Anda di halaman 1dari 14

TEORI KLASIKAL KONDISIONING

(IVAN PAVLOV)
Anggota kelompok :
Asep Ilham J (182153003)
Aina Rohmah Hayati (182153046)
Iqbal Nurhidayat (182153053)
Anggiani (182153059)
Lutfhi Rahman (182153060)
Pani Soniah (182153067)
TOPIK PEMBAHASAN

A Teori Belajar Klasikal Kondisioning Ivan Pavlov

B Hukum-hukum Teori Belajar Klasikal Kondisioning

C Prinsip-prinsip Teori Belajar Klasikal Kondisioning

D Tahapan Proses Teori Klasikal Kondisioning

E Penerapan Teori Belajar Klasikal Kondisioning Dalam Proses Pembelajaran

F Kelebihan Dan Kekurangan Teori Belajar Klasikal Kondisioning


A. TEORI BELAJAR KLASIKAL KONDISIONING IVAN
PAVLOV
Teori belajar klasikal kondisioning
(Classical Conditioning) merupak
teori belajar yang dikemukakan oleh
Ivan Petrovich Pavlov. Dia lahir di
Rusia pada tanggal 18 September
1849, dan wafat di Leningrad pada
tanggal 27 Pebruari 1936. Pada akhir
abad ke 19, permulaan abad ke-20,
Pavlov dan kawan-kawan mempelajari
proses pencernaan dalam anjing.

Sumber : https://www.britannica.com/biography/Ivan-Pavlov
Menurut Nurhidayati (2012) dalam eksperimen-
eksperimen ini Pavlov dan kawan-kawannya
menunjukkan, bagaimana belajar dapat mempengaruhi
perilaku yang selama ini disangka refleksif dan tidak
dapat dikendalikan, seperti pengeluaran air liur.
Pada teori ini, ketika makanan (makanan disebut
sebagai the unconditioned or unlearned stimulus -
stimulus yang tidak dikondisikan atau tidak dipelajari)
dipasangkan atau diikutsertakan dengan bunyi bel
(bunyi bel disebut sebagai the conditioned or learned
stimulus), maka bunyi bel akan menghasilkan respons
yang sama, yaitu keluarnya air liur dari si anjing
percobaan (Nurhidayati: 2012).
Sumber : https://sumber-kearifan.blogspot.com/2019/06/anjing-pavlov.html
Menurut Nurhidayati (2012) untuk memahami eksperimen-eksperimen Pavlov perlu terlebih dahulu
dipahami beberapa pengertian pokok yang biasa digunakan dalam teori Pavlov sebagai unsur dalam
eksperimennya, yaitu sebagai berikut :

1. Perangsang tak bersyarat = perangsang alami = perangsang


wajar = Unconditioned Stimulus (US); yaitu perangsang yang
memang secara alami, secara wajar, dapat menimbulkan respon
pada organisme, misalnya: makanan yang dapat menimbulkan
keluarnya air liur pada anjing.
2. Perangsang bersyarat = perangsang tidak wajar =
perangsang tak alami = Conditioned Stimulus (CS) yaitu
perangsang yang secara alami, tidak menimbulkan respon;
misalnya: bunyi bel, melihat piring, mendengar langkah
orang yang biasa memberi makanan.
• 3.Respon tak bersyarat = respon alami = respon wajar =
unconditioned response (UR); yaitu respons yang
ditimbulkan oleh perangsang tak bersyarat (unconditioned
stimulus = UR).

4. Respon bersyarat = respon tak wajar =


Conditioned Response (CR), yaitu respons
yang ditimbulkan oleh perangsang bersyarat
(Conditioned Response = CR),
B. HUKUM-HUKUM TEORI BELAJAR KLASIKAL
KONDISIONING

Dalam eksperimen ivan menemukan dua macam hukum yang berbeda, yakni:
1. Law of respondent conditioning berarti hukum pembiasaan yang dituntut
2. Law of respondent extinction adalah hukum pemusnahan yang dituntut

Menurut hintzman (1978), yang dimaksud dengan law of respondent conditioning ialah jika dua macam
stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai reinforcer) maka refleks ketiga
yang terbentuk dari respons atas penguatan refleks dan stimulus lainnya akan meningkat. Yang dimaksud
dengan dua stimulus tadi adalah CS dan UCS, sedangkan refleks ketiga adalah antara CS dan CR.
Sebaliknya, law of respondent conditioning ialah jika refleks yang sudah diperkuat melalui respondent
conditioning itu didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforce, maka kekuatannya akan menurun.
C. PRINSIP-PRINSIP TEORI BELAJAR KLASIKAL
KONDISIONING
Prinsip-prinsip classical conditioning dalam pembelajaran menurut Pavlov adalah
sebagai berikut:

Belajar adalah
pembentukan Belajar adalah
kebiasaan dengan cara Proses belajar terjadi Semua aktivitas
menghubungkan atau membuat perubahan- Setiap perangsang akan
apabila ada interaksi susunan saraf pusat
mempertautkan antara perubahan pada menimbulkan aktivitas
perangsang (stimulus) antara organisme diatur oleh eksitasi dan
yang lebih kurang organisme atau otak
dengan lingkungan. inhibitasi.
dengan perangsang individu.
yang lebih lemah
Adapun berikut ini adalah beberapa tips yang ditawarkan oleh woolflok (1995) dalam menggunakan prinsip-
prinsip pembiasaan klasikal dikelas:

Membantu siswa untuk mengenal perbedaan


dan persamaan terhadap situasi-situasi
sehingga mereka dapat membedakan dan
Memberikan suasana yang menggenerelasikan secara tepat.
menyenangkan

1 2 3

Membantu siswa mengatasi situasi yang


mencemaskan
D. TAHAPAN PROSES TEORI KLASIKAL
KONDISIONING
Menurut Kendra Cherry (2019) Proses classical conditioning terjadi atas tiga fase :

Sebelum Pengkondisian Setelah pengkondisian

1 2 3

Selama Pengkondisian
E. PENERAPAN TEORI BELAJAR KLASIKAL
KONDISIONING DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Classical Conditioning termasuk aliran behavioristik, aliran ini mengutamakan perilaku atau perubahan tingkah laku organisme
melalui hubungan stimulus-respon. Dengan demikian belajar hendaknya mengkondisi stimulus agar dapat menimbulkan respon. Hal
ini menunjukkan bahwa belajar menurut teori Pavlov atau classical conditioning mengutamakan proses daripada hasil. Oleh sebab itu
dalam proses belajar, teori conditioning lebih mengutamakan stimulus dibandingkan dengan responnya. Sebab ia berasumsi bahwa
tindakan atau tingkah laku organisme disebabkan oleh rangsangan atau stimulus yang diterimanya. Dengan perkataan lain perilaku
organisme dikontrol oleh stimulus. Atas dasar itu pula teori classical conditioning disebut teori S-R tipe S.

Teori belajar classical conditioning mengimplikasikan pentingnya mengkondisi stimulus agar terjadi respon. Dengan demikian
pengkontrolan dan perlakuan stimulus jauh lebih penting daripada pengkontrolan respon. Konsep ini mengisyaratkan bahwa proses
belajar lebih mengutamakan faktor lingkungan (eksternal) daripada motivasi internal.
F. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI
BELAJAR KLASIKAL KONDISIONING
Kelebihan : Kekurangan :

Jika ini dilakukan secara


Di saat individu tidak terus-menerus maka ditakutkan
menyadari bahwa ia dikendalikan murid akan memiliki rasa
oleh stimulus yang berasal dari ketergantungan atas stimulus yang
luar dirinya, akan memudahkan berasal dari luar dirinya. Padahal
pendidik dalam melakukan seharusnya anak didik harus

pembelajaran terhadap anak didik memiliki stimulus dari dirinya

tersebut. sendiri dalam melakukan kegiatan


belajar dan kegiatan pemahaman.
SESI DISKUSI 
KESIMPULAN
“Teori belajar klasikal kondisioning (Classical Conditioning) merupakan teori belajar yang
dikemukakan oleh Ivan Petrovich Pavlov. Dalam eksperimen Ivan menemukan dua macam hukum
yang berbeda, yakni: law of respondent conditioning dan law of respondent extinction. Secara
harfiah, law of respondent conditioning berarti hukum pembiasaan yang dituntut, sedangkan law of
respondent extinction adalah hukum pemusnahan yang dituntut. Prinsip-prinsip classical
conditioning dalam pembelajaran menurut Pavlov adalah sebagai berikut: (1) Belajar adalah
pembentukan kebiasaan dengan cara menghubungkan atau mempertautkan antara perangsang
(stimulus) yang lebih kurang dengan perangsang yang lebih lemah. (2) Proses belajar terjadi
apabila ada interaksi antara organisme dengan lingkungan. (3) Belajar adalah membuat perubahan-
perubahan pada organisme atau individu. (4) Setiap perangsang akan menimbulkan aktivitas otak.
(5) Semua aktivitas susunan saraf pusat diatur oleh eksitasi dan inhibitasi.”

Anda mungkin juga menyukai