Anda di halaman 1dari 51

PENGARUH KECANGGIHAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERHADAP

KINERJA PEGAWAI KANTOR DESA TALAGO SARIAK

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh :

SYAHRI FATMA
1910612014021

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATRA BARAT

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................1

1.2 Tujuan Penelitian.................................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 2

1.5 sistematika penulisan .......................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Kinerja.................................................................................................4

2.2 Kecanggihan Teknologi Informasi......................................................4

2.3 Sistem Informasi Manajemen..............................................................5

2.4 Kajian Terdahulu.................................................................................8

2.5 Kerangka Konseptual...................................................................................11

2.6 Hipotesis......................................................................................................17

BAB III PENUTUP

3.1 Objek Dan Lokasi Penelitian..............................................................23

3.2 Populasi Dan Sampel..........................................................................23

3.3 Jenis Data............................................................................................23

3.4 Teknik Pengumpulan Data.................................................................23

3.5 Definisi Operasional Dan Pengkuran Variabel...................................23


3.6 Uji Instrumen Penelitian.....................................................................23

3.7 ............................................................................................................23

4 Kesimpulan...............................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dan kecanggihan teknologi informasi pada masa ini terus

mengalami kemajuan seiring dengan perkembangan sistem informasi berbasis

teknologi pula.perkembangannya teknologi informasi akan mempermudah kinerja

dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan

akurat sehingga akhirnya akan meningkatkan produktifitas suatu organisasi atau

individu. Teknologi informasi terus berkembang salah satu hasil pengembangan

teknologi informasi yang banyak dimanfaatkan oleh organisasi untuk menjalakan

kegiatan operasionalnya adalah sistem informasi. Teknologi informasi adalah

perpaduan antara beberapa teknologi berbasis komputer dan telekomunikasi,

seperti perangkat keras, perangkat lunak, teknologi jaringan, database dan

peralatan telekomunikasi lainnya(Gunawan dan Tenaya, 2017). Teknologi

informasi biasa dikatakan sebagai penunjang penerapan sistem informasi dan

berpengaruh juga terhadap kinerja individu.

Kemajuan teknologi informasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya

secara luas membuka peluang bagi pengaksesan, pengolahan dan pendayagunaan

teknologi informasi untuk meningkatkan kemampuan mengelolah, menyalurkan,

dan mendistribusikan informasi dan pelayanan publik. Melalui proses tersebut,

pemerintah dapat mengoptimalkan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi

untuk mengeliminasi sekat-sekat organisasi dan birokrasi, serta membentuk


jaringan sistem manajemen dan proses kerja yang memungkinkan instansi-instansi

pemerintah bekerja secara terpadu untuk menyederhanakan akses-akses kesemua

informasi dan layanan publik yang harus disediakan oleh pemerintah.

Sistem informasi memainkan peran yang sangat besar dan berpengaruh

didalam organisasi karena semakin tingginya kemampuan teknologi komputer dan

telah menghasilkan jaringan komunikasi yang kuat, yang dapat digunakan

organisasi untuk melakukan akses informasi dengan cepat dengan berbagai

penjuru dunia serta untuk mengendalikan aktivitas yang tidak terbatas pada ruang

dan waktu. Jaringan-jaringan ini telah mentransformasikan ketajaman dan bentuk

aktivitas organisasi, menciptakan pondasi untuk memasuki era digital.

Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak sangat mempengaruhi

kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen. Dulu, pihak

manajemen masih diliputi oleh pertanyaan apakah sistem informasi itu berguna

atau hanya merupakan pemborosan. Namun saat ini pihak manajemen diIndonesia

sudah banyak yang tahu bahwa sistem informasi manajemen sangat besar

manfaatnya bagi peningkatan organisasi, tidak seperti perkembangan sistem

informasi manajemen di Indonesia. Perusahaan ataupun instansi pemerintahan

yang tidak mengikuti perkembangan teknologi informasi pada dewasa ini tidak

akan unggul didalam persaingan. Ukuran pengunaan sistem berhubungan erat

dengan pendekatan kepuasan pemakai. Banyak peneliti mengakui bahwa

kepuasan memakai sistem informasi merupakan indikator yang penting dalam

menentukankeberhasilan dalam mendesain dan mengimplementasikan sistem

informasi manajemen. Penggunaan sistem informasi manajemen dapat


memberikan kontribusi pada kinerja pemakai dalam mengambil keputusan.

Demikian halnya dengan kehidupan manusia yang tidak luput dari aktivitas-

aktivitas kerja keseharian dan tidak terlepas dari kebutuhan akan informasi.

Berdasarkan keterangan di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian

untuk mengetahui sejauh mana: “Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi

Dan Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai

Kantor Desa Talago Sariak ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat di rumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi Terhadap

Kinerja Pegawai Kantor Desa Talago Sariak?

2. Bagamana Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap

Kinerja Pegawai Kantor Desa Talago Sariak?

3. Bagaimana Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi Dan Penerapan

Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Kantor Desa Talago

Sariak?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian sebagai

berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi Terhadap

Kinerja Pegawai Kantor Desa Talago Sariak.

2. Untuk Mengetahui Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen

Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Desa Talago Sariak.

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Kecanggihan Teknologi Informasi Dan

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Pegawai

Kantor Desa Talago Sariak

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan keilmuan dan

penerapan ilmu yang telah di peroleh peneliti selama perkuliahan.

2. Bagi Instansi

Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan bagi instansi

tentang efektifnya pelaksanaan kerja dengan pemenfaatan sistem informasi

manajemen yang efektif.

3. Bagi Akademis

Sebagai bahan referensi untuk pengembangan selanjutnya dan sebagai

bahan masukan bagi peneliti yang tertarik mengangkat permasalahan yang

sama.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan
Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Literatur

Bab ini membahas tentang Kajian Teori, Kerangka Penelitian, Tinjauan

Penelitian Terdahulu, dan Hipotesis.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang desain penelitian, populasi dan sampel

penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan

operasionalisasi variabel, dan metode analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini berisi mengenai pembahasan dari hasil penelitian. Pembahasan

penelitian ini berdasarkan pengolahaan data dilakukan yang terdiri dari uraian

mengenai gambaran umum dari hasil yang telah diteliti dan dianalisis mengenai

pengaruh environmental awereness, attitude dan green product terhadap keputusan

pembelian prosuk Tupperware.

BAB V Penutup

Bab ini berisi mengenai kesimpulan-kesimpulan yang didapat dari hasil

penelitian dan berisi saran-saran dengan permasalahan yang diteliti.


BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS

2.1 Kinerja

1. Pengertian.

Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan

kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu

instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi serta mengetahui

dampak positif dan negatif suatu kebijakan operasional yang diambil. Dengan

adanya informasi mengenai kinerja suatu instansi pemerintah, akan dapat diambil

tindakan yang diperlukan seperti koreksi atas kebijakan, meluruskan kegiatan-

kegiatan utama, dan tugas pokok instansi, bahan untuk perencanaan, menentukan

tingkat keberhasilan instansi untuk memutuskan suatu tindakan, dan lain lain

(Mahmudi 2015).

Menurut McNeese-Smith (dalam Darwito, 2012), Kinerja

didefinisikan sebagai kontribusi terhadap hasil akhir organisasi dalam kaitannya

dengan sumber yang dihabiskan dan harus diukur dengan indikator kualitatif dan

kuantitatif. Maka pengembangan instrumen dilakukan untuk menilai persepsi

pekerjaan akan kinerja diri mereka sendiri dalam kaitannya dengan item-item

seperti output, pencapaian tujuan, pemenuhan deadline, penggunaan jam kerja dan

ijin sakit (Moenir 2013).

Menurut Rue dan Byars yang disunting Keban (2014) mengemukakan

bahwa kinerja dapat didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau the degree of

accomplishment tingkat pencapaian organisasi. Selanjutnya, hasil kerja seseorang


dapat dinilai dengan standar yang telah ditentukan, sehingga akan dapat diketahui

sejauh mana tingkat kinerjanya dengan membandingkan antara hasil yang dicapai

dengan standar yang ada.

Sementara itu kinerja menurut Fathoni (2011) Kinerja merupakan hasil

kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam

rangka upaya mencapai tujuan berkaitan kuat terhadap tujuan tujuan strategik

organisasi.

2. Pengukuran Kinerja

Pernama (2014), mengatakan bahwa cakupan dan cara mengukur indikator

kinerja sangat menentukan apakah suatu lembaga publik dapat dikatakan berhasil

atau tidak berhasil kinerjanya. Lebih lanjut Keban ( 2014 ) menjelaskan bahwa

ketepatan pengukuran seperti cara atau metode pengumpulan data untuk

mengukur kinerja juga sangat menentukan penilaian akhir kinerja.

Definisi pengukuran kinerja juga telah dikemukan oleh beberapa ahli

seperti Mahmudi (2015), mengatakan bahwa : pengukuran kinerja merupakan

suatu proses penilaian pekerjaan terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang

telah ditentukan, termasuk informasi mengenai efisiensi penggunaan sumber daya

dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa, perbandingan hasil

kerja kegiatan dengan target dan efektifitas tindakan dalam mencapai tujuan”

Dalam hal ini, Mahmudi (2015) menjelaskan bahwa dalam pengukuran kinerja

perlu ditentukan apakah yang menjadi tujuan penilaian tersebut, apakah

pengukuran kinerja tersebut untuk menilai hasil kerja (performance outcomes)


ataukah menilai perilaku personal (personality). Oleh karena itu pengukuran

kinerja minimal mencakup tiga variabel yang harus menjadi pertimbangan yaitu,

perilaku (proses), output (produk langsung suatu program) dan outcomes

(dampak program).

Definisi-definisi pengukuran kinerja yang telah dikemukakan tersebut

menggambarkan dengan jelas bahwa yang dimaksud dengan pengukuran kinerja

yaitu sebuah proses kegiatan penilaian terhadap kinerja dengan variabel tertentu

yang sesuai dengan faktor-faktor yang membentuk kinerja tersebut untuk melihat

apakah tujuan dari lembaga/instansi tersebut telah tercapai dengan baik atau

belum. Tentunya pegawai sebagai pelaku utama dalam menjalankan kegiatan

lembaga/instansi tersebut perlu juga dilakukan penilaian terhadap kinerjanya. Hal

ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Dharma (2015), bahwa

penilaian/pengukuran kinerja pegawai merupakan suatu kegiatan yang amat

penting karena dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan pegawai dalam

menunjang keberhasilan lembaga dalam mencapai misi sebuah lembaga.

Keban (2014) juga mengatakan bahwa pengukuran kinerja pegawai

merupakan upaya sistimatis untuk membandingkan apa yang dicapai seseorang

dibandingkan dengan standar yang ada, dengan tujuan untuk mendorong kinerja

seseorang agar dapat berada di atas rata-rata. Begitu luasnya dampak yang akan

diperoleh dari dilakukannya penilaian terhadap kinerja pegawai, dan ini tentunya

menganjurkan kepada setiap lembaga atau organisasi pemerintah untuk

melakukan penilaian terhadap kinerja pegawainya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja Pegawai


Menurut Keban (2014) di Indonesia masih selalu dikaitkan dengan

pelaksanaan pekerjaan (sebagaimana yang tercantum dalam surat Edaran BKN

Nomor 02/SE/1980, tertanggal 11 Pebruari 1980) yang lebih menekankan

penilaian kinerja pada 7 unsur yaitu kesetiaan, prestasi, ketaatan, tangung jawab,

kejujuran, kerjasama dan prakarsa.

Menurut Swanson (dalam Keban, 2014) mengemukakan bahwa: kinerja

pegawai secara individu dapat dilihat dari apakah misi dan tujuan pegawai sesuai

dengan misi lembaga, apakah pegawai menghadapi hambatan dalam bekerja dan

mencapai hasil, apakah pegawai mempunyai kemampuan mental, fisik, emosi

dalam bekerja, dan apakah mereka memiliki motivasi yang tinggi, pengetahuan,

ketrampilan dan pengalaman dalam bekerja Sedangkan menurut Schuler dan

Dowling (dalam Keban, 2000:195) kinerja seorang pegawai/ karyawan dapat

dilihat dari: (1)kuantitas kerja, (2) kualitas kerja, (3) kerjasama, (4) pengetahuan

tentang kerja, (5) kemandirian kerja, (6) kehadiran dan ketepatan waktu, (7)

pengetahuan tentang kebijakan dan tujuan organisasi, (8) inisiatif dan

penyampaian ide-ide yang sehat, (9) kemampuan supervisi dan teknik”.

Lebih lanjut Schuler dan Dowling (dalam Yazid, 2010), menjelaskan

indikator pengukuran diatas tergolong penilaian umum yang dapat digunakan

kepada setiap pegawai kecuali kemampuan melakukan supervisi. Manurut

Dharma (2015), menyatakan bahwa indikator yang digunakan untuk melakukan

pengukuran terhadap kinerja pegawai adalah (1) pemahaman pengetahuan, (2)

keahlian, (3) kepegawaian, (4) perilaku yang diperlukan untuk melaksanakan

suatu pekerjaan dengan baik.

4. Indikator Kinerja
Menurut Mangkunegara unsur-unsur yang dinilai dari kinerja seseorang

karyawan adalah sebagai berikut:

a. Kualitas. Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan

mengerjakan apa yang seharusnya dikerjakan.

b. Kuantitas. Kuantitas kerja adalah seberapa seorang pegawai bekerja

dalam satu harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan

kerja setiap pegawai itu masing-masing.

c. Pelaksanaan tugas. Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan

mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan

dan dapat berkerja secara sendiri atau bekerjasama dengan karyawan yang

lain.

d. Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban

karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

Sedangkan menurut Bernadin dan Russel menyebutkan terdapat enam

kriteria untuk mengukur kinerja seorang karyawan, yaitu:

a. Quality. Merupakan kemampuan menghasilkan sesuai dengan kualitas

standar yang ditetapkan perusahaan.

b. Quantity. Merupakan kemampaun menghasilkan seuai dengan standar

yang ditetapkan perusahaan.

c. Timeleness. Merupakan suatu kegiatan yang diselesaikan pada waktu

yang dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain serta

waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.

d. Cost of effectiveneess. Merupakan tingkat penerapan sumber daya

manusia, keuangan, teknologi, dan material yang mampu dioptimalkan.


e. Need of supervision. Merupakan tingkatan seorang karyawan untuk

bekerja dengan teliti tanpa adanya pengawasan ketat dari supervisor.

f. Interpersonal input. Merupakan tingkatan seorang karyawan dalam

pemeliharaan harga diri, nama baik dan kerjasama diantara rekan kerja

dan bawahan.

2.2 Kecanggihan Teknologi Informasi

1. Pengertian Teknologi Informasi

Teknologi merupakan sebuah bentuk perubahan yang dapat membantu

kinerja sebuah perusahaan untuk mencapai tujuannya.. Teknologi informasi saat

ini merupakan suatu kebutuhan bagi organisasi dalam membantu kinerja

organisasi dan individu.

Menurut Ishak (2008) dalam Febriyanti (2018) teknologi informasi adalah

hasil buatan manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke

penerima sehingga penerimaan informasi akan lebih luas, lebih cepat penyebaran-

nya, dan lebih lama penyampaiannya. Sedangkan menurut Febriyanti (2018)

teknologi informasi merupakan suatu tata cara atau sistem yang digunakan untuk

membantu menyimpan informasi, memproses, dan kemudian menyampaikan atau

mengkomunikasikan informasi tersebut dalam bentuk multimedia yang disalurkan

melalui bantuan komputer. Menurut Astuti (2019) teknologi informasi adalah

gabungan dari teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang digunakan

untuk memproses suatu informasi yang bersifat finansial maupun non finansial.

Dari penjelasan diatas peneliti menyimpulkan teknologi informasi merupakan sebuah

sarana atau alat yang dapat membantu dan meningkatkan kinerja dalam suatu

perusahaan.
2.4.1.1 Peranan Teknologi Informasi

Teknologi informasi saat ini telah menjadi fasilitator utama bagi aktivitas

bisnis, dan memberikan kontribusi besar terhadap perubahan-perubahan yang

mendasar pada operasi, stuktur, dan manajemen operasional. Berkat teknologi ini,

berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia.

Menurut Kadir (2003) secara garis besar, teknologi informasi dapat

berperan sebagai berikut :

1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam hal ini

teknologi informasi dapat melakukan suatu tugas secara otomatis.

Misalnya sistem akuntansi menggunakan MYOB.

2. Teknologi memperkuat manusia, yaitu dengan menyajikan informasi

terhadap suatu tugas atau proses.

3. Teknologi informasi berperan dalam mengintruksi terhadap peran

manusia. Dalam hal ini teknologi informasi berperan dalam melakukan

perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.

4. Teknologi Informasi berpengaruh dalam proses pengembangan strategi

pemasaran karena memberikan lebih banyak informasi ke manajer melalui

pemakaian sistem pengambilan keputusan.

5. Teknologi informasi memiliki kemamapuan untuk memberikan informasi

dari berbagai bagian yang berbeda dalam organisasi dan menyediakan

banyak informasi ke manajer.


Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi

berperan untuk mempermudah pekerjaan manusia sehingga akan meningkatkan

kinerja secara efektif dan efisien. Dengan adanya bantuan teknologi maka akan

mempermudah kegiatan serta akan meningkatkan ke akuratan infoemasi tersebut.

2. Indikator Kecanggihan Teknologi

Dalam penelitian Rusmiati (2019) indikator kecanggihan teknologi

informasi yang digunakan antara lain:

1. Perangkat keras (hardware)

informasi akuntansi harus menggunakan prangkat keras (hardware) yang

sesuai dan selaras dengan yang dibutuhkan sistem informasi akuntansi

yang diterapkan sesuai dengan kemampuan perusahaan. Melalui perangkat

keras semua pegawai menggunakan peralatan teknologi informasi seperti

computer atau laptop yang memadai untuk memperoleh informasi yang

berkualitas baik.

2. Perangkat lunak (software)

3. Software merupakan sekumpulan dari berbagai program yang digunakan

untuk menjalankan aplikasi tertentu pada komputer. Melalui software atau

perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah.

4. Manusia (brainware)

5. Brainware atau sumber daya manusia dalam sistem informasi akuntansi

merupakan sumber daya yang terlihat dalam menjalankan sistem informasi

akuntansi, dan memanfaatkan informasi yang dihasilkan oleh sistem

informasi tersebut.
2.3 Sistem Informasi Manajemen

1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kumpulan kesatuan dan

perangkat yang mempunyai hubungan satu sama lain. Sedangkan menurut

Sutanta, sistem merupakan sekumpulan hal atau kegiatan atau elemen atau sub

sistem yang saling bekerjasama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu

sehingga membentuk satu kesatuan untuk melakukan suatu fungsi guna mencapai

tujuan.

Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan dan

beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran dan maksud. Bagian-bagian

tersebut dinamakan subsistem yang merupakan kompleksitas tersendiri, akan

tetapi beroperasi secara harmonis dengan sub sistem yang lain pula, jadi pada

dasar nya setiap sistem terdiri dari sejumlah subsistem. Sedangkan subsistem

dapat dibagi lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil pula yang namanya sub

sistem-sub sitem. Di dalam pengambilan keputusan seorang manajer tidak akan

lepas dari sistem, sebab sebuah sistem akan membantu kita menghilangkan

keraguan dan menetapkan ke arah mana kita melangkah, jadi dengan adanya

sebuah sistem, seorang manajer akan mempunyai pedoman yang pasti dalam

pengambilan keputusan Suatu sistem tentunya memiliki karakteristik, adapun

karakteristik dari sistem adalah sebagai berikut:

a. Komponen sistem, Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen

(components) yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama

membentuk satu kesatuan.


b. Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.

c. Lingkungan luar sistem (environment) adalah apapun di luar batas sistem

yang mempengaruhi operasi sistem.

d. Penghubung sistem (interface) merupakan media penghubung antara satu

subsistem dengan subsistem yang lainnya.

e. Masukan sistem (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan

masukan sinyal (signal input).

f. Keluaran sistem (output) adalah hasil energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

g. Pengolah sistem, suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengola

yang akan merubah masukan menjadi keluaran.

h. Sasaran sistem, sasaran sistem sangat menentukan sekali masukan yang

dibutuhkan system dan keluaran yang dihasilkan sistem. Sistem dikatakan

berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

Sehingga secara umum model suatu sistem terdiri dari masukan (input),

pengolahan (proses), dan keluaran (output). Sehingga jika digambarkan dapat

dilihat pada gambar di bawah ini:

Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang diproses ke dalam suatu

bentuk yang mempunyai arti bagi yang menerima dan memiliki nilai nyata yang

dibutuhkan untuk proses pengambilan keputusan saat ini maupun saat yang akan

datang. Informasi dapat memperkaya penyajian dan mengungkapkan sesuatu yang


penerimanya tidak tahu. Disamping itu informasi juga dapat mengurangi

ketidakpastian serta mempunyai nilai dalam keputusan karena dengan adanya

informasi kita dapat memilih tindakan-tindakan dengan resiko yang paling kecil.

Informasi terekam yang tersimpan dalam beragam media, sedalam atau bahkan

sesulit apa pun cara penciptaannya, adalah benda mati yang tidak mempunyai

manfaat apa-apa jika tidak diberdayakan, ia bisa berguna jika dimanfaatkan.

Untuk menggunakannya diperlukan teknik dan syarat-syarat tertentu, sedangkan

pola penggunaanya pun dilakukan aturan main yang tertentu pula.

Untuk menghasilkan kebijaksanaan dan keputusan yang baik diperlukan

pengolahan data menjadi informasi yang relevan dengan masalah perusahaan yang

sedang dihadapi. Dengan demikian data merupakan bahan mentah yang harus

diproses terlebih dahulu baru kemudian berdaya guna. Data tidak akan bercerita

tentang suatu persoalan apabila tidak diolah terlebih dahulu, sedangkan informasi

itu sendiri merupakan data yang telah diproses untuk mengurangi sifat

ketidakpastian tentang situasi yang berguna bagi pengambilan keputusan yang

tepat.

Kualitas dari informasi (Quality Of Information) sangat tergantung

dari tiga point, yaitu :

1. Akurat (accurate) artinya informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan

dan tidak menyesatkan sehingga hasil dari informasi dapat digunakan

sebagai acuan bagi pengguna informasi untuk mengambil keputusan.

2. Relevan (Relevance) informasi yang disampaikan harus mempunyai

keterkaitan dengan masalah yang akan dibahas dengan informasi tersebut,

informasi harus bermanfaat bagi pemakainya.


3. Tepat waktu (Time Liness) informasi yang datang pada penerima tidak

boleh terlambat. Didalam pengambilan keputusan, informasi yang sudah

usang tidak lagi bernilai. Bila informasi datang terlambat sehingga

pengambilan keputusan terlambat dilakukan, hal itu dapat berakibat fatal

bagi pengambil keputusan.

Menurut Dr. Hadari Nawawi manajemen merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh manajer dalam memanage organisasi, lembaga, maupun

perusahaan. Luther Gulick memberikan definisi manajemen sebagai suatu cabang

ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan

bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem

kerja sama ini lebih baik dan bermanfaat bagi manusia. Sedangkan menurut

Stoner manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan usaha-usaha para anggota-anggota organisasi dan penggunaan

sumberdaya-sumberdaya organisasi agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.

Jika definisi tentang manajemen disimak dengan cermat, akan terlihat

paling sedikit empat elemen yang sangat penting. Pertama : Manajemen

mengandung berbagai kiat yang sifatnya situasional. Artinya, meskipun benar

terdapat prinsip-prinsip manajemen yang bersifat universal, penerapannya harus

selalu memperhitungkan faktor situasi, kondisi, ruang, dan waktu. Kedua

:Manajemen berorientasi pada hasil optimal untuk tidak mengatakan hasil yang

maksimal. Optimalisasi hasil yang dicapai menuntut penyelenggaraan kegiatan

operasional dalam organisasi didasarkan pada prinsip, atau paling sedikit

pendekatan, efisiensi, dan efektifitas kerja. Ketiga : kelompok orang yang


menduduki berbagai jabatan manajerial hanya akan memperoleh hasil kerja

dengan dan melalui orang-orang lain yang menjadi bawahan mereka yang

tanggung jawab utamanya ialah menyelenggarakan kegiatan operasional. Para

manajer tidak akan mencapai hasil apa-apa tanpa terselenggaranya kegiatan

operasional. Keempat : Sampai tingkat yang paling bawah sekalipun, seluruh

kegiatan operasional harus secara langsung tertuju pada manajemen dan

mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi berdasarkan strategi yang

telah ditetapkan sebelumnya.

Manajemen memiliki beberapa fungsi, adapun fungsi dasar manajemen,

adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan (planning)

Perencanaan yang matang sangat menentukan efisiensi dan efektifitas organisasi

dalam mencapai tujuannya. Widjaya menguraikan bahwa perencanaan adalah

langkah-langkah apa (terkait dengan penentuan tujuan) yang akan dilakukan,

mengapa (berkaitan dengan alasan atau motif perlunya kegiatan itu) bagaimana

(terkait dengan prosedur kerja sasaran dan biaya) melakukannya, bilamana (terkait

dengan pelaksanaan kegiatan, penahapan kegiatan sampai dengan selesai), siapa

(terkait dengan orang-orang yang turut terlibat dalam pelaksanaan kegiatan),

penilaian (berkaitan dengan kegiatan yang sedang dan telah selesai dilakukan),

dan faktor pendukung dan penghambat (terkait dengan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pelaksanaan dan kegiatan) untuk maksud penyesuaian dan peruba-

han rencana. Yang akan melakukannya agar tujuan dapattercapai seefektif dan

seefesien mungkin.

b) Pengorganisasian (organizing)
Manullang berpendapat bahwa pegorganisasian adalah penglompokan

aktivitas yang akan dilakukan atau pendistribusian tugas dan fungsi kepada setiap

individu yang ada dalam organisasi. Disamping itu, pengorganisasian juga

dimaksudkan untuk menentukan dan menetapkan kedudukan serta sifat hubungan

antar masing-masing unit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pengorganisasian adalah seluruh aktivitas manajemen yang diimplementasikan

dalam bentuk pembagian tugas, fungsi, wewenang, dan tanggungjawab setiap

orang dalam organisasi. Hal ini dimaksudkan agar dapat mewujudkan aktivitas

untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif, efisien, dan rasional.

c) Pengarahan (actuating)

Actuating dimaksudkan agar sumber daya manusia dalam organisasi mau

dan suka melakukan dan menyelesaikan pekerjaan untuk mencapai tujuan organi-

sasi. Oleh sebab itu actuating juga diorientasikan agar setiap individu dalam

organisasi diharapkan bersedia melaksanakan dan menyelesaikan tugasmereka

masing-masing.

d) Pengawasan (controling)

Sebagai salah satu dimensi fungsi manjemen, controling dimaksudkan

untuk melaksanakan penilaian dan koreksi terhadap proses pekerjaan yang sedang

berlangsung.

Menurut Tata Sutabri, sistem informasi manajemen adalah proses

komunikasi dimana masukan (input) direkam, disimpan, dan diproses untuk

menghasilkan output yang berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian,

dan pengawasan

Menurut Gordon B. davis, sistem informasi manajemen adalah sistem


informasi manusia/mesin yang terpadukan untuk menyajikan informasi guna

mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu

organisasi

Dan terakhir menurut Loudon, menyatakan bahwa Sistem Informasi

Manajemen (SIM) didefinisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem

informasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk

menyediakan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam

kegiatan perencanaan dan pengendalian. Dari beberapa defenisi di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem

untuk menyajikan informasi yang diambil dari data yang diolah dan diproses guna

mendukung kegiatan operasional, manajemen, dan pengambilan keputusan oleh

manajer dalam sebuah organisasi.

2. Fungsi, Ruang Lingkup dan Tahapan-Tahapan Sistem Informasi

Manajemen (SIM).

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna

bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan

informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk

masing-masing tingkat manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.

Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa

tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya

organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan

manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-

keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan

kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan


pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat

bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.

2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan

sistem informasi secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung

sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari

sistem informasi dan teknologi baru.

7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan

pemeliharaan sistem.

8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah

transaksitransaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan

sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka.

9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah

dan membuat berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan

persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang

yang tersedia.

11. SIM untuk pendukung pengambilan keputusan sebuah sistem keputusan,

yaitu model dari sistem dimana keputusan diambil, dapat tertutup atau
terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap bahwa keputusan

dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan.

Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata pembentuknya,

yaitu “Sistem”, “Informasi”, dan “Manajemen”. Sistem merupakan elemen yang

saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha

mencapai suatu tujuan. Di dalam perusahaan, yang dimaksud elemen dari sistem

adalah departemen-departemen internal, seperti persediaan barang mentah,

produksi, persediaan barang jadi, promosi, penjualan, keuangan, personalia, serta

pihak eksternal seperti supplier dan konsumen yang saling terkait satu sama lain

dan membentuk satu kesatuan usaha.

Informasi adalah hasil pemprosesan data yang diperoleh dari setiap elemen

sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupakan

pengetahuan yang relevan yang dibutuhkan oleh orang untuk menambah

pemahamannya terhadap fakta-fakta yang ada. Informasi bagi setiap elemen akan

berbeda satu sama lain sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

Manajemen terdiri dari proses atau kegiatan yang dilakukan oleh pengelola

seperti merencanakan (menetapkan strategi, tujuan dan arah tindakan),

mengorganisasikan, memprakarsai, mengkoordinir dan mengendalikan operasi

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut beberapa komponen sistem informasi manajemen menurut F.F

Land dan M. Kennedy-McGregor:

a. Sistem informal yang meliputi sistem diskursus dan interaksi antara

individu dan kelompok kerja didalam organisasi. Karakteristik yang

menonjol dalam situasi ini adalah perlunya memperhitungkan sifatsifat


politik dan budaya dalam organisasi yang termanifestasi dalam negosiasi

dan tawar-menawar.

b. Sistem formal meliputi sistem aturan, batasan-batasan organisasi dan

batasan-batasan wewenang.

Hal ini biasanya diorganisasikan secara hirarkis yang meliputi tidak hanya

aturan organisasi tetapi juga metode-metode kerja yang dikaitkan dengan

berbagai macam profesi yang berada dalam organisasi.

c. Sistem komputer formal yang meliputi aktivitas-aktivitas organisasi

melalui formalisasi dan pemrograman.

Sistem komputer bukan merupakan sistem yang independen, melainkan

merupakan sistem yang berinteraksi dengan faktor manusia dan dengan

aturan-aturan kerja.

d. Sistem komputer informal dikaitkan dengan penanganan komputer

Secara personal dan kemungkinan penggunaan sistem formal serta

jaringan komputer sebagai sarana peyatuan informasi yang tidak

terstruktur dan informasi-informasi informal. Sistem informasi informal

ini merupakan komponen dalam sistem informasi manajemen yang relatif

baru dibandingkan dengan komponen komponen yang lain, tetapi

memberikan kemungkinan penaikan penyesuaian antara sistem informal

dengan organisasi dan sistem formal.

e. Sistem eksternal, formal dan informal.

Tidak ada organisasi yang hidup dalam isolasi dan keterkaitan antar

organisasi dengan lingkungan eksternal harus terjadi.

Kelima komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Komponen


sistem informasi tersebut dikembangkan dengan mempertimbangkan

perkembangan yang cukup baru yakni, informasi informal yang dalam banyak

aplikasi dan teorisasi belum banyak disinggung.

Adapun tahapan-tahapan dalam sistem informasi manajemen adalah

sebagai berikut:

a. Bagian pengumpul data

Bertugas mengumpulkan data, baik bersifat internal maupun eksternal.

Data internal merupakan data yang berasal dari dalam 20 organisasi (level

manajemen), sedangkan data eksternal merupakan data yang berasal dari luar

organisasi akan tetapi masih terdapat hubungan dengan perkembangan organisasi.

b. Bagian proses data

Bertugas memproses data dengan mengikuti serangkaian langkah atau pola

tertentu sehingga data dirubah ke dalam bentuk informasi yang lebih berguna 24.

Pada pemprosesan data bisa dilakukan secara manual maupun dengan bantuan

mesin. Bagian pemproses data terdiri dari beberapa ahli yang bertugas membentuk

data menjadi informasi yang sesuai dengan kebutuhan level-level manajemen.

Karena kebutuhan setiap manajer berbeda, maka kebutuhan data pada

tiap-tiap manajer berbeda pula.

c. Bagian Pemrogram data

Apabila SIM sudah memiliki Perangkat komputer, maka bagian

pemrogram data disebut Programmers, yaitu kelompok ahli yang bertanggung

jawab atas penyusunan program untuk diberikan kepada Perangkat komputer.

Karena komputer memiliki bahasa sendiri, maka tugas programmer adalah

membahasakan data-data yang telah dihimpun sesuai dengan bahasa komputer.


d. Bagian penyimpan data

Bagian penyimpanan data bertugas menyimpan data. Penyimpanan data

sangat diperlukan, karena tujuan utamanya adalah demi keamanan data. Apabila

level-level manajemen membutuhkan data baik data berupa bahan mentah

maupun data yang telah diolah, maka data dapat diambil dan digunakan sesuai

dengan kebutuhan manajer.

3. Tujuan Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Adapun tujuan diterapkannya sistem informasi manajemen dalam sebuah

perusahaan adalah dengan tujuan:

a. Meningkatkan efisiensi operasional

Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat membantu operasi

perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan

dapat menjalankan strategi keunggulan biaya. Dengan menanmkan investasi pada

tingkat teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan

untuk memasuki industri tersebut dengan cara meningkatkan besarnya investasi

atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar.

b. Untuk memperkenalkan inovasi dalam bisnis

Penekanan utama dalam sistem informasi strategis adalah membangun

biaya pertukaran ke dalam hubungan antara perusahaan dengankonsumen atau

pemasoknya.

c. Untuk membangun sumber-sumber informasi yang strategis

Teknologi sistem informasi memberikan kemampuan bagi perusahaan

untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan

dalam keuntungan strategis. Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk


membuat basis informasi strategis yang dapat menyediakan informasi untuk

mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang

sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen

yang efektif dari perusahaan.

Sistem informasi manajemen secara umum bertujuan untuk meningkatkan

kinerja proyek dan kinerja perusahaan dengan skala luas dalam hal fungsi

ekonomi, fungsi jaminan kualitas, fungsi waktu serta fungsi evaluasi proyek

dengan tampilan data dan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.

Sistem informasi manajemen saat ini semakin dibutuhkan oleh perusahaan,

khususnya untuk meningkatkan kelancaran aliran informasi perusahaan dalam

rangka memperkuat daya saing perusahaan mauapun produk/jasa yang dihasilkan

serta dapat menciptakan aliansi atau kerjasama dengan pihak lain yang dapat

meningkatkan kinerja perusahaan.

Untuk menerapkan sistem informasi manajemen yang terpadu dan

memiliki kapabilitas dalam mendukung keberhasilan dunia bisnis yang signifikan,

diperlukan keseimbangan sumber daya yang tersedia antara ketersediaan sumber

daya manusia yang memiliki keterampilan dalam mengoperasikan teknologi

informasi seperti komputer dan ketersediaan dana untuk pengadaan perangkat

komputer yang semakin canggih.

4. Faktor-Faktor dan Indikator Penerapan Sistem Informasi

Manajemen.

Suatu aplikasi sistem informasi bisa dievaluasi berdasarkan tiga faktor,

yaitu teknis, operasional dan ekonomis. Untuk aplikasi dari penerapan ini disebut

sebagai pengukuran kelayakan atas faktor tersebut. Untuk pengaplikasian dari


penerapan ini disebut sebagai pengukuran kelayakan atas faktor hasil penerapan.

Dimana untuk mengetahui penerapan sistem informasi manajemen ini, tiga faktor

di atas harus dilakukan perhitungan secara menyeluruh yang meliputi permasala-

han teknis, operasional dan ekonomis.

a) Faktor teknis

Faktor teknis meliputi beberapa aspek, yaitu:

1) Terdapat metode perhitungan yang dijadikan dasar untuk melakukan

pemecahan masalah

2) Sistem pengoperasian mendukung pendekatan operasional yang

Disusulkan

3) Tingkat transmisi data cukup cepat untuk melakukan

pemrosesan/penanganan

4) Terdapat sarana penyimpanan tambahan yang cukup untuk merekam

file yang diperlukan

5) Unti pusat pengolah data mempunyai kemampuan untuk menanggapi

semua permintaan dalam jangkauan waktu yang telah ditentukan.

Bilamana semua faktor bidang teknis tersebut menunjukkan aplikasi tidak

efektif, maka hal ini menunjukkan secara jelas bahwa kemampuan teknis perang-

kat lunak yang disediakan sebagai pemakaian tidak memiliki kemampuan untuk

mendukung aplikasi secara mantap. Suatu pengoperasian pada waktu online

biasanya akan berhasil, tetapi harus dikerjakan secara perlahan, karena alat-alat

yang dipakai untuk pengolahan data tidak cukup untuk menangani beban kerja.

b) Faktor operasional
Kelayakan operasional senantiasa berkaitan dengan masalah apakah data

masukan dapat disediakan dan kelancaran output yang dihasilkan akan benar-

benar dipergunakan. Pelaksanaan faktor operasional harus dimulai dengan

mentelurusi seberapa baik aplikasi itu bekerja dalam hubungannya dengan

masukan, selanjutnya tinjuan atas tingkat kesalahan dan diteruskan dengan

ketepatan waktu.

c) Faktor ekonomis

Biaya yang diperlukan dengan perbedaan kecil merupakan pengeluaran

untuk menjalankan suatu aplikasi. Bila ditinjau dari segi pengeluaran dan manfaat,

sistem informasi manajemen akan efektif bila pertambahan hasil yang diperoleh

karena adanya informasi yang lebih besar dari pada biaya operasional sistem

informasi manajemen tersebut.

Indikator atau alat ukur penerapan sistem informasi manajemen yaitu:

a. Sistematis. Merupakan keteraturan penerapan sistem informasi

manajemen dalam perusahaan yang memberikan kemudahan dalam

melakukan pekerjaan.

b. Kemudahan pengumpulan data. Penerapan sistem informasi

manajemen yang baik dalam sebuah perusahaan akan memudahkan

perusahaan dalam melakukan pengumpulan data.

c. Kemudahan mengakses database. Penerapan sistem informasi manajemen

yang baik dalam perusahaan akan memberikan kemudahan dalamn

melakukan pengaksesan database.

d. Memudahkan pengambilan keputusan. Penerapan sistem informasi

manajemen yang baik dalam perusahaan akan menjadikan perusahaan


lebih mudah dalam hal pengambilan keputusan.

5. Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terhadap

Peningkatan Kinerja.

Sistem informasi sangat berperan pada perusahaan, khususnya yang

berkaitan dengan pengiriman dan pertukaran informasi dari kantor pusat ke para

pihak-pihak yang ada di perusahaan. Informasi yang timbal balik yang dapat

diterima secara cepat akan membantu para karyawan yang bekerja, seperti yang

bekerja di lapangan dalam menjalankan dan mengendalikan pekerjaannya

sehingga dapat mencapai hasil kerja secara optimal.

Informasi merupakan kebutuhan bagi pihak-pihak dalam perusahaan

dalam rangka melaksanakan tugas tugasnya, termasuk bagi para karyawan.

Karyawan yang bekerja di lapangan. Karyawan membutuhkan informasi yang

cepat dan akurat agar dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai

pencapaian hasil kerja yang maksimal. Tujuan dibentuknya sistem informasi

manajamen atau SIM adalah supaya Perusahaan memiliki informasi yang

bermanfaat dalam pembuatan keputusan, baik yang menyangkut keputusan-

keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga sistem

informasi manajemen merupakan suatu sistem yang menyediakan informasi

kepada pihak-pihak dalam perusahaan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. John R.

Schermerhorn Jr mengatakan bahwa penerapan sistem informasi manajemen yang

baik mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja karyawan. Peningkatan

efisiensi dan efektifitas kinerja tersebut secara otomatis akan meningkatkan

kinerja dari karyawan perusahaan.


Hal ini dikarenakan oleh penerapan sistem informasi manajemen telah

memudahkan para karyawan dalam menerima informasi yang mereka butuhkan

sehingga mereka dapat cepat bertindak. Sehingga penerapan sistem informasi

manajemen yang diterapkan dengan baik oleh perusahaan dapat meningkatkan

kinerja karyawan di perusahaan tersebut.

2.4 Kajian Terdahulu

Judul Variabel
Peneliti/
No. Penelitia Variabel Variabel Metodologi Hasil Penelitian
Tahun
n Bebas Lain
1. Nkmd Pengaruh Kecanggi Efektifitas Objek: Lpd 1. Kecanggihan Teknologi
Putri, Nlp kecanggi han Pengguna Kecamatan Informasi Dan
Srinadi han Teknolog an Sistem Ubud Kemampuan Teknik
Dan Teknologi i Informasi Sampel: 29 Pribadi Berpengaruh
Widya. Informasi Informasi Akuntansi Lpd Positif Dan Signifikan
2020 Dan Dan Metode Terhadap Efektivitas
Kemamp Kemamp Sampling : Penggunaan Sistem
uan uan Purpossive Informasi Akuntansi Di
Sampling Lpd Ubud Kabupaten
Teknik Teknik
Metode Gianyar. Penelitian Ini
Personal Personal
Analisa: Akan
Terhadap Merekomendasikan
Efektivita Regresi
Linier Perumusan Sistem
s Informasi Akuntansi
Penggun Berganda
Berbasis Teknologi
aan Sehingga Dapat
Sistem Bersaing Di Tengah
Informasi Persaingan Dunia Yang
Akuntans Semakin Ketat Dan
i Di Lpd Kompetitif.
Kecamat
an Ubud

2. Lena Faktor Pemanfa Kineja Objek: 1. Secara Simultan Faktor


Erdawati, Faktor atan karyawan Pegawai BPR Sosial, Affect, Kesesuaian
dan Dian Yang Teknolog Di Tugas, Konsekuensi
Esha. 2018 Memepe i Tanggerang. Jangka Panjang , Kondisi
ngaruihi Informasi Sampel: 10 Yang Memfasilitasi
Pemanfa Dan BPR Di Pemanfaatan Teknologi
atan Kinerja Tanggerang Informasi Dan
Teknolog Metode Kompleksitas
i
Sampling: Berpengaruh Signifikan
Informas
Ordinary Terhadap Pemanfaatan
i Dan
Kinerja Least Square Teknologi Informasi,
Pada Metode Namun Secara Parsial
Pegawai Analisa: Berbeda. Serta
BPR Di Regresi Pemanfaatan Teknologi
Tanggera Linear Informasi Berpengaruh
ng. Berganda Terhadap Kinerja Pegawai
Bank Perkreditan Rakyat
Di Tangerang.
3. Sonia Dan Pengaru Kecanggi Kinerja Objek : 1. Variabel Kecanggihan
Salsabila h han Individu Koperasi Teknologi Informasi
Kecanggi Teknolog Republik Berpengaruh Negatif Dan
han i Indonesia Tidak Signifikan Terhadap
Teknolog Terhadap (Kpri) Di Kinerja Individu Di
i Informasi Klabupaten Koperasi Republik
Terhadap , Bondonwoso Indonesia (Kpri) Di
Informasi Partisipas . Kabupaten Bondowoso
, i Sampel: 6 Sehingga Dapat
Partisipa Manajem Koperasi Disimpulkan Bahwa
si en, Dan Metode Kecanggihan Teknologi
Manajem Kemamp Sampling: Informasi Berpengaruh
en, Dan uan Purpossive Negatif Dan Tidak
Kemamp Teknik Sampling Signifikan Terhadap
uan Pemakai Metode Kinerja Individu.
Teknik Sistem Analisa:
Pemakai Informasi Regresi 2. Varibel Partisipasi
Sistem Akuntans Berganda Manajemen Berpengaruh
Informasi i Positif Dan Signifikan
Akuntans Terhadap Kinerja Individu
i Di Koperasi Republik
Terhadap Indonesia
Kinerja (Kpri).Hubungan Yang
Individu Ditunjukkan Adalah
Pada Positif, Artinya Dorongan
Karyawa Atau Partisipasi
n Manajemen Berpengaruh
Koperasi Terhadap Kinerja Individu,
Republik Sehingga Perusahaan
Indonesi Dapat Berjalan Dengan
a (Kpri) Baik.
Di 3. Variabel Kemampuan
Klabupat Teknik Pemakai Sistem
en Informasi Akuntansi
Bondon Berpengaruh Positif Dan
woso. Signifikan Terhadap
Kinerja Individu Di
Koperasi Republik
Indonesia (Kpri)
4. Gusti Ayu Pengaru Kecanggi Y= Objek:. Main 1. Kecanggihan Teknologi
Muni h han Efektiftas Office Of Informasi Berpengaruh
Kharisma Kecanggi Teknolog Sia Krisna Positif Terhadap
Nilla Sari, han i Holding Efektivitas Sistem
Ni Putu Teknolog Informasi Company Informasi Akuntansi.
Yuria i , Sampel: 35 2. Partisipasi Manajemen
Mendra Informasi Partisipas Orang Berpengaruh Positif
Dan Made , i Metode Terhadap Efektivitas
Santana Partisipa Manajem Sampling: Sistem Informasi
Putra si en, Purpossive Akuntansi.
Adiyadnya. Manajem Kemamp Sampling 3. Kemampuan Teknik
2019 en, Dan uan Metode Pemakai Sistem
Kemamp Teknik Analisa: Informasi Akuntansi
uan Pemakai Regresi Berpengaruh Positif
Teknik Sistem Berganda Terhadap Efektivitas
Pemakai Informasi Sistem Informasi
Siaterha Akuntans Akuntansi.
dap i,
Efektivita Efektivita
s Sia s Sistem
Pada Informasi
Main Akuntans
Office Of i.
Krisna
Holding
Company

5. Gita Cicilia Pengaruh Kecanggi Kinerja Objek: Pt. 1. Kecanggihan Teknologi


Korina. Kecanggi han Karyawan Sutopo Informasi Berpengaruh
2020 han Teknolog Lestari Jaya Terhadap Kinerja
Teknologi i Sampel: 52 Karyawan,
Informasi Informasi Orang 2. Kemampuan Teknik
, , Metode Pemakai Berpengaruh
Kemamp Kemamp Sampling: Terhadap Kinerja
uan uan Sampling Karyawan
Teknik Teknik Jenuh 3. Penolakan Penggunaan
Pemakai Pemakai, Metode Komputeriasai
Dan Penolaka Analisa: Berpengaruh Terhadap
Penolaka n Regresi Kinerja Karyawan
n Penggun Linear
Penggun aan Berganda
aan Kompute
Kompute risasi,
risasi Kinerja
Terhadap Karyawa
Kinerja n
Karyawa
n Pt.
Sutopo
Lestari
Jaya

6. Ni Komang Pengaruh Penggun Kinerja Objek: Ksu 1. Penggunaan Teknologi


Dwi Marini Penggun aan Individu Se- Informasi Berpengaruh
Dan aan Teknologi Kecamatan Positif Terhadap Kinerja
Ni Wayan Teknologi Informasi Gianyari Individu..
Alit Erlina Informasi Dan Sampel: 60 2. Partisipasi Manajemen
Wati. 2021 Dan Partisipas Karwanya Berpengaruh Positif
Partisipa i Metode Signifikan Correlation
si Manajem Sampling: On Kinerja Individu.
Manajem en Metode 3. Kemampuan Teknik
en Analisa: Pengguna Ais Mampu
Terhadap Regresi Memoderasi Hubungan
Kinerja Berganda Antara Penggunaan
Individu Teknologi Informasinya
Dengan Dan Kinerja Individu.
Kemamp 4. Kemampuan Teknik
uan Pengguna Mampu
Teknik Memoderasi Hubungan
Pemakai Antara Mana Partisipasi
Dan Kinerja Individu.
Sistem
Informasi
Akuntans
i Sebagai
Pemoder
asi (Studi
Empiris
Pada Ksu
Se-
Kecamat
an
Gianyari)

