

Anemia ini disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan

anemia gizi besi, namun bila darahnya diuji secara laboratoris,

serum besinya normal. Kekurangan vitamin B6 akan mengganggu

sintesis (pembentukan) hemoglobin.

6) Anemia Asam Folat

Anemia gizi asam folat disebut juga anemia megabolitik atau

makrositik, dalam hali ini keadaan sel darah merah penderita tidak

normal dengan ciri-ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit

dan belum matang. Penyebabnya adalah kekurangan asam folat dan


22

vitamin B12. Padahal kedua zat itu diperlukan dalam pembentukan

nucleoprotein untuk proses pematangan ahkir sel darah merah

dalam sumsum tulang belakang.

Asam folat dapat diperoleh dari daging, sayuran berwarna

hijau dan susu. Gizi buruk (malnutrisi) merupakan penyebab

utamanya. Kekurangan asam folat tidak hanya menghambat

pertumbuhan, juga dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan

hilangnya daya ingat.

b) Anemia Non Gizi

1) Anemia karena penyakit kronik

Anemia penyakit kronis merupakan bentuk anemia derajat

ringan sampai dengan sedang terjadi akibat infeksi kronis,

peradangan utama atau penyakit neoplastik yang berlangsung 1-2

bulan dan tidak disertai penyakit hati, ginjal dan endokrin. Jenis

anemia ini ditandai dengan kelainan metabolism besi, sehingga

terjadi hipoferemia dan penumpukan besi di makrofag (Dea,I

dkk,2014)

2) Anemia Aplastik

Sumsum tulang adalah organ penting dalam pembentukan

sel darah merah dan fungsinya memproduksi semua jenis sel

darah, mulai dari sel darah merah, sel darah putih dan trombosit

(keeping darah). Apabila organ tersebut gagal menjalankan

fungsinya, maka akan mengakibatkan anemia aplastik.


23

3) Anemia hemolitik

Anemia yang terjadi karena meingkatnya penghacuran sel

darah merah. Keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu

hidup 120 hari. Jika penghancuran sel darah merah melebihi

pembentukannya, maka akan terjadi anemia hemolitik.

4) Anemia bulan sabit

Anemia tipe ini merupakan anemia yang diturunkan

(herediter). Pada kondisi normal bentuk sel darah merah fleksibel

dan bulat, sedangkan pada penderita sicle cell anemia sel darah

terbentuk sickle (sabit).

Bentuk ireguler ini akan mati secara premature,

mengakibatkan kondisi kekurangan sel darah merah yang kronik.

Kasus ini terutama terjadi pada ras Afrika dan Arab. (Citra, 2015).

5) Thalasemia

Thalasemia merupakan suatu kelainan darah yang

diturunkan melalui keluarga dimana tubuh membuat bentuk

hemoglobin abnormal, protein dalam sel darah merah yang

membawa oksigen. Sel darah merah sangat diperlukan untuk

mengangkut oksigen yang diperlukan oleh tubu kita.

Pada penderita thalasemiaakan mengalami kekurangan

oksigen, menjadi pucat, lemah, letih, sesak dan sangat

membutuhkan pertolongan yaitu pemberian transfusi darah. Bila

tidak segera ditransfusi bisa berakibat fatal hingga meninggal.


24

f. Tanda – tanda Anemia

Menurut (Depkes, RI, 2015) tanda-tanda dari anemia adalah lesu,

lemah, letih, lelah, lalai (5L), sering mengeluh pusing dan mata

berkunang-kunang, gejala lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidahm

kulit dan telapak tangan menjadi pucat. Pada penderita anemia dapat

mengalami salah satu tanda atau lebih.

g. Etiologi Anemia

Anemia menyebabkan darah tidak cukup mengikat dan

mengangkut oksigen dari paru –paru ke seluruh tubuh. Bila oksigen yang

diperlukan tidak cukup, maka akan berkaibat pada sulitnya

berkonsentrasi, sehingga prestasi belajar menurun, daya tahan fisik

rendah sehingga mudah lelah , aktifitas fisik menurun, mudah sakit

karena daya tahan tubuh rendah akibatnya jarang masuk sekolah/ bekerja

(Suryani,2015)

h. Patofisiologi Anemia

a) Anemia karena kehilangan darah

Anemia karena kehilangan darah akibat terjadinya perdarahan

yaitu banyaknya sel-sel darah merah yang hilang dari tubuh

seseorang akibat kecelakaan dimana terjadi perdarahan mendadak

dalam jumlah banyak atau biasa disebut dengan perdarahan eksternal.

Perdarahan kronis dapat terjadi sedikit demi sedikit tetapi terus

menerus yang disebabkan oleh kanker pada saluran pencernaan,

peptic ulser, wasir dapat menyebabkan anemia.


25

b) Anemia karena pengrusakan sel-sel darah merah

Anemia karena pengrusakan sel-sel darah merah terjadi karena

bibit penyakit atau yang masuk kedalam tubuh, seperti malaria atau

cacing tambang, hal ini dapat menyebabkan anemia hemolitik.

c) Anemia karena gangguan pada produksi sel sel darah merah.

Sumsum tulang mengganti sel darah yang tua dengan sel darah

merah yang baru sama cepatnya dengan banyaknya sel darah merah

yang hilang, sehingga jumlah sel darah merah yang dipertahankan

selalu tersedia di dalam darah dan untuk mempertahankannya

diperlukan cukup banyak zat gizi. Anemia karena gangguan pada

produksi sel darah merah, dapat timbul karena kurangnya zat gizi

penting seperti zat besi, asam folat, asam pantotenat, vitamin B12,

protein kobalt, dan tiamin yang kekurangannya disebut “anemia

gizi”.

2. Hemoglobin

a. Pengertian Hemoglobin

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki

afnitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan itu membentuk

oxihemoglobin didala sel darah merah. Dengan melalui jaringan ini

maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan (Evelyn,2009).

Hemoglobin merupakan suatu protein yang kompleks, yang tersusun dari

protein globin dan suatu senyawa bukan protein yang dinamai hem

(Sadikin,2010)
26

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki

daya gabung terhadap oksigen dan membentuk oxihemoglobin di dalam

sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari

paru-paru ke jaringan-jaringan (Martini, 2015).

Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang

dinamakan conjugated protein. Sebagai intinya Fe dengan rangka

protoperphyrin dan globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah

merah karena Fe ini. Eryt hb berikatan dengan karbondioksida menjadi

karboxy hemoglobin dan warnanya merah tua. Darah arteri mengandung

okseigen dan darah vena mengandung karbondiaoksida (Depkes RI,

2015).

Menurut William, Hemoglobin memiliki berat molekul 64.500

yang berbentuk bulat dan terdiri dari 4 sub unit disebut α-globin, dan dua

lainnya disebut β-globin. Setiap subunit mengandung satu bagian grup

heme yang dapat mengikat sebuah molekul oksigen (Indartanti, dkk

2015).

Nilai hemoglobin darah merupakan salah satu indikator paling

umum yang digunakan untuk mengetahui anemia gizi (Hoffbrand, 2013).

Berkurangnya kadar hemoglobin dalam darah merah berbanding lurus

dengan banyaknya zat besi yang tersedia didalam sel darah merah. Bila

asupan nutrisi yang dikonsumsi dari bahan pangan sedikit maka

produktivitas hemoglobin akan menurun. (Depkes RI 2015).

Hemoglobin (Hb) merupakan protein utama dalam tubuh manusia

yang berfungsi mengangkat oksigen dari paru ke jaringan perifer dan

mengangkut karbon dioksida dari jaringan perifer ke paru. Seseorang


27

yang mempunyai kadar Hb didalam darah lebih rendah dari nilai normal,

dapat mengalami gangguan proses belajar, baik karena menurunya daya

ingat ataupun berkurangnya kemampuan konsentrasi (Hardinsyah &

Nyoman, 2016)

Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel

darah merah. Hmeoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100

ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen

pada darah. Hemoglobin adalah kompleks protein-pigmen yang

mengandung zat besi. Kompleks tersebut bewarna merah dan terdapat

dalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus heme

yang mengandung bei fero dan empat rantai globin.

Hemoglobin adalah suatu senyawa protein dengan Fe yang

dinamakan conjugated protein. Sebagai intinya Fe dan dengan rangka

protoperphyrin dan globin (tetra phirin) menyebabkan warna darah

merah karena Fe ini. Eryth Hb Berkaitan dengan karbon dioksida

menjadi karboxy hemoglobin dan warna merah tua. Darah arteri

mengandung oksigen dan darah vena mengandung karbondioksida

(Depkes RI dalam Widayanti,2010)

b. Struktur Hemoglobin

Hemoglobin merupakan struktur tetramer yang terdiri dari

empat rantai polipeptida, yaitu 2 rantai α (alfa) (141 asam amino rantai

panjang), 2 rantai β (beta) (146 asam amino rantai panjang). Protein ini

terdiri dari empat sub unit, setiap sub unit memiliki satu ikatan

polipeptida dan satu kelompok heme yang terdiri dari atom besi

berfungsi untuk mengikat molekul oksigen (O2).


28

c. Manfaat Hemoglobin

Hemoglobin didalam darah membawa oksigen dari paru-paru

keseluruh jaringan tubuh dan membawa kembali karbondioksida dari

seluruh sel ke paru-paru untuk keluarkan dari tubuh.

Menurut Depkes RI adapun manfaat hemoglobin anatar lain :

1) Mengatur pertukaran oksigen dengan kemudian dibawa keseluruh

jaringan – jaringan tubuh.

2) Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa keseluruh

jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebgai bahan bakar.

3) Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai

hasil metabolism ke paru-paru untuk dibuang, untuk mengetahui

apakah seorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui

dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar

hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut

anemia (Widyanti,2008)

d. Pembentukan Hemoglobin

Sintesi hemoglobin dimulai dalam preirotoblas dan kemudian

dilanjutkan sampai tongkat retikulosit, karena ketika retikulosit

meninggalkan sumsum tulang belakang dan masuk kedalam aliran darah,

maka retikulosit tetap hemoglobin selama beberapa hari berikutnya.

Tahap dasar pembentukan hemoglobin adalah yang pertama, suksini-

KoA, yang molekul pirol. Selanjutnya, empat senyawa pirol bersatu

membentuk senyawa protoporfirin, yang kemudian berikatan dengan besi

membentuk molekul hem. Ahkirnya empat molekul hem berikatan

dengan satu molekul globin, suatu globin yang disentesis dalam ribosom
29

reticulum endoplasma, membentuk hemoglobin. Terdapat beberapa

variasi kecil pada rantai sub unit hemoglobin yang berbeda, bergantung

pada susunan asam amino dibagian polipetida. Tipe-tipe rantai itu disebut

rantai alfa, rantai beta, ratai gamma, dan rantai delta.

Bentuk hemoglobin yang paling umum pada orang dewasa,

yaitu hemoglobin A, merupakan kombinasi dari dua rantai alfa dan dua

rantai beta. Karean setiap rantai mempunyai sekelompok prostetik heme,

maka terdapat empat atom besi dalam setiap molekul hemoglobin,

masing – masing dapat berkaitan dengan 1 molekul oksigen, total

membentuk 4 molekul oksigen yang dapat diangkut oleh setiap molekul

hemoglobin. Hemoglobin mempunyai berat molekul 64,458. Afinitas

ikatan hemoglobin terdapat oksigen ditentukan oleh sifat rantai

hemoglobin. Abnomarlitas rantai ini dapat mengubah sifat-sifat fisik

molekul 3 hemoglobin.

e. Klasifikasi kadar hemoglobin

Jumlah hemoglobin dalam darah normal adalah kira-kira 15

gram 100 ml darah dan jumlah ini biasanya “100 persen” (Evelyn,2009)

Ketentuan WHO mengenai anemia ialah di bahwa 12 gm Hb/dl darah

bagi perempuan (WHO),2013) Hb didalam darah membawa oksigen dari

paru-paru keseluruh jaringan tubuh dan membawa kembali

karbondioksida dari seluruh sel keparu-paru untuk dikeluarkan dari

tubuh. Mioglobin berperan sebagai reservoir oksigen yaitu ; menerima,

menyimpan dan melepas oksigen didalam sel – sel otot. Sebanyak kurang

lebih 80% besi tubuh berada didalam hemoglobin (Evelyn,2009)

f. Faktor-faktor yang memengaruhi kadar hemoglobin


30

1) Konsumsi makanan yang mengandung zat besi

Dalam makanan terdapat macam zat besi yaitu besi hem

(40%) dan besi non hem, besi non hem merupakan sumber utama zat

besi dalam makanan. Terdapat dalam semua jenis sayuran misalnya

sayuran hijau, kacang-kacangan, kentang dan sereal serta beberapa

jenis buah- buahhan. Dalam masa remaja, khususnya remaja putri

sering sangat sadar akan membentuknya tubuh, sehingga banyak yang

membatasi konsumsi makanannya. Bahkan banyak yang terdiri tanpa

nasehat atau pengawasan seorang ahli kesehatan dan gizi, sehingga

pola konsumsinya sangat menyalahinya kaidah-kaidah ilmu gizi.

Banyak pantang atau tabu ditentuka sendiri berdasarkan pendengaran

dari kawannya yang tidak kompeten dalam soal gizi dan kesehatan,

sehingga terjadi berbagai gejala dan keluhan yang sebenarnya

merupakan gejala kelainan gizi (Djaelani,2010)

Banyaknya remaja putri yang sering melewatkan dua kali

makan dan lebih memilih kudapan. Padahal sebagian besar kudapan

bukan hanya hampa kalori, tetapi juga sedikit sekali mengandung zat

gizi, selain dapat mengganggu (menghilangkan) nafsu makan. Selain

itu remaja putri semakin menggemari junk food yang sangat sedikit

(bahkan ada yang tidak ada sama sekali) kandungan kalsium, besi,

ribovlin, asam volat, Vitamin A dan vitamin.

2) Umur dan jenis kelamin

Umur dan jenis kelamin adalah factor yang cukup

menentukan kadar hemoglobin darah. Kadar hemoglobin pada orang


31

dewasa lebih tinggi dibandingkan anak- anak. Selanjutnya akan

meningkat pada masa pubertas.

3) Menstruasi

Menstruasia adalah perdarahan secara periodic dan siklik dari

uterus disertai pelepasan endometrium (Sarwono,2011). Sedangkan

menstruasi menurut Savitri Ramaiah adalah (2008) adalah

pengeluaran cairan dari vagina secara berkala selama masa

reproduktif. Pengeluaran menstruasi yang berlebihan merupakan

penyebab defisiensi besi yang sering terjadi pada perempuan. Pada

remja putri , dengan makan mereka yang sering kacau serta

menstruasi yang banyak dan sering tidak teratur , lonjakan

pertumbuhan masa pubertas dapat mendorong keseimbangan besi

kearah defisiensi. Penurunan jumlah sel darah merah memacu

sumsumtulang belakang meningkatkan pelepasan sel-sel darah merah

abnormal yang berukuran kecil dan defisiensi hemoglobin (Guyton

dan Hall 2014)

4) Pola Makan

Perilaku makan merupakan pola kebiasaan seorang setiap kali

makan dalam satu hari, perilaku makan meliputi frekuensi dalam

sehari, jenis bahan makanan yang dikonsumsi, besar porsi da nada

tidaknya pantangan makan. Perilaku makan dipengaruhi budaya,

norma, keluarga dan teman,s erta lingkungan tempat tinggal.


32

Frekuensi makan adalah jumlah seorang yang mengonsumsi makanan

tertentu. Protein yang terdapat dalam makanan baik berasal dari

protein hewani, maupun nabati, akan diuraikan menjadi asam amino,

didalam sluran pencernaan oleh enzim dan cairan pencernaan.

Umumnya protein hewani mempunyai kandungan gizi protein yang

lebih tinggi disbanding protein nabati. Untuk mendukung pola makan

yang baik guna menjaga terjadi anemia adalah konsumsi protein

hewani dan sayuran hijau setiap hari.

5) Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari seseorang yang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

melalui pnca indera manusia seperti penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuna bisa didapatkan dari

pengalaman dan dari keterangan. Berdasarkan pengalaman adalah

kenyataan yang pasti, sedangkan penegtahuan yang didapatkan dari

keterangan dasar yang kokoh akan penegtahuan seseorang.

Pengetahuan dalam remaja mengenai anemia dan buah bit adalah

pengetahuan mulai dari mendengar, penegrtian anemia, penyebab,

kadar Hb, dan makanan yang mengandung besi serta manfaat jus

bit(Notoadmojo,2010)

6) Penyakit Kronis

a) Gastritis

Gastritis berarti pandangan mukosa lambung. Peradangan

dari gastritis dapat hanya superfisial dan oleh karena itu tidak

begitu berbahaya, atau dapat menembus secara dalam kedalam


33

mukosa lambung dan pada kasus-kasus yang berlangsung lama

menyebabkan atrofi mukosa lambung hampir lengkap.

b) Ulkus peptikum

Ulkus peptikum adalah suatu daerh ekskoriasi mukosa yang

disebutkan oleh kerja kelenjar pencernaan cairan lambung. Umum

dari ulserasi peptikum adalah ketidak seimbangan anatara

kecepatan sekeresi cairan lambung dan derajat perlindungan yang

diberikan oleh dawar mukosa gastroduodenal juga netralisasi asam

lambung oleh cairan duodenum (Guyton dan Hall,2014)

c) Infeksi Cacing

Beberapa infeksi penyakit memperbesar resiko untuk

menderita anemia. Infeksi itu umumnya adalah cacing dan malaria.

