Anda di halaman 1dari 24

TEORI BELAJAR

PAVLOV
Behaviorisme merupakan
salah satu pendekatan untuk
memahami perilaku individu.

Behaviorisme memandang
individu hanya dari sisi
fenomena jasmaniah, dan
mengabaikan aspek – aspek
mental.

Dengan kata lain,


behaviorisme tidak mengakui
adanya kecerdasan, bakat,
minat dan perasaan individu
dalam suatu belajar.
• Belajar artinya
perubahan perilaku
organise sebagai
pengaruh lingkungan.

• Behaviorisme tidak
mau mempersoalkan
apakah manusia baik
atau jelek, rasional
atau emosional;
Ciri dari teori ini adalah
mengutamakan unsur-unsur
dan bagian kecil, bersifat
mekanistis, menekankan
peranan lingkungan,
mementingkan
pembentukan reaksi atau
respon, menekankan
pentingnya latihan,
mementingkan mekanisme
hasil
belajar,mementingkan
peranan kemampuan dan
hasil belajar yang
diperoleh adalah
munculnya perilaku yang
diinginkan.
• Teori Pavlov

• Belajar merupakan
proses perubahan
perilaku yang disebabkan
oleh pengalaman.

• Perubahan Anak yang


merasa ketakutan ketika
berjalan sendiri pada
malam hari merupakan
hasil dari belajar
• Anak telah belajar
menghubungkan
kegelapan dengan suatu
keadaan yang
menyeramkan.

• Reaksi ini dapat


diperoleh secara tidak
sadar maupun secara
sadar dan juga dapat
diperoleh dari hasil
belajar.
• Peristiwa perilaku ini
disebut juga Respondent
Behavior.

• Kalau nantinya makin


melemah walau ada
bunyi bel, proses ini
disebut extinction
(pemadaman). Maka,
penguatan berkelanjutan
(continuous
reinforcement) makin
penting.
• Padahal dulunya, sebelum
dikondisikan, kalau hanya
stimulus bunyi bel
(Neutral stimulus), air
liur tidak keluar (No
conditioned repose).

• Padahal dulunya, selama


dikondisikan, bunyi bel
bisa membuat respons
air liur (Unconditioned
reponse)jika dihadirkan
bersama daging
• Implikasi dari hasil penelitian
itu:

• Struktur kepribadian
tergantung pada stimulus-
respons yang terbentuk lewat
pengaruh lingkungan. Semakin
besar stimulus, semakin besar
dan kuat responsnya. Dengan
frekuensi dan durasi yang
memadai.

• Perkembangan kepribadian bisa


terjadi lewat perubahan atau
pengendalian lewat
reinforcement atau penguatan
positif.
• Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan anjing
itu Pavlov mendapat kesimpulan bahwa gerakan-
gerakan refleks itu dapat dipelajari, dapat berubah
karena mendapat latihan.

• Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua


macam refleks, yaitu refleks wajar (unconditioned
refleks)-keluar air liur ketika melihat makanan yang
lezat dan refleks bersyarat atau refleks yang
dipelajari (conditioned refleks)-keluar air liur
karena menerima atau bereaksi terhadap warna
sinar tertentu, atau terhadap suara bunyi tertentu .
• Dasar penemuan Pavlov tersebut, menurut J.B. Watson
diberi istilah Behaviorisme.
• Watson berpendapat bahwa perilaku manusia harus
dipelajari secara objektif.

• la menolak gagasan mentalistik yang bertalian dengan


bawaan dan naluri. Watson menggunakan teori Classical
Conditioning untuk semuanya yang bertalian dengan
pembelajaran.

• Pada umumnya ahli psikologi mendukung proses mekanistik.


Maksudnya kejadian lingkungan secara otomatis akan
menghasilkan tanggapan.
• Kelemahan dari teori
conditioning ini adalah,
teori ini mengangaap
bahwa belajar itu
hanyalah terjadi secara
otomatis, keaktifan dan
penentuan pribadi dalam
tidak dihiraukannya.
• Peranan latihan atau
kebiasaan terlalu
ditonjolkan.

• Sedangkan kita tidak


tahu bahwa dalam
bertindak dan berbuat
sesuatu manusia tidak
semata-mata
tergantung kepada
pengaruh dari luar.
• Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor
anjing menghasilkan hukum-hukum  belajar, diantaranya :

a.Law of Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan


yang dituntut. Jika dua macam stimulus dihadirkan secara
simultan (yg salah satunya berfungsi sebagai reinforcer),
maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.

b. Law of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan


yang dituntut. Jika refleks yg sudah diperkuat melalui
Respondent conditioning itu didatangkan kembali tanpa
menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan
menurun.
• Bahkan bisa dilakukan strategi perubahan kepribadian ke waktu
depan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki

• Dengan mendayagunakan stimulus-respons yang bersifat reflek


(disebut Conditioning Classic atau Conditioning Respondent)

• atau dengan sengaja menampilkan stimulus tertentu agar


respons tertentu terjadi (disebut Conditioning Operant).
PENERAPAN TEORI PAVLOP DI SD:
1.Mementingkan pengaruh lingkungan
2.Mementingkan bagian-bagian
3.Mementingkan peranan reaksi
4.Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar
melalui prosedur stimulus respon
5.Mementingkan peranan kemampuan yang sudah
terbentuk sebelumnya
6.Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui
latihan dan pengulangan
7.Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku
yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai