Anda di halaman 1dari 4

SP 2 pasien : meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri.

Peragakan komunikasi di bawah ini!

Orientasi

“Selamat pagi B! Bagaimana perasaan B saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri
kehidupan? Baik, sesuai janji kita dua jam yang lalu, sekarang kita akan membahas tentang
rasaa syukur atas pemberian Tuhan yang masih B miliki. Mau berapa lama? Di mana?”

Kerja

“Apa saja dalam hidup B yang perlu disyukuri, siapa saja kira- kira yang sedih dan rugi kalau
B meninggal. Coba B ceritakan hal – hal yang baik dalam kehidupan B. Keadaan yang
bagaimana yang membuat B merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan B masih ada yang
baik yang patut B syukuri. Coba B sebutkan kegiatan apa yang masih dapat B lakukan
selama ini. Bagaimana kalau B mencoba melakukan kegiatan tersebut, marih kita latih.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan B setelah kita bercakap –cakap? Bisa sebut kan kembali apa- apa saja
yang B patut syukuri dalam hidup B? Ingat dan ucapkan hal –hal yang baik dalam kehidupan
B jika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan (afirmasi). Bagus B! Coba B ingat-ingat lagi
hal –hal lain yang masih B memiliki dan perlu disyukuri! Nanti jam 12 kita bahas tentang
cara mengatasi masalah dengan baik. Dimana tempatnya? Baiklah.”

“kalau ada perasaan- perasaan yang tidak terkendali segera hubungi suster ya!”

SP 3 pasien: meningkatkan keampuan dalam menyelesaikan masalah pada pasien isyarat


bunuh diri.

Peragakan komunikasi dibawah ini!

Orientasi

“selamat siang, B. Bagaimana perasaannya ? Masih ada keinginan bunuh diri? Apalagi hal –
hal positif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana
cara mengatasi masalah yang selama ini timbul. Mau berapa lama? Disini saja, ya?’’

Kerja

“coba ceritakan situasi yang membuat B ingin bunuh diri. Selain bunuh diri, apalagi kira-kira
jalan keluarnya? Ternyata banayak juga jalan keluarnya. Nah , coba kia diskusikan
keuntungan dan kerugian masing masing cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi
masalah yang paling menguntungkan! Menurut B cara yang mana ? Ya, saya setuju. B bisa
coba! Mari kita buat rencana kegiatan untuk masa depan.”

Terminasi
” Bagaimana perasaan B, setelah kita ercakao cakap? Apa cara mengatasi masalah yang B
akan gunakan? Coba dalam satu hari ini, B menyelesaikan masalah dengan cara yang dipilih
B tadi. Besok dijam yang sama kita akan bertemu lagi disini untuk membahas pengalaman B
menggunakan cara yang dipilih.”

SP keluarga: mengajarkan keluarga tentang cara melindugi anggota keluarga berisiko bunuh
diri ( isyarat bunuh diri).

Peragaja komunikasi dibawah ini

Orientasi

“selamat siang pak, Bu! Bagaimana keadaan anak Bapak /Ibu?”

“Hari ni kita akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan cara melindungi
dari bunuh diri.

“ dimana kita akan diskusi?”

“Bagaimana kalau diruang wawancara ? Berapa lama Bapak/Ibu punya waktu untuk
diskusi?’’

Kerja

“apa yang Bapak/Ibu lihat perilaku atau ucapan B?”

“Bapak /Ibu sebaiknya memperhatikan benar- benar munculnya tanda dan gejala bunuh diri.
Pada umumnya orang yang akan melakukan bunuh diri. Pada umumnya orang yang akan
melakukan bunuh diri menunjukan tanda melalui perckapan misalnya: Saya tidak ingin hidup
lagi, orang lain lebih bak tanpa saya. Apakah B pernah mengatakannya?”

“kalau Bapak /Ibu menemukan tanda dan gejala tersebut, sebaiknya Bapak/Ibu
mendengarkan ungkapan pearaaan dari B secara serius.”

“pengawasan terhadap B ditingkatkan, jangan biarkan B sendiri di rumah atau jangan


dibiarkan mengunci diri di kamar. Kalau menemukan tanda dan gejala tersebut, dan
ditemukan alat- alat yang akan digunakan untuk bunuh diri , sebaiknya dicegah dengan
meningkatkan pengawasan dan beri dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut.
Katakan bahwa Bapak/Ibu sayang pada B. Katakan juga kebaikan –kebaikan B !”