Cacingan jarang sekali menyebabkan kematian secara langsung,

namun sangat mepengaruhi kualitas hidup penderitanya. Pada

masyarakat, infeksi cacing lazim terjadi. Biasanya infeksi disertai

status gizi buruk, anemia dan gangguan perkembangan badan serta

gangguan belajar.Anemia dihubungkan dengan infeksi terjadi

karena kehilangan darah langsung/terhambatnya erythopoises

karena hemolysis. Infeksi cacing tambang menyebabkan

kehilangan darah, parasit malaria mememnuhi kebutuhan akan

protein melalui pemecahan Hb yang menyebabkan terdapat

gugusan hem dalam bentuk pigmen malaria.

g. Dampak kekurangan kadar hemoglobin


34

Kadar hemoglobin dalam tubuh harus dalam nilai yang normal.

Apabial kadar hemoglobin dibawah normal akan terjadi beberapa

masalah sebagai berikut (Proverawati,2011)

1) Sering Pusing

Hal ini karena otak sering mengalami periode kekurangan pasokan

oksigen yang di bawa hemoglobin terutama saat tubuh memerlukan

tenaga yang banyak.

2) Mata berkuanang-kunang

Kurangnya oksigen otak yang akan mengganggu pengaturan saraf-

saraf pusat mata.

3) Pingsan

Kandungan oksigen otak yang akan mengganggu pengaturan saraf-

saraf psuat mata.

4) Pucat

Hemoglobin adalah zat yang mewarnai darah menjadi merah maka

kekurangan yang ekstrim akan menyebabkan pucat pada tubuh.

Untuk mengetahu secara pasti tentunya harus dengan pemeriksaan

kadar hemoglobin scara laboratik. Kadar hemoglobin adalah salah

satu pengukuran tertua dalam laboratorium kedokteran dan tes darah

yang paling sering dilakukan (Proverawati,2011)

h. Pemeriksaan kadar hemoglobin

Ada dua macam alat yang digunakan untuk melakukan pengecekan Hb

pada seseorang bida digunakan Hb Sahli dan Hb digital.


35

a) Hb Sahli

Gandasoebrata (2010) mengatakan prinsip metode ini

adalah hemoglobin diubah menjadi hematin asam kemudiam warna

yang terjadi dibandingkan dengan secara visual dengan standart warna

pada alat hemoglobinometer. Dalam penetapan kadar hemoglobin,

metode sahli memberikan hasil 2% lebih rendah dari metode lain

Metode Sahli merupakan metode estimasi kadar hemoglobin yang

tidak teliti, karena alat hemoglobin meter tidak dapat distandarkan dan

perbandingkan warna secara visual tidak teliti. Metode sahli juga

kurang teliti karena karboxyhemoglobin, methemoglobin dan

sulfhemoglobin tidak dapat diubah menjadi hematin asam.

1) Kelebihan Metode Sahli

(a) Alat (Hemoglobinometer) praktik dan tidak membutuhkan

listrik.

(b) Harga Alat (Hemoglobinometer) murah.

2) Kekurangan Metode Sahli

(a) Pembacaan visual kurang teliti

(b) Alat (hemoglobinormeter) tidak dapat distandarkan.

(c) Tidak semua bentuk hemoglobin dapat diubah menjad hematin

asam.

3) Hb Digital

Imad (2014) mengatakan kegunaan dari Hb digital

memungkinkan pemeriksaan secara mudah dan simple, dan juga

bisa dilakukan oleh siapapun. Karena alat ini diutamakan keahlian,


36

dan sebagainya. Hanya cukup tau bagaimana cara memakainya,

dan Nilai Normal pada pemeriksaan Hb yang dilakukan.

1) Cara Menggunakan alat Hb digital

(a) Masukkan batere dan on kan

(b) Atur jam, tanggal dan tahun pada mesin

(c) Ambil chip warna kuning masukkan ke dalam mesin untuk

cek mesin

(d) Jika layar muncul “error” berarti mesin rusak.

(e) Jika layar muncul “OK” berarti mesin siap digunakan

(f) Setiap botol strip pada gula, kolesterol dan Hb terdapat

chip test

(g) Untuk cek gula, masukan chip gula dan chip strip terlebih

dahulu.

(h) Pada layar akan muncul angka/ kode sesuai pada botol

strip.

(i) Stelah itu akan muncul gambar tetes darah dan kedip

kedip.

(j) Masukkan jarum pada lancing/ alat tembak berbentuk pen

dan atur kedalaman jarum.

(k) Gunakan tisu alcohol untuk membersihkan jari.

(l) Tembakkan jarum ada jari yang sudah digunakan.

(m) Darah di sentuh menggunakan strip

(n) Darah akan mulai meresap smpai ujung strip

(o) Tunggu sebentar hasil akan keluar pada layar.

(p) Cabut jarumnya dari lancing juga stripnya dan buang.


37

(q) Tutup botol strip jika tidak digunakan lagi.

(r) Perhatikan masa expired pada setiap strip.

2) Cara Fotoelektrik : Cyanmethemoglobin

Hemoglobin dalam darah Cyanmethemoglobin

(hemoglobinsianida) dari larutan yang berklaium sianida.

Absobpsi larutan diukur pada gelembung 540 nm atau filter

hijau. Larutan Drabkin yang dipakai pada cara ini mengubah

hemoglobin, okihemoglobin, methemoglobin dan karboksi

hemoglobin menjadu Cyanmethemoglobin.Sulfhemoglobin

tidak berubah dan karena tidak ikut diukur. Cara ini sangat

bagus untuk laboratorium rutin dan sangat dianjurkan untuk

penerpan kadr hemoglobin dengan teliti karena standar

cyanmethemoglobin yang ditanggung kadarnya bersifat stabil,

kesalahan cara ini dapat mencapai 2%

3. Buah Bit (Beta Vulgaris L)

a. Buah Bit

Bit, Beta vulgaris adalah tanaman dalam keluarga Chenopodiaceae.

Paling dikenal di banyak varietas yang dibudidayakan, yang paling

terkenal adalah sayuran akar ungu yang dikenal sebagai bit atau bit

garden table.(Babyrikin,dkk dalam Biosciences and Medicines, 2019)

Bit dapat dimakan mentah, digunakan untuk ekstraksi jus,

dipanggang atau direbus. Bit merah enak dipanggang, diasamkan,

dimakan dalam salad, atau dibuat menjadi sup, yang populer di banyak

negara Eropa Timur dan Tengah. Berbeda dengan buah-buahan, gula


38

utama dalam bit adalah sukrosa.(Babyrikin,dkk dalam Biosciences and

Medicines, 2019)

Bit telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama ratusan

tahun untuk mengobati sembelit, usus dan nyeri sendi, ketombe.

Farmakologi modern menunjukkan bahwa ekstrak bit merah

menunjukkan aktivitas antihipertensi dan hipoglikemik serta aktivitas

antioksidan yang sangat baik. Hasil yang menjanjikan dari phytochemical

mereka dalam perlindungan kesehatan menunjukkan peluang untuk

digunakan dalam makanan fungsional.(Babyrikin,dkk dalam Biosciences

and Medicines, 2019)

Umbi bit adalah salah satu bahan pangan yang berwarna merah

keunguan. Pigmen yang memengaruhi warna merah keungunan pada bit

adalah pigmen betalain yang merupakan kombinasi dari pigmen ungu

betacyanin dan pigmen kuning betaxanthin. Kandungan pigmen pada bit

diyakini sangat bermanfaat mencegah penyakit kanker, terutama kanker

kolon. Sebuah penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa bit

berpotensi sebagai penghambat mutasi sel pada penderita kanker

( Astawan, 2010 )

Buah bit merupakan tanaman umbi-umbian yang kurang diminati

masyarakat, dari namanya saja makanan menyehatkan ini sangatlah tidak

menarik dan tidak popular bagi masyarakat luas. Namun dibalik namanya

yang kurang dikenal itu terdapat khasiat yang luar biasa di dalamnya.

Mulai dari daun, buah , sampai akarnya dapat dimanfaatkan untuk

bebagai keperluan, sayuran sampai obat. Buah yang memiliki nama latin

Beta Vulgaris yang berasal dari keluarga Amaranthaceae berasal dari


39

Negara Amerika Utara dan Inggris. Pada zaman Napoleon Bonaparte

buah ini dekenal sebagai penghasil gula. Tinggi tanaman ini kurang lebih

satu meter sampai tiga meter. (Babyrikin,dkk dalam Biosciences and

Medicines, 2019)

Buah bit dikenal di Amerika Serikat sebagai obat penyakit-penyakit

tertentu. Penghancur sel tumor merupakan salah satu manfaat dari

kandungan zat-zat dalam buah bit. Buah bit mengandung karbohidrat

yang berbentuk gula dengan sedikit kandungan lemak dan protein.

