Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN

REFLEKSI KASUS

Dosen Pembimbing : Intan Mutiara Putri, S.ST., M.Keb

Disusun oleh:
Ramadhani Annanta Rizka Aulya
1810104069

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
REFLEKSI KASUS

N TAHAPAN URAIAN SINGKAT


O
1 Deskripsi Di salah satu bidan praktik mandiri (BPM),
ada seorang ibu hamil usia 25 tahun G1P0A0
dalam proses bersalin. Saat ini ibu sudah
dipimpin bersalin selama 60 menit akan tetapi
bayi belum berhasil dilahirkan, sehingga
ketika itu bidan di BPM tersebut berinisiatif
untuk memberikan uterotonika sebagai induksi
dalam meningkatkan kontrakasi pada ibu.
Ketika setelah diberikan induksi selama 30
menit, ternyata bayi tidak juga lahir. Akhirnya
bidan memutuskan untuk merujuk pasien
tersebut ke salah satu rumah sakit. Setelah
sampai di rumah sakit tempat rujukan, bidan
tersebut di tegur oleh bidan dan dokter di
rumah sakit tersebut karena memberikan
induksi tanpa intruksi dari dokter dan
terlambat dalam melakukan rujukan. Sehingga
pada saat bayi sudah berhasil dilahirkan, bayi
mengalami asfiksia berat dan perlu perawatan
yang intensif selama beberapa hari di rumah
sakit.

2 Emosi terhadap kasus Merasa kurang cekatan dalam mengambil


keputusan dan kurangnya peran aktif dalam
ikut membantu dalam menyelesaikan masalah
yang sedang dihadapi
3 Pengalaman baik dan buruk - Pengalaman baik : dapat memberikan
asuhan sayang ibu kepada ibu yang
sedang melakukan persalinan, dapat
melihat secara langsung ketika pasien
mengalami keadaan darurat dan
tindakan yang akan dilakukan
- Pengalaman buruk : tidak dapat
membantu secara maksimal dalam
memberikan tindakan medis dan belum
dapat ikut berperan aktif dalam
mengambil keputusan
4 Analisis Yang dapat dipelajari dari kasus ini yaitu
bagaimana seorang bidan untuk segera
mengambil keputusan tepat dalam
memberikan tindakan darurat sesuai dengan
kewenangan yang ada
5 Kesimpulan Tindakan yang dilakukan tidak ada yang
berbeda dalam penanganan kasus persalinan
kala II memanjang, hanya saja kurang tepat
dalam memberikan penanganan darurat yang
hanya dapat dilakukan sesuai dengan instruksi
dokter
6 Tindak lanjut Apabila menemukan kembali kasus serupa,
maka harus lebih cekatan dan peka terhadap
kebutuhan pasien terutama pasien dalam
keadaan gawat darurat dan tidak memberikan
tindakan di luar kewenangan seorang bidan
7 Kesimpulan berdasarkan teori Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
(Permenkes) Nomor 28 tahun 2017 pasal 18
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan, bidan berwenang dalam menolong
persalinan normal dan melakukan perujukan
ketika terjadi kegawatdaruratan

Anda mungkin juga menyukai