Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Theories Of Power (Mumby, 1988)


Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah entertaiment education
Dosen Pengampu : Danang Tandyonomanu, S.Sos., M.Si.
Tsuroyya, S.S., M.A

Disusun Oleh :

Kelompok 15
1. Ai Nusofa (20041184156)
2. Anatasya Gabriella R. (20041184132)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
Laporan Makalah ini khususnya mata kuliah Entertainment Education ini dengan materi
“Theories Of Power (Mumby, 1998)”. Atas dukungan dan materil yang diberikan, maka
kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu kami, bapak
Dr. Danang Tandyonomanu, S.Sos., M.Si. dan ibu Tsuroyya, S.S., M.A.yang selalu
memberi bimbingan, saran, dan ide atas menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa tidaklah sempurna laporan yang telah dibuat ini. Oleh
karena itu, kami sngat membutuhkan saran dan kritik dari dosen pengampu untu
penyempurnaan tugas laporan makalah ini.

Surabaya, 21 Oktober 2020

Tim Kelompok
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................
2.1 Pengertian Teori Power...............................................................................................................
2.2 Teori Power Menurut Mumby 1988............................................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tradisi kritis dalam komunikasi organisasi juga terkait dengan budaya, tetapi lebih khusus lagi
dengan hubungan kekuasaan dan ideologi yang muncul dalam interaksi organisasi. Dennis
Mumby menyatakan: “Salah satu ajaran prinsipil dari pendekatan penelitian kritis adalah
bahwa organisasi bukan hanya tempat netral untuk pembuatan makna; namun, organisasi
menghasilkan dan dihasilkan dalam konteks perjuangan antara ketertarikan kelompok dan
sistem representasi yang saling bersaing.” Para akademisi komunikasi kritis telah menganggap
realitas sosial bukan sebagai bentuk fisik, lebih sebagai lingkungan di mana siaran suara dan
ketertarikan berlomba-lomba mendapatkan dominasi. Selanjutnya bergerak ke teori Stanley
Deetz tentang demokrasi organisasi. Sudut pandang feminis dalam kekuasaan organisasi
sangat menonjol pada dekade terakhir dan memberikan sebuah contoh mata rantai antara teori
dan praktik yang dianjurkan oleh teori-teori kritis, dan kami menyimpulkan bagian ini dengan
melihat pada pendekatan feminis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Teori Power ?
2. Bagaimana Teori Power Menurut Mumby 1988 ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian teori power.
2. Untuk mengetahui bagaimana teori power menurut Mumby 1988.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Power

Dalam leadership power identik dengan kekuatan, kekuasaan, dan kekuatan. Power
merupakan “sarana” kepemimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Power sebagai alat
menjalankan pengaruh. Power adalah kemampuan (ability) untuk menjadikan orang lain mau
melaksanakan sesuatu. Menurut Achmad (2000) power diidentifikasikan sebagai kemampuan
seseorang/ bagian dalam organisasi untuk mempengaruhi orang/ bagian lain (agar menjalankan
perintah atau mengerjakan sesuatu yang sebelumnya tidak mereka inginkan) untuk mencapai
tujuan, sesuai keinginan pemilik power.
Power sifatnya intangible (tidak terlihat, tetapi pengaruhnya terasakan). Untuk bisa
dirasakan. Power perlu digunakan, tetapi cukup ditampilkan potensinya. Sumber power bermacam-
macam, bisa posisi formal, akses terhadap kekuasaan, penguasaan sumber dan sebagainya. Sumber
ini bisa memunculkan power dengan kadar yang berbeda (Ahmad, 2000).
Peran power sangat penting, terutama berhubungan dengan keinginan membangun
kepemimpinan yang efektif, yang biasanya diukur melalui peningkatan performansi kerja. Power
yang sifatnya intangible dapat berubah menjadi sebuah tools yang berbahaya bagi organisasi, bila
pemakaiannya berlebihan dan melebihi takaran kebutuhan organisasi. Penggunaan power yang
berlebihan akan menyebabkan prosedur dan sisi-sisi manajerial organisasi porak poranda. Dalam
kaitan dengan keberhasilan kepemimpinan, pemakaian power tidak sepenuhnya dilakukan. Hanya
kepemimpinan dalam situasi tertentu saja memerlukan power dari sejumlah sumber power yang
tersedia. Dan setiap situasi kepemimpinan akan membutuhkan kadar dan sumber power tersebut
yang akan berbeda satu sama lain. Pemilihan sumber power yang tepat akan membawa seorang
pemimpin berhasil dalam kepemimpinannya.

