Anda di halaman 1dari 22

Sistem Pengendalian Manajemen

Untuk Keberlanjutan Bisnis di Era Digital


Disusun oleh :

Della Fitri Asih Kirani – 200301010059


Resty Andreani – 200301072063
Regina Putri Saepudin – 210301070012
Rissa Aini Faradilla – 210301070016
Siti Syamsiah Wadjaudje – 200301010025

Dosen Pembimbing :
Nurhayati Siregar, S.E., M.Ak., CSRS., CSRA.,CSP, CPOD

PROGRAM STUDI AKUNTANSI PJJ S1 KELAS AK701


PERIODE GANJIL 2023/2024
i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kami
menyusun makalah ini sebagai bentuk pengabdian dalam menggali dan
menyampaikan pengetahuan. Makalah ini berjudul "Sistem Pengendalian
Manajemen untuk Keberlanjutan Bisnis di Era Digital", yang membahas tentang
peran penting Sistem Pengendalian Manajemen dalam Era Digital.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih


mendalam mengenai Sistem Pengendalian Manajemen serta mengajak pembaca
untuk merenung dan mempertimbangkan implikasi serta relevansinya dalam
konteks kehidupan sehari-hari. Saya berharap makalah ini dapat menjadi sumber
inspirasi dan wawasan bagi pembaca.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam


pemahaman kami terhadap Sistem Pengendalian Manajemen. Mohon maaf jika
masih terdapat kekurangan, dan kami sangat terbuka untuk menerima kritik dan
saran demi perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat
menjadi kontribusi yang berarti dalam pengembangan ilmu pengetahuan.

Terima kasih.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

BAB II..................................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................3

A. Perkembangan teknologi terhadap perubahan global...........................................3

1. Automatisasi dan Sistem Informasi........................................................................4

2. Pemantauan Kinerja Real-Time..............................................................................4

3. Globalisasi dan Rantai Pasokan..............................................................................4

4. Keterlibatan Pasar Global.......................................................................................4

5. Perubahan pada Model Bisnis................................................................................5

B. Perkembangan konsep sistem pengendalian manajemen dengan teknlogi...........5

C. Teknologi informasi dan kecerdasan buatan dalam membentuk perubahan,


pengelolaan dan pengendalian bisnis............................................................................8

D. Pentingnya penggunaan big data untuk keputusan berkelanjutan......................11

1. Informasi yang Mendalam................................................................................12

2. Pemantauan Lingkungan dan Kinerja...............................................................12

3. Prediksi dan Peramalan....................................................................................12

4. Peningkatan Responsibilitas Sosial...................................................................12

5. Inovasi Berkelanjutan.......................................................................................12

E. Sistem pengendalian manajemen dapat meningkatkan transparansi dan


pelaporan kepada stakeholders...................................................................................13

1. Definisi Tujuan dan Indikator Kinerja...............................................................13

2. Pengukuran dan Monitoring Kinerja................................................................14

3. Pelaporan Berkala dan Tepat Waktu................................................................14

iii
BAB III...............................................................................................................................16

PENUTUPAN.....................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Perubahan global, khususnya dalam perkembangan teknologi, telah


mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Beberapa aspek utama yang mencerminkan perubahan tersebut melibatkan
perkembangan dalam bidang teknologi informasi, kecerdasan buatan, teknologi
energi dan konektivitas global. Perkembangan teknologi telah memberikan
dampak yang signifikan terhadap sistem pengendalian manajemen (management
control systems) di berbagai organisasi. Beberapa aspek perubahan ini termasuk
efisiensi operasional, akurasi informasi, kecepatan pengambilan keputusan, dan
fleksibilitas manajerial.

Teknologi memiliki dampak yang signifikan pada sistem pengendalian


manajemen (Management Control Systems) dalam berbagai aspek. Hubungan
antara teknologi dan sistem pengendalian manajemen mencakup penggunaan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kemampuan organisasi
dalam merespons perubahan lingkungan bisnis. Dengan mengintegrasikan
teknologi ke dalam sistem pengendalian manajemen, organisasi dapat
meningkatkan efisiensi operasional, merespons perubahan pasar dengan lebih
cepat, dan mengoptimalkan kinerja keberlanjutan mereka. Penting bagi organisasi
untuk memilih dan mengelola teknologi dengan bijaksana, memastikan bahwa
teknologi digunakan untuk mendukung tujuan strategis dan keberlanjutan bisnis.

Digitalisasi dalam sistem pengendalian manajemen membuka peluang untuk


meningkatkan kinerja, meningkatkan ketepatan pengambilan keputusan, dan
menciptakan organisasi yang lebih adaptif terhadap perubahan. Penting untuk
organisasi mengelola transformasi digital ini dengan bijaksana dan memastikan
bahwa sistem pengendalian manajemen digital mereka mendukung.

1
Teknologi Informasi (TI) dan Kecerdasan Buatan (Artificial Inteliigence/AI)
telah memainkan peran kunci dalam membentuk perubahan pada sistem
pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen adalah kerangka kerja
yang digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa tujuan dan strategi
perusahaan dapat dicapai dengan efisien. Beberapa cara dimana TI dan kecerdasan
buatan telah berkontribusi pada evolusi sistim pengendalian manajemen misalnya
dalam hal pengumpulan dan analisis data yang dapat dilakukan dengan cepat,
Algoritma kecerdasan buatan dapat meingkatkan akurasi dalam peramalan dalam
manajemen dan dapat meningkatkan responsivitas anggota terhadap perubahan.

Dalam hal ini juga penggunaan Big Data dalam sistem pengendalian
manajemen memiliki dampak signifikan terhadap kemampuan organisasi untuk
membuat keputusan berkelanjutan dan merespons perubahan dengan lebih efektif.
Dengan menggunakan Big Data dalam sistem pengendalian manajemen,
organisasi dapat membuat keputusan yang lebih cerdas, responsif, dan
berkelanjutan. Ini membantu mereka tetap kompetitif dan adaptif dalam
lingkungan bisnis yang terus berubah. Sistem pengendalian manajemen tentu
berperan penting dalam meningkatkan transparansi dan pelaporan kepada
stakeholders (pihak yang berkepentingan). Dengan menerapkan pengukuran
kinerja yang jelas, penggunaan Key Permorfance Indicator (KPI), Pelaporan
dalam keadaan real-time secara berkala atau terjadwal.

Perkembangan teknologi yang pesat, terutama dalam bidang teknologi


informasi, kecerdasan buatan, teknologi energi, dan konektivitas global, telah
membawa transformasi signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
dalam konteks sistem pengendalian manajemen (Management Control Systems)
di organisasi. Menggabungkan digitalisasi dalam sistem pengendalian manajemen,
organisasi dapat memperoleh keunggulan kompetitif, meningkatkan adaptasi
terhadap perubahan, dan lebih baik mengelola kinerja keberlanjutan mereka. Itu
juga membantu menciptakan budaya inovasi dan responsivitas terhadap
perubahan di era digital ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan teknologi terhadap perubahan global

Perkembangan teknologi merupakan salah satu dampak dari perkembangan


zaman. Teknologi selalu mengalami perkembangan untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang berkembang dari waktu ke waktu (Rizaldi, 2015). Sistem informasi
akuntansi sangat diperlukan banyak pihak, baik dari dalam perusahaan maupun
dari pihak luar perusahaan misalnya manajer dan karyawan, manajer memerlukan
informasi tersebut dalam kegiatan perencanaan, pengawasan dan pengendalian,
sedangkan bagi karyawan informasi tersebut dapat digunakan untuk melihat
prospek kerja mereka diperusahaan (Tuerah, Serny, 2013). Untuk menghasilkan
kinerja yang optimal dalam suatu organisasi dapat diukur dari hasil pekerjaan
yang telah dilakukan karyawan dibandingkan dengan standar yang telah di
tetapkan oleh perusahaan, karena keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh
kinerja karyawan. Melalui pencapaian kinerja masing-masing individu maka
perusahaan dapat menghasilkan kinerja seutuhnya dan menghasilkan keberhasilan
sesuai dengan apa yang di harapkan perusahaan (Ambara & Wayan, 2016).

Dalam era globalisasi saat ini tentu saja teknologi berkembang pesat baik
teknologi komunikasi ataupun informasi, yang tanpa disadari sudah
mempengaruhi kehidupan manusia. Seiring berjalannya globalisasi tuntutan
mengenai kebutuhan dalam perubahan global sangat penting. Perkembangan
teknologi yang semakin canggih memberikan suatu perubahan serta kemudahan
dalam mengarungi era globalisasi ini.

Perkembangan teknologi dan perubahan global memiliki dampak signifikan


terhadap sistem pengendalian manajemen dalam sebuah organisasi. Berikut adalah
beberapa cara di mana perkembangan teknologi dan perubahan global
memengaruhi sistem pengendalian manajemen :
3
1. Automatisasi dan Sistem Informasi

Penggunaan Teknologi Informasi (TI), Penggunaan sistem informasi dan


teknologi informasi telah mengubah cara organisasi mengumpulkan, memproses,
dan menyajikan informasi. Sistem informasi terintegrasi memungkinkan manajer
mendapatkan akses cepat dan akurat terhadap data yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan. Automatisasi juga dapat berpengaruh terhadap proses
bisnis, seperti otomatisasi produksi, keuangan, dan rantai pasokan, dapat
mengoptimalkan efisiensi dan akurasi, mengurangi risiko kesalahan dan
meningkatkan kontrol atas operasional perusahaan.

2. Pemantauan Kinerja Real-Time

Dashboard dan Analisis Big Data, Penggunaan dashboard dan analisis big
data memungkinkan manajer untuk memantau kinerja perusahaan secara real-
time. Ini memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan responsif
terhadap perubahan kondisi pasar atau situasi internal.

3. Globalisasi dan Rantai Pasokan

Manajemen Rantai Pasokan Global, Perubahan dalam rantai pasokan, seperti


peningkatan kompleksitas dan diversifikasi, membutuhkan pengendalian
manajemen yang efisien untuk meminimalkan risiko, mengelola stok, dan
memastikan kelancaran proses produksi.

4. Keterlibatan Pasar Global

Perusahaan yang beroperasi di pasar global memerlukan sistem pengendalian


manajemen yang mampu mengintegrasikan informasi dan mengelola risiko yang
berkaitan dengan keragaman kondisi pasar dan peraturan bisnis di berbagai
negara.

4
5. Perubahan pada Model Bisnis

E-commerce dan Bisnis Online, Perkembangan e-commerce dan bisnis online


dapat mengubah model bisnis secara signifikan. Sistem pengendalian manajemen
harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan ini dan memberikan informasi
yang relevan untuk mendukung keputusan bisnis.

Dengan memahami dan mengakomodasi dampak perkembangan teknologi


dan perubahan global, perusahaan dapat mengoptimalkan sistem pengendalian
manajemen mereka untuk tetap efisien, responsif dan sesuai dengan tuntutan
lingkungan bisnis yang berubah dengan cepat.

B. Perkembangan konsep sistem pengendalian manajemen dengan


teknlogi

Sistem Pengendalian Manajemen berfungsi sebagai kerangka komprehensif


yang mencakup elemen formal dan informal, bertujuan untuk membangun
lingkungan yang kondusif guna memaksimalkan peluang, memenuhi harapan, dan
mencapai hasil yang diinginkan. Fokus utamanya terletak pada menyelaraskan
tujuan organisasi dengan perilaku yang diinginkan yang ditunjukkan oleh para
peserta. Anthony dan Govindarajan (2001) menekankan bahwa sistem
pengendalian pada dasarnya berakar pada penerapan mekanisme investigasi oleh
manajemen, di mana pekerjaan diawasi dan perilaku serta keluaran diamati dan
dipantau secara ketat (Cahyono, 2007).

Tujuan utama dari Sistim Pengemdalian Manajemen adalah untuk


memberikan informasi berharga yang dapat digunakan secara efektif dalam proses
pengambilan keputusan, perencanaan, pengendalian, dan evaluasi (Kaplan, 1983;
Widener, 2007). Intinya, SPM berfungsi sebagai alat manajemen yang penting,
memungkinkan organisasi untuk melaksanakan tugas manajerial mereka dengan
baik. Oleh karena itu, SPM dapat dipahami sebagai suatu sistem komprehensif
yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan bekerja secara
sinkron satu sama lain (Milgrom dan Roberts, 1995; Otley, 1994; Widener, 2004).

5
Oleh sebab itu, agar SPM benar-benar efektif, semua elemen penyusunnya harus
bekerja sama satu sama lain, sehingga menciptakan kerangka implementasi yang
terpadu dan kuat.

Ada beberapa contoh kegagalan dalam Sistim Pengendalian Manajemen di


seluruh dunia. Salah satu kasusnya adalah Allied Irish Bank, sebuah bank Irlandia
yang beroperasi di Amerika, yang mengalami kerugian signifikan sebesar $691
selama jangka waktu lima tahun. Kerugian ini terutama disebabkan oleh
kurangnya pengendalian risiko, yang menunjukkan kelalaian pihak bank.

Demikian pula di Indonesia, kasus Bank Lippo merupakan contoh utama


kegagalan SPM. Kegagalan ini disebabkan oleh adanya praktik kecurangan dalam
penyajian laporan keuangan sehingga mengakibatkan hilangnya kepercayaan
investor terhadap stabilitas keuangan bank. Contoh lain dari kegagalan SPM dapat
dilihat di kota Ambon, dimana sistem SPM terbukti tidak berfungsi. Salah satu isu
menonjol yang dibicarakan adalah kasus penyalahgunaan anggaran yang
dilakukan oleh presiden sebuah bank di Maluku sehingga menimbulkan kerugian
keuangan negara yang cukup besar yaitu sebesar 7,5 miliar. Contoh nyata ini
menyoroti konsekuensi dari strategi SPM yang tidak efektif dan menekankan
pentingnya penerapan langkah-langkah pengendalian risiko yang kuat serta
memastikan keakuratan dan transparansi pelaporan keuangan.

Dalam studi mereka, Agarwal dkk. (2003) menguji kinerja perusahaan


menggunakan dua dimensi berbeda: kinerja objektif dan kinerja subjektif. Kinerja
objektif berkaitan dengan aspek keuangan dan pemasaran seperti profitabilitas dan
pangsa pasar. Di sisi lain, kinerja subjektif dievaluasi melalui umpan balik
pelanggan dan karyawan, dengan fokus pada faktor-faktor seperti kualitas layanan
dan kepuasan pelanggan. Byars dan Rue (2000) menguraikan konsep kinerja,
dengan menyatakan bahwa kinerja mengacu pada sejauh mana tugas-tugas yang
terkait dengan pekerjaan seseorang dapat diselesaikan.

6
Ketika persaingan di pasar kerja semakin ketat dan organisasi berupaya
mencapai target yang lebih tinggi, karyawan diharapkan menyesuaikan kinerja
mereka untuk memastikan keselarasan yang harmonis antara kemampuan mereka
dan sumber daya organisasi yang terus berkembang.

Dalam konteks perusahaan besar, pemanfaatan sistem informasi berbasis


komputer sudah menjadi hal yang sangat diperlukan. Sistem ini dianggap sebagai
bagian integral dari operasi mereka, karena memungkinkan perusahaan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses pengambilan keputusan. Tujuan
utamanya adalah memanfaatkan komputer untuk mempercepat proses
pengambilan keputusan, memungkinkan organisasi untuk segera beradaptasi
terhadap perubahan di lingkungan eksternal mereka. Dengan memanfaatkan
teknologi informasi, perusahaan dapat memperoleh keunggulan kompetitif dengan
tetap menjadi yang terdepan dan cepat merespons tren dan tantangan yang
muncul.

Secara umum, konsep teknologi informasi mencakup berbagai sistem


informasi berbasis komputer, seperti yang didefinisikan oleh Orlikowski dan Gash
pada tahun 1992. Konsep ini mencakup komponen perangkat keras dan perangkat
lunak yang memfasilitasi pengelolaan dan penyebaran data. Cakupan teknologi
informasi sangat luas, mencakup hampir setiap aspek kehidupan kita. Namun,
salah satu tonggak terpenting dalam evolusi teknologi informasi dapat ditelusuri
kembali ke munculnya internet, yang merevolusi masyarakat secara keseluruhan.

Menurut Mulyadi (1997), munculnya teknologi maju, khususnya teknologi


informasi, akan memberikan dampak yang besar dan bertahan lama bagi
organisasi. Revolusi teknologi ini akan membawa transformasi signifikan dalam
cara pengelolaan organisasi, beralih dari sistem tradisional ke pendekatan
manajemen modern. Perlu dicatat bahwa teknologi informasi memainkan peran
penting dalam meningkatkan kualitas layanan, sebagaimana dibuktikan oleh salah
satu dimensinya yang dikenal sebagai kecepatan layanan, seperti yang disoroti
oleh Parasuraman dkk. (1988).

7
Dimensi ini dapat dikaitkan langsung dengan teknologi informasi, karena
memungkinkan layanan, khususnya dalam organisasi yang berorientasi layanan,
disampaikan dengan lebih cepat dan lebih presisi. Konsekuensinya, penggabungan
teknologi informasi dalam lingkungan organisasi tidak hanya akan meningkatkan
efisiensi operasional namun juga meningkatkan kualitas layanan yang diberikan
secara keseluruhan.

C. Teknologi informasi dan kecerdasan buatan dalam membentuk


perubahan, pengelolaan dan pengendalian bisnis

Dalam dunia bisnis, perubahan yang didorong oleh teknologi telah membuka
jalan bagi terciptanya bentuk, strategi, dan aktivitas baru, semuanya bertujuan
untuk memaksimalkan keuntungan dan tetap kompetitif di pasar yang kejam.
Selain itu, perubahan tersebut juga menyebabkan nilai efisiensi menjadi lebih
tinggi (Priyono et al., 2020). Memulai perjalanan transformasi digital dapat
memberdayakan perusahaan untuk memperkuat produk inti mereka dan
memperluas jangkauan global mereka.

Transformasi digital melibatkan perubahan hubungan bisnis antara organisasi,


konsumen, pemasok, dan karyawan. Selain itu, ini mencakup perubahan perilaku
pelanggan dan kemajuan teknologi sosial. Untuk mendorong transformasi bisnis
di era digital, dimungkinkan untuk menggabungkan berbagai teknologi berbasis
internet. Misalnya, integrasi beberapa perangkat ke dalam sistem yang kompleks
(dikenal sebagai Internet of Things/IoT), pemanfaatan kecerdasan buatan untuk
meniru kecerdasan manusia, penggabungan kecerdasan buatan dan pemrosesan
sinyal melalui komputasi kognitif, penggabungan teknologi semi-robot otomatis
atau canggih, pengembangan aplikasi dan platform inovatif menggunakan
teknologi cloud, modifikasi berbagi data antar pengguna melalui blockchain, dan
peningkatan proses pengambilan keputusan melalui data besar.

8
Proses transformasi digital memberikan dampak yang signifikan terhadap
restrukturisasi model bisnis dalam suatu perusahaan. Ketika perusahaan menjalani
proses transformatif di berbagai bidang operasinya, penting untuk menilai kembali
dan mendefinisikan ulang model bisnis mereka. Hal ini terutama karena
transformasi digital sering kali membawa perubahan yang mengganggu dalam
fungsi perusahaan, sehingga memerlukan banyak penyesuaian untuk memastikan
bahwa perusahaan dapat secara efektif mempertahankan dan meningkatkan
keunggulan kompetitifnya dibandingkan para pesaingnya.

Selain itu, transformasi digital juga erat kaitannya dengan perubahan perilaku
konsumen. Preferensi dan perilaku konsumen yang terus berkembang sejalan
dengan berkembangnya strategi bisnis di berbagai industri (Putra, 2022). Perilaku
konsumen tradisional, seperti mengunjungi pasar atau toko secara fisik untuk
berbelanja, kini telah beralih ke penggunaan teknologi canggih seperti belanja
online.

Riset global Bloomberg memperkirakan bahwa pada tahun 2020, lebih dari
separuh masyarakat Indonesia kemungkinan akan terlibat dalam aktivitas e-
commerce (Liputan6.com: 2019 pukul 09.35). Oleh karena itu, adaptasi model
bisnis harus memanfaatkan manfaat yang ditawarkan oleh berbagai teknologi
yang digunakan dalam inisiatif transformasi digital. Misalnya, platform media
sosial dapat berfungsi sebagai saluran komunikasi yang lebih intim dan interaktif
antara bisnis dan konsumen.

Era digital telah membawa perubahan besar di masyarakat, khususnya di


bidang bisnis. Teknologi mempunyai dampak yang sangat besar terhadap sektor
bisnis sehingga dunia usaha kini memanfaatkannya secara strategis untuk
memaksimalkan keuntungan mereka. Transformasi digital juga digunakan sebagai
alat untuk merevolusi proses bisnis, budaya, dan aspek lainnya untuk memenuhi
permintaan pasar.

9
Dalam lanskap bisnis saat ini, perusahaan merancang strategi untuk
mengintegrasikan operasi mereka, memitigasi risiko penilaian prospektif yang
buruk, dan mengalokasikan sumber daya secara efektif ke berbagai inisiatif
digital.

Strategi bisnis jangka panjang yang didasarkan pada kinerja perusahaan


diperlukan untuk memenuhi target pasar dan memperoleh keunggulan kompetitif
di pasar global. Seiring pertumbuhan bisnis, mereka pasti dihadapkan pada risiko
yang dapat dengan cepat mempengaruhi strategi mereka. Perubahan yang cepat
dan belum pernah terjadi sebelumnya yang dibawa oleh era digital mengharuskan
para pengembang strategi bisnis untuk berkolaborasi dalam menciptakan model
dan proses bisnis baru yang meminimalkan risiko.

Perkembangan teknologi digital telah memberikan peluang bagi kaum


milenial untuk meraih kesuksesan di dunia bisnis dengan memanfaatkan
kreativitas, inovasi, dan keahlian teknologi mereka. Hal ini khususnya membantu
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta usaha kreatif yang kini
memiliki peluang lebih besar baik di pasar nasional maupun internasional karena
kemudahan akses internet.

Namun, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pengusaha milenial


adalah teknologi informasi. Meskipun demikian, permasalahan keamanan
informasi telah ditangani dan diatur melalui undang-undang khusus. Transformasi
digital telah mengubah pola perilaku konsumen secara signifikan. Konsumen kini
mengharapkan kemudahan akses informasi dan lebih memilih berbelanja online.
Perubahan perilaku konsumen ini menjadi faktor krusial bagi perusahaan untuk
menyesuaikan model bisnis yang ada. Perusahaan kini fokus membangun
kehadiran online mereka dan memanfaatkan media sosial dan pasar online untuk
mempromosikan produk dan layanan mereka.

10
D. Pentingnya penggunaan big data untuk keputusan berkelanjutan

Pada era teknologi seperti sekarang ini, hampir semua aktivitas membutuhkan
dan memanfaatkan teknologi. Kehidupan manusia tidak dapat lepas dari kehadiran
teknologi. Teknologi bisa disebut juga sebagai aspek terpenting bagi kehidupan
manusia saat ini. Dengan pesatnya perkembangan teknologi dan diikuti juga
dengan revolusi industri 4.0, maka perusahaan harus bisa memanfaatkan hal
tersebut sebagai peluang memajukan kemampuan bisnis mereka terutama dalam
hal pengambilan keputusan.

Salah satu teknologi berkembang dan sangat penting digunakan oleh


perusahaan saat ini adalah teknologi Big Data. Secara pengertian, Big Data adalah
sebuah kumpulan data yang sangat besar terdiri dari data yang terstruktur ataupun
data yang tidak terstruktur. Sumber dari Big Data biasanya muncul dari kegiatan
operasional sehari-hari perusahaan, contohnya seperti data operasional, data
transaksi, data pelanggan, data barang, data harga dan banyak lagi. Lalu, Big Data
terkenal dengan empat karakteristik utamanya, yaitu Volume (besarnya jumlah
data), Velocity (kecepatan memproses data), Variety (mampu menyimpan banyak
jenis data) dan Value (menghasilkan nilai/informasi berdasarkan verifikasi).

Kemudian, mengapa Big Data menjadi penting dan diperlukan oleh


perusahaan-perusahaan? Seperti kita ketahui, Big Data mampu menyimpan
berbagai jenis data dalam jumlah yang besar. Data telah dianggap sebagai bahan
baku penting bagi perusahaan terutama karena data mampu menghasilkan
informasi-informasi penting dan berharga bagi perusahaan itu sendiri. Semakin
besar jumlah data yang dimiliki, maka perusahaan mendapatkan informasi yang
lebih banyak dan lebih akurat. Dari hal tersebut, maka perusahaan atau
managemen dapat memanfaatkannya dalam proses pengambilan keputusan.

Penggunaan big data memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan
keputusan berkelanjutan di berbagai bidang. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa big data penting untuk keputusan berkelanjutan :

11
1. Informasi yang Mendalam

Big data memberikan akses ke volume data yang besar dan beragam. Dengan
menganalisis data dalam skala besar, organisasi dapat mendapatkan wawasan
yang lebih mendalam dan komprehensif mengenai tren, pola, dan hubungan dalam
bisnis, lingkungan, atau masyarakat.

2. Pemantauan Lingkungan dan Kinerja

Dalam konteks keberlanjutan, big data dapat digunakan untuk memantau dan
mengukur dampak lingkungan dari kegiatan bisnis. Misalnya, perusahaan dapat
menganalisis data untuk mengukur jejak karbon, mengelola limbah, atau
memantau penggunaan sumber daya.

3. Prediksi dan Peramalan

Dengan menggunakan big data analytics, organisasi dapat membuat model


prediksi untuk mengidentifikasi tren masa depan. Ini membantu dalam
perencanaan berkelanjutan dengan memungkinkan pengambilan keputusan yang
lebih baik berdasarkan proyeksi masa depan.

4. Peningkatan Responsibilitas Sosial

Dengan menggunakan big data, organisasi dapat lebih mudah melacak dan
mengelola keterlibatan sosial dan tanggung jawab perusahaan. Ini menciptakan
kejelasan dalam pelaporan keberlanjutan dan memungkinkan organisasi untuk
memonitor dan meningkatkan dampak positif mereka pada masyarakat.

5. Inovasi Berkelanjutan

Big data dapat mendukung inovasi berkelanjutan dengan membantu


organisasi untuk mengidentifikasi peluang baru, mengembangkan produk atau
layanan yang ramah lingkungan, dan merespons dengan cepat terhadap perubahan
pasar atau kebutuhan pelanggan.

12
Dengan demikian, penggunaan big data tidak hanya membantu organisasi
untuk mengoptimalkan kinerja operasional mereka, tetapi juga memberikan
kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Integrasi big data dalam pengambilan keputusan dapat membantu mencapai tujuan
berkelanjutan dengan cara yang lebih efektif dan efisien.

E. Sistem pengendalian manajemen dapat meningkatkan transparansi


dan pelaporan kepada stakeholders

Sistem pengendalian manajemen (SPM) berperan penting dalam mengatur


operasi, mengawasi kinerja, dan mencapai tujuan organisasi dalam konteks
perusahaan. Namun, SPM sering menghadapi beberapa masalah, seperti
kurangnya transparansi, kelemahan akuntabilitas, kebijakan yang tidak jelas, dan
pengendalian risiko yang lemah. Masalah-masalah ini dapat menghambat
efektivitas SPM dan berdampak negatif pada kinerja perusahaan. Penelitian terkait
pengendalian manajemen telah menunjukkan bahwa sistem pengendalian yang
kuat penting untuk mencapai tujuan organisasi (Anthony et al. 2012).

Sistem pengendalian manajemen (Management Control System/MCS)


memiliki peran krusial dalam meningkatkan transparansi dan pelaporan kepada
stakeholders. Berikut beberapa cara di mana sistem pengendalian manajemen
dapat berkontribusi dalam hal tersebut :

1. Definisi Tujuan dan Indikator Kinerja

MCS membantu organisasi mendefinisikan tujuan bisnis yang jelas dan


mengidentifikasi indikator kinerja kunci (Key Performance Indicators/KPIs) yang
relevan. Dengan demikian, stakeholders memiliki pemahaman yang lebih baik
tentang apa yang dikejar oleh organisasi dan bagaimana keberhasilan diukur.

13
2. Pengukuran dan Monitoring Kinerja

Sistem pengendalian manajemen memungkinkan pengukuran dan


pemantauan kinerja secara berkala. Dengan adanya data yang terukur,
stakeholders dapat melihat sejauh mana organisasi mencapai tujuan mereka, serta
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.

3. Pelaporan Berkala dan Tepat Waktu

MCS memfasilitasi proses pelaporan berkala yang dapat disampaikan kepada


stakeholders. Pelaporan ini mencakup informasi tentang pencapaian tujuan,
perbandingan dengan target, serta analisis kinerja secara menyeluruh. Kecepatan
dan ketepatan waktu pelaporan juga meningkatkan transparansi.

Sistem pengendalian manajemen mencakup mekanisme audit internal yang


membantu memastikan bahwa proses dan keputusan di dalam organisasi sesuai
dengan standar dan kebijakan yang telah ditetapkan. Hasil audit dapat
disampaikan kepada stakeholders untuk menunjukkan tingkat kepatuhan dan
kualitas operasional. MCS juga membantu dalam mengidentifikasi, mengukur,
dan mengelola risiko. Informasi mengenai risiko-risiko yang dihadapi organisasi
dapat disampaikan kepada stakeholders, sehingga mereka memiliki pemahaman
yang lebih baik tentang lingkungan bisnis dan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kinerja.

Dengan mengintegrasikan prinsip akuntabilitas dalam sistem pengendalian


manajemen, organisasi dapat menunjukkan bahwa mereka bertanggung jawab
terhadap tindakan dan keputusan mereka. Hal ini meningkatkan tingkat
kepercayaan dari stakeholders terhadap organisasi. MCS dapat mendukung
keterlibatan stakeholders dalam proses pengambilan keputusan. Melibatkan
mereka dalam penetapan tujuan, pengembangan KPIs, atau evaluasi kinerja dapat
meningkatkan transparansi dan memberikan rasa kepemilikan kepada
stakeholders.

14
Sistem pengendalian manajemen dapat memastikan bahwa organisasi
beroperasi sesuai dengan standar etika dan hukum. Informasi tentang kepatuhan
dapat disampaikan kepada stakeholders untuk membangun kepercayaan.

Dengan implementasi yang tepat, sistem pengendalian manajemen dapat


membentuk dasar yang kuat untuk meningkatkan transparansi dan pelaporan
kepada stakeholders, memberikan gambaran yang lebih lengkap dan akurat
tentang kinerja organisasi serta kebijakan yang diterapkan.

15
BAB III

PENUTUP
Perubahan global, terutama di teknologi informasi, kecerdasan buatan,
energi, dan konektivitas global, telah mengubah kehidupan dan organisasi.
Dampak positifnya termasuk efisiensi operasional, akurasi informasi, kecepatan
pengambilan keputusan, dan fleksibilitas manajerial. Teknologi informasi (TI) dan
kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) kunci dalam mengubah sistem
pengendalian manajemen, meningkatkan efisiensi, akurasi, dan transformasi
digital organisasi. Digitalisasi dapat meningkatkan kinerja, ketepatan keputusan,
dan adaptabilitas terhadap perubahan. Big data juga berperan penting, membantu
organisasi memanfaatkan data besar untuk wawasan mendalam, pemantauan
lingkungan, prediksi, dan tanggung jawab sosial.

Sistem pengendalian manajemen memberikan transparansi dan pelaporan


kepada stakeholders melalui tujuan, pengukuran kinerja, pelaporan berkala, audit
internal, manajemen risiko, dan akuntabilitas. Keterlibatan stakeholders dan
implementasi etika dan hukum meningkatkan kepercayaan. Integrasi teknologi,
big data, dan sistem pengendalian manajemen memungkinkan organisasi
memaksimalkan efisiensi, responsibilitas terhadap perubahan, keberlanjutan, dan
transparansi operasional serta pelaporan kepada stakeholders.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Andris. 2021. “Hubungan Antara Sisetm Informasi Akuntansi Dan


pengendalian Internal”. Penerbit Unikom

Agarwal, S., Erramili, K., D., and Chekitan, S. 2003. Market Oriented and
Performance in Service Firms: Role of Innovation. Journal of Services
Marketing, Vol. 17. No. 1, pp. 68-82.

Anthony, R., and Govindarajan V. 2004. Management Control Systems.


Homewood, IL: Irwin/McGraw-Hill.

Byars and Rue, 2000. Human Resource Management : A Practical Approach,


Harcourt Brace, New York

Cahyono, Dwi et.al., 2007, Pengaruh Moderasi Sistem Pengendalian Manajemen


Dan Inovasi Terhadap Kinerja (Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur di Indonesia), Simposium Nasional Akuntansi X, Unhas
Makassar.

Kaplan, R. S., and Norton, D. P. 1996. The Balance Scorecard: Translating


Strategy into Action. Boston, Ma: Harvard Business School Press.

Milgrom, P., and Roberts, J. 1995. Complementaritiesand Fit:Strategy,


Structureand OrganizationalChangein Manufacturing.JournalofAccounting
and Economics, Vol. 19, No. 2, pp. 179-208.

Mulyadi. 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi 3


Jakarta: Salemba Empat.

Orlikowski, W. dan Gash, D. (1992), Changing Frames: Understanding


Technological Change in Orgaizations, Massachusett Institute of
Technology, Massachusetts.

17
Priyono, Anjar, Abdul Moin, and Vera Nur Aini Oktaviani Putri. 2020.
Identifying Digital Transformation Paths In The Business Model of SMEs
During The Covid-19 Pandemic. Journal of Open Innovation: Technology,
Market, and Complexity 6(4): 1– 22.

Putra, T. W. A., Solechan, A., & Hartono, B. (2023). Transformasi Digital


Pada UMKM Dalam Meningkatkan Daya Saing Pasar.Jurnal
Informatika Upgris,9(1).

18

Anda mungkin juga menyukai