ANALISIS
TINGKAH LAKU
Setiap individu menampilkan berbagai model atau
karakter tingkah laku yang berbeda dan unik. Dalam
uraian berikut kita akan membahas hakekat analisis
tingkah laku dalam 2 aspek, yakni:
Dalam hubungan dengan pemahaman tentang lingkungan ini kita perlu mengerti satu aspek
spesifik dari lingkungan yang disebut dengan stimulus. Stimulus adalah istilah umum yang
digunakan untuk mendeskripsikan aspek spesifik dari lingkungan yang dapat dibedakan dari
satu dan lainnya. Dalam studi istilah stimulus biasanya digunakan dalam referensi pada
variable-variabel lingkungan yang oleh individu yang melakukan eksperimen dikontrol atau
dimanipulasi dalam beberapa cara yang dapat menentukan pengaruh mereka pada tingkah laku
yang tengah diselidiki. Stimulus dapat berupa kondisi, peristiwa, atau perubahan dalam dunia
fisik. Stimuli terjadi baik di dalam maupun di luar tubuh, meskipun stimuli sebagian besar
sering dikaji oleh analisis terapan tingkah laku di luar tubuh. Stimuli dapat berupa orang,
tempat, dan sesuatu seperti cahaya, suara, rasa dan tekstur. Respon dan stimuli adalah konsep-
konsep fundamental dalam menganalisis tingkah laku
F. TINGKAH LAKU DAPAT DIUBAH DENGAN
MENGUBAH LINGKUNGAN
Skinner dalam tesisnya mengatakan bahwa “When an organism acts upon the environment in
which it lives, it changes that environment in ways that often affect the organism itself. Some of
these changes are what the layman calls rewards, or what are generally referred to technically
as reinforcers: when they follow behavior in this way they increase the likelihood that the
organism will behave in the same way again” (Ferster &Skinner, 1957, p. 1). Dari sini kita
dapat mengatakan bahwa lingkungan (environment) sangat mempengaruhi perubahan tingkah
laku individu (organism). Perubahan tingkah laku itu bisa terbentuk karena reward (ganjaran,
hadiah) atau bisa juga karena reinforcerment ( penguatan). Jika demikian maka tingkah laku
itu sesungguhnya dapat diubah dengan mengubah lingkungan (dengan rewards dan
reinforcement). Dengan kata lain bahwa tiap lingkungan dapat diatur kembali untuk
mengajarkan bagaimana menunjukkan tingkah laku yang baru dan lebih adaptif bagi individu
(organism)
G. TINGKAH LAKU BERMASALAH (MALADAPTIVE
BEHAVIOR)
• Maladaptive behavior adalah tingkah laku yang tidak efektif dalam menerima tujuan
atau cita-citanya dan atau konsekuensinya tak dikehendaki oleh yang lain. Kebalikan
atau lawan dari tingkah laku ini adalah adaptive behavior, yaitu tingkah laku yang
diterima secara social yang efektif atau fungsional dalam melayani tujuannya.
1. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
DALAM KAJIAN PENDEKATAN KONSELING
BEHAVIOR
a. Tingkah laku bermasalah adalah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negative atau
tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan
lingkungan
b. Tingkah laku yang salah hakekatnya yang terbentuk dari cara belajar atau lingkungan yang
salah
c. Individu bermasalah ini mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negative dari
lingkungannya. Tingkah laku maladaptive terjadi juga karena kesalahpahaman dalam
menanggapi lingkungan dengan tepat
d. Seluruh tingkah laku individu di dapat dengan cara belajar dan juga tingkah laku tersebut
dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar
2. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
DALAM KAJIAN PENDEKATAN KONSELING
GESTALT
Individu yang bermasalah terjadi karena pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “under dog”. Top dog adalah
kekuatan yang mengharuskan, menuntut, mengancam. Under dog adalah keadaan defensive, membela diri, tidak berdaya,
lemah, pasif, ingin dimaklumi
1. Perkembangan yang terganggu adalah tidak terjadi keseimbangan antara apa apa yang harus (self-image) dan apa-apa yang
diinginkan (self)
2. Terjadi pertentangan antara keberadaan social dan biologis
3. Ketidakmampuan individu mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkah lakunya
4. Mengalami gap/kesenjangan sekarang dan yang akan datang
5. Melarikan dari kenyataan yang harus dihadapi
6. Spectrum tingkah laku bermasalah pada individu meliputi:
a. Kepribadian kaku (rigid)
b. Tidak mau bebas bertanggung jawab, ingin tetap tergantung
c. Menolak berhubungan dengan lingkungan
d. Memelihara unfinished business
e. Menolak kebutuhan diri sendiri
f. Melihat diri sendiri dalam kontinum “hitam-putih”
3. ASUMSI TINGKAH LAKU BERMASALAH
DALAM PRESPEKTIF KONSELING RASIONAL
EMOTIF
a. Dalam perspektif konseling rasional emotif tingkah laku bermasalah merupakan tingkah laku yang
didasarkan pada cara berpikir yang irasional
b. Ciri-ciri berpikir irasional
1) Tidak dapat dibuktikan
2) Menimbulkan perasaan tidak enak (kecemasan, kekhawatiran, prasangka) yang sebenarnya
tidak perlu
3) Menghalangi individu untuk berkembang dalam kehidupan sehari-hari yang efektif
c. Sebab-sebab individu tidak mampu berpikir secara rasional
1) Individu tidak berpikir jelas tentang saat ini dan yang yang akan datang, antara kenyataan dan
imajinasi
2) Individu tergantung pada perencanaan dan pemikiran orang lain
3) Orang tua atau masyarakat memiliki kecenderungan berpikir irasional yang diajarkan kepada
individu melalui berbagai media
d. Indicator keyakinan irasional
1) Bahwa manusia hidup dalam masyarakat adalah untuk diterima dan dicintai oleh orang lain dari
segala sesuatu yang dikerjakan
2) Bahwa banyak orang dalam kehidupan masyarakat bertindak tidak baik, merusak, jahat, dan
kejam sehingga mereka patut dicurigai, disalahkan dan dihukum
3) Bahwa kehidupan manusia senantiasa dihadapkan kepada berbagai malapetaka, bencana yang
dahsyat, mengerikan, menakutkan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh manusia dalam
hidupnya
4) Bahwa lebih mudah menjauhi kesulitan-kesulitan hidup tertentu daripada berusaha untuk
menghadapi dan menanganinya
5) Bahwa penderitaan emosional dari seseorang muncul dari tekanan eksternal dan bahwa individu
hanya mempunyai kemampuan sedikit sekali untuk menghilangkan penderitaan emosional
tersebut
6) Bahwa pengalaman masa lalu memberikan pengaruh sangat kuat terhadap kehidupan individu
dan menentukan perasaan dan tingkah laku individu pada saat sekarang
7) Bahwa nilai diri sebagai manusia dan penerimaan orang lain terhadap diri tergantung dari
kebaikan penampilan individu dan tingkat penerimaan oleh orang lain terhadap individu
BEBERAPA ISTILAH BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAH LAKU
1. Behavior modification merupakan aplikasi dari hukum-hukum yang telah diperoleh dari pembelajaran atas tingkah laku
manusia.
2. Target behavior adalah suatu target tingkah laku yang berfungsi untuk mengubah
3. Response adalah suatu tingkah laku yang dengan segera dan dengan prediksi mengikuti sesuatu yang terjadi di dalam
lingkungannya
4. Trial adalah suatu term yang mengacu kepada satu usaha atau percobaan, pengulangan, atau contoh dari suatu tingkah laku, yang
sering diterapkan dalam membangun suatu situasi untuk belajar (mempelajari) tingkah laku
5. Maladaptive behavior adalah tingkah laku yang tidak efektif dalam menerima tujuan atau cita-citanya dan atau konsekuensinya
tak dikehendaki oleh yang lain.
6. Adaptive behavior adalah tingkah laku yang diterima secara social yang efektif atau fungsional dalam melayani tujuannya.
7. Verbal behavior adalah suatu kemampuan yang sangat penting dalam komunikasi dengan satu sama lain (tekanan pada
kemampuan menggunakan bahasa dalam komunikasi)
8. Mand adalah suatu permintaan atau permohonan, yang digunakan dalam terminology tingkah laku verbal yang artinya untuk
meminta sesuatu.
9. Tact adalah term verbal behavior yang lain yang secara esensial berarti nama atau lebel sesuatu.
10. Covert behavior merupakan suatu tingkah laku yang tidak dapat secara langsung diobservasi atau diamati oleh public. Covert
behavior mengacu kepada tingkah laku seperti berpikir, berimajinasi, berperasaan.
III. ANALISIS TINGKAH
LAKU
A. APA ANALISIS TINGKAH LAKU
ITU?
Satu keuntungan yang besar dari penggunaan pendekatan behavior adalah untuk
membantu memecahkan persoalan dengan menyusun metode evaluasi secara atas
prosedur yang digunakan untuk treatmen terhadap masalah-masalah itu. Kemudian
kita dapat membuat keputusan perlakuan atau tindakan yang didasarkan pada metode
ilmu pengetahuan dan penilaian yang menggunakan obyek periistiwa dan data actual
daripada pendapat dan pemikiran sendiri. Dengan pendekatan ini perlakuan dapat
dilanjutkan, disesuaikan atau bisa juga tidak dilanjutkan dan digantikan dengan
didasarkan pada peristiwa dan obyek data.
• Ketika seseorang melakukan tindakan atau tingkah laku tertentu, seringkali kita
bertanya,”apa yang membuat seseorang itu melakukan tindakan atau bertingkah
laku seperti itu”. Pertanyaan ini adalah wajar namun tidak ada jawaban yang
memuaskan untuk semua kasus. Beberapa tingkah laku mungkin dibentuk
(dilakukan) oleh orang yang berbeda dengan alasan yang berbeda, bisa juga tingkah
laku itu dilakukan oleh orang yang berbeda dengan alasan yang sama dan orang
yang sama mungkin membentuk atau melakukan tingkah laku yang sama pada saat
atau waktu yang berbeda dengan alasan yang berbeda pula.
• Behavior analysis adalah sebuah definisi yang jelas mengenai prosedur yang
dilakukan secara bertahap yang dapat digunakan oleh kita untuk memperbaiki
tingkah laku murid atau seseorang. Selain itu dapat juga dapat dikatakan sebagai
suatu metode menprediksikan (memperkirakan) suatu problem situasi dan
merencanakan apa yang akan dilakukan untuk memecahkannya (albert, p. 59).
C. BAGAIMANA MENGANALISIS TINGKAH LAKU
Terdapat 10 Langkah Dalam Menganalisis Tingkah Laku Yaitu
1. Menentukan target tingkah laku. Langkah ini merupakan proses dua arah yaitu pertama mengidentifikasi
tingkah laku yang akan dikurangi (diubah=sasaran deselerasi) dan kedua mengidentifikasi tingkah laku yang
akan dikehendaki supaya muncul (sasaran akselerasi).
2. Mencari atau menemukan bagaimana sering anak membentuk (memainkan) target tingkah laku dibawah
keadaan yang khas. Tujuan dari baseline adalah untuk membantu dalam memonitor target tingkah laku.
3. Mengidentifikasi antecedent (perilaku yang mendahului). Dkl mengantisipasi antecedent dari target tingkah
laku.
4. Note the place (mencatat tempat), mengacu pada tempat tingkah laku muncul
5. Note the time (mencatat waktu), mengacu pada lamanya tingkah laku muncul
6. Mengidentifikasi konsekuen, mengacu kepada kejadian-kejadian yang menyertai suatu tingkah laku
7. Mengidentifikasi penguatan positif dan stimuli aversif
8. Merencanakan dan mengimplementasikan program
9. Monitor program
10. Mengevaluasi dan menyesuaikan program
SELESAI