Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Tokoh yang akan dibahas dalam tulisan ini memiliki posisi unik dalam

pemikiran politik Barat. Karena pemikiran Jean Jacques Rousseau (1712-1778) selain
controversial, juga sulit diklasifikasi. Apakah, misalnya, ia seorang liberalis,
totalitarian, ataukah seorang democrat? Kesulitan dalam mengklasifikasi itu
disebabkan pemikiran tokoh ini menjangkau spectrum intelektual yang luas dan
variatif. Macfarlane menyebutkan Rousseau sebagai tokoh yang melahirkan gagasan
individualism ekstrem meskipun di sisi lain dia juga pembela mati-matian
kolektivisme. Rousseau juga dinilai sebagai nabi demokrasi pertama, bapak spiritual
Totalitarianisme dan inkarnasi semangat revolusi, pembela konservasi lingkungan.
Bagi Plamenatz, Rousseau adalah seorang Philosophe tetapi sekaligus musuh
filsafat, rasionalis, romantic, sensualis, puritan, seorang apologis agama yang
menyerang dogma, penyangkal dosa warisan dan peletak dasar teori negara absolute.
Goethe berkata, dengan munculnya Voltaire sebuah abad berakhir, dan dengan
lahirnya Rousseau muncullah abad baru. Tidak ada seorang pemikir politik manapun,
lanjut Plamenatz yang gagasan-gagasannya amat berpengaruh terhadap generasi
selanjutnya kecuali Rousseau. Last not least, Rousseau seperti Ali Syariati dari Iran
adalah salah seorang peletak dasar Kognitif revolusi di negaranya yang pengaruhnya
begitu besar dalam sejarah kemanusiaan. Saya mengira lahirnya semboyan revolusi
Perancis kebebasan, persamaan, dan persaudaraan sulit dipisahkan dari Rousseau.
1.2.
1.
2.
3.
4.
5.

RUMUSAN MASALAH
Siapa JJ. Rosseau, dan bagaimana Riwayat hidupnya?
Mengapa ia dikenal sebagai pemberontak abad Pencerahan?
Apa yang dimaksud state of nature dan manusia sebagai alamiah , kebebasan?
Bagaimana isi perjanjian sosial hasil pemikirannya?
Bagaimana bentuk-bentuk pemerintahan menurutnya?

BAB II
PEMBAHASAN
1

2.1. Riwayat Hidup Rousseau


Dilahirkan di Jenewa tahun 1712, Jean-Jaques Rousseau adalah seorang
pemikir yang banyak memberi pengaruh di lapanagn agak luas, termasuk filsafat,
kesusastraan, dan politik. Cita pikirannya telah dapat membentuk pintu hati pengikutpemgikutnya, dan bikan pintu akal. Ia memang terkenal sebagai bapak gerakan
romantic yang mulai menjelma pada umumnya dalam abad ke-18.
Gerakan ini menunjang apa yang disebutkan la sensibilite ( sentibility), yaitu
kecenderungan pada emosi yang digerakkan secara langsung dan kuat dan bukan
disertai pemikiran sebelumnya. Orang dari golongan romantic ini akan menangis
tersedu-sedu melihat suatu keluarga miskin akan tetapi ia akan bersikap dingin
terhadap pemikiran yang akan menaikkan derajat hidup keluarga yang miskin itu. Ia
memuja kehidupan di desa, yang dianggapnya asli murni, suci, dan indah, berlainan
menurut anggapannya dengan kehidupan di kota, apalagi di istana-istana yang penuh
dengan kemewahan dan tipu daya. Si miskin menurutnya lebih berkebajikan dari pada
si kaya. Pertentangan hidup antara si miskin yang tinggal di desa di satu pihak (bagi
golongan romantic kehidupan buruh miskin pada perindustrian tidak merupakan
masalah) dengansi kaya yang berdagang dan senantiasa memperkecil tanah si miskin
tadi di pihak lain., dan yang acap pula memperlihatkan kekuasaannya tehadap gadis
keluarga si miskin tadi, merupakan tema yang sering dikemukakan.
Golongan romantic lebih cenderung untuk melihat manusia secara perorangan
bukan secar golongan. Perhatikan perhatian mereka terhadap si miskin tadi, bukan
terhadap golonhan si miskin. Memang mereka mempertahankan kehidupan
kemerdekaan individu dengan penuh semangat.
Tetapi seperti akan ternyata nanti, kemerdekaan ini mungkin lenyap karena
pemujaan lain. Pemujaan ini adalah pemujaan terhadap semangat yang meluap yang
dianggap lebih utama daripada kegunaan. Nilai yang dimajukan adalah estetika,
bukan keperluan. Misalnya mereka tidak suka kepada industry dan kota karena ini
tidak mengandung keindahan alam sama sekali. Usaha untuk memperoleh laba juga
mereka benci. Oleh karena usaha ini merupakan pusat perhatian perdagangan, maka
perdagangan pun mereka kecam. Kembali kea lam adalah semboyan mereka!. Dalam
zaman sekarang agaknya mereka tidak menyukai traktor dan jet, karena keduanya
dianggap merusak pandangan dan pendengaran.
2

