Anda di halaman 1dari 6

Pitirim Sorokin

Pitirim Alexandrovich Sorokin


lahir di Rusia pada 21 Januari 1889.
Beliau adalah seorang akademis dan
aktivis politik di Rusia. Ia terkenal untuk
sumbangannya kepada teori siklus
sosial.

Sorokin adalah seorang anti -


komunis , yang selama Revolusi Rusia
adalah anggota Partai Revolusioner
Sosial. Ini juga pertemuannya dengan Dr
Helen Baratynskaya , dan kemudian
memiliki dua putra yaitu Peter dan
Sergei. Pitirim menempuh pendidikan
di Universitas St Petersburg setelah itu
ia mengajar pada bidang sosiologi dan
hukum. Sorokin dipenjarakan tiga kali
oleh rezim tsar Rusia Kekaisaran; selama Revolusi Rusia ia adalah seorang anggota
dari Alexander Kerensky, Pemerintahan Sementara Rusia. Setelah Revolusi Oktober
dia terlibat dalam kegiatan anti-Komunis, yang kemudian ia dijatuhi hukuman mati
oleh pemerintah Komunis yang menang pada saat itu. Namun ia berhasil lari ke
pengasingan dan bebas dari hukuman. Pada 1923 ia beremigrasi ke Amerika Serikat
dan menetap secara tetap pada tahun 1930. Sorokin adalah profesor sosiologi di
University of Minnesota (1924-30) dan di Universitas Harvard (1930-55), di mana ia
mendirikan Departemen Sosiologi.

Tulisannya mencakup luasnya sosiologi; yang kontroversial teori proses sosial


dan tipologi historis budaya yang diuraikan dalam Dinamika Sosial dan Budaya dan
banyak karya lain. Dia juga tertarik pada stratifikasi sosial, yang sejarah teori
sosiologis, dan perilaku altruistik. Sorokin adalah penulis buku seperti Krisis usia
kita dan Power dan moralitas, tetapi magnum opus adalah Dinamika Sosial dan
Budaya (1937-1941). Pitirim juga memiliki banyak karya, diantaraya yaitu: Social
Cultural and Dynamics (1941), The Crisis of Our Age (1941), Society, Culture and
Personality (1947). Pitirim Alexandrovich Sorokin meninggal dunia di usianya yang
ke 79 yaitu, pada tanggal 10 Februari 1968.

Teori Siklus Perubahan Sosial Pitirim Sorokin dan “Social


Stratification”

Sorokin mengembangkan model siklus perubahan sosial, artinya dia yakin


bahwa tahap-tahap sejarah cenderung berulang dalam kaitannya dengan mentalitas
budaya yang dominan, tanpa membayangkan suatu tahap akhir yang final.
Mentalitas budaya tersebut adalah kultur ideasional, kultur sensate, dan kultur
campuran. Kultur ideasional menekankan pada aspek ritual dan non-material,
kultur inderawi/sensate menekankan pada aspek material dan kesenangan lahiriah
(hedonistik), dan kultur campuran menyeimbangkan antara ideasional dan
inderawi/sensate.

a.       ideational, mempunyai dasar pemikiran bahwa kenyataan itu bersifat


nonmaterial, dan tidak dapat ditangkap oleh panca indera. Dunia dianggap sebagai
suatu ilusi, sementara, dan tergantung pada dunia atau sebagai aspek kenyataan
yang tidak nyata , tidak sempurna, tidak lengkap. Kenyataan adalah sesuatu yang
berhubungan dengan Tuhan atau nirwana. Kata kunci adalah kerohanian,
ketuhanan, keagamaan, kepercayaan.

1.      Menyatakan bahwa Tuhan sebagai realitas tertinggi dan nilai terbenar

2.      Dunia dipandang sebagai ilusi, sementara, dan tak lengkap.

3.      Sistem ini terbagi atas:

 Ideasional asketik, mengurangi kebutuhan duniawi supaya mudah diserap ke


dalam dunia transenden.
 Ideasional aktif, mengurangi kebutuhan duniawi sekaligus mengubahnya agar
selaras dengan dunia transenden.

b. Sensate, dasar pemikirannya adalah dunia materil yang ada disekitar kita adalah
satu-satunya kenyataan yang ada. Keberadaan kenyataan yang adi insrawi atau
yang trasenden disangkal. Kata kunci adalah serba jasmaniah, mengenai
keduniawian, berpusat pada panca indera.

