Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam Mata Kuliah Teori Sosiologi Modern II
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Kelompok 8
JURUSAN SOSIOLOGI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT kami panjatkan, atas limpahan nikmat berupa akal
dan penegtahuan-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah limpah kepada Nabi besar penghulu alam, yakni Nabi Muhammad
SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang.
Makalah dengan judul “Jessie Bernard, Teori Feminisme” ini merupakan salah satu
tugas dari mata kuliah Teori Sosiologi Modern II pada program studi Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati. Kami menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini sebab
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Muhammad Zuldin, Drs., M.Si.
selaku dosen pengampu pada mata kuliah Teori Sosiologi Modern II, yang telah
mengamanahi pembuatan tugas makalah ini. Juga kami ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan makalah ini. Kami sangat
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan
bagi para pembaca meskipun di dalamnya penuh ketidaksempurnaan. Sekian, terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai sebuah basis ide dan teori, feminisme menampakkan eksistensinya
pada era liberalisme di Eropa dan saat terjadinya Revolusi Perancis di Abad ke-18
yang kemudian mulai menyebar ke Amerika Serikat dan seluruh dunia. Pada tahun
1792, Mary Wollstonecraft (1759-1799) menulis sebuah karya tulis berjudul,
Vindication of The Right of Women, yang isinya dapat dikatakan meletakkan dasar
prinsip-prinsip feminisme.1
Feminisme sebagai sebuah gerakan muncul sekitar abad ke-19 dan awal abad
ke-20 di Amerika. Pada tahun 1948 setelah di tetapkannya Deklarasi Hak-hak Asasi
Manusia dalam PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) gerakan-gerakan perempuan di
berbagai tempat di dunia mengalami perkembangan yang pesat untuk mewujudkan
kesetaraan dan keadilan gender. Gerakan perempuan tersebut didorong oleh
ketidakadilan yang diterima para kaum perempuan pada level domestik, lingkungan
sosial, ekonomi maupun politik.2
Kemudian pada tahun 1960-an bertepatan dengan terbitnya buku yang
berjudul The Feminime Mystique oleh Betty Frieden gerakan perempuan
mendapatkan momentum serta menjadi sebuah kejutan besar bagi masyarakat. Dari
gerakan tersebut muncullah sebuah kesadaran baru terkhusus bagi kaum perempuan
bahwa peran tradisionalnya ternyata menempatkan pada posisi yang tidak
menguntungkan yang disebut sebgai sub-ordinasi perempuan.
Setelah melalui masa-masa tersebut, akhirnya banyak bermunculan teori-teori
feminis, dimulai dari feminisme liberal sampai dengan ekofeminisme. Feminisme
liberal, feminisme radikal, feminisme marx, feminisme sosialis memiliki penekanan
yang berbeda-beda dalam analisisnya mengenai sebab-sebab ketertindasan kaum
perempuan. Akan tetapi feminisme-feminisme tersebut bertumpu pada tujuan yang
sama yaitu bagaimana perempuan dapat memiliki hak yang sama. Teori ini secara
umum tidak mengakui perbedaan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan yang
bersifat intrinsik. Bagi para pencetus teori feminisme, perbedaan yang ada merupakan
1
Khoirul Faizain, “Mengintip Feminisme dan Gerakan Perempuan”, Egalita: Jurnal Kesetaraan dan Keadilan
Gender, Vol.2 No.1, 2007, hlm.1-14.
2
Abdul Wahid Situmorang, Gerakan Sosial: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm.60.
1
2
produk sosial. Untuk itu perubahan yang dilakukan juga harus dimulai dengan
membongkar struktur sosial yang patriarki.
Salah satu sosiolog yang memiliki kontribusi pada teori feminisme yaitu Jessie
Bernard. Bernard menyajikan revolusinya yang terakhir sebagai sebuah gerakan
menuju feminisme masa kini atau yang disebutnya “Pencerahan Feminis”. Untuk
mengetahui lebih lanjut bagaimana pandangan Bernard terhadap feminisme, akan
dibahas pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Jessie Bernard?
2. Apa yang dimaksud dengan feminisme dan bagaimana perkembangan teori
feminisme?
3. Bagaimana konsep teori feminisme Jessie Bernard?
4. Apa saja karya-karya dari Jessie Bernard?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui biografi Jessie Bernard.
2. Untuk mengetahui pengertian feminisme dan perkembangan teori feminisme.
3. Untuk mengetahui konsep teori feminisme Jessie Bernard.
4. Untuk mengetahui karya-karya dari Jessie Bernard.
BAB II
PEMBAHASAN
3
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Kencana, 2004), hlm.424.
3
4
5
Ratna Saptari dan Brigitte M. Holzner, Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial: Sebuah Pengantar Studi
Perempuan, (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 2009).
6
Agus Hiplunidin, Politik Gender, (Yogyakarta: Calpulis, 2017), hlm.26-27.
7
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Op.Cit.
8
Nina Armanado dkk, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoven, 2003)
6
gender laki-laki dan perempuan. Salah satu teori tersebut adalah teori feminis. Teori
feminis ini dikategorikan kedalam beberapa kelompok, antara lain sebagai berikut:9
1) Feminisme Liberal. Feminisme liberal ini diinspirasi oleh prinsip prinsip
pencerahan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai
kekhususan. Secara ontologis keduanya sama, laki-laki dan perempuan sama-
sama memiliki hak. Kelompok ini tetap menolak persamaan secara
menyeluruh antara laki-laki dan perempuan dalam beberapa hal, terutama
yang berkaitan dengan fungsi reproduksi, sebab bagaimanapun, fungsi organ
tubuh perempuan yang satu ini membawa konsekuensi logis dalam kehidupan
bermasyarakat. Kelompok ini termasuk kelompok yang paling moderat
dibanding dengan kelompok yang lain. Feminis dalam kelompok
membenarkan perempuan bekerjasama dengan laki-laki. Kelompok ini
menghendaki agar perempuan diintegrasikan secara total di dalam semua
peran, termasuk bekerja di luar rumah.
2) Feminisme Marxis-Sosialis. Aliran ini berupaya menghilangkan struktur kelas
dalam masyarakat berdasarkan jenis kelamin dengan melontarkan isu bahwa
ketimpangan peran antara kedua jenis kelamin itu sesungguhnya lebih
disebabkan oleh faktor budaya alam. Aliran ini menolak anggapan tradisional
para teolog bahwa status perempuan lebih rendah dari pada laki-laki karena
faktor biologis dan sejarah. Kelompok ini beranggapan bahwa ketimpangan
gender dalam masyarakat merupakan akibat penerapan sistem kapitalis yang
mendukung terjadinya tenaga kerja tanpa upah bagi perempuan di dalam
rumah tangga. Istri mempunyai ketergantunagan lebih tinggi pada suami dari
pada sebaliknya.
3) Feminisme Radikal. Aliran ini muncul di permulaan abad ke-19 dengan
mengangkat isu besar, menggugat semua lembaga yang dianggap merugikan
perempuan, seperti lembaga patriarki yang dinilai merugikan perempuan.
Tidak hanya itu, kaum feminis radikal yang ekstrem menuntut persamaan
seks, dalam arti kepuasan seksual juga bisa diperoleh dari sesama perempuan
sehingga mentolerir lesbian. Feminis aliran ini juga mengupayakan
pembenaran rasioanal gerakannya dengan menyatakan bahwa laki-laki adalah
masalah bagi perempuan. Aliran ini juga beranggapan bahwa laki-laki selalu
mengeksploitasi fungsi reproduksi perempuan dengan berbagai dalih.
9
Umar Nasrudin, Argumen Kesetaraan Gender Persfektif Al-Qur’an, (Jakarta: Paramadina, 2001).
7
kelamin ketika merawat dan mendidik anak. Ada sekitar hampir 200 studi tentang
sosialisasi pada tahun tahun 1974 di Amerika serikat yang menunjukkan bahwa orang
tua memperlakukan anak-anaknya dengan kecenderungan membedakan secara tajam
antara perlakuan terhadap anak laki-laki dengan anak perempuannya. Misalnya,
perbedaan warna pakaian dan perbedaan permainan. Bernard juga melihat bahwa
dunia pink ini berlanjut sampai ke sekolah Taman Kanak-kanak ketika anak berusia
35 tahun di mana anak-anak perempuan lebih banyak bermain di sudut-sudut di
mana boneka diletakkan dan laki-laki akan bermain di areal yang lebih luas. Anak-
anak perempuan akan mengidentifikasi kepada ibunya, guru-gurunya (perempuan
juga) atau imitasi pada perilaku merawat sedangkan anak laki-laki benar-benar dididik
berbeda dengan anak perempuan.11
D. Karya-Karya Jessie Bernard
Beberapa karya besar dari Jessie Bernard antara lain, yaitu:12
1) Amrican Family Behavior (1942),
2) Marriage and Family among Negroes (1956),
3) Romarriage: A Study of Marriage (1957)
4) Academic Women (1964)
5) The Sex game: Communication between the Sexes (1968)
6) Women and the Public Interest: An Essay on Policy and Protest (1971)
7) The Future of Motherhood (1974)
8) Women, Wifes, Mothers: Values and Options (1975)
9) The Female World (1981),
10) The Future of Marriage (1982), dan
11) The Female World From a global Perspective (1987).
Selama karirnya Jessie telah mengumpulkan sejumlah tanda penghargaan dan
penghargaan tertinggi yang diterimanya adalah hadiah yang ditunjukan untuk
menandai “orang yang telah menyumbang secara intelektual, professional dan
kemanusiaan terhadap dunia kerja sama dan feminisme”.
11
Vina S. Darvina dan Tutik Sulistyowati, Sosiologi Gender, (Tanggerang: Universitas Terbuka, 2010), hlm. 18.
12
George Ritzer dan Douglas J. Goodman, Op.Cit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Feminisme berasal dari bahasa Latin yaitu femina yang artinya perempuan.
Istilah tersebut mulai digunakan pada tahun 1890-an yang mengacu pada teori
kesetaraan laki-laki dan perempuan serta pergerakan untuk memperoleh hak-hak
perempuan. Teori feminisme adalah sistem ide yang digeneralisasikan, meliputi
banyak hal tentang kehidupan sosial dan pengalaman pada wanita yang
dikembangkan dari suatu perspektif yang berpusat pada wanita. Sejarah feminisme
terbagai menjadi dua fase, fase pertama yaitu lahir bersamaan dengan era pencerahan
Eropa yang dipelopori oleh Lady Mary Worlky Montagu dan Marquis de Condarcet
dan fase kedua lahir setelah terjadinya perang dunia kedua, di mana lahir negara-
negara baru yang terbebas dari jajahan Eropa dan memberikan perempuan hak
pemilihan di parlemen.
Salah satu tokoh sosiolog yang berkontribusi pada teori feminisme yaitu Jessie
Bernard yang lahir di Minneapolis pada 8 Juni 1903. Jessie Bernard menganalisis
perkawinan sebagai hal yang sekaligus merupakan sebuah sistem budaya dari
kepercayaan-kepercayaan dan ideal-ideal, susunan institusional peran-peran dan
norma-norma, serta suatu kompleks pengalaman-pengalaman interaksional bagi
wanita dan pria individual. Kemudian Bernard mengungkapkan bahwa laki-laki dan
perempuan masuk ke dalam dunia yang berbeda dalam satu komunitas tunggal, yaitu
dunia pink (pink world) bagi anak perempuan dan dunia biru (blue world) bagi anak
laki-laki. Menurutnya, perempuan lahir ke dalam “pink world” disebut pink karena
pink adalah warna tradisi feminin, yang biasa melekat pada pakaian dan selimut bayi
perempuan (dan secara tradisional bayi laki-laki menggunakan warna biru untuk
pakaian dan selimutnya). Selama karirnya Jessie telah mengumpulkan sejumlah tanda
penghargaan dan penghargaan tertinggi yang diterimanya adalah hadiah yang
ditunjukan untuk menandai “orang yang telah menyumbang secara intelektual,
professional dan kemanusiaan terhadap dunia kerja sama dan feminisme”.
9
DAFTAR PUSTAKA
Armanado, N., & dkk. (2003). Ensiklopedia Islam. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoven.
Asmaeny, A., & Jurdi, F. (2007). Feminisme Profetik. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Pradista, D. G. (2016, November 19). Scribd. Retrieved from Scribd Web Site:
https://id.scribd.com/document/331616934/Jessie-Bernard2
Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2004). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana.
Saptari, R., & Holzner, B. M. (2009). Perempuan, Kerja, dan Perubahan Sosial. Jakarta:
Pustaka Utama Gafiti.
10