Nilai

golongan

romantic

memang

berbeda

golongan

yang

lebih

mengutamakan kegunaan. Mereka memuja semangat yang berlebihan apapun akibat


semangat ini. Juga tidak menjadi soal bagi mereka apakah akibat semangat tersebut
akhirnya tiba pada kehancuran. Tipe manusia yang mereka idamkan adalah manusia
yang keras mungkin seorang pemberontak yang asal berontak saja, ataupun seorang
penakluk yang bertindak sewenang-wenang.
kehebatan kehebatan ini banyak sedikitnya dialami Rousseau dalam
hidupnya. Ia dilahirkan alam pegunungan Alpen yang indah. Ketika ia masih bayi
ibunya telah meninggal, sehingga ia dirawat oleh saudara ibunya. Ayahnya orang
miskin bekerja sebagai tukang jamdan guru dansa. Ia tinggalkan sekolah pada saat ia
berumur 12 tahun, kemudian ia pelajari bergbagai pelajaran hidup yang tidak dia
sukai, dan ketika ia berumur 16 tahun ia lari meninggalkan Jenewa. Ia menukar
agamanya (Calvinisme) dengan agama katolik ketika ia memerlukan bantuan seorang
pemujanya yang menjadikan agama sebagai syarat untuk memberikan bantuan itu.
Belakangan ia kembali lagi menjadi pengikut Calvinisme ketika ia bermaksud
kembali ke Jenewa, kota yang hanya mengakui Calvin sebagai warganya.
Apakah ia mengalami cinta dan kasih saying dengan wanita, barangkali
masing-masing kita dapat memberikan penilaian. Pernah ia menyukai seorang
pembantu rumah tangga, tetapi ketika ia mencuri dan ketahuan, ia menggeserkan
tuduhan terhadap dirinya kepada pembantu tersebut sehingga pembantu ini yang
dihukum. Ia mempunyai hubungan dengan banyak wanita yang menyukainya Karena
ingin mengasuhnya, tetapi semua ini ia tinggalkan. Akhirnya ia hidup bersama
seorang pelayan hotel di Paris selama 20 tahun tanpa meniggalkan wanita-wanita lain.
Dari hidup bersama ini ia memperoleh 5 orang anak, tetapi kelima anaknya ini
diserahkannya kepada sebuah lembaga anak-anak. Orang punakan heran apa yang
menarik Rousseau pada pelayan tersebut yang tidak tahu rukis baca, tidak tahu
berhitung tidak pula mempunyai rupa, bahkan yang hidup makan dan minumnya
bergantung pada Rousseau. Tetapi memang Rousseau dikenal sebagai orang yang
kurang merasa senang ditengah-tengah orang yang disukai banyak orang. Barangkali
dikalangan orang-orang seperti pelayan dan pengasuh tadi ia dapat menjadi pahlawan.
Memang aneh hidup Rousseau ini, penuh dengan perasaan, semangat, keterus
terangan tanpa tedeng aling-aling, seperti biografi dirinya yang dikarangnya secara
3

terus terang tanpa segan akan malu yang dilontarkan orang karena dosa-dosanya.
Dengarlah katanya:
Ini adalah sebuah usaha yang belum ada presedennya, dan yang tidak akan
mempunyai pencontoh: Akan aku perlihatkan kepada kawan-kawan seorang
manusia dalam wataknya sebenar-benarnya. Orang ini adalah diriku sendiri.
Aku, bukan orang lain! Aku rasakan jantungku di dalam, dan aku kenal orangorang lain. Aku tidak ditempa seperti orang-orang lain yang kulihat. Aku berani
mempercayai bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini yang menyerupaiku dan kalu
pun aku tidak lebih baik dari yang lain itu sekurang-kurangnya aku berbeda dari
mereka. Apakah alam telah berbuat baik atau berbuat jahat dan memecahkan tuangan
(cetakan) tempat aku dicorkan dapatlah kau nilai setelah kau baca apa yang aku tulis
disini.
Biarkanlah serunai sangkakala berbunyi bila maunya. Aku akan datang dengan
buku ini ditanganku, menyerahkan diriku padahakim tertinggi. Dan akn ku katakana
dengan keras: disini telah kutulis apa yang telah ku perbuat, apa yang ku pikirkan,
apa dan bagaimana sebenarnya aku ini. Telah kunikilkan apa ynag baik dan yang
buruk denga kejujuran yang sama. Tak ada ku coba memperkecil apa yang buruk,
tidak pula menambah apa yang baik aku memang memperlihatkan diriku sendiri
seperti yang sebenarnya: jelek sejelek-jeleknya dan seorang yang patut dicela bila
memang demikian dan baik pengasih serta patut dikagumi bila memang demikian
Berkumpulah disekelilingku, Hai zat abadi, dan hai kumpulan sesame manusia
yang tiada terkira jumlahnya. Biar mereka dengar pengakuan-pengakuanku.
Biar mereka sesalkan dosa-dosaku, [biar mereka] malu terhadap perbuatanku
yang menyebabkan aku tidak berharaga. Tetapi cobalah tiap mereka juga
menyebabkan aku tidak berharga. Tetapi cobalah tiap mereka juga
menyingkapkan diri mereka sendiri didepan tahkta-Mu [hai Tuhan] dengan
kejujuran yang sama ; dan biarkan tiap mereka berkata, kalau ia berani: Aku
lebih baik dari orang ini.
Dengn sifat zaman romantic dan sifat serta tingkah laku Rousseau seperti
diatas, baiklah kita ikuti pikiranya dalam masalah politik dan Negara.
2.2. Pemberontak Abad Pencerahan
4

Rousseau hidup pada abad XVIII, tetapi pemikirannya pada sisi tertentu
merupakan antithesis pemikiran yang berkembang pada abad itu. Pemikiran Rousseau
merupakan sebuah pemberontakan intelektual terhadap zaman itu. Dalam sejarah
peradaban Eropa abad XVIII dinamakan abad Pencerahan yang telah melahirkan
pemikir-pemikir dan ilmuwan-Ilmuwan.
Di abad ini, perkembangan sains dan teknologi yang begitu cepat telah
mengakibatkan manusia mengalami perubahan orientasi nilai secara radikal. Manusia
pencerahan berjuang gigih menaklukkan alam semesta dengan ilmu pengetahuan,
serta amat mendewakan akal dan rasio. Segala sesuatu, termasuk kebenaran harus
diukur dengan parameter sains dan teknologi. Agama, atau sesuatu yang tidak masuk
akal atau tidak bisa dipahami panca indera dianggap mitos atau khayalan.
Perkembangan sains dan teknologi menimbulkan revolusi berbagai bidang
kehidupan masyarkat. Industrialisasi berkembang pesat, teknologi perkapalan
semakin canggih sehingga memungkinkan manusia menaklukkan samudera dan
melakukan penjelajahan ke negeri-negeri asing yang sebelumnya tak mungkin
dilakukan.

