Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK RESUME

PSIKOLOGI INDUSTRI

BAB 2
Classical Conditioning

Nama Anggota Kelompok 8 :

1. Cesario Yusdinanto (20012010315)


2. Dwi Nur Azizah (20012010323)
3. Mafta Fiala Anjery Athalita (20012010359)
4. Bintang Maulana (200120103....)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN MANAJEMEN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2020/2021

Classical Conditioning

 Pengertian Classical Conditioning

Classical conditioning adalah proses dimana suatu stimulus/rangsangan yang awalnya


tidak memunculkan respon tertentu, diasosiasikan dengan stimulus kedua yang dapat
memunculkan. Hasilnya, stimulus pertama pun dapat memunculkan respon (Powell,
Symbaluk, dan Honey, 2009).

Menurut teori classical conditioning, mungkin, musik favorit tersebut sering kita
dengar ketika kita sedang dalam keadaan mood yang baik ataupun pada saat kita sedang
berbahagia, sehingga musik favorite tersebut kita anggap sebagai suatu stimulus yang dapat
membuat kita menjadi bahagia dan lama lama musik favorite tersebut telah terasosiasi dengan
perasaan bahagia.

 Sejarah Classical Conditioning

Classical conditioning adalah sebuah teori yang berada di dalam aliran psikologi
behavioristik. Behavioristik, seperti yang kita tau, meyakini bahwa perilaku individu
disebabkan oleh pengalaman belajar yang berbeda. Behavioristik meyakini kalo kepribadian
kita terbentuk karena pengalaman dan lingkungan di sekitar kita. Dan pengkondisian klasik
dari Pavlov menegaskan keyakinan ini.

Pavlov bukan seorang psikolog, namun dia adalah seorang dokter. Pengkondisian
klasik ini ditemukan secara tidak sengaja oleh Pavlov. Pada 1890-an, Ivan Pavlov meneliti air
liur pada anjing sebagai respon saat diberi makan. Dia memasukkan tabung reaksi kecil di
pipi masing-masing anjing untuk mengukur air liur saat anjing dikasi makan (dengan bubuk
yang terbuat dari daging).

Awalnya Pavlov menduga anjing-anjing ini akan mengeluarkan liur sebagai repson
dari makanan di depan mereka, tetapi dia memperhatikan kalo anjing-anjingnya mulai
mengeluarkan liur setiap kali mereka mendengar langkah kaki asistennya membawakan
makanan. Ketika Pavlov menemukan bahwa benda atau peristiwa apa pun yang menurut
anjing ada hubungannya dengan makanan (seperti asisten lab) akan memicu respons yang
sama, ia menyadari bahwa ia telah membuat penemuan ilmiah yang penting. Karena itu, ia
mengabdikan sisa karirnya untuk mempelajari conditioning ini.

 Istilah dalam Classical Conditioning


a. Unconditioned Stimulus (UCS) : Stimulus yang akan diikuti respon
b. Unconditioned Response (UCR) : Respon yang mengikuti US
c. Conditioned Stimulus (CS) : Stimulus netral yang akan dipasangkan dengan US untuk
menghasilkan respon
d. Conditioned Response (CR) : Respon yang mengikuti CS

Classical Conditioning merupakan sebuah prosedur multi langkah yang pada mulanya
membutuhkan sebuah stimulus yang tak terkondisikan (USC) yang menghasilkan sebuah
respon yang tidak terkondisikan (UCR).

