Judul : Menyesal
Menyesal
Pagiku hilang sudah melayang larik
Hari mudaku sudah pergi larik
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
Ahh…
Apa gunanya kusesalkan
Menyesal tua tiada guna Bait
Hanya menambah luka sukma
2. Diksi
Dalam puisi “Menyesal” penyair menggunakan diksi atau pemilihan kata-kata. Pemilihan
kata erat dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Seperti di bawah ini,
b. Penyimpangan Sintaksis
Seperti pada kalimat Menyesal tua tiada guna, padahal menurut kaidah yang
benar adalah tidak ada gunanya menyesal di hari tua.
3. Imaji
Imaji adalah kata atau kelompok kata yang dapat mengungkapkan pengalaman
indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Imaji dibagi menjadi tiga yaitu:
imaji suara (auditif), imaji penglihatan (visual), imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji
dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan merasakan seperti
yang dialami oleh penyair.
Imaji penglihatan (visual) tampak pada puisi ini “Menyesal” karya Ali Hasjmi adalah:
……..
Pagiku hilang sudah melayang
Hari mudaku sudah pergi
Sekarang petang datang membayang
Batang usiaku sudah tinggi
……..
4. Kata Konkret
Kata konkret adalah kata-kata yang dapat ditangkap dengan indra. Kata konkret
berhubungan dengan kiasan atau lambang. Dalam puisi “Menyesal” kata konkret
ditunjukkan oleh kata pagiku, meracun hati, padang bakti. Kata konkret pagiku dapat
melambangkan masa muda, waktu yang terbuang. Kata konkret meracun hati dapat
melambangkan penyesalan, sakit hati. Kata konkret padang bakti dapat melambangkan
masa yang akan datang, masa depan, kesuksesasan.
Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan makna konotasi tertentu.
Majas Paralelisme, yaitu: menyatakan suatu hal dengan mengulang isi ungkapan atau
kalimat sebelumnya tetapi dalam bentuk pengungkapan yang berbeda. Terdapat pada bait
pertama yaitu: pagiku hilang sudah melayang, hari mudaku sudah pergi. Bait kedua
yaitu: aku lalai di hari pagi, beta lengah di masa muda.
2. Rasa (feeling)
Dalam puisi “Menyesal” Ali Hasjmi menyesal akan waktu yang disia-siakannya
selama dia masih muda. Rasa sakit hatinya yang tidak memanfaatkan waktunya pada
saat dia masih muda untuk menuntut ilmu ataupun sekolah sehingga dia menenggung
akibatnya di hari tua.
3. Nada (tone)
Dalam puisi “Menyesal” ini Ali Hasjmi mengajak pembaca supaya memikirkan masa
depannya sehingga tidak ada lagi tumbuh rasa penyesalan di hari tua seperti yang
terjadi pada penyairnya.