Diatas

semua

itu,

terdapat

sisi

yang

dinilai

memprihatinkan.

Perkembangan sains dan teknologi Abad pencerahan ini telah menimbulkan terjadinya
dehumanisasi manusia. manusia, yang begitu kompleks, kemudian mengalami
reduksi. Ia tak lebih dilihat sebagai mesin belaka. Manusia seperti dikatakan Harvey
penemu sirkulasi darah adalah mesin-mesin kecil, sedangkan alam semesta menurut
Galileo tak lebih merupakan mesin besar. Hobbes memandang mansia ibarat mesin
berakal. Ia memahami manusia dengan pendekatan more geometric, pendekatan
matematis yang sebenarnya hanya cocok untuk memahami kerja benda-benda
mekanis. Manusia tidak dilihat secara utuh sebagai makhluk Tuhan yang memiliki
komponen jasad dan ruh.
Cara berpikir rasional dan logis (sesuai panca indera) yang berkembang
demikian pesat di abad itu menyebabkan manusia abad itu menjadi makhluk rasional.
Perasaan-perasaan atau emosi, kepekaan jiwa yang juga merupakan bagian inheren
dalam diri manusia terabaikan. Unsure-unsur non-material manusia itu mengalami
pengikisan. Akibatnya manusia abad pencerahan cenderung melihat manusia sebagai
makhluk yang tak memiliki perasaan atau emosi. Ia seakan-akan makhluk yang
digerakkan oleh rasionya belaka.
5

Kecenderungan-kecenderungan Abad

Pencerahan

itulah

yang

dikritik

Rousseau. Ia membalikkan optimisme pencerahan menjadi pesimisme total. Apa yang


dianggap baik bagi pemikir pencerahan, justru buruk bagi rousseau. Perkembangan
sains, teknologi dan seni yang dibanggakan perancis menyebabkan keruasakan akhlak
dan dekadensi kebudayaan. Perkembangan sains dan teknologi misalnya, membuat
manusia menjadi makhluk yang rakus dan tamak dalam menguasai sumber alam.
Dengan sains dan teknologi manusia mampu melakukan eksploitasi alam secara
besar-besaran yang tak pernah dilakukan sebelumnya. Keadaan alam yang patut untuk
dilestarikan terancam.
Pengagungan terhadap rasio atau akal juga dikritik Rousseau. Ia menolak
keras rasionalisme Perancis abad 18. Rasionalisasi, rasionalisme dan pengandalan
persepsi inderawi sebagai tolak ukur kebenaran menyebabkan manusia kehilangan
perasaannya dalam istilah Rousseau , la sensibilite. Dalam konteks inilah bisa
dipahami mengapa ia ingin mengembalikan manusia kefitrahnya, manusia yang
mementingkan emosi, perasaan dan tidak mendewakan rasio serta tidak menganggap
manusia sekadar jasad tanpa ruh. Aliran ini menjadi gagasan cikal bakal aliran
romantisme eropa.
2.3. State Of Nature, Manusia Alamiah dan Kebebasan
Pikiran Rousseau tentang masyarakat dengan Negara ditulisnya terutama
dalam De Contract Social (Perjanjian Sosial). Tulisanya ini mengambarkan semangat
kembali kepada alam seperti yang dikemukakan di atas; dalam contoh-contoh yang
diberikanyaia mncela kehidupan kota, perdagangan, uang serta kemewahan, dan
memuja kehidupan desa, pertanian, dan kesederhanaan. Tetapi haruslah diingat bahwa
kota yang dimaksudkan disini mengandung sifat-sifat yang tumbuh dengan
perkembangan dagang dan industry, dan bukan sekedar kota seperti umpamanyayng
terdapat dalam masa Yunani Kuno. Yang akhir ini sama dengan Negara, dan bagi
Rousseau memang tidak dapat diabaikan sama sekali dalam pertumbuhan hidup
manusia. Sifat kota yang terdapat didalam masa Yunani Kuno itu sangat mendapatkan
persetujuan dari Rousseau.
Sebagaimana nama bukunya, maka Rousseau mengemukakan perjanjian
bersama sebagai jalan membentuk Negara, polisi seperti masa Yunani Kuno tadi, atau
6

republic atau badan politik . Istilah ini bagi Rousseau dapat dipertukarkan seperti
rakyat berdaulat, kekuasaan atau rakyat saja tergantung pada cara melihat Negara itu.
Kumpulan manusia yang disebut politik itu disebut Negara apabila ia
memainkan peranan pasif, disebut rakyat berdaulat bila memainkan peranan aktif,
disebut kekuasaan bila ia dipertentangkan dengan badan-badan sejenis. Kumpulan itu
disebut rakyat apabila yang menjadi pusat perhatian adalah sekutu-sekutu
bersangkutan, individu-individu yang yang bersekutu disebut warga apabila mereka
dilihat sebagai peserta dalam kedaulatan dan disebut kawula (subject) apabila mereka
dipandang sebagai orang-orang yang harus patuh tunduk pada hukum Negara
tersebut.
Tetapi masalahnya, jjuga menurut Rousseau tidaklah semudah kalmia-kalimat
definisi ini apalagi oleh karena Rousseau menguraikan buah pikirannya dengan cara
yang dapat ditafsirkan berbeda-beda sehingga
Anda dapat menemui dogma-dogma anda sendiri (dalam Rousseau) apakah
anda termasuk golonahn kiri atau anda termasuk golongsn kanan.
Kehidupan dalam keadaan alami suatu keadaaan yang tidak terlepas dari
pemikir-pemikir kontrak social seperti Hobbes dan Locke diakui Rousseau sebagai
kehidupan yang terdapat sebelum Negara terbentuk. Hanya saja bentuk dan sifat
kehidupan sedemikian itu tidak ia bentangkan secara tegas seakan-akan pembacanya
dianggapnya telah mengetahui keadaan alami itu. Tetapi dari celah-celah tulisannya
dapat juga dikemukakan bahwa kehidupan alami