Dimana karbohidrat yang mudah menjadi energi dan zat besi yang

membantu darah mengangkut oksigen ke otak .

Bit merupakan sumber yang kaya antioksidan dan nutrisi, termasuk

magnesium, natrium, kalium dan vitamin C, dan betaine, yang berfungsi

dengan bertindak dengan nutrisi lain untuk mengurangi konsentrasi

homosistein, homolog dari alami asam amino sistein, yang telah

disarankan untuk dapat merusak pembuluh darah dan dengan demikian

berkontribusi terhadap perkembangan penyakit jantung, stroke, dan

penyakit pembuluh darah perifer. Fungsi betaine dalam hubungannya

dengan Sadenosylmethionine, asam folat, dan vitamin B6 dan B12 untuk

melaksanakan fungsi ini. (Siskha Sabilla,2012)

b. Komposisi kimia dan Nilai Gizi

Nilai-nilai gizi langsung bit merah adalah sebagai berikut: vitamin A

— 20 IU, tiamin — 0,02 mg, riboflavin — 0,05 mg, niasin — 0,4 mg,

vitamin C — 10 mg, kalsium — 27 mg, zat besi — 1,0 mg, fosfor — 43

mg, total serat 87,4 g, lemak — 1 g, karbohidrat — 9,6 g, protein — 1,6

g, kalori — 42 kkal per 100 g. Akar bit tidak hanya memiliki nilai gizi,
40

daunnya juga, tetapi juga jarang dimakan. Namun, keunikan bit merah

tidak terletak pada nilai gizinya. 100 g tanaman ini mengandung: alkaloid

(128,8 mg), steroid (16,4 mg), glikosida (0,652 mg), flavonoid (6,15 mg),

terpenoid (115,5 mg), saponin (3,789 mg), saponin (3,789 mg), beta-

karoten (11,64 mg) , vitamin A (2,6 mcg), K (3,2 mcg), C (4,36 mg), E

(0,18 mg), B3 (0,03 mg), B6 (90 mg), B2 (0,034 mg), asam pantotenat

(0,151 mg) , kalium (20 mg), zat besi (0,76 mg). Kadang-kadang perlu

untuk mempertimbangkan bit root sebagai mengurangi nilai gizi karena

tingginya kadar asam oksalat. Namun demikian, secara fungsional

phytochemical bit merah yang paling penting, yang memberikan manfaat

di luar pemeliharaan kesehatan normal, adalah metabolit sekunder

betalains, betaine dan nitrat. (Babyrikin,dkk dalam Biosciences and

Medicines, 2019)

Betalain adalah pigmen yang mengandung nitrogen unik yang

ditemukan secara eksklusif dalam keluarga ordo Caryophyllales dan

beberapa jamur ordo tinggi, di mana mereka menggantikan pigmen

antosianin. Beta vulgaris betalains meliputi dua golongan senyawa:

betacyanin, yang berwarna merah ungu dan betaxanthins (terutama,

vulgaxanthin-I), yang berwarna kuning. Betalain utama dalam bit merah

adalah betanin, yaitu betanidin-5O-beta-glucoside, yang mengandung

gugus amina fenolik dan siklik, bertindak sebagai antioksidan. Betanin,

betalain utama dalam bit merah, menunjukkan bioavailabilitas yang

buruk. Betalain biasa digunakan sebagai pewarna makanan. Lima

kultivar Beta vulgaris yang diperiksa dari Hongaria tidak menunjukkan

perbedaan signifikan dalam kandungan pigmen merah-violet. Namun,


41

mempelajari produk bit komersial dan jus bit yang disiapkan dari tujuh

varietas bit merah yang ditanam di Austria Hulu, ditemukan, bahwa total

kandungan betalain adalah spesifik varietas. Dibandingkan dengan

sayuran lain, kapasitas antioksidan bit sangat tinggi. Korelasi yang sangat

signifikan ditunjukkan antara kapasitas antioksidan dan isi pigmen

merah, sedangkan yang sangat kurang hubungan nyata ditemukan antara

kapasitas antioksidan dan kandungan pigmen(Babyrikin,dkk dalam

Biosciences and Medicines, 2019).

Betaine (trimethylglycine) ditemukan secara alami di sebagian besar

organisme hidup dan sumber makanan yang kaya termasuk makanan

laut, terutama invertebrata laut (%1%), kuman atau dedak gandum (≈1%)

dan bayam (.0.75%). Total konten betaine dalam jus bit merah adalah

0,3% - 0,4%. Peran fisiologis utama betaine adalah donor osmolit dan

metil (transmetilasi). Sebagai osmolit, betain melindungi sel, protein, dan

enzim dari tekanan lingkungan (dehidrasi, suhu ekstrem, dll.). Asupan

betaine (donor kelompok metil) yang tidak adekuat menyebabkan hipo-

metilasi di banyak jalur penting, termasuk metabolisme protein hepatic

(metionin) yang terganggu sebagaimana ditentukan oleh peningkatan

homocysteine darah dan metabolisme lemak hati yang tidak memadai,

yang mengarah pada steatosis dan dislipidemia plasma. Perubahan ini

dapat berkontribusi pada berbagai penyakit, terutama yang

kardiovaskular. Betaine memiliki peran utama dalam menurunkan tingkat

darah homocysteine, yang merupakan elemen kunci dalam

pengembangan cascading atherosclerosis (Babyrikin,dkk dalam

Biosciences and Medicines, 2019).


42

Sejarah studi aktivitas biologis nitrat dalam konteks efek kesehatan

bit merah merupakan contoh yang sangat baik tentang bagaimana secara

radikal pemahaman kita tentang utilitas makanan dapat diubah. Sudah

lama dianggap bahwa nitrat adalah zat berbahaya yang mencemari

sayuran. Nitrat dapat dikonversi menjadi nitrosamin yang dapat

menyebabkan penyakit endokrinologis, cacat pada janin manusia, serta

kankerogenesis, dll. Namun, saat ini nitrat bit merah dianggap sebagai

salah satu nutrisi paling penting.

Komposisi kimia dari buah Bit atau Beta vulgaris salah satu

senyawa, yang kandungan dalam akar bit tinggi dan dapat menyebabkan

efek samping, harus disebutkan. Itu adalah asam oksalat. Bit merah milik

tanaman yang terakumulasi oksalat. Oleh karena itu, konsumsi bit merah

secara teratur dikontraindikasikan untuk orang dengan urolitiasis.

c. Pengaruh Buah Bit pada metabolisme zat besi dalam tubuh

Zat besi ditemukan di hampir semua makanan, sehingga asupan zat

besi terkait dengan asupan energi. Namun, ketersediaannya untuk

penyerapan cukup bervariasi, dan bioavailabilitas yang buruk adalah

alasan utama tingginya prevalensi anemia defisiensi besi gizi (IDA).

Kebutuhan tubuh akan zat besi tergantung pada status fisiologis

(kehamilan, usia tua, stres olahraga teratur) .

Kekurangan zat besi muncul ketika persyaratan fisiologis tidak

dapat dipenuhi oleh penyerapan zat besi dari makanan. Beberapa kondisi

patologis menyebabkan defisiensi besi sekunder. Ada juga banyak bentuk

genetik anemia terkait zat besi.


43

Kekurangan zat besi adalah salah satu faktor risiko utama kecacatan

dan kematian di seluruh dunia, dan prevalensi IDA sangat bervariasi: dari

7,2% - 14,0% di negara-negara UE maju hingga 60% pada wanita usia

reproduksi di negara-negara Asia. Suplementasi zat besi target dengan

obat-obatan banyak digunakan, tetapi konsumsi garam besi peroral sering

menyebabkan efek samping — mual, muntah, sakit perut. Suplementasi

zat besi oral menyebabkan peningkatan kadar hemoglobin darah, tetapi

dengan biaya peningkatan stres oksidatif (Babyrikin,dkk dalam

Biosciences and Medicines, 2019).

Banyak upaya telah dilakukan untuk meningkatkan bioavailabilitas

zat besi dengan memperkaya diet dengan buah-buahan dan sayuran.

Salah satu senyawa tanaman terpenting yang meningkatkan penyerapan

zat besi adalah askorbat dan juga asam organik lainnya. Meskipun

demikian, peningkatan konsumsi buah dan sayur bukanlah obat mujarab.

Efek spesifik tanaman tidak selalu menargetkan peningkatan

bioavailabilitas besi.

