Anda di halaman 1dari 11

MK

: ORGANISASI ADMINISTRASI INTERNASIONAL

Organisasi Internasional
I.

Pengertian Organisasi Internasional


Kerja sama diakui sebagai sebuah ikatan antar dua atau lebih pihak atau aktor dengan
tujuan yang sama. Proses kerja sama yang lebih spesifik dalam Ilmu Hubungan
Internasional seringkali dikenal dengan istilah Administrasi Internasional. Sedangkan
wadah yang menjadi tempat bekerja sama melaksanakan administrasi internasional,
dikenal Organisasi Internasional. Secara umum organisasi internasional dapat diartikan
sebagai organisasi bukan negara yang berkedudukan sebagai subyek hukum internasional
dan mempunyai kapasitas untuk membuat perjanjian internasional.

Organisasi

Internasional atau yang disebut multilateralisme adalah suatu istilah hubunagn


Internasional yang menunjukkan kerja sama antarbeberapa negara. Pedukung utama
multilateralisme secara tradisional adalah negara-negara berkekuatan menengah.
Organisasi internasional adalah sebuah organisasi yang gerak dan pelakunya melintasi
batas negara, berangkat dari kesepakatan masing-masing anggota untuk bekerja sama,
memiliki regulasi yang mengikat anggotanya, dan untuk mewujudkan sebuah tujuan
internasional tanpa menghilangkankan tujuan nasional dari masing-masing anggota dari
organisasi

internasional

yang

bersangkutan.

Sejak

pertengahan

abad

ke-17,

perkembangan OI diwujudkan dalam berbagai konferensi internasional yang melahirkan


sejumlah persetujuan melembaga dalam berbagai variasi, yakni, mulai dari Komisi
(Commission),

Perserikatan

Bangsa2

(United

Nations),

Persemakmuran

(Commonwealth), Masyarakat (Community), Kerjasama (Cooperation), dan lain-lain.


Oleh karena itu, fenomena berkembangnya peran dan tujuan OI juga terkait dengan
perkembangan hubungan antarnegara. Melalui OI, negara berusaha untuk mencapai
tujuan yang menjadi kepentingan bersama terkait dengan bidang maupun isu tertentu
dalam HI.
Terbentuknya Organisasi internasional sebagai bentuk dari kerjasama internasional
semakin memperlihatkan ketergantungan suatu negara dengan negara lain dalam

menanggapi setiap isu atau masalah-masalah global seperti yaitu permasalahan nuklir,
ledakan penduduk, polusi udara, revolusi komunikasi, kemakmuran bersama, dan
kemiskinan global. Untuk itu pula, kita juga membutuhkan solusi global dan pada saat
yang bersamaan, munculah pandangan baru bernama Globalist.
Selain itu, suatu organisasi internasional dibentuk dan didirikan melalui suatu
konferensi internasional yang menghasilkan perjanjian internasional yang merupakan
anggaran dasarnya yang biasa juga disebut piagam, covenant, statuta, atau dengan istilah
yang lebih umum disebut juga dengan konstitusi dari sebuah organisasi internasional.
Atas dasar piagam atau konstitusinya itu ditentukan asas-asas dan tujuan dari organisasi
internasional maupun organ-organ serta mekanisme bekerjanya. Organisasi-organisasi
regional tertentu juga diberi wewenang untuk membuat ketentuan-ketentuan hukum.
Perjanjian-perjanjian yang dihasilkan dalam kerangka organisasi internasional ini dibuat
oleh wakil-wakil negara yang duduk dalam organ-organ organisasi tersebut.
Ada begitu banyak ahli hubungan internasional yang mengemukakan pendapat
mereka mengenai definisi organisasi internasional dan dari berbagai pendapat yang
mereka kemukakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan karena hampir secara
keseluruhan memasukkan unsur keanggotaan, tujuan, dan struktur. Menurut Clive Archer,
organisasi internasional dapat diklasifikasikan berdasarkan keanggotaan, tujuan, aktivitas
dan strukturnya. Organisasi internasional bila dilihat dari keanggotaannya dapat dibagi
lagi sberdasarkan tipe keanggotaan dan jangkauan keanggotaan (extend of membership).
II.