Sensate
1.      Dunia nyata adalah realitas tertinggi, satu-satunya kenyataan yang ada.

2.      Sistem ini terbagi atas:

 Inderawi aktif, usaha aktif utk mengubah dunia fisik guna memenuhi
kepuasan dan kesenangan manusia.
 Inderawi pasif, menikmati kesenangan duniawi tanpa memperhatikan tujuan
jangka panjang.
 Inderawi sinis, pengejaran tujuan duniawi dibenarkan oleh rasionalisasi
idealistic.

c.       Perpaduan antara ideational-sensate, dasar pemikirannya adalah


perpaduan antara kedua hal diatas (Ideational dan Sensate). Kata kunci adalah
suatu kompromis.

Ideational-Sensate

1.      Suatu usaha Kompromis.

2.      Sistem ini terbagi atas:

 Kebudayaan Idealistis, dasar pemikiran antara ideational dan sensate secara


sistematis dan logis saling berhubungan.
 Kebudayaan Ideasional Tiruan, kedua dasar pemikiran antara ideasional dan
sensate saling berlawanan tidak teritegrasi secara sistematis namun hidup
berdampingan.

Penekanan Sorokin pada berulangnya tema-tema dasar dimaksudkan untuk


menolak gagasan bahwa perubahan sejarah dapat dilihat sebagai suatu proses
liniear yang meliputi gerak dalam satu arah saja. Menurutnya, pola utama
perubahan historis terjadi secara mellingkar. Studinya menyimpulkan bahwa
lingkaran itu tidak menandakan pengulangan sempurna tetapi lebih merupakan
perwujudan baru dari prinsip pokok yang sama.

Sorokin berpendapat, bahwa pertama didalam sistem yang terintegrasi


dengan erat, perubahan akan terjadi secara keseluruhan, seluruh bagian akan
berubah bersama. Kedua, terjadi di beberapa bagian tertentu tanpa terjadi
dibagian lain. Ketiga, jika suatu kultur hanya merupakan pengelompokan semata
maka setiap bagian mungkin berubah tanpa mempengaruhi bagian lainnya.
Keempat, jika kultur itu tersusun dari sejumlah sistem dan kumpulan yang hidup
berdampingan secara damai, maka kultur itu akan berubah secara berbeda disetiap
bagian yang berbeda. Berbagai unsur akan berubah, baik serentak / terpisah,
tergantung pada tingkat integrasi berbagai unsur itu.
Sorokin mengemukakan 3 kemungkinan penjelasan mengenai perubahan
sosiokultural. Pertama, perubahan mungkin diakibatkan faktor eksternal terhadap
sistem sosiokultural. Kedua, teori keabdian. Perubahan terjadi karena faktor
internal yang ada didalam sistem itu sendiri. Sistem itu sendirilah yang bersifat
berubah: “sistem tak dapat membantu perubahan, meskipun semua kondisi
eksternal tetap”. Ketiga, mencari penyebab perubahan baik pada faktor internal
maupun eksternal.

Pitirim Sorokin juga terkenal dengan karangannya yang berjudul “Social


Stratification”. Stratifikasi sosial menurut Pitirim A. Sorokin adalah perbedaan
penduduk/masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis). Pitirim
A. Sorokin dalam karangannya tersebut mengatakan bahwa sistem lapisan dalam
masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur.

Sumbangan Pitirim Sorokin terhadap Pendidikan

Menurut saya, dari teori siklis perubahan sosial yang dikemukakan oleh
Pitirim Sorokin sangat berpengaruh dan memberi manfaat pada pendidikan di
Indonesia bahwa perubahan sosial adalah tujuan dari pendidikan. Hal itu didapat
dari teori siklis yakni bahwa perubahan sosial mempunyai tahap-tahap dan
membentuk suatu siklus yang tanpa membayangkan suatu tahap akhir yang final. Di
dalam siklus inilah manusia melakukan pendidikan dari berbagai sisi kehidupan
yaitu yang pertama adalah dari sisi rohaniah, sisi jasmaniah dan perpaduan antara
rohaniah dan jasmaniah dan itu dimulai dari pendidikan dasar. Dan maksud dari
tanpa membayangkan suatu tahap akhir yang final adalah bahwa manusia ketika
mempunyai suatu tujuan yaitu perubahan sosial, maka hal itu akan dilakukan
melalui pendidikan yang akan dilakukan sepanjang hayat. Karena seiring
berjalannya waktu, proses pendidikan yang terjadi pada sesorang juga akan
berubah untuk mencapai perubahan sosial.
Dengan teori yang sudah dikemukakan oleh Pitirim Sorokin mengenai
perubahan sosial semua anggota masyarakat dituntut untuk melaksanakan proses
pendidikan tanpa terkecuali, karena pendidikan sangat berkaitan dengan hasil dan
potensi berupa tersedianya SDM yang handal untuk memenuhi berbagai kepentingan
masyarakat. Maka dari itu, titik berat pengembangan pendidikan terletak pada
peningkatan mutu pendidikan dan perluasan kesempatan belajar pada pendidikan
dasar. Pendidikan memegang kunci keberhasilan dan perubahan sosial suatu negara
di masa depan.

Proses pendidikan yang tersirat pada teori siklus Pitirim Sorokin bahwa
dalam dapat dilakukan secara rohaniah, jasmaniah dan perpaduan antara rohaniah
dan jasmaniah. Proses pendidikan secara rohaniah adalah proses pendidikan yang
bertujuan untuk meningkatkan keyakinan, ketakwaan dalam beragama. Contonhya,
ketika seseorang belajar Pendidikan Agama Islam kemudian menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari dengan rajin beribadah dan berakhlak mulia. Proses
pendidikan secara jasmaniah adalah pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik
demi meningkatkan ketrampilan jasmani, contohnya ketika seseorang bermain
futsal, bola voli, badminton, dsb. Sedangkan, proses pendidikan perpaduan antara
jasmani dan rohani adalah suatu proses pendidikan dimana kedua model
pembelajaran dikolaborasikan menjadi suatu kegiatan yang positif dan dilandasi
kebaikan. Contohnya, ketika ada pertandingan sepakbola disana harus ada jiwa
yang jujur dan sportif untuk menerima kekalahan, dan bukan malah menjadi ajang
untuk berbuat negatif seperti tawuran antar suporter.

Stratifikasi sosial yang sudah dijelaskan Pitirim Sorokin pada bukunya yang
menyatakan bahwa masyarakat dibagi menjadi lapisan kelas-kelas yang bertingkat.
Dan hal ini sangat berpengaruh pada pendidikan, ketika pada suatu masyarakat
terdapat golongan orang yang tingkat pendidikannya atau pengetahuan tinggi
maupun rendah akan membentuk suatu stratifikasi sosial. Manusia memiliki
kecenderungan untuk menginginkan mobilitas sosial ke atas, maka hal itu
mendorong manusia untuk meningkatkan taraf hidupnya agar dapat naik ke strata
yang lebih tinggi. Ia akan berusaha dan semangat untuk menempuh pendidikan
setinggi-tingginya dan otomatis hal itu agar harapan dan keinginannya tercapai dan
membuat stratifikasi sosialnya menjadi tinggi dan akan mencapai kekayaan bahkan
kekuasaan. Dapat dikatakan kecenderungan manusia untuk dapat mencapai
stratifikasi sosial tinggi dan kekayaan dapat memicu semangat seseorang untuk
meningkatkan pendidikannya.

Menurut pendapat saya, itulah sumbangan besar Pitirim Sorokin pada dunia
pendidikan yang dapat kita ambil melalui teori hebatnya mengenai teori siklus
perubahan sosial dan bukunya yang berjudul “Social Stratification”.

Anda mungkin juga menyukai