 Lima Prinsip Utama Classical Conditioning


1. Acquisition / Akuisisi
Akuisisi adalah tahap awal pembelajaran. Ini muncul waktu respons pertama kali
muncul dan secara bertahap diperkuat. Selama fase akuisisi ini, stimulus terkondisi (aba-
aba) berulang kali diikuti stimulus tidak terkondisi (meniup mata).
2. Extinction/Kepunahan
Kepunahan atau extinction adalah berkurang atau menghilangnya respons yang udah
kita kondisikan. Dalam kasus pengkondisian klasik, ini terjadi ketika stimulus terkondisi
nggak lagi diikutkan dengan stimulus tak terkondisi.Kalo kamu cuma ngasih aba-aba
tanpa diikuti dengan tiupan, lama-lama temenmu nggak akan ngerespon lagi.
3. Spontaneous Recovery
Kadang-kadang, respons yang dipelajari bisa tiba-tiba muncul lagi bahkan setelah
periode memudarnya respons. Pemulihan spontan adalah kemunculan kembali respons
terkondisi setelah adanya periode jeda. Dalam kasus ini, bayangkan kamu berhenti
memberi aba-aba di depan mata temenmu. Setelah dia nggak memicingkan mata lagi
(repsonsnya punah), beri jeda beberapa waktu, sekitar 15 menit. Kalo kamu tiba-tiba
mengucapkan aba-aba lagi, respons yang udah punah itu bisa muncul lagi. Inilah yang
disebut dengan spontaneous recovery, atau pemulihan spontan. Tapi respons akan punah
lagi, kalo stimulus terkondisi (memicingkan mata) ini nggak diikuti dengan stimulus tak
terkondisi (meniup).
4. Stimulus Generalization/Generalisasi Stimulus
Generalisasi stimulus adalah kecenderungan dari subyek untuk merespons terhadap
stimulus terkondisi yang mirip. Contohnya, setelah dikondisikan, temenmu mungkin akan
tetep memicingkan mata meskipun aba-abanya diganti dengan tepukan atau isyarat tangan.

5. Stimulus Discrimination/Diskriminasi Stimulus


Diskriminasi adalah kemampuan untuk membedakan stimulus terkondisi dengan
stimulus lain yang belum dipasangkan dengan stimulus tak terkondisi. Kalo sebelum ini
kamu memulai dengan aba-aba, coba mulai dengan ketukan di meja. Temenmu mungkin
nggak memicingkan mata, karena ada perbedaan bentuk stimulus. Diskriminasi
melibatkan kemampuan membedakan jenis aba-abanya. Karena subjek mampu
membedakan antara stimulus-stimulus ini, ia hanya merespons ketika stimulus yang
dikondisikan disajikan.

 Cara Kerja Classical Conditioning


o Fase 1: Sebelum Pengkondisian
Bagian pertama classical conditioning membutuhkan stimulus tak terkondisi, yang kalo
dilakukan, akan memperoleh respons. Contohnya adalah memicingkan mata, itu kan
refleks karena matanya ditiup. Tiupan inilah yang disebut stimulus tak terkondisi, karena
stimulus ini udah menghasilkan respons tanpa harus dikondisikan. Selama fase 1,
stimulus tak terkondisi/unconditioned stimulus (UCS) menghasilkan respons tak
terkondisi/unconditioned response (UCR). Di fase ini ada stimulus yang belum
menghasilkan repsons. Stimulus ini, kalo nggak dipasangkan sama UCS, nggak
menghasilkan respons yang kamu mau.
o Fase 2: Selama Pengkondisian
Ini adalah fase kedua dari proses classical conditioning. Di fase ini, stimulus terkondisi
akan diberikan ke subyek lalu diikuti dengan stimulus tak terkondisi. Ini dilakukan
berulang kali. Akibat pemberian stimulus berurutan ini, temenmu menganggap kalo CS
dan UCS ini akan selalu terjadi berurutan. Di sini stimulus yang dulunya nggak
menghasilkan respons pelan-pelan akan memunculkan respons.
o Fase tiga: Setelah pengkondisian
Ini adalah tahap akhir dari pengkondisian. Stimulus terkondisi yang sebelumnya nggak
memancing respons, akibat selalu dikaitkan sama stimulus alami, akhirnya bisa memicu
respons. Dalam hal ini memicingkan mata karena aba-aba. Repons yang kita munculkan
ini disebut respons terkondisi. Disebut respons terkondisi karena respons ini hasil
pengkondisian kita, bukan refleks alami

Anda mungkin juga menyukai