Classical
conditioningClassical Conditioning adalah sebuah proses yang berhubungandengan pembentukan
asosiasi antara stimulus yang sudah ada secaranatural dan stimulus yang sebelumnya netral. Proses
classicalconditioning melibatkan pemasangan stimulus netral (seperti suara bel)dengan
unconditioned stimulus (rasa dari makanan tersebut). Dalameksperimennya yang terkenal, Ivan
Pavlov melihat anjingnya mulaimengeluarkan air liur sebagai respons terhadap suara yang berulang
kalidipasangkan dengan makanan. Pavlov menyadari bahwa ini adalahrespons yang dipelajari.
b.Operant conditioningOperant conditioningberfokus pada penggunaan reinforcementatau
punishmentuntuk menguatkan atau menghilangkan perilaku.Melalui proses ini, asosiasi terbentuk
antara perilaku dan konsekuensiterhadap perilaku tersebut. Inti dari prosedur operant
conditioningSkinner adalah kontrol perilaku melalui manipulasi reward danpunishment pada
lingkungan, khususnya lingkungan laboratorium. 1
https://www.coursehero.com/file/40532570/laporan-2-lengkapdocx/
Perbedaan antara Classical dan Operant Conditioning Universitas Psikologi 21 Juni 2018
Add Comment Perbedaan antara Classical dan Operant Conditioning - Proses belajar dan
pembentukan perilaku melalui classical conditioning dan operant conditioning dengan
menitikberatkan pembentukan perilaku melalui pemberian reward dan punishment. Learning
atau belajar merupakan perubahan perilaku (yang dapat diamati atau obervable) yang relatif
permanen yang bersumber dari pengalaman melalui lingkungan (mengalami) (Barker dalam
Wortman, 1999). Dalam belajar, perubahan perilaku dapat terjadi melalui beberapa proses.
Asosiasi antara satu kejadian dengan kejadian lainnya disebut dengan asosiative learning.
Misalnya, ketika kita datang ke dokter atau ke rumah sakit untuk melakukan imunisasi. Saat
dokter akan menyuntik dan mengoleskan kapas yang sudah diberi alkohol dengan bau yang
khas. Baca Juga Pengertian, Dimensi, dan Jenis-jenis Kompetensi Menurut Para Ahli Teori
Self Regulated Learning Menurut Para Ahli Teori Stres Akademik Menurut Para Ahli Saat itu
kita merespon tindakan menyuntik tersebut dengan rasa takut dan cemas. Selanjutnya, bau
alkohol yang dicium sebelum disuntik akan diasosiasikan dengan rasa takut sekalipun tidak
dalam keadaan akan disuntik. Psikolog menyebut hal ini dengan istilah respon klasik yang
terkondisi (classically conditioned response). Classical conditioning merupakan salah satu
dasar dari pola pembentukan perilaku. Teori ini dikemukakan oleh Ivan Pavlov. Skema
pembentukan perilaku menurut classical conditioning dapat dilihat seperti di bawah ini:
Conditioning Baca juga: Tahap Perkembangan Moral dan Psikososial Dalam percobaan
mengenai classical conditioning, Pavlov menggunakan anjing dan proses asosiasi suara bel
dengan munculnya liur pada anjing. Awalnya, setiap kali mendengar bunyi bel (stimulus
netral) anjing tidak mengeluarkan liur (before conditioning). Tahap selanjutnya, secara
berulang setiap kali bunyi bel diperdengarkan, akan dibarengi dengan pemberian makanan
pada anjing. Makanan yang diberikan menjadi unconditioned stimulus (US). Setelah
makanan dikeluarkan, anjing akan mengeluarkan liur (unconditioned response atau UCR).
Setelah dilakukan berulang-ulang, anjing mulai mengasosiasikan bunyi bel dengan makanan
karena setiap kali ia mendengar bel, maka makanannya akan muncul. Selanjutnya, anjing
akan mengeluarkan liur saat mendengar bel walaupun bunyi bel tidak diikuti dengan
pemberian makanan. Pada tahap ini bunyi bel menjadi Conditioned stimulus (Stimulus
terkondisi atau CS) dan liur anjing menjadi conditioned response (CR atau respon
terkondisi). Konsep utama yang perlu dipahami dalam proses ini antara adalah: Stimulus
generalization (generalisasi stimulus): asosiasi US sebagai CS Stimulus discrimination
(diskriminasi stimulus): proses belajar sehingga respon tertentu hanya muncul pada saat
ditampilkan stimulus tertentu Operant Conditioning Dalam operant conditioning,
pembentukan perilaku dilakukan melalui reward dan punishment. Tokoh behaviorist yang
banyak meneliti hal ini adalah B. F. Skinner. Dalam classical conditioning, respon yang hadir
atau tampil secara otomatis atau involuntary. Berbeda dengan classical conditioning,
Skinner berpendapat bahwa perilaku ditentukan oleh lingkungan. Theory of Operant
Conditioning Dari table diatas dapat dilihat bahwa perilaku individu tampil karena adanya
stimulus dan konsekuensi atas stimulus yang tampil. Konsekuensi atas suatu perilaku bisa
tampil dalam bentuk reward ataupun punishment. Penguatan perilaku (reinforce) bisa
diberikan langsung ataupun melalui perantara. Primary reinforcer: berkaitan dengan
kebutuhan biologis Secondary reinforcer: tidak berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
biologis secaralangsung, namun memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain yang juga dapat
diasosiasikan dengan primary reinforcer. Contoh: uang Reward dan punishment sendiri bisa
diberikan secara langsung. Positif ataupun negative diberdakan dari ada atau tidaknya
stimulus yang dihadirkan ke lingkungan. Berikut adalah penjelasan untuk setiap bagiannya:
https://www.universitaspsikologi.com/2018/06/perbedaan-antara-classical-dan-operant-
conditioning.html