Dampak pada metabolisme zat besi adalah aspek yang paling sedikit

dipelajari dari efek kesehatan bit merah. Dalam pengobatan tradisional,

bit merah dikaitkan dengan kesehatan yang baik (darah merah). Obat

tradisional di semua negara Eropa menyarankan menggunakan jus bit

merah sebagai sumber zat besi untuk pengobatan anemia. Bit diakui

dalam beberapa tradisi medis rakyat sebagai pengobatan untuk

kehilangan darah, atau untuk kondisi darah "lemah". Namun, konsentrasi

zat besi dalam jus bit terlalu rendah (0,1 - 0,8 mg / 100ml) untuk

memberikan efek anti-anemia yang signifikan. Hanya satu publikasi


44

ilmiah dengan bukti kuat dampak bit merah pada metabolisme zat besi

telah ditemukan. Pada tahun 2018 pada 8 sukarelawan ditunjukkan "...

jelas meningkatkan kadar serum peningkatan ringan dalam hemoglobin

dan ferritin setelah mengambil 8 g bit selama 20 hari dan dengan

demikian dapat dinyatakan bahwa bit mungkin memiliki beberapa sifat

terapi untuk kekurangan zat besi" (Babyrikin,dkk dalam Biosciences and

Medicines, 2019).

Ada beberapa bukti yang menguatkan secara tidak langsung

hubungan antara bit dan darah. Pertama-tama, harus dicatat bahwa

konsumsi ekstrim Beta vulgaris var. rubra dapat menyebabkan logam

(termasuk zat besi) di hati. Kandungan mineral yang tinggi dalam bit

merah. Pendapat ini sulit diterima karena kandungan besi dalam bit

kering sekitar 170 mg / kg, dan dalam penelitian yang dikutip, pada hasil

penelitian ug zat besi setiap hari, yang terlalu kecil untuk menjadi sumber

kelebihan zat besi. Penjelasan yang paling mungkin mungkin terletak

pada pengaruh dampak senyawa bit merah lainnya pada asimilasi zat

besi.

Senyawa bit merah dapat merangsang penyerapan zat besi usus

melalui beberapa mekanisme. Asam askorbat dan asam organik lainnya

secara signifikan meningkatkan bioavailabilitas besi dan transportasi

usus. Bit kaya akan asam askorbat dan sitrat. Ada beberapa fakta yang

memungkinkan kita untuk menyimpulkan bahwa betalain dapat dikaitkan

dengan transportasi ion besi di mukosa usus. Inkubasi kantung usus tikus

yang dilepas dalam buffer yang mengandung FeSO4 dengan tidak adanya

atau adanya ekstrak air Grewia tenax (tanaman yang mengandung


45

betalains) menunjukkan bahwa pigmen tersebut secara signifikan

meningkatkan pengangkutan ion-ion besi secara transmucosal secara in

vitro. Tetapi tidak hanya betalain dapat merangsang penyerapan zat besi

di mukosa usus. Penambahan 1 g gula bit menjadi 3 g diet semi-sintetik

menghasilkan 54% peningkatan penyerapan zat besi pada tikus. Jumlah

yang sama dari dedak gandum tidak berpengaruh pada penyerapan Fe

(Babyrikin,dkk dalam Biosciences and Medicines, 2019).

d. Kerja Buah Bit Dalam Menaikkan Kadar Hb

Bit bekerja dengan merangsang sistem peredaran darah dan

membantu membangun sel darah merah karena kandunga asam folat dan

B12 dalam buah bit adalah kunci penting dalam metabolisme seluler dan

dibutuhkan dalam perkembangan normal eritrosit.Bit juga membersihkan

dan memperkuat darah sehingga darah dapat membawa zat gizi ke

seluruh tubuh sehingga jumlah sel darah merah tidak akan berkurang. Bit

sudah sangat dikenal di Eropa Timur sehingga digunakan untuk

pengobatan anemia.

Tubuh manusia tidak dapat mensintesis struktur folat, sehingga

membutuhkan asupan dari makanan.Walaupun banyak bahan makanan

yang mengandung folat, tetapi karena sifatnya termolabil dan larut dalam

air,sering kali folat dari bahan-bahan makanan tersebut rusak karena

proses memasak.Defisiensi folat dapat menyebakan anemia

megaloblastik.Buah-buahan segar adalah sumber asam folat

terbaik.Asupan folat yang dianjurkan adalah 100-200μg.Bit mentah yang

mengalami proses fermentasi meningkatkan kualitas nutrisi, penyerapan,

dan efek biogenik.


46

Bit juga mengandung sejumlah kecil besi. Kekurangan besi dalam

tubuh dapat menyebabkan anemia defisiensi besi.Besi diserap di

duodenum.Semua ion ferri dalam makanan harus dikonversi menjadi

bentuk ferro sebelum dapat diserap. Jika cadangan besi mencapai titik

terendah akan mengakibatkan dampak buruk pada organ terutama otak

dan jantung.

Bit banyak mengandung zat gizi sebagai berikut.

1) Vitamin: Bit adalah sumber asam folat dan vitamin C yang baik.

Selain itu bit juga mengandung sejumlah kecil vitamin B1, B2, B3

dan vitamin A dalam bentuk beta karoten.

2) Mineral: Kaya kalsium, magnesium, fosfor, potassium, dan sodium.

Selain itu juga mengandung sejumlah kecil besi, zink, tembaga,

mangan, dan selenium.

3) Asam amino: Selain mengandung air dan karbohidrat dalam jumlah

besar, bit juga mengandung sejumlah kecil asam amino (protein).

4) Kalori: bit berukuran 5 cm mengandung 35 kalori.

5) Antioksidan: Kandungan karotenoid dan flavonoid dapat membantu

menurunkan oksidasi kolesterol LDL (low density lipoprotein) yang

mengakibatkan kerusakan dinding arteri, serangan jantung dan

stroke.

6) Anti karsinogenik: Warna merah tua dari bit mengandung betasianin

yang dapat mencegah kanker kolon.

7) Silica: Kandungan kaya silica di dalamnya membuat kulit, rambut,

kuku dan tulang sehat.


47

Besi, asam folat, vitamin B12, protein, piridoksin, vitamin C,

tembaga dan vitamin E mengambil peran penting dalam sumsum tulang.

Asam folat dan B12 adalah kunci penting dalam metabolisme seluler dan

dibutuhkan dalam perkembangan normal eritrosit dansumsum tulang.

Tubuh manusia tidak dapat mensintesis struktur folat, sehingga

membutuhkan asupan dari makanan.Walaupun banyak bahan makanan

yang mengandung folat, tetapi karena sifatnya termolabil dan larut dalam

air,sering kali folat dari bahan-bahan makanan tersebut rusak karena

proses memasak. Defisiensi folat dapat menyebakan anemia

megaloblastik.Buah-buahan segar adalah sumber asam folat

terbaik.Asupan folat yang dianjurkan adalah 100-200 μg.Bit mentah yang

mengalami proses fermentasi meningkatkan kualitas nutrisi, penyerapan,

dan efek biogenik.

Vitamin C berguna untuk membantu penyerapan besi sehingga

absorbsi akan lebih banyak dalam usus. Vitamin C atau asam askorbat

memiliki sifat berbentuk serbuk atau hablur, berwarna putih agak

kekuningan, larut baik dalam air, sukar larut dalam ethanol dan tidak

larut dalam kloroform, mudah teroksidasi, sifatnya asam.13Sebagai

reduktan, vitamin C mereduksi cupri (Cu2+) menjadi Cuprus (Cu+) dan

ion ferri (Fe3+) menjadi ion ferrous (Fe2+) yang akan berpengaruh

terhadap penyerapannya di usus halus dan dengan demikian memberikan

efek yang menguntungkan.14 Angka Kecukupan yang direkomendasikan

untuk vitamin C adalah 75 mg untuk wanita dan 90 mg. Asam askorbat

akan dikeluarkan melalui urin pada intake lebih dari 60 mg/hari.Pada

manusia sehat kebutuhan vitamin C 400-1000mg.


48

e. Pemrosesan Bit Merah

Berbagai metode pemrosesan yang diterapkan pada bahan makanan

mungkin memiliki efek signifikan pada potensi antioksidan dan

aksesibilitas biologis dari phytochemical yang disertakan. Ada sejumlah

besar suplemen makanan berbasis bit merah dan makanan fungsional di

pasaran: campuran jus dan jus (terutama, dengan jus lemon), gel, jus

yang difermentasi dan difraksinasi, bubuk kering (tablet, kapsul,

formulasi kapsul mikro, renyah irisan bit) dan roti yang diperkaya bit.

Variasi formulasi produk bit merah yang disajikan di pasar ditentukan

tidak hanya oleh keinginan pabrikan untuk memuaskan preferensi

gastronomi dan tradisi kuliner pelanggan, tetapi juga oleh kebutuhan

untuk menjaga dan meningkatkan fungsionalitas produk.

Efek jus bit mentah dan bit yang dimasak pada tekanan darah subyek

hipertensi juga telah diuji. Meskipun kedua formulasi bit efektif dalam

meningkatkan tekanan darah, fungsi endotel dan peradangan sistemik, jus

bit mentah memiliki efek antihipertensi yang lebih besar. Namun

demikian, merebus bit merah menyebabkan hilangnya aktivitas

antioksidan total tertinggi. Kulit bit dan pulp bit menunjukkan aktivitas

antioksidan tinggi setelah pemrosesan termal (10 menit, 80˚C).

Kandungan betalain tertinggi ditemukan dalam jus yang diperoleh setelah

perlakuan awal microwave. Betacyanins Violet 3 kali lebih stabil bila

dipanaskan daripada betaxanthin kuning. Untuk menjaga kualitas bit

merah, penggunaan teknik pengawetan baru, tekanan hidrostatik tinggi,

secara signifikan mengurangi jumlah mikroorganisme penyimpanan


49

dengan sedikit degradasi pigmen. (Babyrikin,dkk dalam Biosciences and

Medicines, 2019)

Metode pemurnian jus bit merah dari nitrat telah dikembangkan.

Penggunaan teknologi membran (reverse osmosis) memungkinkan

pengangkatan 96% garam, 95% nitrat, sambil mempertahankan sebagian

besar pigmen. Di sisi lain, jus bit merah, dimurnikan oleh nitrat,

kehilangan bagian penting dari fungsinya, karena efek potensial pada

peningkatan kesehatan jantung dan kinerja olahraga. Formulasi nutrisi

berbasis bit dengan kandungan tinggi nitrat yang dapat diakses secara

biologis, antioksidan dan kalium muncul di pasar selama dekade terakhir.

Seharusnya kandungan polifenol yang lebih tinggi mengurangi sintesis

spesies nitroso setelah konsumsi oral nitrat yang mengandung jus bit

merah. Tampaknya solusi dari masalah “kontaminasi” jus bit merah

dengan nitrat akan dicapai melalui pengembangan dan pembuatan

minuman jus bit merah khusus untuk kelompok target konsumen yang

berbeda. (Babyrikin,dkk dalam Biosciences and Medicines, 2019)

Fermentasi adalah arah yang cukup menjanjikan dalam pengolahan

jus bit merah. Metode ini memungkinkan pengurangan kadar gula dalam

jus bit merah dan modifikasi farmakokinetik fitokimia. Profil dan konten

betalains dalam plasma dan urin sukarelawan setelah paparan jangka

panjang dengan jus bit merah yang telah difermentasi telah dipelajari.

Selama konsumsi jus, kontribusi metabolit betalain lebih tinggi daripada

betalain asli. Perebusan, aktivitas mikroba, dan pelunakan matriks bit

merah karena fermentasi spontan mengurangi kandungan betanidin dan


50

vulgaxanthin-I masing-masing sebesar 51% - 61% dan 61% - 88%

dalam jus (Babyrikin,dkk dalam Biosciences and Medicines, 2019).

Saat ini pengembangan suplemen makanan baru serta makanan

fungsional terutama terjadi dalam kerangka identifikasi dan isolasi

fitokimia murni. Namun, konsumsi senyawa tanaman yang sangat murni

tidak dapat disebut "fisiologis", karena secara alami, fitokimia yang

terisolasi tidak dikonsumsi. Selain itu, dengan mempertimbangkan

interaksi yang kompleks antara zat-zat yang terpisah (termasuk sinergi

dan antagonisme), menjadi mustahil untuk memperkirakan vektor efek

biologis produk baru. Adalah rasional untuk fokus tidak hanya pada

komposisi kimia produk, tetapi pada fungsionalitasnya. Pendekatan ini

kadang-kadang memungkinkan penemuan efek tak terduga dari

komposisi senyawa alami.

f. Interaksi Buah Bit terhadap peningkatan kadar hemoglobin ibu

hamil anemia.

Anemia adalah kondisi terjadinya pengurangan kadar hemoglobin,

atau jumlah eritrosit. Anemia gizi dapat terjadi karena kekurangan

berbagai makronutrien dan mikronutrien. Vitamin larut dalam lemak

seperti vitamin A da E serta vitamin larut air yaitu vitamin B12, B6 dan

vitamin C juga dapat menyebabkan terjadinya anemia. Studi intervensi

menunjukkan bahwa vitamin C dengan dosis 500 mg/hr atau lebih

memiliki efek pro-oksidan yang dapat merusak sel. Hal ini karena
51

vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi, sehingga seseorang

dengan kelainan darah tertentu seperti talasemia harus menghindari

penggunaan vitamin C dosis tinggi. Interaksi paling penting antara

vitamin C dan zat besi nonhemme terletak pada bioavailabilitas yang

terjadi dalam lumen usus kecil.

g. Cara Pengolahan Buah Bit

1) Bahan

- 200 gr buah bit

- 4 sdm sirup gula

- 250 ml air putih

2) Cara mengolah

- Kupas bit, cuci bersih dan potong – potong masukan dalam blender

- Tambahkan 2 sdm sirup gula dan air

- Blender hingga halus dan tercampur rata

- Tuang jus bit dalam gelas / botol

3) Cara Pemberian

Diberikan 250ml/hari diberikan selama 7 hari saat pagi hari.

Diberikan secara langsung diwaktu yang sama dan diminta langsung

diminum saat setelah diberikan.


52

Gambar 2.1 Buah Bit


Sumber
https://doktersehat.com/jus-buah-bit-ini-manfaat-dan-kandunga
gizinya/

4. Remaja

Menurut World Organitation Health (WHO), remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes RI) no. 25 tahun 2014, remaja adalah penduduk

dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan

belum menikah.

Masa Remaja (Adolescence) merupakan masa terjadinya perubahan

yang berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif dan

psikososial. Masa ini merupakan masa peralihan dari anak – anak menuju

ramaja yang ditandai dengan banyak perubahan, diantaranya pertumbuhan

masa otot, jaringan lemak tubuh, dan perubahan hormone. Perubahan

tersebut mempenagruhi kebutuhan gizi. Masa remaja di bagi berdasarakan

kondisi perkembangan fisik, psikologi, dan social. World Health

Organization (WHO)/United Children’s Emergency Fund (UNICEF) dalam

Andriani dan Wirjatmaji (2012) membagi menjadi 3 jenis stase, yaitu :

1) Remaja awal (10-14 tahun )

2) Remaja Pertengahan (14-17)

3) Remaja akhir (17-21 tahun)

Pada masa remaja kebutuhan zat besi juga meningkat karena

terjadinya pertumbuhan cepat. Pada wanita kebutuhan zat besi tinggi, karena

kehilangan zat besi selama masa menstruasi. Hal ini mengakibatkan wanita

lebih rawan terhadap anemia berat dari pada pria.


53

Status besi dalam tubuh juga mempengaruhi efisiensi penyerapan

besi, remaja dengan defisiensi besi maka penyerapan besi akan lebih efisien

dibandingkan yang tidak defisiensi besi. Yang dapat meningkatkan

penyerapan besi dari sumber abati adalah vitamin C serta sumber hewani

tertentu (daging dan ikan). Sedangkan zat yang dapat menghambat

penyerapan besi antara lain adalah cafein, tannin, fitat, zinc, dan lain-lain.

Remaja perempuan lebih bersiko anemia dari pada laki – laki

karena perempuan mengalami menstruasi tiap bulannya sehingga banyak

kehilangan zat besi. Anemia gizi besi pada remaja akan berbahaya apabila

tidak segera ditangani dengan baik, terutama untuk persiapan hamil dan

melahirkan. Remaja putri yang mengalami anemia mempunyai resiko saat

remaja mulai berencana untuk menikah dan mempunyai anak karna bisa

saja akan melahirkan bayi BBLR (<2500 gram), melahirkan bayi premature,

infeksi neonates, kematian pada ibu dan bayi saat proses persalinan apabila

anemia tidak ditangani sedini mungkin untuk mengurangi resko tersebut.

Anemia gizi besi adalah mikrositik-hipokronik yang terjadi akibat

defisiensi besi dalam diet, atau kehilangan darah secara lambat dan kronis.

Zat besi adalah komponen esensial hemoglobin yang menutupi sebagian

besar sel darah merah. Defisiensi besi adalah masalah pada toddler dan anak

– anak yang membutuhkan peningkatan kebutuhan gizi untuk pertumbuhan.

Wanita yang haid juga cenderung mengalami defisiensi besi karena

kehilangan besi setiap bulan dan diet mungkin kekurangan zat besi.

Wanita haid yang berolahraga memiliki peningkatan risiko karena

olahraga meningkatkan kebutuhan metabolik sel-sel otot. Pada pria,

defisiensi besi biasanya terjadi pada pengidap ulkus atau penyakit hepar
54

yang ditandai perdarahan. Penurunan jumlah sel darah merah memacu

sumsum tulang untuk meningkatkan pelepasan sel-sel darah merah

abnormal yang berukuran kecil dan kekurangan hemoglobin

Menache adalah haid yang pertama terjadi, yang merupakan ciri

khas pendewasaan seorang wnaita sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja

sanagt mempengaruhi terjadinya menarche baik dari factor usia terjadinya

menarche, adanya keluhan- keluhan selama menarche maupun lamanya hari

menarche. Secara Psikologis, wanita remaja yang pertama kali haid akan

mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah.

