Anda di halaman 1dari 5

Classical Conditioning

Classical Conditioning merupakan teori yang dikemukakan oleh Ivan P. Pavlov


(1849 – 1936). Teori ini mempelajari bagaimana perilaku alami organisme dapat
dipengaruhi oleh stimulus buatan yang datangnya dari luar (tidak alami) untuk
memunculkan refleks baru atau respon bersyarat. Kuncinya adalah
mengkondisikan dua stimulus, yaitu stimulus wajar dan stimulus buatan secara
berulang untuk menghasilkan respon bersyarat. Classical Conditioning bertujuan
untuk menunjukkan bahwa gerakan refleks organisme dapat dipelajari dan dapat
berubah saat mendapat latihan refleks alami dan refleks bersyarat. Pada
eksperimen Classical Conditioning terdapat 4 unsur, yaitu:

1. Unconditioed Stimulus (UCS)


Stimulus yang muncul secara alami dan menghasilkan respon alami.
2. Unconditioned Respons (USR)
Sebuah respon alami yang muncul disebabkan oleh stimulus alami.
3. Conditioned Stimulus (CS)
Stimulus netral (buatan) yang dimunculkan untuk dikondisikan agar
memunculkan respon bersyarat.
4. Conditioned Respons (CR)
Respon bersyarat yang muncul setelah stimulus netral dikondisikan.

Contoh:

Saya menggunakan suara notifikasi handphone sebagai stimulus buatan sebelum


saya mencipratkan air ketika adik saya sedang beraktivitas. Pada awalnya, respon
alami yang dilakukan adik saya adalah mengelak setelah cipratan air
mengenainya. Namun, setelah terjadi pengkondisian berulang saat saya
menyalakan suara notifikasi handphone adik saya mengelak meskipun saya belum
menciptratkan air kepadanya.

Operant Conditioning
Teori ini dikemukakan oleh salah satu tokoh behavioristik, yaitu B. F. Skinner
(1904-1990). Teori ini mempelajari bahwa perilaku manusia dapat diperkuat atau
dilemahkan dengan adanya stimulus yang dibuat. Menurut Skinner, tingkah laku
sepenuhnya ditentukan oleh stimulus. Reinforcement berfungsi untuk memperkuat
respon organisme dalam melakukan perilaku tersebut secara berulang.
Reinforcement dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:

 Reinforcement positif
Reinforcement positif merupakan stimulus yang dimunculkan untuk
membuat organisme/subjek merasa senang sehingga dapat memperkuat
atau memperbesar kemungkinan perilaku yang diharapkan muncul
kembali.
 Reinforcement negatif
Reinforcement negatif merupakan stimulus yang dimunculkan untuk
memperkuat kemungkinan perilaku subjek berubah menjadi seperti yang
diharapkan dengan atau tidak melemahkan stimulus sebelumnya.

Hukuman (Punishment)

Hukuman bertujuan untuk melemahkan perilaku atau respon subjek, pada


umumnya adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Namun, pada teori Skinner
cenderung tidak menggunakan punishment karena hasilnya pengkondisianya
relatif tidak mengerucut pada perilaku yang diharapkan.

Contoh:

1. Reinforcement positif
Saya mendapatkan hasil ujian yang memuaskan, teman-teman dan guru
memuji saya karena telah mendapatkan nilai yang baik. Saya merasa
senang, oleh karena itu saya jadi bersemangat untuk mendapatkan nilai
yang memuaskan lagi di ujian berikutnya.
2. Reinforcement negatif
Saya tidak suka bersih-bersih rumah, kemudian ibu meminta saya untuk
membersihkan rumah dahulu jika saya ingin main keluar. Saya merasa
tidak senang pada awalnya, tetapi tingkah laku saya berubah saat kondisi
ini berulang sehingga membersihkan rumah menjadi kebiasaan saya
sebelum pergi bermain.
3. Hukuman
Saya mendapatkan nilai yang buruk. Saya dicaci-maki oleh guru dan
dikucilkan oleh teman saya. Kondisi ini dapat membuat saya memiliki dua
pilihan, yaitu mengubah perilaku agar tidak memiliki nilai buruk atau saya
tidak perlu datang ke sekolah lagi.

Mengapa hal tersebut dijadikan dasar dalam melakukan terapi perilaku,


jelaskan!

1. Karena mengubah perilaku individu tidak dapat dibentuk atau diubah


secara instan, oleh sebab itu kedua teori ini dapat berguna untuk mengubah
atau membentuk perilaku individu secara berkala.
2. Teori Classical Conditioning berguna untuk mengubah perilaku alami
seseorang menjadi perilaku dengan respon bersyarat dengan adanya
stimulus buatan.
3. Teori Operant Conditioning berguna untuk memperkuat atau mengubah
atau melemahkan perilaku seseorang dengan menambahkan stimulus
tertentu.

Pertanyaan:

1. Apakah ada faktor yang menyebabkan Classical Conditioning tidak


berlaku meskipun seluruh syaratnya sudah dipenuhi?
2. Bagaimana perubahan perilaku individu yang telah berubah dibuat
menjadi konsisten saat melakukan pengkondisian melalui metode
reinforcement negatif? Karena ada sesuatu (reward) yang dihasilkan
ketika perilaku tersebut berubah
3. Bagaimana membuat motivasi individu konsisten ketika mendapatkan
dampak positif dari reinforcement positif, seperti seorang anak yang
nilainya baik namun ketika dipuji oleh orang sekitarnya membuat anak
tersebut menjadi lalai karena merasa santai nilainya sudah bagus?
Daftar Pustaka

Haslinda. (2019). Classical Conditioning. Jurnal Network Media. 2(1). 87 – 99.


Hastjarjo, Dicky .T. (2011). Meluruskan Konsep Kondisioning Operan. Buletin Psikologi. 19 (1).
38 – 43.
http://tamariskagurusinga.blogspot.com/2017/03/contoh-contoh-kasus-pembelajaran.html
http://ranah-berbagi.blogspot.com/2010/08/isi-latarbelakang-teori-skinner-seorang.html

Anda mungkin juga menyukai