itu baginya penuh dengan

keinginan nafsu dan naluri sehingga menurutnya manusia bersabgkutan tak ubahnya
sebagai budak yaitu budak dari keinginan nafsu dan anluri itu.
Keadaan serba tak tentu inilah yang diatasi dengan mengadakan perjanjian
bersama. Tiap sekutu yang membentuk masyarakat atau badan politikm itu
menyerahkan segenap hak nya kepada semua sekutu sehingga tiap orang berada dala
keadaan yang sama denga yang lain dalam persekutuan itu. Dengan ini perpersamaan
pun diciptakan serata mendapat jaminan. Menurut pendapat Rousseau kebebasan ini
tetap terjamin oleh karna tiap sekutu tidak menyerahkan apa-apa kepada pihak
sekutunya mealinkan kepada keseluruhan itu dalam keseluruhan. Dia juga
menambahkan bahwqa kebebasan sedemikian itu tidak sama dengan kebebasan
7

alami melainkan merupakan kebebasan sipil yaitu kebebasan yang disokong oleh
kemauan bersama.
Pada kekuatan masing-masing, sedangkan kebebasan sipil dan soal milik didalam
persekutuan ini dijamin oleh kemauan bersama. Apakah kemauan bersama ini?
Baiklah lebih dahulu dikemukakan bahwa Rousseau menolak kekerasn
sebagai pangkal berdirinya Negara. Umumnya memang tiap pembentukan masyarakat
atau Negara yang didasarkan pada perjanjian social tiada mungkin bersendi pada
paksaan.

Tetapi dengan ini bukan berarti bahwa Rousseau tidak mengenal

ketundukan yang berpangakal pada kekerasan. Hanya ini bukan berarti pula ssesautu
yang benar. Paksaan, katanya, tidak menimbulkan hak atau kebenaran. Oleh sebab itu,
kekuasaan yang didasarkan pada kekuasaan pada paksaan tidak sah.
Dalam rangka kekerasn ini, dapatlah dipahami tulisan Rousseau yang
mengatakan bahwa:
Manusia dilahirkan bebas merdeka;tetapi dimana-mana ia terlahir dalam
keadaan

terikat.

Dengan mengatakan ini Rousseau melihat bahwa banyak Negara yang berdiri
berdasarkan kekerasan sehingga kepatuhan warga negaranya bukan didorong oleh
kemauan mereka sendiri melainkan oleh karena paksaan itu. Menurut pendapatnya ,
seharusnya manusia itu, juga dalam persekutuan yang disebut Negara tadi bebas, dan
ini hanya mungkin bila persekutuan itu disokong oleh kemauan bersama.
Dalam Negara seperti ini manusia tersebut menjadi manusia sempurna, ia
dibebaskan dari ikatan-ikatan keinginan, nafsu dan naluri seperti yang mencekamnya
didalam keadaan alami; ia menjadi tuan terhadap dirinya, bukan budak.
Rousseau melihat kemauan bersama ini sebagai suatu kualitas. Kemauan
bersama senantiasa bertujuan kebaikan atau kepentingan bersama; ia senantiasa adil
dan benar. Ia akan mengalahkan kepentingan-kepentingan diri, yang menurut
pendapat Rousseau memang tidak akan muncul apabila manusia itu dibiarkan berpikir
sendiri tanpa dipengaruhi oleh bisikan dan hasutan luar. Kemauan bersama ktanya,
tidak sama tidak sama dengan kemauan semua sekutu ( volonte de tous) ; ini termasuk
dalam lingkungan kuantitas, yaitu, berapa jumlah dari kamuan-kemauan yang ada.
8

Sungguhpun demikian, dan disini Rousseau tampaknya tidak konsekuen, ia


mengangap penting juga masalah pungutan suara. Pungutan suara adalah segi
kuantitas, bukan kualitas. Rousseau berpendapat behwa persetujuan mutlak dari
segenap sekutu adalah syarat pembentukan persekutuan masyarakat politik itu. Yang
tidak setuju ini mungkin dating dari orang yang tiba kemudian yaitu setelah perjanjian
itu dibuat, dengan sendirinya tidak menjadi sekutu; ia termasuk orang luar, ia bukan
warga Negara. Bila persekutuan telah di bentuk, dan masalah-masalah lain yang minta
diputuskan, maka keputusan ini, menurut Rousseau, cukup didasarkan pada suara
terbanyak. Yang penting dalam hal ini ialah motif dari persetujuan ataupun tolakan
yang diberikan. Motif yang berpangkal pada diri sekutu yang dibiarkan berfikir
sendiri, menurut pendapatnya, akan senantiasa didasarkan pada manfaat masyarakat
atau Negara. Bila setiap sekutu berpijak atas dasar ini,maka hasilnya ialah kemauan
bersama yang memang akan baik buat Negara. Dan bila seseorang, sesudah merasa
dipimpin oleh keamuan bersama itu, melihat pendapatnya berbeda dari keputusan
tersebut, maka hasil ini sekedar memperlihatkan bahwa orang tersebut sebebnarnya
telah dipimpin bukan oleh kemauan bersama. Apa sebab demikian, tidak di jelaskan
oleh Rousseau.
Selanjutnya pemikir ini mengemukakan bahea kemauan bersama itu adlah
pemegang kedaulatan yang tidak terbatas, tidak dapat diserahkan dan tidak pula dapat
dibagi-bagi . kedaulan teerletak pada pihak yang memerlukan kemauan bersama itu,
jadi rakyat seluruhnya. Ia pun merupakan sumber hokum, yang senantiasa harus
didasarkan pada bersamanya, bukan di untukan bagi seseorang ataupun golongan.
Oleh sebab itu juga, Rousseau mengatakan bahwa republic ialah Negara yang yang
diperhatikan dengan hokum. Penyelewengan katanya, akan terjadi apabila orang
tersebut dipengaruhi oleh pihak-pihak luar, oleh demagong yang hanya pandai berkata
dan melihat kepentingan golongan, oleh persekutuan selain Negara, yaitu
persekutuan-persekutuan yang menuntut juga loyalitas sekutunya padahal loyalitas ini
harus diberikan orang tersebut bulat-bulat kepada Negara. Oleh sebab itu. Rousseau
tidak membenarkan persekutuan atau perkumpulan laini ini, termasuk partai. Baginya
hubungan rakyat dengan negranya haruslah lansung, tidak diantarai oleh badan
apapun. Demikian pula penyerahaan lansung. Sistem perwakilan di cap oleh Rousseau
sebagai sistem yang terbit ari kemalan orang untuk menaruh perhatian terhadap
masalah bersama, dan juga dari nafsu akan uang. Bukanlah wakil itu dibayar? Oleh
9