7. Sumarni. Pengaru Kecanggi Kinerja Objek: 1. Kecanggihan Teknologi


2021 h han Individu Koperasi Informasi Berpengaruh
Kecanggi Teknolog Pintu Air Terhadap Kinerja
han i Cabang Ende Individu Pegawai Pada
Teknolog Informasi Sampel: 61 Kantor Koperasi Pintu Air
i , Orang Cabang Ende.
Informasi Partisipas Metode 2. Kemampuan Teknik
, i Sampling: Pemakaian Sistem
Partisipa Manajem Purposive Informasi Akuntansi
si en, Dan Sampling Berpengaruh Terhadap
Manajem Kemamp Metode Kinerja Individu Pegawai
en, Dan uan Analisa: Pada Kantor Koperasi
Kemamp Teknik Regresi Pintu Air Cabang Ende.
uan Pemakaia Linear
Teknik n Sistem Berganda
Pemakai Informasi
an Akuntans
Sistem i
Informasi
Akuntans
i
Terhadap
Kinerja
Individu
Pada
Karyawa
n
Koperasi
(Studi
Empiris
Pada
Koperasi
Pintu Air
Cabang
Ende).

8. Firdaus Pengaru Kecanggi Kinerja Objek: 1. Kemampuan Teknik


Hamta, h han Individu Pt.Batamec Pemakai Sistem
Rini Saira Kecanggi Teknolog Sampel : 51 Informasi Akuntansi
Ade Putri. han i Responden Secara Parsial
2019 Teknolog Informasi Metode Berpengaruh Signifikan
i , Sampling:Pur Terhadap Kinerja
Informasi Partisipas posive Individu.
, i Sampling 2. Kecanggihan Teknologi
Partisipa Manajem Metode Informasi, Partisipasi
si en Dan Analisa: Manajemen.
Manajem Kemamp Regresi 3. Kemampuan Teknik
en Dan uan Linear Pemakai Sistem
Kemamp Teknik Berganda Informasi Akuntansi
uan Pemakai Secara Simultan
Teknik Sistem Berpengaruh Signifikan
Pemakai Informasi Terhadap Kinerja
Sistem Akuntans Individu.
Informasi i
Akuntans
i Pada
Kinerja
Individu
Karyawa
n
Pt.Batam
ec

9. Intan Pengaru Kepemim Kinerja Objek : 1. Dukungan Manajemen


Pratiwi. h pinan, Individual Efektifitas Puncak Berpengaruh
2019 Dukunga Motivasi, Sistem Positif Dan Signifikan
n Pelatihan Informasi Terhadap Efektifitas
Manajem Dan Akuntansi Sistem Informasi
en Lingkung (Studi Pada Akuntansi, Kualitas
Puncak, an Kerja Hotel Sistem Informasi
Kecanggi Berbintang Akuntansi Berpengaruh
han Tiga Dan Positif Dan Signifikan
Teknolog Empat Di Terhadap Efektifitas
i Provinsi Sistem Informasi
Informasi Banten) Akuntansi
, Kualitas Sampel: 38 2. Kecanggihan Teknologi
Sistem Responden Informasi Berpengaruh
Informasi Metode Positif Dan Signifikan
Akuntans Sampling : Terhadap Efektifitas
i Dan Purposive Sistem Informasi
Kinerja Sampling Akuntansi Dan Kinerja
Individua Metode Individual Berpengaruh
l Analisa: Positif Dan Signifikan
Terhadap Regresi Terhadap Efektifitas
Efektifita Linear Sistem Informasi
s Sistem Berganda Akuntansi.
Informasi
Akuntans
i (Studi
Pada
Hotel
Berbinta
ng Tiga
Dan
Empat Di
Provinsi
Banten)
10 Ningtyas, Pengaruh Kecanggi Kinerja Objek : 1. Kecanggihan Teknologi
Ella Wahyu Kecanggi han Karyawan Karyawan Informasi Dan
Dan han Teknologi Pada Pt. Pln Kapabilitas Pengguna
Probowula Teknologi Informasi (Persero) Berpengaruh Positif
n, Diyah Informasi , Area Jember Terhadap Sistem
And , Partisipas Sampel: Informasi. Kinerja,
Martiana, Partisipa i Metode Sedangkan Partisipasi
Nina si Penggun Sampling:Pro Pengguna Berpengaruh
(2019) Penggun a, Dan portional Negatif Terhadap Kinerja
Sistem Informasi
a, Dan Kemamp Cluster
Akuntansi.
Kemamp uan Random
uan Penggun Sampling
Penggun a Metode
a Analisa:
Terhadap Regresi
Kinerja Berganda
Sistem
Informasi
Akuntans
i Pada Pt.
Pln
(Persero)
Area
Jember
2.5. Kerangka konseptual

Kerangka teoritis adalah kerangka penalaran yang terdiri dari konsep-

konsep atau teori yang menjadi acuan penelitian. Biasanya kerangka teori disusun

dalam bentuk bagan atau gambar sederhana.

KECANGGIHAN
TEKNOLOGI
INFORMASI
(X1) H1

KINERJA PEGAWAI
(Y2)
SISTEM INFORMASIH2 H2
MANAJEMEN
INFORMASI
(X2)

H3

Gambar 2.1 Kerangka Teoritis Penelitian

Keterangan :

X1= Kecanggihan Teknologi Informsi


X2 = Penerapan Sistem Informasi Manajemen

Y = Kinerja Pegawai

2.6. Hipotesis

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis yang

dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 : Diduga kecanggihan teknologi informasi berpengaruh signifikan

terhadap pegawai kantor desa Talago Sariak.

H2 : Diduga Penerapan Sistem Informasi Manajemen berpengaruh

signifikan terhadap kinerja pegawai kantor desa Talago Sariak.

H3 : Diduga kecanggihan teknologi informasi dan penerapan sistem

informasi manajemen terhadap kinerja pegawai kantor desa Talago Sariak


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah pegawai kantor

desa talago sariak. Lokasi dari penelitian ini adalah di kantor desa talago sariak

kecamatan pariaman timur kota Pariaman.

3.2 Populasi Dan Sampel

Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri

tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pegawai desa Talago Sariak sebanyak 42 pegawai

Adapun pengertian sampel adalah sebagian dari populasi. Disebabkan jumlah

pegawai desa Talago Sariak hanya berjumlah 42 pegawai, maka sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di kantor

desa tersebut, sehingga sampelnya merupakan sampel jenuh yang berjumlah 42

pegawai.

3.3 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer.
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan

teknik pengambilan data yang berupa interview, observasi, kuesioner maupun

penggunaan instrumen yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya1. Data

primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil kuesioner atau

angket yang disebarkan pada responden yang telah ditentukan, yaitu kepada

pegawai kantor desa Talago Sariak.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Angket atau kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data

denganmemberikan atau menyebarkan daftar pernyataan kepada responden,

dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut.

Dengan daftar pernyataan bersifat tertutup yaitu dengan memberikan alternatif-

alternatif jawaban yang telah disediakan. (Umar, 2012).

Tabel 3.1

Instrument Skala Likert

No Pernyataan Skor

1. Sangat setuju (SS) 5

2. Setuju (S) 4

3. Kurang setuju (KS) 3

4. Tidak Setuju (TD) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1

3.5 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional variabel penelitian adalah batasan atau spesifikasi dari

variabel-variabel penelitian yang secara konkret berhubungan dengan realitas


yang akan diukur dan merupakan manifestasi dari hal-hal yang akan diamati

peneliti berdasarkan sifat yang didefinisikan dan diamati sehingga terbuka untuk

diuji kembali oleh orang atau peneliti lain. Adapun batasan atau definisi

operasional variabel yang diteliti adalah:

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel Penelitian

variabel Definisi Variabel Indikator Skala


Kecanggihan Merupakan sebuah 1. Perangkat lunak Skala
Teknologi sarana atau alat yang 2. Perangkat keras Likert
Informasi dapat membantu dan 3. Manusia
meningkatkan 4. Brainware
kinerja dalam suatu
perusahaan.

Sistem Suatu kumpulan 1. Sistematis Skala


Informasi kesatuan dan 2. Kemudahan Likert
Manajemen perangkat yang pengumpulan data
mempunyai 3. Kemudahan
hubungan satu sama mengakses database
lain. 4. Kemudahan
pengambilan
keputusan
Kinerja Kondisi yang harus 1. Kualitas Skala
diketahui dan 2. Kuantitas Likert
diinformasikan 3. Pelaksanaan tugas
kepada pihak-pihak 4. Tanggung jawab
tertentu untuk
mengetahui tingkat
pencapaian hasil
suatu instansi
dihubungkan
dengan visi yang
diemban suatu
organisasi serta
mengetahui dampak
positif dan negatif
suatu kebijakan
operasional yang
diambil.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel kualitas pelayanan, motivasi

kerja dan kepuasan masyarakat yang diukur dengan menggunakan skala Likert.

Sekaran (2006) menyatakan bahwa skala Likert didesain untuk menelaah seberapa

kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik.

Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban dengan susunan

sebagai berikut :

1. Jawaban sangat setuju diberi skor 5

2. Jawaban setuju diberi skor 4

3. Jawaban netral diberi skor 3

4. Jawaban tidak setuju diberi skor 2

5. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1

Pada penelitian ini, responden diharuskan memilih salah satu dari kelima

alternatif jawaban yang tersedia. Nilai yang diperoleh akan dijumlahkan dan

jumlah tersebut menjadi nilai total. Nilai total inilah yang akan ditafsirkan sebagai

posisi responden dalam skala Likert

3.6 Uji Instrumen Penelitian


1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan

disusun benar - benar mampu mengukur apa yang harus di ukur. Uji validitas

digunakan untuk menguji seberapa cermat suatu alat ukur dalam melakukan

fungsi ukuranya. Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu

mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor

butir (corrected item total correlation) yang penyelesaianya dilakukan dengan

menggunakan program SPSS 18,0. Uji validitas digunakan dengan membanding-

kan antara nilai corrected item total correlationi > 0,3.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah alat mengumpulkan

data pada dasarnyamenunjukan tingkat ketepatan, keakuratan kestabilan atau

konsistensi alat tersebut dalam mengungkapkan gejala-gejala tertentu dari

sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Uji

reliabilitas dilakukan terhadap pertanyaan yang valid. Rumus yang dipakai adalah

untuk menguji reliabilitas dalam penelitian adalah cronbach alpha yang

menyelesaikannya dilakukan dengan membandingkan antara nilai cronbach

alpha. Apabila nilai cronbach alpha didapatkan > 0,6 maka hasil dikatakan

reliabel.

3.7 Teknik Analisa Data

1. Statistik Deskriptif

Statistika deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan

pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi


yang berguna.Pengklasifikasian menjadi statistika deskriptif dan statistika

inferensia dilakukan berdasarkan aktivitas yang dilakukan.

Statistik deskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang

dipunyai dan sama sekali tidak menarik inferensia atau kesimpulan apapun

tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif yang sering

muncul adalah, tabel, diagram, grafik. Dengan statistika deskriptif, kumpulan data

yang diperoleh akan tersaji dengan ringkas dan rapi serta dapat memberikan

informasi inti dari kumpulan data yang ada. Informasi yang dapat diperoleh dari

statistika deskriptif ini antara lain ukuran pemusatan data, ukuran penyebaran

data, serta kecenderungan suatu gugus data.

Mencari tingkat pencapaian jawaban responden digunakan rumus

berikut :

TCR = Rata-Rata Skor

Dimana : TCR = Tingkat pencapaian jawaban responden

Arikunto (2002) mengemukakan kriteria jawaban responden sebagai berikut :

a. Jika TCR berkisar antara 90 - 100 % = Sangat baik

b. Jika TCR berkisar antara 80 - 89 % = Baik

c. Jika TCR berkisar antara 65 - 79 % = Cukup baik

d. Jika TCR berkisar antara 56 - 64 % = Kurang baik

e. Jika TCR berkisar antara 0 - 54 % = Tidak baik

2. Uji Asumsi Klasik

Suatu model regresi dikatakan linier harus melalui uji asumsi klasik yang

terdiri dari uji normalitas, uji linieritas, uji multikolonieritas, dan uji

heteroskedasitas (Ghozali, 2005).


Berikut ini akan dilakukan uji asumsi klasik terhadap model regresi

sebagai berikut :

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghazali,

2005 untuk mendeteksi uji normalitas dapat dilakukan melalui analisa grafik.

Analisa grafik ini dapat digunakan untuk menentukan normalitas dengan melihat

grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi

yang mendeteksi distribusi normal. Data dinyatakan berdistribusi normal apabila

penyebaran plot pada grafik berpola acak.

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variabel). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variable bebas. Jika

variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel tersebut tidak ortogonal.

Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel

bebas sama dengan nol (Ghozali, 2005). Adapun cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolonieritas didalam model regresi melalui nilai tolerence dan

variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian

sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres tergadap

variabel bebas lainnya. Nilai cutt-off yang umum dipakai untuk menunjukkan

adanya multikolonierias adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai

VIF >10.
c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskodesitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

menggunakan grafik Plott (Scatter Plot). Jika tidak terdapat plot yang jelas seperti

titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y maka tidak

terdapat heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah suatu statistik yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel

terikat (Sugiyono, 2014). Analisis regresi merupakan alat untuk eksplanasi, yaitu

prediksi nilai variabel dependen, apabila nilai variabel independen diketahui atau

berubah. Analisis regresi juga dapat digunakan sebagai faktor determinan, yaitu

variabel independen dimana dalam regresi berganda multiple regression yang

berpengaruh dominan terhadap variabel dependen.Bentuk hubungan dinyatakan

dalam model persamaan regresi yang signifikan, yang mana variabel dependen

(Y) merupakan fungsi dari variabel independen (X).

Secara aljabar hubungan dan pendugaan parameter dalam regresi berganda

digunakan metode regresi linier berganda dengan model persamaan sebagai

berikut :

K = b0 + b1KK + b2 BK + b3 Kom + e
Dari konsep tersebut diatas, maka pengujian hipotesis selanjutnya akan

dilakukan menggunakan model regresi berganda dengan estimasi model sebagai

berikut :

Persamaan : K = b0 + b1KK + b2 BK + b3 Kom + e

Keterangan :

K : Kinerja

a : Konstanta

bl , b2 : Koefisien Regresi

KK : Variabel kemampuan kerja

BK : Variabel beban kerja

Kom : Variabel komunikasi

e : Standar eror

4. Analisis Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) menurut Nugroho (2015) bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel

dependen. Dalam output SPSS 16, koefisien determinasi terletak pada tabel Model

Summary dan tertulis R Square.

5. Uji Kelayakan Model (Uji T)

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan

t tabel. Apabila t hitung> t tabel dengan signifikan dibawah 0,05 (5%), maka

secara parsial atau individual variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat, begitu juga sebaliknya. Menurut Sugiono, (2014), uji itu

dilakukan untuk mengetahui beberpa besar pengaruh suatu variabel independen


terhadap variabel dependen dengan menguji koefisien variabel independen

tersebut dengan rumus:

βn
t=
sβn

Dimana:

βn = Koefisien regresi masing − masing variabel

sβn = Standar eror masing − masing variabel

Kriteria pengambilan keputusan

1). jika t-hitung < t tabel, maka menerima Ho dan menolak Ha, artinya

tidak ada pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

2). jika t-hitung > t tabel, maka menolak Ho dan menerima Ha, artinya ada

pengaruh signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

6. Uji F (simultan)

Uji F dikenal dengan Uji serentak atau uji Model/Uji Anova, yaitu uji

untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua variabel bebasnya secara bersama-

sama terhadap variabel terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang

kita buat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Untuk menentukan

besarnya nilai F (F hitung) digunakan rumus sebagai berikut (Santoso, 2002):


2
R
F= 2
(1−R )/( n−K −1)

Dimana:

F = Nilai F hitung

K = Banyak variabel bebas


n = Besarnya sampel

R2 = Nilai koefisien determinasi

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai