Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGANTAR ILMU POLITIK DAN PEMERINTAHAN

“IDEOLOGI-IDEOLOGI POLITIK”

Dosen Pengampu : Rudi Santoso SHI, MHI

Nama Kelompok 3 :

1. Eka Nur Hidayati (2121020182)

2. Diah Ayu Patricia (2121020176)

3. Erfina Munawar (2121020185)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya , sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah Pengantar Ilmu Politik
dengan judul materi ‘’ Ideologi-ideologi politik”.

Sholawat beserta salam tak lupa juga kita sanjungkan kepada suri tauladan
kita yaitu nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan
menuju zaman terang menerang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak yang memberikan
tugas ini sehingga menambah wawasan dan pengetauan kami. Dan pastinya makalah
ini tak luput dari yang namanya kekurangan dan kesalahan itu dikarenakan kurangnya
pengalaman dan kekurangan kami.
Maka dari itu kami mengaharapkan agar pembaca memaklumi kesalahan
tersebut dan semoga penulis dan pembaca bisa memahami makalah ini demi
memenuhi tugas dari bapak
Penulis berharap pembaca makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan.
Penulis merasa masih banyak kesalahan yang terdapat pada makalah ini oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi pengembangan
makalah ini

Penyusun

Bandar Lampung, 10 Maret 2023

i
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. Liberalisme......................................................................................................2
B. Konservatisme.................................................................................................4
C. Fasisme............................................................................................................6
D. Komonisme......................................................................................................8
E. Sosialisme........................................................................................................
F. Pancasila..........................................................................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................


A. Kesimpulan......................................................................................................10
B. Saran................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya manusia hidup dalam wilayah dan kesatuan yang berbeda
beda. Kesatuan tersebut diciptakan dalam sebuah wadah yaitu negara. dalam
pelaksanaannya sebagian besar negara memiliki dasar, keyakinan, cita cita
ataupun tujuan untuk mendirikan sebuah negara yang maju serta Terpandang.

Masyarakat mengertikan tujuan tersebut sebagai sebuah ideologi bagi negara.


tetapi dengan perkembangan pola pemikiran tokoh-tokoh besar dalam suatu
negara, ataupun dengan kemajuan suatu negara itu sendiri, ideologi menjadi
terbagi atas beberapa macam, diantaranya ialah ideologi kapitalisme,
sosialisme, komunisme dan librarisme.

Politik tidak asing lagi bagi masyarakat, politik identik dengan kepentingan,
menguasai, mengatur, memonopoli dan membuat kebijakan. dalam segi
apapun manusia atau kelompok kelompok pasti membutuhkan politik. jadi
dalam berpolitik memerlukan sebuah tuntutan sebagai arah gerak yaitu
ideologi politik, karena dalam hal berpolitik individu atau kelompok memiliki
paham pemikiran masing masing dengan mengusung paham ideologi.

Serta idiologi politik memiliki cara tujuan tersendiri, sehingga dapat


menjalankan negaranya. namun dari beberapa ideologi, masih terdapat
beberapa pendapat yang pro ataupun kontrak terhadap adanya ideologi
tersebut.
2

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah rincian masalah yang akan dibahas dalam


makalah ini. Adapun sebagai berikut ;
a. Apa yang dimaksud dengan Liberalisme?
b. Apa Yang dimaksud dengan Konservatisme?
c. Apa yang dimaksud dengan Fasisme?
d. Apa yang dimaksud dengan Komonisme?
e. Apa yang dimaksud dengan Sosialisme?
f. Apa yang dimaksud dengan Pancasila?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu ;

a. Untuk memahami apa itu Liberalisme


b. Untuk memahami apa itu Konservatisme
c. Untuk memahami apa itu Fasisme
d. Untuk memahami apa itu komonisme
e. Untuk memahami apa itu sosialisme
f. Untuk memahami apa itu Pancasila
5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Liberalisme

Liberalisme adalah konsep kebebasan yang diinginkan oleh manusia dalam


menjalani kehidupan dalam suatu negara. Sebab, tidak ada satupun individu yang

senang dibatasi, dikekang apalagi diperlakukan secara tidak adil.1

1. Ciri-ciri paham liberalism

a. Masyarakat memiliki kebebasan dalam menjalankan apapun baik itu


perdagangan, gaya hidup maupun beragama asalkan tidak melanggar
ketentuan hukum;
b. Hukum yang diterapkan bersifat menguntungkan, membela kebebasan,
membela persamaan hak dan memakmurkan seluruh rakyat;
c. Pemerintah sama sekali tidak berhak untuk mempengaruhi dan
mencampuri urusan setiap warga negara dalam bidang agama, ekonomi
maupun bidang lain dalam kehidupan;
d. Ajaran dogmatisme sama sekali tidak berlaku karena mengekang
kebebasan dalam hal kepercayaan dan pemikiran.

2. Contoh paham liberalisme diindonesia

a. Pengutamaan kepentingan dan hak warga negara dibandingkan pemerintah


b. Adanya masyarakat yang memiliki keberagaman suku, ras, agama, budaya
dan golongan
c. Diterapkannya pemilihan umum agar setiap warga negara berhak untuk
memilih pemimpin yang dikehendaki tanpa paksaan

1
Farid Khoeroni, ‘Ideologi Liberalisme Sebagai Dasar Konsep Pendidikan Integratif’, IJTIMAIYA:
Journal of Social Science Teaching, 1.1 (2017) <https://doi.org/10.21043/ji.v1i1.3102>.
6

B. Konservatisme

Konservatisme merupakan sebuah kecenderungan untuk melestarikan apa yang


sudah mapan. Dalam masyarakat, kelompok konservatif biasanya adalah
kelompok agamis. Mereka cenderung mempertahankan tradisi atau agama dan
menentang segala bentuk perubahan sosial yang menyimpang dari nilai-nilai
yang diyakininya. Misalnya, menolak mengakui hak transgender atau
homoseksual. Contoh lainnya, mempertahankan larangan terhadap ganja kendati
di negara lain sudah melegalisasi ganja berdasarkan penelitian dan manfaatnya. 2

Dalam konservatisme ekstrem, orang-orang bahkan menuntut hukum dan


pemidanaan berdasarkan ajaran tradisi dan agama. Di Indonesia, contoh
konservatisme paling jelas ada di Daerah Istimewa Aceh. Aceh
memberlakukan Qanun Jinayat atau hukum pidana sesuai syariat Islam. Hal-hal
yang dilarang dalam Islam seperti berzina, bercumbu, mabuk, dan judi, dapat
dipidanakan di Aceh.

C. FASISME
Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri, yang bersifat
ultranasionalis, rasialis, militeris, dan imperialis.
Fasisme berasal dari kata fasces yang berarti serumpun batang yang diikat di
kapak. Hal ini adalah simbol otoritas hakim sipil Romawi Kuno atau juga dapat
diartikan kejayaan.3

Tujuan dari fasisme ialah menghancurkan musuh, di mana musuh akan


dikonstruksikan dalam suatu kerangka konspirasi atau ideologi lain.

2
Ahmad Najib Burhani, ‘Aksi Bela Islam : Konservatisme Dan’, 2016, 15–29.
3
Heru Maruta, ‘Fasisme’, Jurnal Iqtishaduna : Ekonomi Kita, 2015.
7

Selama paham fasisme diterapkan, rakyat dilarang memiliki identitas yang


beragam, artinya semua identitas harus seragam, sehingga kebinekaan suatu
negara dapat dikatakan telah hancur atau hilang.

Sejarah Fasisme
Paham fasisme muncul setelah Italia mengalami krisis ekonomi usai Perang
Dunia I. Meski keluar sebagai negara pemenang, Italia gagal mendapat
pembagian wilayah di Afrika Utara dan utang negara juga menumpuk,
menyebabkan ratusan ribu rakyatnya nganggur. Melihat kondisi Italia yang
memprihatinkan, tokoh Partai Sosialis, Benito Mussolini, bertekad membantu
negaranya. Awalnya, gerakan fasis yang digelorakan Mussolini hanyalah
sebatas kelompok aksi ultranasionalis, yang disebut Fasci d'Azione
Rivoluzionarea atau kelompok pemuda yang ingin berperang. Gerakan fasisme
ini ditandai dengan fasces atau tongkat kayu bermata kapak yang
melambangkan hukum serta kekuatan. Mussolini terus menyuarakan kampanye
Italia Raya, sampai akhirnya propaganda ini cukup familier di kalangan
masyarakat.Pada 1921, Partai Fasis pun berhasil masuk ke dalam parlemen dan
memiliki 35 kursi di sana.

Tokoh Fasisme :
1. Adolf Hitler: Jerman (1933-1945)
2. Benito Mussolini: Italia (1922-1943)
3. Francisco Franco: Spanyol (1939-1975)
4. Ioannis Metaxas: Yunani (1936-1941)
5. Ferenc Szalasi: Hungaria (1944-1946)

Negara Fasisme
Setelah Italia, muncul beberapa negara fasisme, sebagai berikut.
8

1. Jerman
2. Italia
3. Jepang
4. Spanyol
5. Yunani
6. Hungaria

Ciri-ciri Fasisme

1. Pemerintahannya diktator
2. Kegiatan perekonomian dikendalikan negara
3. Tidak menerapkan toleransi terhadap perbedaan pendapat
4. Bersifat militeristik
5. Bersifat totalitarian
6. Antikomunis
7. Nasionalisme yang berlebih dan mengganggap negaranya lebih baik dari
negara lain

Unsur Fasisme

Menurut Ebenstein, fasisme memiliki tujuh unsur pokok, sebagai berikut.

1. Tidak percaya logika


Menurut paham fasisme, sebuah keyakinan yang bersifat fanatik dan
dogmatik sudah tidak perlu didiskusikan lagi, karena pasti benar. Justru
kebalikannya, sebuah logika dianggap "tabu" terutama jika berkaitan dengan
masalah ras, kerajaan atau pemimpin
9

2. Derajat manusia berbeda Bagi fasisme, derajat manusia berbeda. Pria lebih
tinggi dari wanita, militer lebih tinggi dari sipil, anggota partai lebih dari
non-partai, bangsa sendiri lebih tinggi dari bangsa lain.
3. Harus mengikuti kehendak negara
Dalam pandangan fasisme, negara adalah satu dan harus dituruti. Jika ada
yang bertentangan, maka akan dianggap musuh, meskipun itu rakyatnya
sendiri.
4. Pemerintah adalah kelompok elite
Negara fasisme harus dipimpin oleh pemerintah yang elite, karena dianggap
lebih tahu keinginan masyarakat.
5. Totalitas
Untuk bisa mencapai tujuan, fasisme harus bersifat total. Contohnya, wanita
yang hanya ditempatkan di 3K, yaitu kinder (anak-anak), kuche (dapur), dan
kirche (gereja).
6. Rasial dan imperialis
Menurut paham fasisme, dalam sebuah negara kaum elite, maka kelompok
mereka harus terlihat elite dibanding yang lain. Hal ini dilakukan karena
kaum elite dianggap lebih layak untuk memerintah atas bangsa lainnya.
7. Menentang hukum
Fasisme tidak berjalan sesuai aturan hukum yang ada. Bagi fasisme,
melakukan perang adalah hal tertinggi yang harus dilakukan manusia
10

D. KOMUNISME
komunisme adalah paham atau ideologi yang mengacu pada sistem sosial
ekonomi, didasarkan pada kepemilikan komunal (bersama) serta produksi
barang, baik di lingkup pemerintahan atau kehidupan.4

Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, komunisme merupakan doktrin politik


serta ekonomi yang bertujuan untuk menggantikan kepemilikan pribadi menjadi
kepemilikan publik dengan kontrol komunal, yang setidaknya mencakup alat
produksi utama dan penggunaan sumber daya alam.

Ciri-ciri ideologi komunisme


1. Komunisme mengajarkan tentang teori perjuangan kelas
Artinya penganut komunisme akan memperjuangkan kelas atau
kelompoknya. Contoh kaum proletariat yang melawan kaum kapitalis atau
tuan tanah.
2. Kepemilikan barang menjadi milik Bersama
Salah satu ciri yang paling dikenal dari komunisme adalah kepemilikan
barangnya secara komunal atau umum. Penganut komunisme tidak
membiarkan seseorang memiliki hak milik pribadi atau menguasai
barangnya.
3. Kepentingan kelompok lebih penting
Dalam paham komunisme, kepentingan individu tidaklah penting karena
mereka lebih mengutamakan kepentingan bersama, yakni negara atau
kelompoknya.
4. Revolusinya menjalar ke seluruh dunia

4
Raachmawati Fadhilah, ‘No Title’, Jurnal Kritik Terhadap Konsep Ideologi Komunisme Karl Marx,
2020.
11

Salah satu doktrin komunis ialah the pemanent atau continuous revolution
(revolusi secara terus menerus). Revolusi dari paham ini menjalar ke seluruh
dunia, sehingga sering disebut go international.5

Sistem Ekonomi Komunis


Dalam jurnal Paradigma Idiologi Sistem Ekonomi Dunia (2018) karya Nurhadi,
dituliskan jika sistem ekonomi komunis adalah sistem perekonomian yang
menjadikan pemerintah sebagai pengatur seluruh sumber aktivitas
perekonomian.
Paham komunisme tidak memperbolehkan individu atau suatu kelompok
memiliki kekayaan pribadi, sehingga kehidupan ekonominya bergantung kepada
pemerintah. Seluruh industri perekonomian kecil hingga yang besar, dimiliki
sepenuhnya oleh pemerintah.

Seluruh perintah perekonomian di negara penganut komunisme dibuat oleh


pemerintah pusat. Sistem ekonomi ini bersifat totaliter dan pemerintah yang
menentukan segalanya, mulai dari lokasi penempatan kerja hingga apa yang
harus dikonsumsi.

Selain itu, dalam sistem ekonomi komunis, tidak ada hak milik pribadi, orang
tidak diperbolehkan memilih pekerjaannya, seluruh perusahaan merupakan
milik negara atau tidak ada perusahaan swasta, dan harganya juga dikendalikan
langsung oleh pemerintah atau negara.

E. SOSIALISME
Sosialisme adalah salah satu ideologi berpengaruh sangat luas di dunia.
Sosialisme lahir sebagai kritik atas kapitalisme yang berkembang di Eropa pada
5
H. Farid Wajdi dan Zulfikar putra, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Panduan Kuliah Di
Perguruan Tinggi), 2021.
12

akhir abad 18. Tokoh-tokoh terkenalnya meliputi Simonde de Sismondi,


Lauderdale, hingga Karl Marx.
Secara definitif, sosialisme adalah sistem ekonomi-sosial yang ditandai dengan
kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja.
Ideologi sosialisme mencakup teori-teori dan gerakan politik yang terkait
dengannya Pemikiran sosialisme bertumpu pada perbedaan kelas antara borjuis
dan proletar—dua istilah yang merujuk pada pemilik kapital beserta institusi
yang melindunginya seperti korporasi dan pemerintah (borjuis), serta kaum
buruh (proletar). Sosialisme menilai bahwa sistem ekonomi kapitalis hanya
membuat kaum proletar dieksploitasi oleh kaum borjuis.6
Ciri-ciri Ideologi Sosialisme
1. Mengutamakan kepentingan dan kekuasaan negara
2. Tidak ada pembagian kelas sosial
3. Berpegang pada prinsip kesederajatan dan pemerataan
4. Alat produksi dimiliki dan dikuasai negara
5. Kegiatan produksi, distribusi dan komsumsi diatur negara
6. Tiada kebebasan bagi rakyat untuk memiliki perusahaan

Perkembangan Sosialisme

1.Sosiolisme Utopis

Pertama, sosialisme utopis yang dijelaskan sebagai istilah untuk menyebut


perkembangan sosialisme modern. Istilah sosialis utopis ini pada mulanya
merupakan sebutan oleh Karl Marx untuk pemikir sosialisme yang hanya
memikirkan tentang cita-cita sosialisme tanpa memikirkan cara menuju cita-cita
tersebut.

6
M A Jaeh and N Ismail, ‘Propaganda Sebagai Strategi Pembendungan Ideologi Sosialisme Dan
Komunisme: Kajian Terhadap Parti Politik Kiri Di Malaysia Propaganda as a …’, Southeast Asian Social
Science Review, 5.2 (2020)
<https://www.academia.edu/download/65123485/Strategi_Pembendungan_Ideologi_Sosialisme_da
n_Komunisme.pdf>.
13

Pemikiran dan argumentasi para sosialis utopis ini kemudian berkutat pada kritik
atas kapitalisme, bahwa kepemilikan pribadi pada alat produksi menjadi sumber
utama penindasan kelas pekerja. Tokoh-tokoh terkenal sosialis utopis ini
diantaranya adalah Comte Henri de Saint Simon, Charles Fourier, Robert Owen,
dan Louis Blanc.

2. Sosialisme Ilmiah

Kedua, sosialisme ilmiah ini juga merupakan istilah untuk menyebut pemikiran
sosialisme dengan pendekatan ilmiah. Sosialisme ilmiah ini kemudian dipelopori
oleh pemikir sosialisme paling terkenal, yaitu Karl Marx.

Pada mulanya, sosialisme ilmiah merupakan istilah Friedrich Engels yang


merujuk kepada teori sosial-politik-ekonomi yang dipelopori oleh Karl Marx.
Jika sosialisme utopis berhenti pada suatu ranah filosofis sosialisme, maka Marx
menentangnya dengan membuat konsep cara mencapai sosialisme.

Dalam pembuatan konsepsi mencapai sosialisme, Marx juga menggunakan


pendekatan sains, seperti misalnya, ilmu politik, ilmu filsafat, ilmu sosiologi, dan
ilmu ekonomi. Konsepsi Marx tentang sosialisme ini juga merupakan
sumbangsih besar dalam suatu ilmu sains, seperti konsep materialisme dialektika
historis dalam ilmu filsafat, teori nilai kerja, serta teori nilai surplus dalam suatu
ilmu ekonomi.

Puncak pemikiran Marx mengenai sosialisme ilmiah ini tertulis dalam buku Das
Kapital yang kemudian ia terbitkan pada tahun 1867. Melalui buku ini, Marx
menjelaskan secara ilmiah dimana persisnya letak kecacatan sistem ekonomi
kapitalis.

Karl Marx juga Friedrich Engels merupakan dua tokoh pemikir sosialisme ilmiah
yang cukup populer. Kepopuleran dua tokoh ini terjadi setelah menerbitkan Das
Manifest der Kommunistischen Partei atau Manifesto Partai Komunis pada tahun
14

1948. Buku tersebut berisikan mengenai refleksi tentang kesulitan-kesulitan yang


dialami oleh kelas pekerja serta seruan untuk terus bersatu dan berjuan.

F. PANCASILA
Ideologi Pancasila adalah kumpulan nilai dan norma yang menjadi landasan
keyakinan dan cara berpikir untuk mencapai tujuan berdasarkan lima sila
merupakan penjelasan umum dalam ideologi ini. Selain bunyi kelima pasal yang
harus di hafal, masyarakat Indonesia juga harus mengetahui ideologi yang
dipakai, sehingga kecintaan terhadap negara akan semakin bertambah.
Ideologi ini bersumber pada nilai-nilai yang terkandung dalam lima pasal
Pancasila merupakan aturan mengenai moral, karenanya pelaksanaan harus
berdasarkan pada keyakinan dan kesadaran penggunanya. Jika aturan Pancasila
sebagai ideologi negara dilanggar, maka hukuman berupa sanksi moral dan
sanksi sosial harus bisa diterima.
Pancasila sebagai ideologi negara mengalami masa perkembangan, seperti
halnya di masa orde lama, orde baru dan era reformasi. Berbagai pihak dan ahli
sepakat jika ideologi adalah kumpulan gagasan yang disepakati bersama dan
merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia bangga memiliki
Pancasila sebagai ideologi.7

Fungsi Pancasila sebagai ideologi negara.


 Menyatukan bangsa Indonesia, memperkokoh dan memelihara kesatuan
dan serta persatuan.
 Membimbing dan mengarahkan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan
bernegara.

7
Teuku Muharam Rizqullah and Fatma Ulfatum Najicha, ‘Pegimplementasian Ideologi Pancasila
Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara’, Jurnal Kewarganegaraan, 6.2 (2022), 2630–33.
15

 Memberi kemauan guna memelihara dan mengembangkan identitas


bangsa Indonesia.
 Menerangi serta mewujudkan keadaan, kritis terhadap adanya upaya
dalam mewujudkan cita-cita dalam Pancasila.
 Sebagai pedoman dalam kehidupan bangsa Indonesia upaya menjaga
keutuhan dan memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia.

Pancasila memiliki kedudukan sebagai ideologi nasional bangsa


Indonesia,makna Pancasila dari ketetapan itu menyebutkan bahwa nilai-nilai
yang tercantum dalam ideologi ini menjadi cita-cita normatif bagi
penyelenggara bernegara sekaligus menjadi cara bagaimana menumbuhkan rasa
cinta pada Pancasila sebagai dasar negara.

BAB III
16

PENUTUP

A.Kesimpulan

Sampai saat ini ideologi memang lebih banyak digunakan dalam hal
politik,masyarakat, dan sistem pemerintahan. Memang apabila dikaitkan
dengan asal kataideologi pengertian itu sudah sedikit jauh melebar dari arti
ideologi sebagai suatuilmu yang mendasar menjadi berbau politik, masyarakat,
dan sistem pemerintahan.Jadi ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang
menjadi akar atau pondasi suatukegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas
di berbagai bidang kehidupan. Bisadiartikan juga ideologi sebagai arah dasar
suatu sistem atau aturan yang ada atauberlaku. Ada beberap macam ideologi
dunia, yaitu kapitalisme, marxisme,sosialisme, komunisme, leninisme,
anarkisme, fasisme, liberalisme, konservatisme,individualisme, nasionalisme,
nazisme, stoicisme, dan pancasila

B.Saran

Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi


yangdigunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang
untukmenjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah
menerimasebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi
itu sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.
DAFTAR PUSTAKA

Burhani, Ahmad Najib, ‘Aksi Bela Islam : Konservatisme Dan’, 2016, 15–29
Fadhilah, Raachmawati, ‘No Title’, Jurnal Kritik Terhadap Konsep Ideologi Komunisme
Karl Marx, 2020
H. Farid Wajdi dan Zulfikar putra, Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Panduan
Kuliah Di Perguruan Tinggi), 2021
Jaeh, M A, and N Ismail, ‘Propaganda Sebagai Strategi Pembendungan Ideologi Sosialisme
Dan Komunisme: Kajian Terhadap Parti Politik Kiri Di Malaysia Propaganda as a …’,
Southeast Asian Social Science Review, 5.2 (2020)
<https://www.academia.edu/download/65123485/Strategi_Pembendungan_Ideologi_So
sialisme_dan_Komunisme.pdf>
Khoeroni, Farid, ‘Ideologi Liberalisme Sebagai Dasar Konsep Pendidikan Integratif’,
IJTIMAIYA: Journal of Social Science Teaching, 1.1 (2017)
<https://doi.org/10.21043/ji.v1i1.3102>
Maruta, Heru, ‘Fasisme’, Jurnal Iqtishaduna : Ekonomi Kita, 2015
Rizqullah, Teuku Muharam, and Fatma Ulfatum Najicha, ‘Pegimplementasian Ideologi
Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara’, Jurnal Kewarganegaraan, 6.2
(2022), 2630–33

iii

Anda mungkin juga menyukai