“Usahakan sedikitnya 5 kali sehari Bapak dan Ibu memuji B dengan tulus. Tetapi kalau
sudah terjadi percobaan bunuh diri , sebaiknya dicegah dengan meningkatkan tersebut.
Katakan bahwa Bapak/Ibu mencari bantuan orang lain. Jika tidak dapat diatasi segeralah
rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih
serius .”

“setelah kembali ke rumah , Bapak /Ibu perlu membantu agar B terus berobat untuk
mengatasi keinginan bunuh diri.”
Terminasi

“bagaiaman pak /Bu ? ada yang mau ditanyakan ? Bapak /Ibu dapat ulangi kembali cara –
cara merawat anggota keluarga yang ingin bunuh diri?”

“Ya , bagus. Jangan lupa pengawasannya ya! Jika ada tanda –tanda keinginan bunuh diri
segera hubungi kami. Kita dapat melanjutkan untuk pembicaraan yang aan datang tentang
cara- cara meningkatkan harga diri B dan penyelesaian masalah.”

“Bagaimana Bapak /Ibu setuju? Kalau demikian sampai bertemu lagi minggu depan disini
dan di waktu yang sama.”

SP 2 keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien resiko bunuh diri isyarat bunuh diri.

Peragakan komunikasi dibawah ini!

Orientasi

“selamat siang Pak ,Bu , sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu lagi .”

“Bagaimana Pak ,Bu ada pertanyaan tentaang cara merawat yang kita bicarakan minggu
lalu?”

“sekarang kita akan latihan cara –cara merawat tersebut ya pak Bu?’’

“kita akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?”

“berapa lama Bapak dan ibu mau kita latih?’’

Kerja

“sekarang anggap saya B ,coba Bapak dan Ibu praktikan cara bicara yang benar jika B sedang
mengalami perasaan ingin mati.”

“Bagus ,betul begitu caranya .”

“sekarang coba praktikan cara memberikan pujian kepada B.”

“Bagus ,bagaimana kalu cara memotivasi B minum obat dan melakukan kegiatan positifnya
sesuai jadwal?”

“Bagus sekali , ternyata Bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat B.”

“Bagaimana kalau sekarang kita mencobanya kepada B?”

(ulangi Lagi semua di atas langsung kepada pasien.)

Terminasi

“Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah kia berlatih cara merawat B di rumah ?”
“setelah ini coba Bapak dan Ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali Bapak dan Ibu
membesuk B.”

“Baiklah bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali ke sini dan kita akan
mencoba lagi cara merawat B samapai Bapak dan ibu lancar melakukanya.”

“ Bapak dan ibu lancar melakukanya .”

“ Jam berapa Bapak dan Ibu bisa kemari?”

“Baik saya tunggu , kita ketemu lagi di tempat ini ya Pak,Bu.”

SP 3 keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga pasien risiko bunuh diri.

Peragakan komunikasi dibawah ini!

Oriemtasi

“selamat siang Pak , Bu ,hari B sudah boleh pulang, sebaiknya kita membicarakan jadwal B
selama dirumah. Berapa lama dirumah. Berapa lama kita bisa diskusi ? Kita bicara disini
saja ya?”

Kerja

“Pak , Bu, ini jadwal B selama di rumah sakit, coba perhatikan , dapatkah dilakukan di rumah
?”

“Tolong dilanjutkan di rumah , baik jadwal aktivitas maupun jadwal minum obatnya.”

“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh B selama
di rumah. Misalnya , B terus –menerus mengatakan ingin bunuh diri , tampak gelisah dan
tidak terkendali serta tidak memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain,tolong Bapak
dan ibu segera hubungi Suster H di puskesmas Inderputri , puskesmas twerdekat dari rumah
Ibu dan Bapak, ini nomor telepon puskesmas nya (0651)853xxx.”

“Selanjutnya suster H yang akan membantu memantau perkembangan B.”

Terminasi

“Bagaimana Pak /Bu? Ada yang belum kelas? Ini jadwal kegiata harian B untuk dibawa
pulang. Ini surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Iderapuri. Jangan lupa kontrolke
puskesmas sebelum obat habis atau gejala yang tampak . silahkan selesaikan
administrasinya.”

Anda mungkin juga menyukai