Klasifikasi Organisasi Internasional


Memasuki abad ke-21, terjadi dekolonialisasi besar-besaran di dunia yang melahirkan
begitu banyak negara-negara baru dengan ideologi dan national interest yang berbedabeda. Ternyata dengan adanya fenomena kemerdekaan negara-negara tersebut
menstimulasi pertumbuhan organisasi-organisasi di berbagai konsentrasi pula. Pada tahun
1909 tercatat ada 37 organisasi internasional, kemudian 50 tahun kemudian yaitu pada
tahun 1956 jumlahnya naik menjadi 132, 154 pada 1960, 280 pada 1972, 337 pada 1980,
341 pada 1987, dan lebih dari 350 organisasi internasional pada tahun 1996. Jumlah ini
merupakan pencerminan petingnya peran dan fungsi organisasi internasional dalam
kehidupan masyarakat dunia. Pada kesempatan ini akan dijelaskan klasifikasi organisasi

internasional berdasarkan Clive Archer di mana organisasi internasional dibedakan


berdasarkan tiga kriteria yaitu keanggotaan, tujuan dan aktivitas, serta struktur organisasi
internasional. Berdasarkan tiga kriteria yang disebutkan di atas, kita akan mampu
membedakan keberagaman konsep antara satu organisasi dengan organisasi lainnya.

1. Berdasarkan Keanggotaan
Saat ini, tidak hanya aktor negara yang bisa menjadi anggota organisasi internasional,
tetapi aktor-aktor non negara pun bisa menjadi anggota organisasi internasional. Negara
berdaulat tidak mutlak menjadi satu-satunya anggota organisasi internasional karena
lahirnya banyak aktor-aktor lain yang juga berperan. Oleh sebab itu, ada begitu banyak
organisasi internasional yang memberikan manfaat bagi anggotanya sesuai dengan
kepentingan bersama organisasi internasional tersebut. Berikut akan dijabarkan
klasifikasi organisasi internasional berdasarkan perbedaan dalam hal keanggotan:
1) Intergovernmental Organizations (IGOs): Keanggotaannya terdiri atas negaranegara berdaulat, namun bisa juga terdiri atas negara bagian di mana negara
induk negara bagian tersebut mengizinkan negara bagiannya untuk ikut dalam
organisasi internasional. Amerika Serikat dan Rusia adalah negara yang tidak
mengizinkan adanya interstates untuk mengikuti organisasi internasional
sementara Swedia adalah negara yang memperbolehkan Maka ada juga yang
memasukkan interstates ke dalam jenis Intergovernmental Organization
contohnya International Telecommunication Union (ITU), the Universal
Postal Union (UPU), dan lain-lain.
2) Transnational Organizations (TNOs): Suatu organisasi internasional disebut
sebagai bagian dari TNOs adalah saat keanggotannya memiliki aktor non
negara. TNOs dibagi kembali menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Genuine NGOs: TNOs yang keanggotaannya hanya terdiri dari aktor
non negara.
b. Hybrid NGOs: TNOs yang keanggotaannya terdiri dari aktor negara
dan aktor non negara.

c. The

Transgovernmental

Organizations

(TGO):

TNOs

yang

keanggotaannya terdiri dari aktor-aktor pemerintah tetapi tidak diatur


oleh kebijakan luar negri pusat negara mereka.
d. Bussiness International Nongovernmental Organizations (BINGOs):
TNOs yang lebih dikenal dengan istilah Multi National Corporations
(MNCs) merupakan badan usaha raksasa yang memiliki cabang di
berbagai negara sehingga setiap kebijakannya tidak hanya ditentukan
oleh satu negara.

2. Berdasarkan Tujuan dan Aktivitas


Hal yang paling umum dan paling baik dalam mengklasifikasikan organisasi
internasional adalah berdasarkan apa yang ia lakukan dan untuk apa ia melakukan itu.
Pada dasarnya tujuan setiap organisasi internasional pasti telah dibuat sejak awal
berdirinya namun bukan berarti tidak memungkinkan adanya tambahan tujuan melalui
program kerja atau dengan kata lain berbagai manuver sangat mungkin untuk terjadi.
Didalam buku Clive Archer yang berjudul International Organization, dikatakan
bahwa tujuan

Organisasi Internasional bisa sangat umum dan luas ataupun lebih

spesifik. Begitu juga dengan aktivitasnya yang pasti berkenaan dengan tujuan organisasi
yang telah diterapkan sebelumnya. Kemudian dikatakan juga bahwa ketika kita
menganalisa tentang tujuan dari organisasi internasional, maka kita juga harus
mempertimbangkan hubungan seperti apa yang mungkin terjadi antar anggota.. Ada tiga
kemungkinan terhada hal ini:
a) Menciptakan suatu bentuk hubungan yang co-operative antar anggota bisa
b)

melalui berbagai aspek seperti perdagangan dan sosial.


Meminimalisir atau mencegah kemungkinan terjadinya conflict dengan
kerjasama sehingga akan menimbulkan rasa saling menghormati

kepentingan nasional masing-masing negara.


c) Merangsang timbulnya confrontation karena ternyata pada akhirnya
organisasi tersebut merangsang terjadinya konflik.
3. Berdasarkan Struktur

Saat berbicara mengenai struktur kita akan banyak membahas mengenai


bagaimana organisasi itu berjalan. Kita akan menganalisa sistem yang menggerakkan
mesin organisasi tersebut sebagai aktualisasi tujuan dan aktivitas organisasi
internasional yang telah disepakati seluruh anggota. Pasca abad ke 20, struktur
organisasi internasional semakin kompleks. Pembahasan mengenai struktur ini
termasuk pola pemerintahan pada organisasi, decision making process, kepemilikan
sekretariat dan pengadaan sidang paripurna.

Organisasi yang semakin tumbuh juga akan mempengaruhi inovesi pada struktur
organisasi internasional. Saat kita berbicara mengenai power anggota dalam klasifikasi
struktur maka ini akan terkait dengan hak suara. Terdapat perbedaan hak suara di setiap
organisasi, ada yang menganut konsep one man one vote (majority voting), ada dengan
konsep hak veto, unanimity voting, dan ada pula dengan konsep siapa yang berkontribusi
banyak maka besar pula hak suaranya (weighted voting). Dengan menganalisa melalui
struktur organisasi sebenarnya akan lebih mudah untuk kita dalam pengklasifikasian.
Karena pada dasarnya setiap organisasi pasti memilih sistem yang berbeda-bedas sesuai
dengan kebutuhan, misalnya untuk organisasi yang beranggota sedikit akan lebih memilih
kosep voting unanimity dibandingkan veto karena mempertimbangakan sedikitnya
anggota atau hal yang menjadi tujuan organisasi tersebut tidak menyangkut hal-hal
sekuritas sehingga veto dinilai tidak terlalu penting dan berbagai alasan lainnya.
Klasifikasi organisasi internasional menurut tujuan dan aktivitasnya berkisar dari
yang bersifat umum hingga yang khusus dan terbagi menurut orientasinya, yaitu, menuju
pada hubungan kerjasama para anggotannya, menurunkan tingkat konflik atau
menghasilkan konfrontasi antar anggota atau yang bukan anggota. Klasifikasi yang
terakhir adalah berdasarkan struktur organisasi internasional. Dengan memperhatikan
strukturnya, maka dapat dilihat bagaimana suatu institusi membedakan antara satu
anggota dengan anggota lainnya, sehingga, dengan demikian, dapat dilihat bagaimana
suatu organisasi internasional dalam memperlakukan anggotannya. Selain itu, struktur
juga dapat melihat tingkat kemandirian institusi dari anggotannya yang berupa

pemerintahan dan melihat keseimbangan antara elemen pemerintahan dan yang bukan
pemerintahan
III.

Latarbelakang Bergabungnya Suatu Negara dengan Organisasi Internasional


Setiap

Organisasi

pasti

berdiri

dengan

tujuan

dan

aktivitas

yang

telah

direncanakannya. Tidak mungkin ada organisasi yang didirikan tanpa tujuan. Karena
dengan begitu berarti aktivitas atau kegiatannya pun tidak terarah, tidak mempunyai
tujuan tertentu, tidak mempunyai hal yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut. Organisasi
Internasional didirikan pasti dengan suatu tujuan tertentu. Sehingga aktivitasnya pun
mengacu pada tujuan yang ingin mereka capai.
Begitu juga dengan negara sebagai aktor penting dalam sebuah organisasi tersebut.
Ketika sebuah negara melegitimasi sebuah organisasi tertentu, pastilah didorong oleh
alasan, dan oleh Alexander Thompson (2006: 3) dijelaskan bahwa alasan paling besar
yang seringkali mendasari negara untuk melegitimasi sebuah organisasi internasional
adalah untuk meredam biaya informasi. Selanjutnya, ketika negara memberikan
legitimasi pada negara sebagai anggotanya melalui implementasi kebijakan dan
semacamnya, hal tersebut juga didasarkan pada alasan-alasan tertentu.
Ketika organisasi internasional dimanfaatkan untuk menyampaikan informasiinformasi penting, yang dalam prakteknya untuk sebuah negara melakukannya secara
mandiri akan memakan biaya yang cukup besar. Biaya inilah yang berusaha untuk ditutup
oleh negara dengan bergabung dalam organisasi internasional. Sebagai contoh, intervensi
Amerika Serikat di Iraq, yang menimbulkan presepsi negatif oleh orang Iraq terhadap
semua hal yang berhubungan dengan Amerika Serika. Amerika Serikat sudah tidak dapat
meredam opini dan asumsi publik di Irak lagi karena serangan yang dilakukan telah
membentuk persepsi negatif terhadap Amerika Serikat oleh masyarakat Iraq. Dalam hal
ini, Amerika Serikat akan memberikan legitimasi pada organisasi internasional seperti
PBB, untuk memberikan informasi terkait bahwa Amerika Serikat bukan menginginkan
perang melainkan menangkap teroris yang mengancam perdamaian dunia. Pada kasus ini,
organisasi internasional yang berarti PBB disebut sebagai transmisi informasi. Netralitas
PBB dimanfaatkan oleh Amerika Serikat untuk menyebarkan informasi dan pesan untuk

Iraq, sehingga Amerika Serikat dalam hal ini dapat mengurangi beban biaya untuk
mempengaruhi opini dan persepsi publik di Iraq.1
Selain itu, alasan mengapa suatu negara perlu bergabung dengan organisasi
internasional adalah demi memenuhi kebutuhan hidup dan eksistensi keberadaan suatu
negara dalam tata pergaulan internasional, di samping itu juga demi terciptanya
perdamaian dan kesejahteraan hidup yang merupakan dambaan setiap manusia dan
negara di dunia. Setiap negara sudah

tentu memiliki kelebihan, kekurangan dan

kepentingan yang berbeda. Oleh karena itu hal-hal inilah yang mendorong dilakukannya
hubungan dan kerjasama internasional baik itu melalui organisasi maupun kerjasama
intertanasional. Dimana kerjasama antar bangsa di dunia ini didasari atas sikap saling
menghormati dan saling menguntungkan. Kerjasama internasional antara lain juga
bertujuan untuk :
a) Memacu pertumbuhan ekonomi setiap negara.
b) Menciptakan saling pengertian antar bangsa dalam membina dan menegakkan
perdamaian dunia.
c) Menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyatnya.
Namun, apabila negara memutuskan untuk bergabung dalam suatu organisasi
internasional, negara tersebut harus mau untuk membagi kedaulatannya dengan
kedaulatan negara lainnya. Sebelum memutuskan untuk menjadi anggota, negara-negara
ini telah memiliki komitmen untuk mau melakukannya dan tidak memaksakan
kewenangannya atas negara lain. Kalaupun ada perbedaan pendapat atau konflik, hal
tersebut harus diselesaikan dengan jalan negosiasi.
IV.

Peran & Fungsi Organisasi Internasional


Setiap organisasi internasional tentu memiliki peranan dan fungsinya masingmasing. Berikut beberapa peran dan fungsi internasional menurut para ahli:
Menurut Archer, organisasi internasional mempunyai tiga peran penting dalam
world politic. Pertama, organisasi internasional digunakan oleh negara-negara sebagai
instrumen dari kebijakan luar negerinya dimana hal ini sesuai dengan pandangan state
centric. Kedua, organisasi internasional dimanfaatkan untuk memodifikasi atau mengatur

Alexander Thompson. 2006. Coercion through IOs: The security council and the Logic of Information Transmision

tingkah laku negara-negara. ketiga, organisasi internasional adalah sebagai aktor yang
dapat bertindak sesuai dengan kemauannya, sehingga dapat dilihat apakah organisasi
internasional tersebut otonom atau tidak Fungsi internasional menurut Archer, yaitu
sebagai berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)

Artikulasi dan agregasi kepentingan nasional negara-negara anggota,


Menghasilkan norma-norma (rejim),
Rekrutmen,
Sosialisasi,
Pembuatan keputusan (role making),
Penerapan keputusan (role application),
Penilaian/penyelarasan keputusan (rule adjunction),
Tempat memperoleh informasi,
Operasionalisasi, misalnya pelayanan teknis, penyediaan bantuan, dan
lain-lain.

Sepak terjang organisasi internasional dalam interaksi hubungan internasional


telah mengantarnya menjadi salah satu aktor yang cukup berpengaruh dalam dialektika
interaksi antar-aktor Hubungan Internasional. Lain hal nya dengan aktor negara yang
pasti memiliki politik luar negeri yang kemudian menjadi kepentingan nasional sebuah
negara untuk selalu dipegang dalam setiap proses interaksi internasional, organisasi
internasional tidak memiliki politik luar negeri. Namun, organisasi internasional bisa
menjadi instrumen bagi pelaksanaan kebijakan luar negeri negara-negara anggotanya.
Adapun peranan organisasi internasional dalam politik dunia menurut Pentland (dalam
Little and Smith, 1991 : 242-243), yaitu:
a) Sebagai instrumen dari kebijakan luar negeri negara-negara anggota,
b) Untuk mengatur perilaku dan tindakan negara-negara anggota,
c) Bertindak berdasar keputusannya sebagai aktor/lembaga yang mandiri
V.

(otonom).
Sejarah & Perkembangan O.I
Gagasan pemikiran organisasi internasional sebenarnya sudah ada sejak zaman
Yunani Kuno, dimana pada saat itu tengah berkembang sistem negara-kota di Yunani
Kuno (Ancient Greece) . Hal ini bisa dibuktikan dari tulisan Thuycides yang menulis
tentang Perang Peloponesia (431-404 SM) antara Sparta dan Athena. Dalam tulisannya
ini, digambarkan hal-hal seperti perundingan, perjanjian, aliansi, dan pola kerja sama,

serta adanya ketergantungan pertahanan-keamanan regional, yang kesemuanya tersebut


bisa dikatakan sebagai bentuk sederhana dari kerja sama internasional yang selalu
dibutuhkan dalam organisasi internasional.
Pada era Yunani Kuno, sempat ada perkumpulan yang disebut Liga Amphictyonic
(Amphictyonic League) yang merupakan negara kota di Yunani pada saat itu. Karena
merupakan perkumpulan aktor-aktor yang terdapat pada masa itu, dan memiliki tujuan
yang sama, dapat dikatakan bahwa Liga Amphictyionic merupakan model pertama dari
bentuk organisasi internasional . Walaupun, tujuan dari perkumpulan tersebut agak
berbeda dengan beberapa perkumpulan dan organisasi internasional dewasa ini, yaitu
bersifat keagamaan dengan tetap berusaha untuk mempertahankan tempat yang dianggap
oleh ke-12 negara-kota dan wilayah kesukuan tersebut sebagai tempat yang suci.
Banyak anggapan bahwa organisasi internasional dan kerjasama internasional mulai
tumbuh setelah perjanjian perdamaian Westphalia pada 1648. Perjanjian ini cukup
dikenal sebagai tahap awal diakuinya sistem negara bangsa dan perimbangan kekuatan
yang hingga kini masih diterapkan dan cukup dominan dalam interaksi hubungan
internasional.
Pada tahun 1919, disepakati sebuah perjanjian yang dikenal Perjanjian Versailles.
Perjanjian ini kemudian diejawantahkan dalam sebuah Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
Perjanjian ini dilatarbelakangi oleh suasana dan keadaan dunia internasional pada saat
itu yang sangat menegangkan. Konflik dalam bentuk perang menghiasi hampir setiap
interaksi aktor internasional. Konflik ini dikenal dengan istilah Perang Dunia I (PD I).
Oleh karena itu, negara-negara yang sadar kemudian berkumpul membicarakan tujuan
bersama untuk mewujudkan perdamaian dalam interaksi internasional. Tujuan tersebut,
dalam prosesnya jelas membutuhkan wadah, maka dibuatlah sebuah Liga, salah satu
bentuk atau jenis organisasi, yang dikenal Liga Bangsa-Bangsa (LBB).
Namun, dalam prosesnya, ternyata kepentingan aktor-aktor yang terlibat dalam
interaksi internasional pasca dibentuknya LBB cukup dominan dan berpengaruh negatif
pada interaksi antar-mereka. Keinginan untuk menjadi lebih hebat dan lebih berkuasa
dari aktor lain kemudian memicu konfik pada saat itu. Konflik ini yang kemudian
disebut Perang Dunia II (PD II).

Perang Dunia II pun dianggap berakhir seiring dengan konferensi di San Fransisco
pada tahun 1945. Konferensi ini kemudian menghasilkan Perjanjian San Fransisco pada
tahun 1945 yang intinya memutuskan untuk didirikannya Perserikatan Bangsa-Bangsa
(PBB) . PBB pada dasarnya merupakan sebuah organisasi yang bertujuan sama dengan
LBB. Namun, secara struktur organisasi, PBB bersifat lebih mengikat dan lebih
memiliki peranan dalam dunia internasional sebagai sebuah organisasi atau lembaga
internasional. Hal ini dipelajari dari kelemahan LBB sebelumnya.
Seiring dengan struktur organisasi yang jelas dan bersifat lebih mengikat terhadap
negara-negara anggotanya, PBB dianggap sudah memiliki peran tersendiri dalam dunia
internasional. Ini kemudian menjadi latar belakang sehingga organisasi internasional
cukup terlihat dalam interaksi-interaksi internasional. Selain itu, organisasi internasional
pun cukup memiliki peranan internasional. Sehingga, aktor internasional yang
sebelumnya sangat didominasi oleh sistem negara mulai sedikit bergeser dengan
menerima beberapa aktor lain dalam sebuah interaksi internasional seperti organisasi
internasional, organisasi pemerintah dan atau non-pemerintah yang melintasi batas
negara, perusahaan-perusahaan internasional, dan individu.
Salah satu segi yang menonjol dalam perkembangan hubungan antar negara sejak
perang dunia II adalah pesatnya pertumbuhan kerjasama regional. Perkembangan
tersebut sifatnya merata dan tidak terbatas pada negara-negara tertentu, tetapi dapat
disaksikan di seluruh kawasan dunia, baik di negara-negara maju, maupun di negaranegara yang sedang berkembang, di negara-negara barat, maupun di negara-negara
Timur. Hubungan yang makin rapat dan kehidupan bangsa-bangsa yang bergantung satu
sama lain itu menuntut adanya kerjasama antar bangsa dalam suatu sistem kerjasama
regional. Dengan mengadakan pengelompokkan, negara-negara kecil akan lebih
memperkuat posisi tukar dalam menghadapi raksasa-raksasa ekonomi dunia. Atas nama
satu kelompok, suara mereka akan merupakan suatu suara yang lebih berat dan tidak
dapat begitu saja diabaikan. Lewat kerjasama regional mereka dapat memperjuangkan
kepentingan masing-masing dengan harapan mencapai hasil yang diinginkan.

Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan organisasi internasional secara umum


memberikan kontribusi yang positif bagi pembangunan ekonomi,politik dan sosial bagi
ssetiap negara anggotanya.

Anda mungkin juga menyukai

  • SEJARAH BISNIS INTERNASIONAL
    SEJARAH BISNIS INTERNASIONAL
    Dokumen11 halaman
    SEJARAH BISNIS INTERNASIONAL
    Ramadhanixiahticassiopeiaktf Elfshawol Beautykissmightiam
    Belum ada peringkat
  • MAKALAH JJ Rousseau
    MAKALAH JJ Rousseau
    Dokumen19 halaman
    MAKALAH JJ Rousseau
    Ramadhanixiahticassiopeiaktf Elfshawol Beautykissmightiam
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok Polin
    Tugas Kelompok Polin
    Dokumen28 halaman
    Tugas Kelompok Polin
    Ramadhanixiahticassiopeiaktf Elfshawol Beautykissmightiam
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kelompok Polin
    Tugas Kelompok Polin
    Dokumen29 halaman
    Tugas Kelompok Polin
    Ramadhanixiahticassiopeiaktf Elfshawol Beautykissmightiam
    Belum ada peringkat
  • Situasi Politik Internasional
    Situasi Politik Internasional
    Dokumen18 halaman
    Situasi Politik Internasional
    Ramadhanixiahticassiopeiaktf Elfshawol Beautykissmightiam
    Belum ada peringkat