sebab itu penyertaan rakyat dalam pemerintahan haruslahlansung, tidak diwakilkan,


dan ini merupakan bakti yang sewajarnya dari menusia merdeka , manusisa yang
berupa tuan.
Oleh sebab itu, Rousseau pun berpendapat bahwa Negara itu haruslah tidak
terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Negar yang luas akan menyukarkan penyertaan
rakyat dalam bidang pemerintahan secara lansung, tetapi Negara yang terlampau kecil
akan sukar mempertahankan diri. Jumlah rakyat dan luas daerah dari Negara itu
tergantung perbandingan yang tepat antara jumlah ini dengan keadaan tanah yang
menghidupi rakyat itu. Dan kalu dua masalah ini saja diperhatikan, yaitu manusia dan
tanah ( karena Rousseau memang tidak suka pada pedagang dan industry ), maka
dapatlah dimengeri mengapa Negara ideal baginya dalah Negara seluas polis.
Dengan mengemukakan ini kita mungkin berkesimpulan bahwa Rousseau
benar-benar menghargai rakyat. Tetapi segera anggapan ini lenyap bila kita melihat
kebagian lain dari tulisan yang mengatakan bahwa sungguhpun rakyat itu harusnya
menjadi pencipta hukumnya sendiri , tetapi karena rakya itu sebenarnya tidak tahu,
haruslah ada pemimpin

yang terbit dari seseorang yang mahatahu, seseorang

legislator, pembentuk dasar hokum

buat Negara bersangkutan. Orang ini

menentukan dasar-dasar hokum atau konstitusi itu. Ia tidak mempunyai kekuasaan


apapun utnuk memerintah orang.
Dengan konstitusi yang telah diperhitungkan ini, maka Rousseau berpendapat
bahwa kekuasaan legislative harus senantiasa berada ditangan rakyat. Kekuasaan
eksekutif bergantung pada kemauan bersama atau rakyat. Pada saat rakyat bersidang,
dan ini harus periodic disamping persidangan-persidangna khusus untuk keperluankeperluan tertentu , maka kekuasaan eksekutif di tunda. Dengan begini tiap orang
akan sama kedudukanya dengan pengusaanmanapun. Badan eksekutif hanyalah
pegawai-pegawai saja dari yang berdaulat, yaitu rakyat.
Yang harus dijaga adlah kebebasan persamaan. Kedua hal ini merupakan
tujuan pembentukan undang-undang. Sekutu sama-sama menjadi tuan, jadi sekutu
memang mempunyai persamaa. Kebebasan itu dapat terwujud dengan mewujudkan
kamauan bersama .Tetapi menurut Rousseau, persamaan itu bukan persamaan
mutlak , melainkan persamaan proposional, sesuai dengan derajat
10

Dalam hal milik Rousseau pun ingin memberi batas sehingga persamaan
didekati; orang jangan hendaknya terlampau kaya sehingga dapat membeli orang lain
atau terlalu miskin sehingga rela menjual dirinya. Pada umumnya pikiran Rousseau
ini sangat ideal keidealan yang acap kali menyampaikan kita pada kesimpulan bahwa
tidak atau kurang sekaili melihat jenyataan. Ia menuntut manusia untuk lebih lebih
mementingkan kepentingan bersama. Rousseau hanya melihat segi ideal saja dari
manusia dalam Negara dan iamenekan kan segi kesadaran dan keinsafan manusia
sendiri akan mengarah kepada kepentingan atau kebaikan bersama.
Demokrasi langsung seperti yang telah dikemukakannya berpangkal pada
manuisa yang baik yang terus menerus bersedia dan berkesempatan untuk melakukan
kewajibannya sebagai warga yang baik. Dalam hal ini plato mengecam usaha dagang
dan industry , dan pada umumnya usaha yang berpangkal pada laba dan uang yang
menyebabkan manusia kembali kepada kedudukan sebagai budak. Kenyataan yang
dihadapi Rousseau berhubung dengan perkembanagn usaha manusia, kemajuan
dagang dan industry seakan hendak dinafikannya saja.
Pengertian bersama menurut Rousseau, tidak mengandung unsur-unsur
praktis. Pengertian bersamanya itu akan menghilangkan pribadi sekutu dalam
keseluruhan yang bias menimbulkan pengusaha bersifat mutlak. Menurutnya rakyat
itu tidak tahu dan butuh orang yang serba tahu tau maha tahu. Dalam rangka yang
demikian pula Rousseau tidak membenarkan pendidikan di luar yang dilakukan oleh
Negara.
Pandangannya atas agama pun menempatkan neagara di atas segala galanya.
Agama yang dibenarkannya adalah agama yang memperkuat Negara. Dalam hal ini
Rousseau membenarkan Negara seperti yang dikepalai oleh Nabi Muhammad dan
beberapa khalifah sebab disini ada perpaduan kehidupan ruhaniah dan duniawih itu.
Tetapi ia juga mebenarkan pikiran Hobbes yang mengemukakan kedua kekuasaan itu
berada pada satu tangan. Dilihat dari perpindahan agama yang dilakukakn Rousseau,
dapat disimpulkan bahwa ia bukanlah hendak mengemukakan kebenaran melainkan
sekedar menekankan perlunya persatuan kekuasaan dua jenis kehidupan itu dalam
satu Negara. Dengan kata lain baginya agama itu haruslah memperkuat kehidupan
Negara dan bukan sebaliknya.

11

Dalam menilai agama, Rousseau melihat apakah ia berlawanan dengan


kewajiban sebagai warga Negara atau tidak. Kalu tidak boleh dijalaknkan toleransi
kalau berlawanan maka agama tersebut harus tidak dibenarkan hidup.
Segalanya unutuk bersama! Dan karena Negara itu amat abstark maka mudah
pula ia menjadi: segala untuk penguasa. Jalan pikiran Rousseau memang mudah
mengahsilkan system totaliter, suatu system yang penguasanya menjadi penguasa
mutlakdiktator. Rousseau memang populer di zamannya teutama karena tulisannya
dalam bahasa perancis bahasa yang di zamannya menjadi bahasa peradaban di Eropa.
Tetapi di Inggris suaranya tidak terdengar. Di sini jalan pikiran Locke terutama
mengenai representasi atau perwakilan dilanjutkan oleh Jhon Stuart Milll.
2.4. J.J Rousseau dalam The Social Contract
BUKU I
Bab I Masalah Buku Pertama
Manusia lahir dengan merdeka, dan dimana-mana ia berada dalam ikatan.
Banya orang menyangka dirinya sebagai tuan terhadap yang lain, padahal mereka
sendiri juga budak. Mengapa perubahan ini terjadi? Saya tak mengetahuinya. Apa
yang membuatnya sah? Terhadap pertanyaan itu saya harap saya bisa memberikan.
Bab II Tentang Masyarakat Primitif
Bentuk tertua masyarakat dan satu-satunya yang alami ialah keluarga. Anakanak terikat pada ayahnya hanya selama mereka merasa perlu kepadanya untuk
mempertahankan diri. Bila keperluan itu tidak ada lagi, ikatan alami itu putus.
begitu seseeorang mencapai usia balig (berakal) ia menjadi tuan bagi
dirinya, sebab ia sendiri yang dapat menilai apa yang sebaiknya terus menjamin
keberadaannya.
Oleh sebab itu, kalauu kita mau, kita bisa melihat keluarga sebagai model
dasar bagi semua persekutuan politik. Penguasa (Ruller) analogi, merupakan anakanaknya,

dan

semuanya,

baik

ia

penguasa

maupun

rakyat,

melepaskan

kemerdekaannya sejauh member manfaat kepadanya. Bedanya hanya, bila dalam


keluarga cinta ayah kepada anak-anaknya cukup merupakan upah baginya bagi
12

perawatan yang ia berikan kepada mereka; dalam negara, kesukaan unutk memerintah
orang lain menjadi ganti cinta tadi, karena penguasa tidak punya hubungan cinta
dengan rakyatnya.
Bab III Tentang Hak yang Terkuat
Patuhi kekuasaan yang ada. Kalau ini berarti tunduk pada kekuatan, ketentuan
ini mengagumkan tetapi berlebihan. Jawab saya kepada mereka yang mengemukakan
ini ialah bahwa tak aka nada pelanggaran terhadap yang dijumpainya. Semua
kekuasaan datang dari Tuhan. Demikian adanya, tetapi juga semua kesakitan dari
argument ini bahwa kita tidak akan pernah memanggil dokter? Kalau saya dirampok
oleh seseorang dissudut hutan, saya dipaksa dengan paksaan kekuatan menyerahkan
dompet saya. Tetapi kalau saya berhasil untuk mengelakkannya, apakah merupakan
kewajiban bagi saya untuk menyerahkannya? Pistolnya juga merupakan simbol
kekuasaan. Maka haruslah diakui bahwa kekuatan tidak menciptakan kebenaran atau
hak, dan tak seorang manusiapun yang wajib mematuhi seseorang/satu pihak, kecuali
terhadap kekuasaan sah dari suatu negara.
Bab IV Tentang Perjanjian Sosial
Saya piker, untuk keperluan argumentasi, telah tercapai suatu tingkat dalam
sejarah umat manusia dimana hambatan-hambatan untuk melanjutkan keadaan alami
lebih kuat daripada kekuatan-kekuatan yang dapat dipergunakan oeh individuindividu untuk menghasilkan tujuan guna melanjutkan keadaan alami itu. Keadaan
alami yang semula, oleh sebab itu, tidak dapat berahan lebih lama, dan jenis umat
manusia mungkin lenyap bila keadaannya tidak berubah.
Maka, oleh karena manusia tidak bisa lagi dengan cara apapun menimbulkan
kekuasaan baru, tetapi hanya bisa menyatukan dan mengawasi kekuasaan yang sudah
mereka punyai, tidak ada jalan yang memungkinkan mereka mempertahankan diri
kecuali dengan bersama-sama dan mengumpulkan kekuatan dengan cara yang
membuat mereka mampu mengatasi tiap hambatan yang ditimpakan dari luar terhadap
mereka. Mereka mesti membangun semacam kekuatan sentral dan belajar bertindak
bersama.
Bab VII tentang yang Berdaulat
13

Dari rumusan diatas jelaslah bahwa perbuatan bersekutu mengandung suatu


usaha bersama antara badan politik dan para anggota yang bersekutu. Tiap individu
mempunyai dua fungsi, sebagai anggota dari rakyat berdaulat ia berkewajiban
terhadap tiap sesama anggota, dan sebagai warga negara terhadap kedaulatan
keseluruhan.
Disini hendaklah ditegaskan bahwa suatu keputusan yang bersifat umum
(public) yang menyebabkan kepatuhan semua orang pada kepala negaranya, tidak bisa
mengikat kepala negara itu padanya. Sebagai akibatnya, adalah berlawanan dengan
sifat dari bagdan politik tadi bila kepala negara itu memaksakan pada dirinya suatu
hukum yang tidak bisa ia langgar. Sebab, oleh karena ia melihat dirinya dari satu
aspek saja, ia berada dalam posisi sebagai seorang individu yang membuat perjanjian
dengan dirinya sendiri. Maka akibatnya, tidak ada satu, dan tidak mungkin ada satu
hukum dasar yang wajib bagi semua orang, juga tidak bagi perjanjian sosial itu tadi.
Ini tidak berarti bahwa badan politik itu tidak bisa mengadakan ikatan dengan
kekuasaan lain, dengan syarat senantisasa bahwa ikatan itu tidak mengurangi sifat
kontrak semula yang ada, sebab hubungan antara lembaga politik dengan kekuasaan
asing sama dengan hubungan antara individu.
Bab VIII tentang Keadaan Sipil
Berkembangnya

keadaan

alami

menjadi

keadaan

sipil

benar-benar

menghasilkan suatu perubahan yang mencolok pada individu. Perkembangan itu


menumbuhkan keadilan dalam sikapnya sebagai pengganti insting, dan memberikan
bagi perbuatannya suatu dasar moral yang sebelumnya tidak ada. Hanya bila suara
kewajiban menggantikan dorongang kekuatan fisik dan bila hak menggantikan
keinginan nafsu manusia yang selama itu hanya memikirkan dirinya, manusia itu
menyadari bahwa ia berada dalam paksaan untuk mematuhi prinsip yang sangat lain,
dan bahwa ia kini mesti bertanya kepada akal budinya dan bukan mengikuti desakan
keinginanya belaka. Walaupun ia mungkin meninggalkan banyak keuntungan yang ia
punyai dalam keadaan alami, ia akan mengakui bahwa ia memperoleh keuntungan
keuntungan lain yang bernilai lebih besar. Karena dilatih, kemampuannya akan
berkembang, ide-idenya meluas, perasaanya menjadi mulia, dan keseluruhan jiwanya
meningkat sehingga kecuali dalam hal-hal bahwa penyalahgunaan kondisi baru
kadang-kadang masih menurunkan nilainya ke tingkat yang sebenarnya telah ia
14

tinggalkan, ia akan tetap merasa bahagia pada hari yang membebaskannya selamalamanya dari keadaan semula dan mengubahnya dari keadaan hewani yang terbatas
dan bodoh menjadi makhluk berakal dan menjadi manusia.
Apa yang hilang pada manusia sebagai akibat perjanjian sosial adalah
kemerdekaan alaminya dan haknya yang tidak jelas untuk memiliki apa saja yang
menariknya, apa yang ia peroleh sesungguhnya ialah kemerdekaan sipil dan
pemilikan apa yang menjadi miliknya.
Bab IX tentang Milik yang Sebenarnya
Yang menjadi dasr tiap sistem sosial adalah bahwa jauh berlainan dri
menghancurkan persamaan alami, perjanjian sederhana mengubahnya menjadi
persamaan moral dan legal, dan ini mengimbangi segala ketidaksamaan fisik yang
diderrita manusia. betapapun tidak samanya ia dalam kekuatan fisik atau dalam
kemampuan intelektual manusia menjadi sama dalam pandangan hukum, dan sebagai
akibat perjanjian yang mereka buat.
BUKU II
Bab I Bahwa Kedaulatan tidak bisa Dihapuskan
Akibat pertama dan sangat utama dari dasar-dasar yang telah diletakkan
sampai kini ialah bahwa hanya kemauan umum yang dapat mengarahkan kekuasaan
negara sedemikian rupa sehingga maksud ia didirikan, yaitu kebaikan bagi semua,
akan tercapai
Oleh sebab itu, saya berpendapat bahwa edaulatan, yang hanya merupakan
pelaksanaan kemaian umum, tidak pernah bisa dihapuskan, dan bahwa penguasa
berdaulat yang semata-mata merupakan suatu badan kolektif, tidak dapat diwakili
kecuali oleh dirinya sendiri. Kekuasaan dapat diserahkan, tetapi tidak kemauan. Dan
walaupun dalam kenyataan, mungkin kemauan individu dalam hal tertentu dapat
sesuai dengan kemauan umum, apa yang tak mungkin ialah bahwa perjanjian seperti
itu bisa langgeng dan tetap. Sebab kemauan individu cenderung secara alami pada
keistimewaan, kemauan bersama pada persamaan.
Bab II Bahwa Kedaulatan tidak dapat Dibagi
15

Dengan alasan yang sama bahwa kedaulatan tidak bisa dihapus, begitu pula
kedaulatan tidak bisa dibagi. Sebab kemauan itu bersifat umum atau tidak sama
sekali. (bahwa kemauan itu umum, tidak selamanya berarti bahwa ia serupa semua
(unanimous) walaupun perlu tiap suara dihitung. Bila ada suara yang tidak dihitung,
maka ini sengaja melanggar sifat umum dari suatu keputusan. Sesuatu itu bisa
merupakan kemauan dari keseluruhan badan rakyat, atau ia hanya dari suatu bagian.
Dalam hal pertama, kemauan itu adalah perbuatan dari kedaulatan, dan punya
kekuatan hukum. Kedua, ini hanya sebagian, atau dengan kata lain, suatu perbuatan
yang dipaksakan pemerintah, dan sebab itu, sebanyak banyaknya yang dapat
dikatakan tentang itu ialah bahwa ia merupakan dekrit.
Bab III Apakah Kemauan Umum dapat Salah?
Sebagai lanjutan dari yang dikatakan diatas, kemauan umum itu selamanya
benar dan tetap cenderung pada manfaat umum. Tetapi ini tidak berarti bahwa
musyawarah yang dilakukan rakyat selamanya akan tidak perlu dipertanyakan.
Selamanya seseorang itu ingin agar ia mendapatkan yang baik saja baginya, tetapi
tidak selamanya ia melihat dimana atau apa yang baik itu. Rakyat tidak pernah jahat
tetapi ia sering ditipu, dan hanya karena dikibuli mereka kelihatan cenderung pada
kemauan yang bersifat jahat.
Seringkali dijumpai perbedaan besar antara kemauan semua dengan kemauan
umum. Kemauan umum hanya mengenai kepentingan umum, kemauan samua
mengenai kepentingan yang bersifat sebagian, ia merupakan jumlah dari kemauankemauan individu. Tetapi ambillah dari pernyataan kemauan yang menghapuskan
jumlah dari perbedaan-perbedaan yang tinggal, maka itulah kemauan umum itu.
Bab IV Tentang Batas-bata Kekuasaan Penguasa Berdaulat
Apabila negara atau kota merupakan pribadi moral semata-mata, yang
kehidupannya timbul karena persatuan para anggotanya, dan apabila hal yang sangat
diperhatikan adalah menjaga keberadaannya, maka akibatnya ia harus mempunyai
kekuasaan memaksa yang meliputi seluruh bidang kerjanya, agar ia dapt
mengusahakan dan menyesuaikan tiap bagian dengan cara yang akan sangat berguna
bagi keseluruhan. Sebagaimana alam member kepada tiap manusia kekuasaan
complete atas dirinya, demikian pula perjanjian sosial member kepada badan politik
16

itu kekuasaan menyeluruh atas para anggotanya dan adalah kekuasaan ini diarahkan
oleh kemauan umum yang sebagai telah dikemukakan disebut dengan kedaulatan.
2.5. Bentuk bentuk Pemerintahan
Dalam perjanjian sosial, Rousseau juga membahas pengeritna dan bentuk
pemerintahan. Pemerintahan dalam definisi rousseau adalah suatu badan perantara
yang dibentuk antara warga negara dan kedaulatan tertinggi demi terjalinnya
komunikasi timbale balik. Pemerintahan, katanya lebih lanjut merupakan badan yang
terdiri dari kalangan governors, prince atau magistrates dan memiliki kewajiban untuk
melaksanakan hukum serta menjaga kebebasan sipil dan politik rakyat.
pemerintah

menerima

dari

para

penguasa

perintah-perintah

yang

diberikannya kepada rakyat; dan jika negara harus dalam keseimbangan yang baik,
penting, semua hal untuk dipertimbangkan, bahwa produk dan kekuasaan pemerintah
yang ada pada dirinya sama dengan produk dan kekuasaan warga negara yang
berkuasa dalam satu sisi dan menjadi subjek dalam sisi yang lain.
Disini terlihat bahwa Eousseau menganggap adanya kaitan erat antara
pemerintahan, negara, rakyat, dan kedaulatan.
Rousseau melihat keanekaragaman sistem pemerintahan di dunia adalah baik. Selain
tidak selain tidak monolitik, bermacam sistem pemerintahan juga baik karena bisa
mengakomodasikan kepentingan aneka macam bentuk, tradisi, adat istiadat
masyarakat dan bagi berbagai masyarakat pada zaman-zaman yang berbeda. Juga
perlu diingat bahwa bisa saja suatu bentuk pemerintahan terbukti sangat baik dan
efektif dalam kasus tertentu namun buruk dalam kasus lainnya. Dalam konteks inilah
rousseau membahas klasifikasi pemerintahan dan criteria tolak ukurnya, menurutnya
bentuk pemerintahan bisa dilihat berdasarkan berapa banyak jumlah mereka yang
berkuasa.

17

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Perkembangan Pemikiran Politik Barat tidak terlepas dari tokoh-tokoh sentral
yang memberikan pendapat, stimulus, analisa, dan pencerahannya mengenai
perkembangan perpolitikan dunia khusus yang berorientasi Barat. Pemikiranpemikiran yang diberikan oleh tokoh-tokoh sentral barat ini tidak terlepas dari
lingkungan, kondisi sosialnya yang berpengaruh terhadap sumbangsih pemikirannya
di era ia tumbuh dan berinteraksi sosialnya.
Rousseau sebagai tokoh yang melahirkan gagasan individualism ekstrem
meskipun di sisi lain dia juga pembela mati-matian kolektivisme. Rousseau juga
dinilai sebagai nabi demokrasi pertama, bapak spiritual Totalitarianisme dan inkarnasi
semangat revolusi, pembela konservasi lingkungan. Pemikiran Rousseau merupakan
sebuah pemberontakan intelektual terhadap zaman itu. Dalam sejarah peradaban
Eropa abad XVIII dinamakan abad Pencerahan yang telah melahirkan pemikirpemikir dan ilmuwan-Ilmuwan.
Sebagaimana nama bukunya, maka Rousseau mengemukakan perjanjian
bersama sebagai jalan membentuk Negara, polisi seperti masa Yunani Kuno tadi, atau
republic atau badan politik . Istilah ini bagi Rousseau dapat dipertukarkan seperti
rakyat berdaulat, kekuasaan atau rakyat saja tergantung pada cara melihat Negara itu.
18

19

Anda mungkin juga menyukai