Anda di halaman 1dari 5

Analisis Puisi

Judul : Menyesal

Karya : Ali Hasjmi

A. Bentuk dan Struktur Fisik Puisi


Bentuk dan struktur fisik puisi mencakup sebagai berikut.
1. Perwajahan Puisi (Tipografi)
Perwajahan adalah pengaturan dan penulisan kata, larik dan bait dalam puisi. Dalam puisi
ini, kata-katanya diatur dalam deret yang disebut larik atau baris. Dalam satu larik tidak
selalu mencerminkan satu pernyataan, tidak selalu dimulaai dengan huruf besar dan
diakhiri dengan tanda titik (.). sebuah bait dalam suatu puisi mengandung satu pokok
pikiran.

Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang  larik
Hari mudaku sudah pergi  larik
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi

Aku lalai di hari pagi


Beta lengah dimasa muda  Bait
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu miskin harta

Ahh…
Apa gunanya kusesalkan
Menyesal tua tiada guna  Bait
Hanya menambah luka sukma

Kepada yang muda kuharapkan


Atur barisan di hari pagi
Menuju kearah padang bakti

2. Diksi
Dalam puisi “Menyesal” penyair menggunakan diksi atau pemilihan kata-kata. Pemilihan
kata erat dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Seperti di bawah ini,

Pagiku hilang sudah melayang


Hari mudaku sudah pergi
….
Baris tersebut tidak bisa diganti dengan lewat pagiku sudah habis/ hancur semua hari
mudaku. Karena jika diganti akan menimbulkan makna lain.

Penyimpangan bahasa dalam puisi ini adalah:


a. Penyimpangan Semantis
Yaitu menunjuk makna ganda, seperti: pagiku, petang datang, dan padang bakti.
Bagi penyair pagiku adalah masa muda, petang datang adalah umur yang sudah
tua, dan padang bakti adalah masa depan cerah. Bukan seperti kata sehari-hari
yang bermakna waktu dan nama suatu tempat.

b. Penyimpangan Sintaksis
Seperti pada kalimat Menyesal tua tiada guna, padahal menurut kaidah yang
benar adalah tidak ada gunanya menyesal di hari tua.

3. Imaji
Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dibagi menjadi tiga yaitu:
imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji
dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti
yang dialami oleh penyair.

Imaji penglihatan (visual) tampak pada puisi ini “Menyesal” karya Ali Hasjmi adalah:
……..
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
……..

4. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap dengan indra. Kata konkret
berhubungan dengan kiasan atau lambang. Dalam puisi “Menyesal” kata konkret
ditunjukkan oleh kata pagiku, meracun hati, padang bakti. Kata konkret pagiku dapat
melambangkan masa muda, waktu yang terbuang. Kata konkret meracun hati dapat
melambangkan penyesalan, sakit hati. Kata konkret padang bakti dapat melambangkan
masa yang akan datang, masa depan, kesuksesasan.

5. Bahasa Figuratif (Majas)

Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan makna konotasi tertentu.

Bahasa figuratif yang digunakan dalam puisi “Menyesal” adalah:

Majas Paralelisme, yaitu: menyatakan suatu hal dengan mengulang isi ungkapan atau
kalimat sebelumnya tetapi dalam bentuk pengungkapan yang berbeda. Terdapat pada bait
pertama yaitu: pagiku hilang sudah melayang, hari mudaku sudah pergi. Bait kedua
yaitu: aku lalai di hari pagi, beta lengah di masa muda.

B. Struktur Batin Puisi


Richard berpendapat bahwa struktur batin puisi terdiri atas:
1. Tema atau Makna (sense)
Adapun tema dari puisi “Menyesal” adalah penyesalan yang tidak berguna di hari tua.
Terlihat pada bait ke tiga yaitu:
Ahh…
Apa gunanya kusesalkan
Menyesal tua tiada guna
Hanya menambah luka sukma

2. Rasa (feeling)
Dalam puisi “Menyesal” Ali Hasjmi menyesal akan waktu yang disia-siakannya
selama dia masih muda. Rasa sakit hatinya yang tidak memanfaatkan waktunya pada
saat dia masih muda untuk menuntut ilmu ataupun sekolah sehingga dia menenggung
akibatnya di hari tua.

3. Nada (tone)
Dalam puisi “Menyesal” ini Ali Hasjmi mengajak pembaca supaya memikirkan masa
depannya sehingga tidak ada lagi tumbuh rasa penyesalan di hari tua seperti yang
terjadi pada penyairnya.

4. Amanat atau Tujuan (intention)


Tujuan Ali Hasjmi menciptakan puisi “Menyesal” adalah untuk kaum muda supaya
memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin dan memikirkan masa depan tanpa
ada penyesalan di hari tua.
TUGAS MEMBACA LANJUT

ANALISIS PUISI “MENYESAL”


D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

NAMA : ANGGRIANNE A. PANJAITAN


NIM : 2102111002
KELAS : DIK. REGULER C 2010

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIMED
2011

Anda mungkin juga menyukai