Anda di halaman 1dari 2

Review Materi Kelompok 2

Anggota kelompok 1 :
1. Abdul Chalid 20012010036
2. Daffa samdya 20012010188
3. Moch. Virgiawan Anjasmara 17012010234
4. Fikri akaml zain 20012010311

I. Definisi Belajar

Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang muncul dari praktik atau
pengalaman. Perspektif perilaku memainkan peran kognisi dan pilihan. Behavioral Learning Theory
sering juga disebut sebagai teori pembelajaran perilaku berupa stimulus-tanggapan. Hal tersebut
dikarenakan jika seseorang memberikan respon yang telah dikondisikan terhadap suatu stimulus,
maka itu dapat dikatakan sebagai proses “belajar”.

II. Latar Belakang Classical Conditioning


Teori classical conditioning berawal dari usaha Ivan Petrovic Pavlov (1849-1936). Ivan
Pavlov, merupakan seorang behavioristik (penganut paham behaviorisme) yang terkenal dengan
pandangannya bahwa terhadap hubungan yang kuat antara stimulus dan respons seseorang.

III. Penelitian Tentang Classical Conditioning

Pavlov meneliti air liur pada anjing sebagai respon saat diberi makan. Dia memasukkan
tabung reaksi kecil di pipi masing-masing anjing untuk mengukur air liur saat anjing diberi makan
(dengan bubuk yang terbuat dari daging). Pavlov melihat bahwa hanya dengan melihat makanan
telah menyebabkan anjingnya mengeluarkan air liur. Air liur juga dikeluarkan oleh anjing ketika
mendengar suara langkah kaki peneliti. Pavlov mengembangkan dan mengeksplorasi penemuannya
dengan mengembangkan sebuah studi perilaku yang dikondisikan dan kemudian dikenal dengan
nama classical conditioning.
IV. Definisi Classical Conditioning

Conditioning adalah proses dimana suatu stimulus/rangsangan yang awalnya tidak


memunculkan respon tertentu, diasosiasikan dengan stimulus kedua yang dapat memunculkan.
Hasilnya, stimulus pertama pun dapat memunculkan respon. Dalam mempelajari bagaimana suatu
makhluk hidup yang berhubungan dengan stimulus–respons, Pavlov mengungkapkan bahwa kita
bisa menghasilkan suatu respons dengan mengombinasikan dua stimulus; stimulus alami dan
stimulus buatan. Serangkaian tahapan terjadinya respons yang muncul dan rangsangan yang
diberikan inilah yang kemudian didefinisikan sebagai suatu proses belajar.

V. Proses Classical Conditioning

Ada beberapa proses yang di lalu yaitu sebagai berikut :

1. Fase pertama classical conditioning membutuhkan stimulus tak terkondisi, yang jika
dilakukan, akan memperoleh respons. Contohnya adalah mengkerjapkan mata, gerakan
refleks karena mata ditiup. Tiupan inilah yang disebut stimulus tak terkondisi, karena
stimulus ini udah menghasilkan respons tanpa harus dikondisikan.

2. Pada fase kedua stimulus terkondisi akan diberikan ke subyek lalu diikuti dengan
stimulus tak terkondisi. Ini dilakukan berulang kali. Di sini stimulus yang dulunya nggak
menghasilkan respons pelan-pelan akan memunculkan respons.

3. Pada fase akhir dari pengkondisian. Stimulus terkondisi yang sebelumnya tidak
memancing respons, akibat selalu dikaitkan sama stimulus alami, akhirnya bisa
memicu respons. Repons yang kita munculkan ini disebut respons terkondisi bukan
refleks alami.

Anda mungkin juga menyukai