Anda di halaman 1dari 16

PSIKOLIGI PENDIDIKAN

BAB IV

PERILAKU MAHASISWA SEBAGAI INDIVIDU

Dalam konteks pendidikan tinggi, mahasiswa adalah individu yang memiliki


peran dan tanggung jawab besar dalam membentuk masa depan mereka. Makalah ini
akan menjelaskan mengapa pengenalan diri, tanggung jawab pribadi, etika, dan
pengembangan diri merupakan aspek penting dalam mengoptimalkan potensi individu
mahasiswa. Dengan pemahaman dan penerapan perilaku yang baik, mahasiswa dapat
mencapai keberhasilan akademik, kesejahteraan pribadi, dan kontribusi positif dalam
masyarakat.

Perilaku merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi


manusia dengan lingkunganya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmojo, 2010).

Sedangkan menurut Wawan (2011) Perilaku merupakan suatu tindakan yang


dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun
tidak.Perilaku adalah kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Skiner (1938)
dalam Notoatmodjo (2011) merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Pengertian ini dikenal dengan teori „S-O‟R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”.


Respon dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Respon respondent atau reflektif

Adalah respon yang dihasilkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.

Biasanya respon yang dihasilkan bersifat relatif tetap disebut juga eliciting stimuli.
Perilaku emosional yang menetap misalnya orang akan tertawa apabila mendengar
kabar gembira atau lucu, sedih jika mendengar musibah, kehilangan dan gagal serta
minum jika terasa haus.
2. Operan Respon

Respon operant atau instrumental respon yang timbul dan berkembang diikuti
oleh stimulus atau rangsangan lain berupa penguatan. Perangsang perilakunya
disebut reinforcing stimuli yang berfungsi memperkuat respon. Misalnya, petugas
kesehatan melakukan tugasnya dengan baik dikarenakan gaji yang diterima cukup,
kerjanya yang baik menjadi stimulus untuk memperoleh promosi jabatan.

A. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah segala tindakan, reaksi, atau tingkah laku yang dilakukan oleh
individu atau kelompok dalam berbagai situasi. Perilaku meliputi semua aktivitas yang
dapat diamati atau dilaporkan secara objektif, baik itu dalam bentuk ucapan, gerakan
tubuh, atau interaksi dengan lingkungan sekitar.
Perilaku dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor internal seperti
pikiran, emosi, dan kepercayaan, serta faktor eksternal seperti norma sosial, lingkungan
fisik, dan pengaruh dari orang lain. Selain itu, perilaku juga dapat dipengaruhi oleh faktor
biologis seperti genetika dan kondisi fisik.
Perilaku dapat bersifat sederhana, seperti berjalan atau makan, atau kompleks,
seperti berkomunikasi, mengambil keputusan, atau memecahkan masalah. Perilaku juga
dapat menjadi manifestasi dari kebiasaan, kecenderungan, atau kepribadian seseorang.
Studi tentang perilaku manusia melibatkan berbagai bidang ilmu, termasuk psikologi,
sosiologi, antropologi, dan ilmu perilaku lainnya. Tujuan dari mempelajari perilaku
adalah untuk memahami mengapa orang bertindak seperti yang mereka lakukan, serta
bagaimana perilaku dapat diubah atau dimodifikasi untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
B. Jenis-jenis Perilaku
Jenis-jenis perilaku individu menurut Okviana (2015):

1. Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf,
2. Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif,
3. Perilaku tampak dan tidak tampak,
4. Perilaku sederhana dan kompleks,
5. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor.
C. Bentuk-bentuk Perilaku

Menurut Notoatmodjo (2011), dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus,


maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua :

1. Bentuk pasif /Perilaku tertutup (covert behavior) Respons seseorang terhadap


stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi terhadap
stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau
kesadaran dan sikap yang terjadi pada seseorang yang menerima stimulus
tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior) Respons terhadap stimulus tersebut sudah


jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati
atau dilihat orang lain

D. Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku


Menurut teori Lawrance Green dan kawan-kawan (dalam Notoatmodjo, 2007)
menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor
perilaku (behaviorcauses) dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya
perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:
1. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
a. Pengetahuan apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui
proses yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka
perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting) daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dalam hal ini
pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai tingkatan
(Notoatmodjo, 2007). Untuk lebih jelasnya, bahasan tentang pengetahuan akan
dibahas pada bab berikutnya.
b. Sikap Menurut Zimbardo dan Ebbesen, sikap adalah suatu predisposisi (keadaan
mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau obyek yang berisi komponen-
komponen cognitive, affective danbehavior (dalam Linggasari, 2008). Terdapat
tiga komponen sikap, sehubungan dengan faktor-faktor lingkungan kerja, sebagai
berikut:
1) Afeksi (affect) yang merupakan komponen emosional atau perasaan.
2) Kognisi adalah keyakinan evaluatif seseorang. Keyakinankeyakinan
evaluatif, dimanifestasi dalam bentuk impresi atau kesan baik atau buruk
yang dimiliki seseorang terhadap objek atau orang tertentu.
3) Perilaku, yaitu sebuah sikap berhubungan dengan
kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap seseorang atau hal
tertentu dengan cara tertentu (Winardi, 2004).
Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: menerima
(receiving), menerima diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan.Merespon (responding), memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Menghargai (valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Bertanggungjawab (responsible), bertanggungjawab atas segala suatu yang telah
dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang memiliki tingkatan paling
tinggi manurut Notoatmodjo(2011).
2. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik, tersedia atau
tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana keselamatan kerja, misalnya
ketersedianya alat pendukung, pelatihan dan sebagainya.
3. Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi undang-undang,
peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya menurut Notoatmodjo(2007).
Sedangkan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku menurut Sunaryo (2004)
dalam Hariyanti (2015) dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Faktor Genetik atau Faktor Endogen Faktor genetik atau faktor keturunan
merupakan konsep dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan perilaku
makhluk hidup itu. Faktor genetik berasal dari dalam individu (endogen),
antara lain:
a. Jenis Ras
Semua ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik, saling berbeda
dengan yang lainnya, ketiga kelompok terbesar yaitu ras kulit putih
(Kaukasia), ras kulit hitam (Negroid) dan ras kulit kuning
(Mongoloid).
b. Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara berpakaian
dan melakukan pekerjaan sehari-hari, pria berperilaku berdasarkan
pertimbangan rasional. Sedangkan wanita berperilaku berdasarkan
emosional.
c. Sifat Fisik
Perilaku individu akan berbeda-beda karena sifat fisiknya.
d. Sifat Kepribadian
Perilaku individu merupakan manifestasi dari kepribadian yang
dimilikinya sebagai pengaduan antara faktor genetik dan lingkungan.
Perilaku manusia tidak ada yang sama karena adanya perbedaan
kepribadian yang dimiliki individu.
e. Bakat
Pembawaan Bakat menurut Notoatmodjo (2003) dikutip dari William
B. Micheel (1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu lebih sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal
tersebut.
f. Intelegensi
Intelegensi sangat berpengaruh terhadap perilaku individu, oleh karena
itu kita kenal ada individu yang intelegensi tinggi yaitu individu yang
dalam pengambilan keputusan dapat bertindak tepat, cepat dan mudah.
Sedangkan individu yang memiliki intelegensi rendah dalam
pengambilan keputusan akan bertindak lambat.
2. Faktor Eksogen atau Faktor Dari Luar Individu Faktor yang berasal dari luar
individu antara lain:
a. Faktor Lingkungan Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang
ada disekitar individu. Lingkungan sangat berpengaruh terhadap individu
karena lingkungan merupakan lahan untuk perkembangan perilaku.
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku itu dibentuk melalui suatu proses
dalam interkasi manusia dengan lingkungan.
1) Usia
Menurut Sarwono (2000), usia adalah faktor terpenting juga dalam
menentukan sikap individu, sehingga dalam keadaan diatas
responden akan cenderung mempunyai perilaku yang positif
dibandingkan umur yang dibawahnya. Menurut Hurlock (2008)
masa dewasa dibagi menjadi 3 periode yaitu masa dewasa awal
(18-40 tahun), masa dewasa madya (41-60 tahun) dan masa
dewasa akhir (>61 tahun). Menurut Santrock (2003) dalam
Apritasari (2018), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik
secara fisik, transisi secara intelektual, serta transisi peran
sosial.Perkembangan sosial masa dewasa awal adalah puncaak dari
perkembangan sosial masa dewasa.
2) Pendidikan Kegiatan
pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar
dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi 17 mengerti dan tidak
dapat menjadi dapat. Menurut Notoatmodjo (2003), pendidikan
mempengaruhi perilaku manusia, beliau juga mengatakan bahwa
apabila penerimaan perilaku baru didasari oleh pengetahuan,
kesadaran, sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat
langgeng. Dengan demikian semakin tinggi tingkat pengetahuan
seseorang maka semakin tepat dalam menentukan perilaku serta
semakin cepat pula untuk mencapai tujuan meningkatkan derajat
kesehatan.
3) Pekerjaan
Bekerja adalah salah satu jalan yang dapat digunakan manusia
dalam menemukan makna hidupnya. Dalam berkarya manusia
menemukan sesuatu serta mendapatkan penghargaan dan
pencapaian pemenuhan diri menurut Azwar (2003). Sedangkan
menurut Nursalam (2001) pekerjaan umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu dan kadang cenderung menyebabkan
seseorang lupa akan kepentingan kesehatan diri.
4) Agama
Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk dalam
konstruksi kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam cara
berpikir, bersikap, bereaksi dan berperilaku individu.
5) Sosial Ekonomi
Lingkungan yang berpengaruh terhadap perilaku seseorang adalah
lingkungan sosial, lingkungan sosial dapat menyangkut sosial.
Menurut Nasirotun (2013) status sosial ekonomi adalah 18 posisi
dan kedudukan seseorang di masyarakat berhubungan dengan
pendidikan, jumlah pendapatan dan kekayaan serta fasilitas yang
dimiliki. Menurut Sukirno (2006) pendapatan merupakan hasil
yang diperoleh penduduk atas kerjanya dalam satu periode
tertentu, baik harian, mingguan, bulanan atau tahunan. Pendapatan
merupakan dasar dari kemiskinan. Pendapatan setiap individu
diperoleh dari hasil kerjanya. Sehingga rendah tingginya
pendapatan digunakan sebagai pedoman kerja. Mereka yang
memiliki pekerjaan dengan gaji yang rendah cenderung tidak
maksimal dalam berproduksi. Sedangkan masyarakat yang
memiliki gaji tinggi memiliki motivasi khusus untuk bekerja dan
produktivitas kerja mereka lebih baik dan maksimal.
6) Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat-istiadat atau
peradaban manusia, dimana hasil kebudayaan manusia akan
mempengaruhi perilaku manusia itu sendiri.
3. Faktor-Faktor Lain Faktor ini dapat disebutkan antara lain sebagai berikut:
susunan saraf pusat, persepsi dan emosi. Green (1980) berpendapat lain
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, antara lain:
a. Faktor lain mencakup pengetahuan dan sikap seseorang terhadap
kesehatan tradisi dan kepercayaan seseorang terhadap hal-hal yang terkait
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut 19 seseorang tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya.
b. Faktor pemungkin (enabling factors) Faktor ini mencakup ketersediaan
sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, termasuk
juga fasilitas pelayanan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori Azwar
(1995), bahwa berbagai bentuk media massa seperti : radio, televisi,
majalah dan penyuluhan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan
opini dan kepercayaan seseorang. Sehingga semakin banyak menerima
informasi dari berbagai sumber maka akan meningkatkan pengetahuan
seseorang sehingga berperilaku ke arah yang baik.
c. Faktor penguat (reinforcing factors) Faktor ini meliputi sikap dan perilaku
tokoh masyarakat, tokoh agama termasuk juga disini undang-undang,
peraturan-peraturan baik dari pusat atau pemerintah daerah yang terkait
dengan kesehatan manurut Novita (2011).
E. Aspek-aspek Perilaku Individu
Perilaku individu melibatkan berbagai aspek yang memengaruhi tindakan dan
sikap seseorang. Berikut adalah beberapa aspek penting yang dapat mempengaruhi
perilaku individu:
1. Aspek Kognitif: Aspek kognitif melibatkan pemahaman, pengetahuan, dan persepsi
individu terhadap lingkungan dan situasi tertentu. Aspek ini memengaruhi cara
individu memproses informasi, membuat keputusan, dan merencanakan tindakan
mereka.

2. Aspek Emosional: Aspek emosional melibatkan perasaan dan emosi individu. Emosi
dapat mempengaruhi perilaku individu, baik dalam hal motivasi, respon terhadap
situasi, maupun interaksi dengan orang lain. Contohnya, seseorang yang sedang
dalam kondisi emosi yang negatif mungkin akan menunjukkan perilaku yang berbeda
dibandingkan dengan ketika mereka sedang dalam keadaan emosi yang positif.
3. Aspek Sosial: Aspek sosial melibatkan interaksi individu dengan orang lain dan
lingkungan sosialnya. Faktor-faktor seperti norma sosial, nilai-nilai budaya, peran
sosial, dan pengaruh kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu. Contohnya,
seseorang cenderung mengikuti norma sosial dan mengadopsi perilaku yang diterima
oleh kelompoknya.

4. Aspek Kepribadian: Aspek kepribadian melibatkan karakteristik individu yang


konsisten dalam jangka waktu yang panjang. Kepribadian dapat mempengaruhi cara
individu berinteraksi dengan dunia dan bagaimana mereka merespons situasi tertentu.
Contohnya, individu dengan kepribadian yang ekstrovert mungkin lebih suka
berinteraksi dengan orang lain dan mencari rangsangan eksternal, sementara individu
dengan kepribadian yang introversi cenderung lebih tertutup dan lebih memilih situasi
yang tenang.

5. Aspek Motivasi: Aspek motivasi melibatkan dorongan internal dan eksternal yang
mendorong individu untuk bertindak. Motivasi dapat berasal dari kebutuhan fisik,
emosional, atau sosial individu. Faktor-faktor seperti tujuan pribadi, keinginan
pencapaian, dan hadiah atau ganjaran dapat mempengaruhi perilaku individu.

6. Aspek Lingkungan: Aspek lingkungan mencakup faktor-faktor fisik dan sosial yang
ada di sekitar individu. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perilaku individu
melalui pengaruh seperti keadaan fisik, kondisi tempat kerja, dukungan sosial, dan
kehadiran stimulus tertentu.

7. Aspek Belajar: Aspek belajar melibatkan proses di mana individu memperoleh


pengetahuan, keterampilan, dan pola perilaku baru melalui pengalaman dan interaksi
dengan lingkungan. Belajar dapat mempengaruhi perilaku individu dengan mengubah
pengetahuan, sikap, atau keterampilan yang dimiliki individu.

F. Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku


Bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai dengan konsep yang
digunakan oleh para ahli dalam pemahamannya terhadap perilaku. Bentuk – bentuk
perilaku dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
1. Perubahan alamiah (Neonatal chage)
Perilaku manusia selalu berubah sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian
alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi 20 suatu perubahan lingkungan
fisik atau sosial, budaya dan ekonomi maka anggota masyarakat didalamnya yang
akan mengalami perubahan.
2. Perubahan Rencana (Plane Change)
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.
3. Kesediaan Untuk Berubah (Readiness to Change)
Apabila terjadi sesuatu inovasi atau program pembangunan di dalam masyarakat,
maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima inovasi
atau perubahan tersebut (berubah perilakunya).Tetapi sebagian orang sangat lambat
untuk menerima perubahan tersebut.Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai
kesediaan untuk berubah yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2011).
G. Prosedur Pembentukan Perilaku
Untuk membentuk jenis respon atau perilaku diciptakan adanya suatu kondisi
tertentu yang disebut “operant conditioning”. Prosedur pembentukan perilaku dalam
operant conditioning ini menurut Skiner (1938) adalah sebagai berikut:
1. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforcer
berupa hadiah-hadiah atau reward bagi perilaku yang akan dibentuk.
2. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang
membentuk perilaku yang dikehendaki, kemudian komponen- komponen tersebut
disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang
dimaksud.
3. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuantujuan sementara,
mengidentifikasi reinforcer atau hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
4. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah
tersusun itu. Apabila komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan.
Hal ini akan mengakibatkan komponen perilaku yang kedua yang kemudian diberi
hadiah (komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi). Demikian berulang-ulang
sampai komponen kedua terbentuk, setelah itu dilanjutkan dengan komponen
selanjutnya sampai seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk (Notoatmodjo, 2011)
H. Konsep Individu
Konsep individu merujuk pada pemahaman tentang diri kita sendiri sebagai
entitas yang unik dan berbeda dari orang lain. Ini melibatkan kesadaran akan identitas
pribadi, karakteristik, nilai-nilai, kebutuhan, dan tujuan yang membedakan kita sebagai
individu. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam konsep individu:

1. Identitas: Identitas individu mencakup informasi tentang siapa kita sebagai individu,
termasuk nama, jenis kelamin, umur, tempat lahir, dan faktor-faktor demografis
lainnya. Identitas juga melibatkan elemen-elemen seperti budaya, agama, etnisitas,
dan peran sosial yang mempengaruhi bagaimana kita melihat dan mengartikan diri
kita sendiri.
2. Kepribadian: Kepribadian adalah serangkaian karakteristik psikologis yang khas pada
individu. Ini mencakup aspek-aspek seperti tingkat ekstrovert atau introversi,
stabilitas emosional, kecenderungan pemikiran kritis atau kreatif, dan preferensi
komunikasi. Kepribadian membentuk bagaimana individu berinteraksi dengan dunia
dan menunjukkan perilaku tertentu.
3. Nilai dan Kepercayaan: Nilai dan kepercayaan individu mencerminkan apa yang
dianggap penting, benar, atau bermakna dalam hidup kita. Ini meliputi prinsip-prinsip
etika, moral, dan spiritual yang membentuk pandangan dan tindakan kita. Nilai dan
kepercayaan kita dapat memengaruhi pilihan-pilihan yang kita buat dan perilaku kita
sehari-hari.
4. Kebutuhan dan Motivasi: Kebutuhan dan motivasi individu mencerminkan dorongan-
dorongan internal yang mendorong perilaku dan pencapaian tujuan. Ini dapat
mencakup kebutuhan fisik seperti makanan, air, dan keamanan, serta kebutuhan
psikologis seperti rasa memiliki, rasa penghargaan, atau pemenuhan diri. Motivasi
individu juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal seperti imbalan atau
pengakuan dari orang lain.
5. Tujuan dan Ambisi: Tujuan dan ambisi individu mencerminkan apa yang ingin
dicapai dalam hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan dapat
berkaitan dengan karir, pendidikan, hubungan, kesehatan, atau bidang lain. Tujuan
dan ambisi memberikan arah dan fokus dalam tindakan dan keputusan kita.
6. Pengalaman dan Belajar: Pengalaman hidup dan proses belajar berperan dalam
membentuk konsep individu. Pengalaman-pengalaman masa lalu, termasuk interaksi
sosial, pencapaian, kegagalan, dan tantangan, dapat membentuk pemahaman diri kita.
Belajar dari pengalaman juga membantu dalam mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan pola perilaku baru.
7. Citra Diri: Citra diri adalah persepsi dan penilaian yang kita miliki tentang diri kita
sendiri. Ini mencakup bagaimana kita melihat kelebihan, kelemahan, dan karakteristik
kita sendiri.

I. Perilaku Mahasiswa
Perilaku mahasiswa merujuk pada tindakan dan tingkah laku yang ditampilkan
oleh individu yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi atau universitas.
Perilaku mahasiswa meliputi cara mahasiswa berinteraksi dengan lingkungan akademik
dan sosial di sekitarnya.

Berikut ini adalah beberapa contoh perilaku mahasiswa:

1. Partisipasi aktif: Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan akademik dan non-
akademik di kampus, seperti mengikuti kuliah, berpartisipasi dalam diskusi,
menghadiri seminar atau lokakarya, serta bergabung dalam organisasi atau klub
mahasiswa.
2. Kedisiplinan: Mahasiswa yang menjaga kedisiplinan dalam menjalani kegiatan
perkuliahan, menyelesaikan tugas tepat waktu, dan mematuhi aturan dan peraturan
universitas.
3. Motivasi belajar: Mahasiswa yang memiliki motivasi intrinsik dan ekstrinsik yang
tinggi untuk belajar, mengembangkan kemampuan, dan mencapai prestasi akademik
yang baik.
4. Etika akademik: Mahasiswa yang menjunjung tinggi integritas akademik, seperti
tidak melakukan plagiarisme, menghormati hak kekayaan intelektual, dan
menerapkan prinsip kejujuran dalam penelitian dan penulisan.
5. Keterlibatan sosial: Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan,
seperti mengambil bagian dalam program sukarelawan, aksi sosial, atau kegiatan
pengabdian masyarakat.
6. Komunikasi efektif: Mahasiswa yang mampu berkomunikasi dengan baik, baik secara
lisan maupun tertulis, dalam berbagai konteks akademik dan sosial.
7. Kerjasama dan kolaborasi: Mahasiswa yang memiliki kemampuan bekerja sama
dalam tim, berbagi pengetahuan, dan berkolaborasi dengan rekan mahasiswa lainnya
dalam proyek atau tugas kelompok.
8. Kemandirian: Mahasiswa yang dapat mengatur waktu dengan baik, mengambil
tanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, dan melakukan tindakan mandiri
untuk mencapai tujuan akademik dan pribadi.

Perilaku mahasiswa ini dapat sangat bervariasi antara individu yang satu dengan yang
lain, tergantung pada latar belakang, kepentingan, dan nilai-nilai pribadi masing-masing
mahasiswa.

J. Hal-hal yang harus di penuhi sebagai mahasiswa


Ketika menjadi mahasiswa, ada beberapa hal yang umumnya diharapkan atau
perlu dipenuhi untuk memaksimalkan pengalaman belajar dan pertumbuhan pribadi.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dipenuhi ketika menjadi mahasiswa:
1. Kehadiran dan keterlibatan: Hadir secara teratur di kelas dan berpartisipasi aktif
dalam diskusi dan kegiatan akademik. Manfaatkan waktu di kampus dengan ikut serta
dalam organisasi, klub, atau kegiatan ekstrakurikuler yang relevan dengan minat dan
tujuan pribadi.
2. Motivasi dan tekad: Miliki motivasi yang kuat dan tekad untuk belajar dan mencapai
prestasi akademik yang baik. Tetapkan tujuan yang jelas dan berusaha keras untuk
mencapainya.
3. Manajemen waktu yang baik: Belajar untuk mengatur waktu dengan efektif antara
kuliah, tugas, proyek, dan kegiatan di luar kelas. Buat jadwal yang teratur dan tetap
disiplin dalam mengikutinya.
4. Kemandirian: Ambil tanggung jawab penuh atas pembelajaran Anda sendiri. Belajar
untuk mandiri dalam mencari sumber informasi, mengelola tugas, dan merencanakan
kegiatan akademik.
5. Pemanfaatan sumber daya kampus: Manfaatkan fasilitas dan sumber daya yang
disediakan oleh universitas, seperti perpustakaan, laboratorium, fasilitas olahraga,
pusat karir, dan bimbingan akademik. Juga, cari bantuan dari dosen atau tutor jika
diperlukan.
6. Etika akademik: Hargai integritas akademik dengan tidak melakukan plagiarisme,
menghormati hak kekayaan intelektual, dan mengikuti aturan dan kebijakan
universitas terkait kejujuran dalam penelitian dan penulisan.
7. Komunikasi efektif: Pelajari keterampilan komunikasi yang baik, baik lisan maupun
tertulis. Berinteraksi dengan dosen, staf universitas, dan sesama mahasiswa dengan
sopan dan efektif.
8. Pemeliharaan keseimbangan: Ciptakan keseimbangan antara akademik, sosial, dan
kehidupan pribadi. Jaga kesehatan fisik dan mental dengan mengatur waktu untuk
beristirahat, berolahraga, bersosialisasi, dan menjaga hubungan dengan keluarga dan
teman.
9. Penyesuaian dan fleksibilitas: Bersikap terbuka terhadap perubahan dan penyesuaian
dengan lingkungan baru. Siap untuk menghadapi tantangan dan belajar dari
pengalaman baru.
10. Pencarian pengetahuan dan pengembangan diri: Jangan hanya membatasi diri pada
materi perkuliahan, tetapi juga aktif mencari pengetahuan di luar kurikulum. Ikuti
seminar, baca buku, ikuti kursus online, dan teruslah berkembang secara pribadi dan
profesional.

Hal-hal ini dapat membantu Anda memaksimalkan pengalaman mahasiswa dan mencapai
kesuksesan akademik dan pribadi selama masa kuliah.
DAFTAR PUSTSKA

https://chat.openai.com/c/aefd58dc-09bf-44c4-bf0d-134f1fa016a7
https://chat.openai.com/c/8b11a5d1-91e3-4d4a-a029-966e02fa6a2b
https://chat.openai.com/c/d5c382fd-7a52-4ece-92c3-576bf992472c
http://eprints.umpo.ac.id/4441/2/BAB%202.pdf
BIOGRAFI PENULIS

Nama lengkap penulis Fatur Agis Sahrulloh atau biasa di


panggil dengan Fatur oleh orang-orang di sekitar. Penulis ini lahir di
pada tanggal 30 Agustus 2004 di Kota kecil penuh cerita, kota yang di
sebut dengan Kota Kuda yakni Kota Kuningan.

Penulis pertama memasuki pendidikan pada tahun 2010 di (Mi)


Madrasah Ibtidaiyah sampai lulus pada tahun 2017, lalu melanjutkan
pendidikan non formal di Pondok Pesantren An-nur Malangbong Garut
juga pendidikan formal di Mts An-nur 1 Malangbong Garut pada tahun
2016-2019, lalu dilanjutkan dengan pendidikan Non Formal di Pondok Pesantren K.H.Zainal
Musthofa Sukamanah Tasikmalaya juga pendidikan Formal di MAN 1 Tasikmalaya pada tahun
2019-2022. Sekian garis kecil tentang bioggrafi penulis. Tak kenal maka tak sayang maka dari
itu penulis ini mempunyai akun sosial media umtuk bisa menngobrol santuy sambil ngopi
dengan Tuan Nan Puan.

Instagram : @xnvftur_

Sekian dan Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai