Disusun oleh:
Tasya Firdausia Rohmatullah
1610104087
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
mata kuliah Ekonomi Kesehatan "Studi Kelayakan Bisnis Untuk Pendirian
Praktek Mandiri Bidan (PMB)".
Saya menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan oleh
karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
guna penyempurnaan makalah ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan, kurang dann lebihnya saya mohon
maaf, atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
C. Tujuan............................................................................................................... 3
A Kesimpulan ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta,
Indonesia. Pusat pemerintahan berada di Kapanewon Wonosari. Dengan
luas sekitar satu per tiga dari luas daerah induknya, kabupaten ini relatif
rendah kepadatan penduduknya daripada kabupaten-kabupaten lain opulasi
Gunungkidul pada tahun 2018 berjumlah 736.210 jiwa, laki-laki 355.282
jiwa dan perempuan 380.928 jiwa. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul
1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta
(Ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah
Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa.
Hasil Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukan
ada persoalan dalam pencapaian target penurunan AKI dan AKB di
Indonesia. Malahan yang membuat kita tercegang adalah terjadi
peningkatan yang signifikan dari AKI. Peningkatannya luar biasa
mengejutkan yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih besar
dibanding pencapaian tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100.000 kelahiran
hidup (BKKBN, 2013). Ini menjadikan kondisi kesehatan kesehatan ibu
(ibu melahirkan) mirip dengan kondisi tahun 1997 (Saputra, 2013b).
Artinya, terjadi kemunduran dalam pencapaian target penurunan AKI di
Indonesia. Indikator angka kematian bayi (AKB) hanya turun sedikit dari
pencapaian tahun 2007, yaitu dari 34 per 1.000 kelahiran hidup menjadi 32
per 1.000 kelahiran hidup. Dan indikator AKABA dalam SDKI 2012 baru
turun menjadi 40 per 1.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013). Padahal bila
dibandingkan dengan target pencapain MDGs untuk Indonesia pada tahun
2015, AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB sebesar 23
per 1.000 kelahiran hidup dan AKABA sebesar 32 per 1.000 kelahiran
hidup (Bappenas, 2012). Sangat jauh pencapaian dari target MDGs saat
ini.
Fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh Kabupaten Gunungkidul adalah
RSUD Wonosari, 31 Puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Gunungkidul, sejumlah praktik dokter umum dan dokter
spesialis, serta beberapa praktik mandiri bidan (PMB), dan balai kesehatan
lainnya. Meskipun penyelenggara pelayanan kesehatan di Kabupaten
Gunungkidul sudah banyak dan memadai, namun sangat diperlukan
sebuah penyelenggara kesehatan dengan mutu dan kualitas yang tinggi,
agar diharapkan dapat menekan AKI dan AKB di Provinsi D.I.Yogyakarta
, khususnya Kabupaten Gunungkidul.
Demi menurunkan AKI dan AKB, serta mewujudkan visi kesehatan
Republik Indonesia tahun 2020, yakni Masyarakat Sehat Yang Mandiri
dan Berkeadilan, maka pendirian dan pembangunan Praktik Mandiri Bidan
(PMB) ini sangat diperlukan dalam rangka membantu pemerintah
Indonesia untuk memberikan pelayanan dengan mutu dan kualitas yang
prima, demi terwujudnya Masyakarat Sehat Yang Mandiri dan
Berkeadilan, serta menurunnya AKI dan AKB di Provinsi D.I.Yogyakarta.
D. Pihak Terkait
a. Investor
b. Bank
c. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
d. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
2) Pengeluaran Lain-lain
Jenis Jumlah
Obat-obatan Rp. 2.000.000,-
Barang habis pakai Rp. 1.000.000,-
Diit pasien Rp. 2.000.000,-
Listrik Rp. 1.000.000,-
Telepon Rp. 100.000,-
Galon Rp. 150.000,-
Air Rp. 100.000,-
Internet Rp. 200.000,-
Jimpitan Sampah Rp. 25.000,-
Angsuran Utang Rp. 2.500.000,-
Tranport Rp. 300.000,-
Lain-lain Rp. 1.500.000,-
Total Rp. 10. 875.000,-
2. Cash Flow
Penghitungan Laba/Rugi
1) Pengeluaran Pertahun
Jenis Pengeluaran Jumlah Total
Tenaga Kerja 12 x Rp.21.900.000,- Rp. 162.800.000,-
Lain-lain 12 x Rp.16.825.000,- Rp. 101.900.000,-
Anggaran Rp. 1.102.000.000,- Rp. 633.000.000,-
Pengeluaran
Total Rp. 897.700.000,-
2) Pendapatan Perbulan
Jenis Pendapatan Jumlah Total
20 Pahelin 20 x Rp. 1.000.000 Rp. 20.000.000,-
20 Hypnobirthing 20 x Rp. 2.000.000,- Rp. 40.000.000,-
20 Water Birth 20 x Rp. 2.000.000,- Rp. 40.000.000,-
3) Pendapatan Pertahun
Rp. 100.000.000,- x 12 = Rp. 1.200.000.000,-
4) Laba Rugi
Pendapatan per tahun Rp. 1.200.000.000,-
Pengeluaran per tahun Rp. 1.000.700.000,-
Laba Sebelum Pajak Rp. 1.000.300.000,-
Potongan pajak per tahun Rp. 100.330.000,-
(10%)
Laba Rp. 1.000.970.000,-
5) Perhitungan Kembalinya Modal
Modal dibagi laba = Rp. 1.900.000.000,- : Rp. 1.289.970.000,-
= 1,47
Jadi kembalinya modal setelah 1 tahun 4 bulan 7 hari.
BAB III
KESIMPULAN
Kasmir & Jakfar. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana Prenada Grup.
Husnan, Suad & Muhammad, Suwarsono. 2008. Studi Kelayakan Proyek. Edisi 4.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.