PSIKOLOGI INDUSTRI
BAB 2
Classical Conditioning
JURUSAN MANAJEMEN
2020/2021
Classical Conditioning
Menurut teori classical conditioning, mungkin, musik favorit tersebut sering kita
dengar ketika kita sedang dalam keadaan mood yang baik ataupun pada saat kita sedang
berbahagia, sehingga musik favorite tersebut kita anggap sebagai suatu stimulus yang dapat
membuat kita menjadi bahagia dan lama lama musik favorite tersebut telah terasosiasi dengan
perasaan bahagia.
Classical conditioning adalah sebuah teori yang berada di dalam aliran psikologi
behavioristik. Behavioristik, seperti yang kita tau, meyakini bahwa perilaku individu
disebabkan oleh pengalaman belajar yang berbeda. Behavioristik meyakini kalo kepribadian
kita terbentuk karena pengalaman dan lingkungan di sekitar kita. Dan pengkondisian klasik
dari Pavlov menegaskan keyakinan ini.
Pavlov bukan seorang psikolog, namun dia adalah seorang dokter. Pengkondisian
klasik ini ditemukan secara tidak sengaja oleh Pavlov. Pada 1890-an, Ivan Pavlov meneliti air
liur pada anjing sebagai respon saat diberi makan. Dia memasukkan tabung reaksi kecil di
pipi masing-masing anjing untuk mengukur air liur saat anjing dikasi makan (dengan bubuk
yang terbuat dari daging).
Awalnya Pavlov menduga anjing-anjing ini akan mengeluarkan liur sebagai repson
dari makanan di depan mereka, tetapi dia memperhatikan kalo anjing-anjingnya mulai
mengeluarkan liur setiap kali mereka mendengar langkah kaki asistennya membawakan
makanan. Ketika Pavlov menemukan bahwa benda atau peristiwa apa pun yang menurut
anjing ada hubungannya dengan makanan (seperti asisten lab) akan memicu respons yang
sama, ia menyadari bahwa ia telah membuat penemuan ilmiah yang penting. Karena itu, ia
mengabdikan sisa karirnya untuk mempelajari conditioning ini.
Classical Conditioning merupakan sebuah prosedur multi langkah yang pada mulanya
membutuhkan sebuah stimulus yang tak terkondisikan (USC) yang menghasilkan sebuah
respon yang tidak terkondisikan (UCR).