2.2 Teori Power / Kekuasaan menurut Mumby 1988


Kekuasaan sebagai konsep pada dasarnya diperebutkan dan bertentangan dengan
pengabaian oleh sebagian besar teori tradisional, organisasi dipahami sebagai domain otoritas
yang sah. Dari prespektif kritis konsep kekuasaan telah dibingkai ulang untuk memeriksa
produksi dan reproduksi hubungan dominasi dalam organisasi (Clegg, 1975; Conrad, 1983;
Giddens, 1979, 1984; Mumby, 1988).
Terdapat tiga ciri yang menandai teori kritis, yaitu pertama, ilmuwan sosial kritis percaya
bahwa memahami pengalaman hidup manusia yang nyata secara kontekstual adalah penting;
kedua, pendekatan dalam teori kritis berusaha mengkaji kondisi sosial dan memperlihatkan sistem
kuasa yang bersifat menindas. Dalam hal komunikasi, teori kritis berkaitan erat dengan
bagaimana pesan dapat memperkuat penindasan; dan ketiga, teori kritis beranggapan bahwa teori
tidak dapat dipisahkan dari praktiknya. Teori kritis mempunyai bidang kajian dan aliran yang
sangat luas, untuk keperluan pembahasan teori komunikasi kita perlu membatasinya.
Dennis Mumby mengklasifikasikan teori kritis, dalam kaitannya dengan teori komunikasi,
menjadi dua bagian besar, yaitu modern dan posmodern. Kedua bagian ini dapat dirinci menjadi
empat bagian yang lebih spesifik, yaitu:

1. Discourse of representation, yaitu positivisme dalam pemikiran modern yang


memisahkan secara jelas peneliti dari dunianya;
2. Discourse of understanding atau modernisme interpretif yang percaya bahwa hubungan
antara dunia sebagai objek yang diketahui (known) dan subjek yang mengetahui
(knower) bersifat saling mempengaruhi;
3. Discourse of suspicion atau modernisme kritis yang berasal dari tradisi struktural yang
mengkritisi struktur masyarakat yang menindas; dan keempat,
4. Discourse of vulnerability atau posmodernisme yang percaya bahwa terdapat beragam
wacana dan ide yang saling bersaing untuk berkuasa.

Ciri umum perspektif tradisional (Guba dan Lincoln;Dennis Mumby) ialah pola-pola
hubungan misalnya antara objek yang diteliti dengan peneliti, klaim terhadap temuan, pandangan
terhadap realitas, objek kajian sebagai sesuatu yang objektif dan observabel dan seterusnya.
Dalam konteks komunikasi organisasi, perspektif tradisional memandang organisasi sebagai
objek yang dapat dikaji dengan konsep- konsep dan metode-metode yang memandang perilaku
komunikasi organisasi adalah sebuah aktivitas yang objektif dan dapat diamati, diukur, diberi
label, dikelompokkan dan dihubungkan dengan proses-proses lain di dalamnya.

Komunikasi organisasi dalam perspektif ini sering memfokuskan pada proses-proses


komunikasi dan efektifitas komunikasi. Misalnya hubungan antara gaya kepemimpinan manager
dengan kepuasan karyawan. Dalam perspektif ini, faktor-faktor organisasi seperti arus informasi
dalam jaringan organisasi, soal distorsi pesan, saluran-saluran komunikasi dalam organisasi,
strategi manager dan supervisor dalam berkomunikasi dengan bawahannya, penyelesaian pada
kelompok dinamik dan proses pembuatan keputusan mendapat tempat yang besar.
Perspektif tradisional memandang organisasi sebagai mesin yang dihubungkan dengan
bagian-bagian dan dioperasikan oleh pengawasan manajerial serta tergantung pada pemeliharaan
komunikasi yang baik agar berfungsi secara efisien dan efektif. Seorang manager melakukan
pengawasan terhadap organisasi (machine) melalui prinsip-prinsip dan teknik-teknik dalam
rangka mendapatkan ketundukan dan kerjasama karyawan. Ini berarti ada dua hal penting agar
sistem beroperasi dan tetap terjadi, yakni kontrol dan koordinasi. Sementara kontrol dan
koordinasi tergantung pada komunikasi yang efektif.

Dalam pengertian itu komunikasi secara primer dipahami sebagai proses pengiriman dan
penerimaan pesan. Dari sudut pandang demikian efektifitas komunikasi tergantung pada dua hal
yakni pengiriman dan penerimaan pesan yang akurat dan reliabel serta kondisi penerima yang
memahami dan merespon pesan tersebut dalam sebuah cara yang dikendaki pengirim pesan. Jika
proses pengiriman pesan tidak akurat dan reliabel, besar kemungkinan respon tidak diberikan
sesuai yang diharapkan. Akibatnya, efektifitas komunikasi tidak terjadi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam dunia organisasi, power (kekuasaan) ini sering digunakan namun banyak
pengabaian yang dilakukan dalam penggunaan kekuasaan. Mumby dalam komunikasi
organisasi menanamkan sebuah pergeseran dari pendekatan yang hanya mencoba
menjelaskan dunia organisasi ke pendekatan yang menyoroti cara-cara di mana dunia
organisasi menciptakan pola-pola dominasi.
DAFTAR PUSTAKA

Conrad, C, (1983) ‘Organizational Power: Faces and Symbolic Forms’, Putnam and M.

Pacanowsky (eds) Communication and Organizations: An Interpretive Approach, pp. 173-94.

Newbury Park, CA : Sage

Giddens, A. (1979) Constitution of society, Berkeley, CA : University of California Press.

Mumby, D, K. (1988) Communication and Power in Organizations: Discourse, Ideology

and Domination. Norwood, NJ:Ablex.

M. Achmad (2000). Power dalam Organisasi. Usahawan No. 9 Tahun xxix September.

Anda mungkin juga menyukai