Tetapi pada beberapa remaja keluhan keluhan tersebut tidak dirasakan, hal

ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain

olahraga yang teratur (Irianto,2014)

Agar menarche tidak menimbulkan keluhan – keluhan, sebaiknya

remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga

status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik apabila nutrisi yang

diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, maupun air

digunakan oleh tubuh sesuai dengan kebutuhan (Irianto,2014)

Menstruasi pada remaja akan mempengaruhi keadaan tubuh dan

kebiasaan. Kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan

tertentu dapat juga mempengaruhi status gizi. Misalnya, beberapa daerah

terhadap larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis remaja.

Padahal makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang baik.

Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat

menyebabkan cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang

sangat baik bagi anak-anak. Keadaan saat menstruasi dapat mempengaruhi


55

kebutuhan gizi pada remaja. Suhu meningkat karena sakit, akan

meningkatkan energy dan protein. Demikian pula apabila terjadi infeksi

maka remaja akan membutuhakan protein yang lebih banyak dari pada

kondisi sehat.

5. Pencegahan

Melakukan pencegahan, dimana tahap pencegahan tediri dari tiga (3)

yaitu, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.

a. Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan pada fase prepathogenesis yaitu pada

tahap suseptibel dan induksi penyakit sebelum dimulainya perubahan

patologis. Tujuan pencegahan ini untuk mencegah atau menunda

terjadinya kasus baru penyakit dan memodifikasi faktor risiko atau

mencegah berkembangnya faktor risiko (Murti 2010).

Anemia padat dicegah dengan memelihara asupan makan. Zat

besi yang dibutuhkan oleh tubuh dapat ditemukan didalam makanan yang

di konsumsi sehari-hari antara lain: ikan segar, hati, daging, kacang-

kacangan dan sayuran hijau. Walaupun ada beberapa jenis makanan yang

membutuhkan bantuan vitamin C untuk memudahkan penyerapan zat

besi dalam tubuh. Jumlah gizi yang dibutuhkan untuk memelihara

keseimbangan ini bervariasi antar satu wanita dengan wanita lainnya

(Depgizkesmas, 2013).

World Health Organization (WHO, 2015) menyebutkan tiga

program utama untuk menurunkan prevalensi anemia, meningkatkan

asupan zat besi/folat/vitamin A, pemberantasan malaria dan menurunkan

infeks parasit.
56

Program penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah

adalah suplementasi. Pemberian suplemen mingguan kepada wanita

dengan 60 mg zat besi dan 0,5 mg asam folat selama 7 bulan (30 tablet)

secara efektif dapat meningkatkan status zat besi yang dapat

didistribusikan melalui sekolah, klinik (puskesmas) dan organisasi

remaja (Depgizkesmas, 2013)

b.  Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakukan

pada tahap pathogenesis yaitu mulai pada fase asimtomatis sampai fase

klinis atau timbulnya gejala penyakit atau gangguan kesehatan. Pada

pencegahan sekunder, yang dapat dilakukan oleh bidan komunitas

diantaranya adalah sebagai care giver diantaranya melakukan skirinning

(early detection) seperti pemeriksaan hemoglobin (Hb) untuk mendeteksi

apakah wanita mengalami anemia atau tidak, jika anemia, apakah wanita

tersebut masuk dalam anemia ringan, sedang, atau berat. Selain itu, juga

dilakukan pemeriksaan terhadap tanda dan gejala yang mendukung

seperti tekanan darah, nadi dan melakukan anamnesa berkaitan dengan

hal tersebut. Sehingga, bidan dapat memberikan tindakan yang sesuai

dengan hasil tersebut.

Dalam hal ini, bidan dapat berperan juga sebagai penemu

kasus, peneliti, konselor, edukator, motivator, fasilitator dan kolaborator.

Sebagai penemu kasus dan peneliti, bidan dapat menggambarkan dan

melaporkan kejadian anemia pada ibu hamil di suatu daerah, sehingga

datanya bermanfaat untuk dinas terkait dalam rangka penanganan

terhadap kejadian anemia tersebut.


57

Dapat juga dengan melakukan screening untuk mengidentifikasi

kelompok wanita atau remaja yang harus di obati dalam mengurangi

morbiditas anemia Center for Disease Control and Prevention (CDC)

menyarankan agar remaja putri harus di-screening tiap 5-10 tahun.

Melalui uji kesehatan, meskipun tidak ada faktor resiko anemia seperti

perdarahan, rendahnya intake Fe dan sebagainya. Namun jika disertai

adanya faktor resiko anemia, maka screening harus dilakukan secara

tahunan (Depgizkesmas, 2013).

Screening dapat dilakukan dengan pemeriksaan antropometri,

biomedik dan pemeriksaan biofisik. Pemeriksaan antropometri adalah

pengukuran variasi berbagai dimensi fisik dan komposisi tubuh secara

umum pada berbagai tahapan umur dan derajat kesehatan. Pengukuran

yang dilakukan meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

dan tebal lemak kulit. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan 3

pemeriksaan saja yaitu pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan

pengukuran lingkar lengan atas.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan untuk mencegah perkembangan

penyakit ke arah yang lebih buruk untuk memperbaiki kualitas hidup

klien seperti untuk mengurangi atau mencegah terjadinya kerusakan

jaringan, keparahan dan komplikasi penyakit, mencegah serangan ulang

dan memperpanjang hidup.

Contoh pencegahan tersier pada anemia pada remaja

diantaranya yaitu mempertahankan kadar hemoglobin tetap dalam batas

normal, memeriksa ulang secara teratur kadar hemoglobin,


58

mengeliminasi faktor risiko seperti intake nutrisi yang tidak adekuat pada

remaja, tetap mengkonsumsi tablet Fe dan mengkonsumsi makanan yang

bergizi seimbang. Dalam hal ini, bidan dapat berperan sebagai care giver,

edukator, konselor, motivator, kolaborator, dan fasilitator.

6. Tinjauan Islam

Terdapat 60 ayat di Al-Quran yang membahas buah-buahan ini dari

perbagai sisinya. Sementara kurang dari sepuluh ayat yang terkait dengan

biji-bijian yang terdiri dari serelia dan kacang-kacangan. Umbi-umbian dan

makanan dari batang pohon sagu malah saya belum menemukan ayatnya

yang sesuai, meskipun saya juga yakin ada dijelaskan di dalam Al-Quran –

karena sifat Al-Quran yang menjelaskan segala sesuatu.

Adanya sekitar 60 ayat yang membahas buah-buahan tersebut, sangat-

sangat menguatkan bahwa sesungguhnya bahan makan utama kita itu

seharusnya yang dominan adalah dari buah-buahan, sedangkan yang lain

melengkapinya  – bukan sebaliknya.

Perhatikan misalnya ketika Nabi Ibrahim Alaihi Salam berdo’a dua

kali untuk penduduk Makkah dan anak keturunannya, dalam kedua do’a

tersebut disertai permintaan agar mereka diberi buah-buahan (QS 2 :126 dan

14:37). Do’a inipun dikabulkan oleh Allah untuk keturunan nabi Ibrahim

dan penduduk Mekkah secara keseluruhan (QS 28:57).

Ini sejalan dengan jaminan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi

Wasallam bahwa di rumah yang dijamin tidak ada kelaparan adalah rumah

yang ada kurmanya – yaitu jenis buah, bukan jenis biji-bijian apalagi umbi-
59

umbian. “Tidak akan lapar penghuni rumah yang memiliki kurma.” (HR

Muslim).

Ketika Allah membentangkan bumi, yang kemudian diisikannya

adalah buah-buahan dan kurma, baru kemudian biji-bijian dan bunga-

bungaan (QS 55-10-12). Ini menjadi petunjuk bahwa buah-buahan secara

umum ada di seluruh dunia dengan jenisnya masing-masing, tetapi khusus

kurma – dan tanaman-tanaman yang disebut namanya secara specific – dia

bisa ditanam dimanapun lahan yang dihuni manusia.

Allah bahkan memberi petunjuk dimana menanam buah yang paling

baik – yaitu di dataran tinggi (QS 2 :265) , dan secara umum di daerah-

daerah yang banyak hujannya (7:57; 14:32; 23:19; 35:27).

Saking pentingnya buah-buahan ini bagi kecukupan pangan manusia,

sampai ada perintah khusus untuk memperhatikan buah ketika pohon sedang

berbuah dan ketika buah itu menjadi masak (QS 6 :99), kalau kita

laksanakan perintah yang satu ini, insyaallah kita akan bisa memaksimalkan

manfaat dari setiap jenis buah dan meminimalkan buah yang terbuang

karena busuk atau karena keduluan dimakan codot dan sejenisnya.

Dalam surat Ar Ra’d ayat 11 Allah SWT bermfirman :

Artinya :  “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum


sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
Allah menegaskan bahwa sesungguhnya allah tidak akan mengubah

keadaan suatu kaum tanpa usaha atau niat dari kaum itu sendiri, jika kita
60

ingin hidup lebih baik ubahlah dari sekarang. Anemia tidak dapat berubah

dengan sendirinya usaha dari kita sendiri.

Menurut Imam Ath-Thabari mengatakan bahwa sesungguhnya Allah

SWT tidak akan mengubah suatu kenikmatan dan kesehatan suatu kaum

hingga mereka dapat mengusahakan. Perubahan suatu keadaan harus dapat

dimulai dari diri sendiri dengan banyak berikhtiar, dengan usahanya

tersebutlah yang dapat membawa dirinya dalam keadaan yang lebih baik

pemberian jus bit yang akan dikonsumsi oleh mahasiswi merupakan suatu

usaha pencegahan yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya anemia

defisiensi yang biasa dialami remaja putri usia produktif.

Selain itu dalam hadits imam muslim yang merekam sebuah hadits

dari jabri bin’Abdullah radiyallahu’anhu dari rasullullah bahwasanya

bersabda “ Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat itu tepat untuk suatu

penyakit, penyakit itu akan hidup dengan seijin Allah. Sehingga Allah

berfirman dalam Al Qur’an surat Al-An’am ayat 17 yang artinya :” Dan jika

ALLAh telah melimpahkan suatu kemudorotan kepadamu, maka tidak ada

yang dapat menghilangkan melaindakn dirinya sendiri. Dan jika dia

mendatangkan kebaikan kepadamu, maka dia maha kuasa atas tiap-tiap

suatu”.

Sehingga makna yang dapat diketahui dalam surat tersebut

pengobatan yang dilakukan di dunia dengan obat- obattan kimiawi dan

dokter hanyalah perantara kita untuk bisa sembuh, sedangkan kesembuhan

hanya datang dari Allah. Dialah menghendaki kesembuhan itu.

7. Hasil Penelitian Terdahulu


61

Hasil penelitian pada Buah Bit yang dilakukan mendapatkan 100 dan

200 mg/kg BB ekstrak bit menunjukkan hasil hitung sel darah merah lebih

rendah dari yang mendapatkan 400 mg/kgBB ekstrak bit.

Peningkatan konsentrasi hemoglobin sejalan dengan peningkatan

konsetrasi pemberian ekstrak bit.Hasil pemeriksaan MCV, MCH dan

MCHC (mean corpuscular hemoglobin concentration) juga menunjukkan

hasil yang sejalan dengan peningkatan dosis ekstrak yang diberikan.

(Indumathi T,2012)

Bit dapat dimakan mentah, digunakan untuk ekstraksi jus, dipanggang

atau direbus. Bit merah enak dipanggang, diasamkan, dimakan dalam salad,

atau dibuat menjadi sup, yang populer di banyak negara Eropa Timur dan

Tengah. Berbeda dengan buah-buahan, gula utama dalam bit adalah

sukrosa.(Babyrikin,dkk dalam Biosciences and Medicines, 2019)

Bit telah digunakan dalam pengobatan tradisional selama ratusan

tahun untuk mengobati sembelit, usus dan nyeri sendi, ketombe.

Farmakologi modern menunjukkan bahwa ekstrak bit merah menunjukkan

aktivitas antihipertensi dan hipoglikemik serta aktivitas antioksidan yang

sangat baik. Hasil yang menjanjikan dari phytochemical mereka dalam

perlindungan kesehatan menunjukkan peluang untuk digunakan dalam

makanan fungsional.(Babyrikin,dkk dalam Biosciences and Medicines,

2019)

Konsumsi produk bit merah, termasuk jus asli dan fraksinya memiliki

beberapa efek nutrisi yang bermanfaat. Jus dari bit tampaknya paling efektif

sebagai produk anti-anemik, anti-iskemik, anti-inflamasi, antioksidan, dan

antikankerogenik. Penggunaan produk akar bit merah mungkin juga


62

bermanfaat untuk peristaltik usus serta optimalisasi metabolisme lipid.( .

(Babyrikin,dkk dalam Biosciences and Medicines, 2019)

Senyawa bit merah dapat merangsang penyerapan zat besi usus melalui

beberapa mekanisme. Asam askorbat dan asam organik lainnya secara

signifikan meningkatkan bioavailabilitas besi dan transportasi usus. Bit kaya

akan asam askorbat dan sitrat. Ada beberapa fakta yang memungkinkan kita

untuk menyimpulkan bahwa betalain dapat dikaitkan dengan transportasi

ion besi di mukosa usus. Inkubasi kantung usus tikus yang dilepas dalam

buffer yang mengandung FeSO4 dengan tidak adanya atau adanya ekstrak

air Grewia tenax (tanaman yang mengandung betalains) menunjukkan

bahwa pigmen tersebut secara signifikan meningkatkan pengangkutan ion-

ion besi secara transmucosal secara in vitro. Tetapi tidak hanya betalain

dapat merangsang penyerapan zat besi di mukosa usus. Penambahan 1 g

gula bit menjadi 3 g diet semi-sintetik menghasilkan 54% peningkatan

penyerapan zat besi pada tikus. Jumlah yang sama dari dedak gandum tidak

berpengaruh pada penyerapan Fe (Babyrikin,dkk dalam Biosciences and

Medicines, 2019).

Hasil Penelitian Kartika Ikawati, (2018). Pemeberian 500 ml jus buah

bit dan Fe pada ibu hamil di Purwokwerto terbukti dapat meningkatkan

kadar Hb lebih tinggi dibandingkan dengan pemebrian Fe saja.Hasil

penelitian Stepana W(2017), yang mendapatkan hasil rata-rata kadar Hb ibu

hamil pada kelompok eksperimen sebelum pemberian jus buah bit 9,50

gr/dL dan 9,18 g/dL pada kelompok kontrol. Setelah pemberian jus buah bit

terjadi peningkatan kadar Hb, dimana pada kelompok eksperimen kadar Hb

11,27 gr/dL dan pada kelompok kontrol 9,22 gr/dL hasil uji statistik
63

mendapatkan adanya peningkatan yang bermakna dengan P < 0,05.

Berdasarkan hasil pemeriksaan nilai indeks eritrosit sebelum dan sesudah

mengonsumsi jus buah bit pada mahasiswa AAK 17 Agustus 1945

Semarang maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Indek eritrosit sebelum mengonsumsi jus buah bit didapatkan rata-rata

MCV 85 fl, dengan nilai minimum 79 fl dan nilai maksimum 90 fl. Rata-

rata MCH 29 pg, dengan nilai minimum 25 pg dan nilai maksimum 31

pg. Rata-rata MCHC 33 %, dengan nilai minimum 30 % dan nilai

maksimum 35%.

b. Indek eritrosit sesudah mengonsumsi jus buah bit didapatkan rata-rata

MCV 88 fl dengan nilai minimum 75 fl dan nilai maksimum 93 fl.. Rata-

rata MCH 30 pg dengan nilai minimum 27 pg dan nilai maksimum 31

pg.. Rata-rata MCHC 34 % dengan nilai minimum 31 % dan nilai

maksimum adalah 36 %.

c. Untuk Indek Eritrosit terjadi peningkatan nilai rata-rata MCV sebesar 3fl

atau 3,5%, nilai MCH meningkat 1 pg (3%) dan nilai MCHC

meningkat 1 point atau 3%

B. Kerangka Konsep

Penanganan Anemia :
- Tablet Fe
- Suplemen Zat
Besi
- Vitamin B12
- Tranfusi Darah

Bertambah

- Buah Bit Kadar Hb


64

Tetap

Faktor Penyebab Anemia :


1. Pengetahuan
2. Pola Makan
3. Menstruasi
4. Penyakit Kronis

Keterangan :

: Variabel tidak diteliti

: Variabel diteliti

: Arah pengaruh

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan gambar, dapat dijelaskan bahwa variabel yang mempengaruhi

kenaikan kadar Hb adalah Buah Bit. Buah Bit dapat mempengaruhi kadar

hemoglobin karena merupakan makanan yang mengandung besi, asam folat,

vitamin B12, protein, piridoksin, vitamin C, tembaga dan vitamin E mengambil

peran penting dalam sumsum tulang. Asam folat dan B12 adalah kunci penting

dalam metabolisme seluler dan dibutuhkan dalam perkembangan normal eritrosit

dansumsum tulang.
65

Variabel pengganggu yang tidak diteliti karena variabel tersebut variabel yang

secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti , tetapi

tidak dapat dilihat, diukur dan dimanipualsi.

C. Hipotesis

Ada pengaruh pemberian jus buah bit terhadap peningkatan Kadar Hb pada

mahasiwi S1 Kebidanan Semester 4 Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai