TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku
manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar. Menurut Sunaryo ( 2004) perilaku adalah Aktivitas yang timbul karena
adanya stimulus dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung
reaksi organisme terhadap lingkungannya. Menurut Skiner (1938) yang dikutif oleh
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi
tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut dengan teori “S-O-R” atau
7
8
2. Operant respon atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
(covert) dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. Misalnya berpikir
dan bersikap.
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka
dan dapat dengan mudah diamati oleh orang lain. Misalnya penderita TB
faktor- faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor-faktor yang membedakan
membagi perilaku manusia ke dalam tiga kawasan (domain), meskipun kawasan itu
tidak memiliki batasan yang jelas dan tegas. Ketiga kawasan tersebut adalah
2003) :
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan.
10
1. Tahu (Know)
Termasuk mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini
2. Memahami (Comprehension)
benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
3. Aplikasi (Application)
pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini diartikan sebagai penggunaan
hukum, rumus, metode, prinsip, dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan ini dapat dilihat dari
5. Sintesis (Synthesis)
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
6. Evaluasi (Evaluation)
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu
yaitu:
1. Cara tradisional
Cara yang paling tradisional adalah melalui coba-coba atau dengan kata lain
yang mudah dikenal trial and error. coba-coba ini dilakukan dengan
pengetahuannya.
2. Cara modern
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah.
b. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-
Sikap (Tertutup)
Dari diagram diatas dapat disimpulkan bahwa sikap bukanlah suatu bentuk
tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Sikap masih merupakan reaksi tertutup. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi
pokok :
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
atitude).
Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak terhadap suatu
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
akan istirahat.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula
sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-
terhadap suatu obyek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari, atau
dengan jelas. Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat
4. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sikap inilah yang
5. Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif,
yaitu:
1. Menerima (receiving)
Diartikan bahwa orang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan objek
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
Indikasi dari menghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi dalam tingkatan sikap.
c. Tindakan
1. Persepsi (perception)
Praktek tingkat kedua adalah dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan
3. Mekanisme (mechanism)
Praktek tingkat ketiga adalah apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu
dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan,
4. Adaptasi (adaptation)
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan
tindakan tersebut.
16
Menurut Green yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), ada tiga factor yang
pengetahuan, sikap, keyakinan, dan nilai yang berkenaan dengan motivasi seseorang
untuk bertindak. Factor kedua adalah factor pendukung (enabling) yaitu tersedianya
dan juga termasuk undang-undang atau peraturan-peraturan baik yang dari pusat
1. Perubahan alamiah
Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau
2. Perubahan terencana
Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek
masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang akan mengadopsi
secara lambat.
17
Hal ini menegaskan bahwa setiap orang di dalam suatu masyarakat mempunyai
yaitu:
agama).
khas yang terdapat pada suatu demografi (karakteristik suatu penduduk) (Daryanto,
1. Umur adalah lamanya hidup yang telah dilalui. Umur reproduksi sehat
adalah 20-35 tahun. Menurut Verrall (2003) wanita umur 35-55 tahun
menurut sifat pekaerjaan juga akan berpengaruh pada lingkungan kerja dan
19
2003).
2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang untuk merubah perilaku seseorang
4. Sosial budaya (culture), sosial budaya secara tidak langsung menjadi faktor
Test Pap Smear diartikan sebagai pemeriksaan epitel porsio dan endoserviks
uteri untuk pemantauan adanya perubahan diporsio atau serviks pada tingkat pra
Test Pap Smear juga diartikan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil satu
dari leher rahim dan kemudian di periksa di bawah mikroskop untuk melihat
berikut:
2. Alat untuk mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim bagi seseorang
rahim.
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan test Pap Smear biasanya mereka
yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita
1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum
2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau
6. Pap Smear test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun
7. Sesudah 2 kali pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa
serviks.
Jika ingin melakukan tes Pap Smear harus memperhatikan beberapa hal
penting. Hal-hal penting yang harus diperhatikan menurut Sukaca (2009) sebagai
berikut:
berikutnya.
3. Hindarilah hubungan intim yang tidak boleh dilakukan dalam waktu 24 jam
Smear.
6. Jika anda meminum obat maka informasikan kepada petugas sebab beberapa
sebagai berikut:
a. Kelas I
Pada kelas I identik dengan normal smear. Pemeriksaan ulang 1 tahun sekali.
b. Kelas II
disertai dengan kuman atau virus tertentu. Disertai pula dengan kariotik
c. Kelas III
d. Kelas IV
e. Kelas V
Cara pemeriksaan Pap Smear memang agak berisiko, sebab leher rahim
berada di dalam. Namun petugas yang ahli sudah tentu mengatasi hal ini. Adapun
Preparat yang digunakan diberi label dengan diisi tulisan tanggal serta
Sepatula kayu harus mengenai dan masuk kedalam mulut eksternal serviks.
6. Menginsersi alat gosok sepanjang 1-2 cm ke dalam saluran servik dan putar
90-180 derajat.
setengah bagian atas preparat. Usap 1 kali sampai ujung preparat. Setelah itu
24
membalikkan spatula, tempatkan sisi datar lain dekat label pada setengah
bagian bawah preparat dan usap satu kali sampai ujung preparat.
Leher rahim adalah bagian dari sistem reproduksi perempuan yang terletak
di bagian bawah yang sempit dari rahim (uterus atau womb). Sedangkan, rahim
adalah suatu organ berongga yang berbentuk buah pir pada perut bagian bawah.
Adapun penghubung rahim menuju vagina adalah mulut rahim (serviks) (Sabrina,
2009).
Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada serviks,
pengeluaran cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang
(Sukaca, 2009).
Kanker servik adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel serviks, kanker
serviks dapat berasal dari sel-sel di leher rahim tetapi dapat pula tumbuh dari sel-sel
Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah tumor ganas yang tumbuh di
dalam leher / serviks / bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak
vagina (Medicastore, 2007). Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks
uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk
kearah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina),
(Sarjadi, 1995). Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher
rahim. Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering dijumpai di Indonesia
Hampir semua (99,7%) kanker leher rahim secara langsung berkaitan dengan
infeksi sebelumnya dari salah satu atau lebih virus Human Papilloma (HPV), salah
aatu IMS yang paling sering terjadi di dunia (Judson, 1992; Walboomers dkk,
1999). Dari 50 jenis HPV yang menginfeksi saluran reproduksi, 15 sampai 20 jenis
paling umum adalah bintik-bintik kecil berwarna merah muda yang muncul
disekitar kelamin yang terasagatal dan panas seperti terbakar. Setelah seorang
wanita terinfeksi HPV, infeksi bisa stabil lokal, bisa membaik secara spontan, atau
jika leher rakim terkena, bisa berkembang menjadi lesi derajat rendah ( low grade
atau displaia awal. Sebagian besar lesi derajat rendah (CIN !) dapat hilang tanpa
pengobatan atau tidak berkembang, terutama yang terjadi pada wanita muda
( gambar 2.1). diperkirakan dari setiap 1 juta wanita yang terinfeksi, 10% akan
26
berkembang menjadi pra kanker leher rahim. Perubahan pra kanker ini sering terjadi
pada wanita umur 30 dan 50 tahun. Riwayat alami terjadinya kanker serviks dapat
Serviks normal
60%
Membaik Infeksi
Dalam waktu 2-3 th HPV
Perubahan yang berkaitan dengan HPV
Kanker invasif
sebagai pemicu tumbuhnya sel tidak normal. Beberapa factor predisposisi kanker
serviks ada tiga factor yaitu factor individu, factor resiko dan factor serviks ada tiga
1. Faktor Resiko
27
a) Makanan
pada wanita adalah makanan yang rendah : beta karoten, vit A, C, dan E.
b) Pemakaian Kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil dalam jangka waktu yang lama (5 tahun atau
Pemakain DES pada obat penguat kandungan adalah untuk wanita hamil,
Golongan ekonomi lemah tidak mampu melakukan Pap Smear secara rutin.
2. Faktor Individu
Infeksi HPV dapat menyebabakan kanker serviks. Dua sub tipe HPV dengan
resiko tinggi keganasan, yaitu tipe 16 dan 18 yang ditemukan pada 70%
Pada awal tahun 1970 herpes simpleks tipe 2 sebagai timbulnya kanker
serviks. Virus ini hanya diduga sebagai faktor pemicu terjadinya kanker.
28
c) Merokok
mengandung nikotin dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat
d) Umur
Menopause memang akan dialami semua wanita. Pada masa itu sering
terjadi perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Pada usia 35-55 tahun
e) Paritas
Paritas merupakan seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup. Paritas yang berbahaya adalah dengan memiliki jumlah anak lebih
dari dua orang atau jarak dengan memiliki jumlah anak lebih dari dua orang
3. Faktor Pasangan
Faktor resiko ini merupakan faktor utama. Berdasarkan penelitian para ahli,
perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia kurang dari 17 tahun,
mempunyai resiko tiga kali lebih besar daripada yang menikah pada usia
menjadi 10 kali lipat pada wanita yang mempunyai teman seksual 6 orang
Ada beberapa gejala dan cara pemeriksaan serviks menurut Sukaca (2009)
sebagai berikut:
Gejala penderita pra kanker serviks tidak mengalami gejala atau tanda khas.
sebagai berikut:
f) Terjadi nyeri panggul (pelvis) atau di perut bagian bawah bila ada radang
panggul.
g) Pada stadium lanjut, badan menjadi kurus kering karena kurang gizi,
edema kaki, timbul iritasi kandung kencing dan poros usus besar bagian
bawah (rektum).
30
Namun bila sel-sel tidak normal ini berkembang menjadi kanker serviks,
a. Perdarahan pada vagina dan tidak normal. Hal ini dapat ditandai dengan
yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, perdarahan setelah hubungan
c. Jika kanker berkembang makin lanjut maka dapat timbul gejala- gejala seperti
Adapun cara mencegah pra kanker dan cara menghindari kanker serviks
kanker leher rahim. Menghindari displasia kanker leher rahim sebagai berikut:
b. Pencegahan Primer
c. Pencegahan Sekunder
seksual.
b) Bila telah tiga kali Pap Smear dan hasilnya normal maka pemeriksaan
Smear.
umur 9 tahun. Hal ini dilakukan agar dapat dilakukan saat umur 9
tahun. Hal ini dilakukan agar dapat dilakukan saat umur 9 tahun.
e) Hindarilah rokok
lendir sel-sel tubuh beraksi. Sedangkan isi dari serviks adalah lendir.
semakin mudah.
mengobati kondisi pra kanker dan serviks pada kasus yang ringan.
hingga 55 tahun.
Keluarga Berencana (KB) menjelaskan bahwa Pasangan Usia Subur (PUS) adalah
pasangan suami istri yang istrinya berumur 15-49 tahun ini dengan dibedakan
Sedangkan menurut Hanafi (2004), PUS yaitu umur 15-49 tahun dengan
jalan mereka bertahap menjadi peserta KB yang aktif dan rutin, sehingga memberi
efek langsung penurunan fertilitas. Dengan mulainya PUS menggunakan KB, PUS
juga harus waspada terhadap kanker serviks. Penggunaan KB seperti kontrasepsi pil
jangka waktu yang lama (5 tahun atau lebih) meningkatkan resiko kanker serviks
Menurut Price (2006) kejadian kanker serviks pada usia muda disebabkan
karena melakukan aktivitas seksual pada usia muda yaitu umur kurang dari 20
hubungan seksual semakin besar resiko menderita karsinoma serviks uteri dan
individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan
menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Usia reproduksi wanita di
golongkan menjadi dua yaitu usia reproduksi sehat dan usia reproduksi tidak sehat.
Usia reproduksi sehat yaitu mulai dari umur 20 tahun sampai 35 tahun. Sedangkan
usia reproduksi tidak sehat yaitu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun
(Manuaba, 1998)
Usia reproduksi tidak sehat/ berisiko untuk hamil dan melahirkan, juga
berisiko terkena kanker leher rahim karena tingkat displasia tertinggi umur 35
35
tahun. Displasia tingkat tinggi (CIN II atau III) dapat dideteksi 10 tahun atau lebih