Anda di halaman 1dari 5

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK (RSIA) AL – IHSAN

SIMPANG EMPAT

Jl. Bhakti Depan SPBU Pertamina Simpang Empat, Kab.


Pasaman Barat handphone : 0812-6670-8304

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK(RSIA) AL – IHSAN SIMPANG EMPAT
NOMOR : /SK-RSIA-A/PAB/V111/2018
TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN ANASTESI, SEDASI MODERAT DAN DALAM


DIREKTUR RSIA AL-IHSAN SIMPANG EMPAT
Menimbang 1. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan RSIA AL-
: IHSAN Simpang Empat, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan anestesi yang bermutu tinggi.
2. bahwa agar pelayanan anestesi di RSIA AL-IHSAN Simpang
Empat dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan
Direktur RSIA AL-IHSAN Simpang Empat sebagai landasan
bagi penyelenggaraan pelayanan anestesi di RSIA AL-
IHSAN Simpang Empat.
3. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
diatas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur RSIA
AL-IHSAN Simpang Empat.

Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


: tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 129 Tahun 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 519
/Menkes/Per/III/2010 tentang pelayanan anestesiologi.
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RSIA AL-IHSAN SIMPANG
EMPAT TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI
SEDASI MODERAT DAN DALAM RSIA AL-IHSAN
SIMPANG EMPAT .
KEDUA : Kebijakan pelayanan anestesi RSIA AL-IHSAN Simpang Empat
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini

Ditetapkan di Pasaman Barat


Pada tanggal, 15 Agustus 2018
Direktur RSIA AL-IHSAN

dr Starki
Lampiran Keputusan Direktur RSIA AL-IHSAN Simpang
NOMOR : /SK-RSIA-A/PAB/V111/2018

KEBIJAKAN PELAYANAN ANESTESI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AL-


IHSAN SIMPANG EMPAT

Kebijakan Umum :

1. Pelayanan anestesi (termasuk sedasi moderat dan dalam) memenuhi standar di


rumah sakit, nasional dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
2. Pelayanan anestesi yang adekuat, reguler dan nyaman harus selalu berorientasi
kepada mutu dan keselamatan pasien dan tersedia untuk memenuhi kebutuhan
pasien.
3. Pelayanan anestesi dilakukan 24 jam, untuk keadaan darurat diluar jam kerja
yang ditentukan,disesuaikan dengan jadwal oncall yang telah dibuat.
4. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan standar profesi, standar prosedur
operasional yang berlaku, etika profesi, etiket, dan menghormati hak pasien.
5. Koordinator pelayanan anestesi di rumah sakit dibawah tanggung jawab dokter
spesialis anestesi.
6. Tugas dan tanggung jawab koordinator pelayanan anestesi diatur dalam SK
direktur rumah sakit.
7. Semua petugas di anestesi wajib memiliki ijin sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
8. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan dalam
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
9. Informed consent atau persetujuan pembiusan dari pasien yang akan dilakukan
tindakan pembiusan harus ada secara tertulis karena menyangkut legalitas yang
dilakukan dokter anestesi.
10. Setiap tindakan anestesi yang dilakukan ditulis dalam rekam medis pasien.
11. Asesmen pra sedasi/pra anestesi untuk pasien emergensi/cito dilakukan sesaat
oleh dr. Sp.An di IGD atau di ruang pre op sebelum operasi dilakukan.
12. Asesmen pra induksi untuk pasien dilakukan oleh dr. Sp.An sesaat sebelum obat
anestesi diberikan.
13. Persiapan pra anestesi dilakukan di ruang pre op, setelah dilakukan asesmen pra
sedasi/pra anestesi yang dilakukan oleh dr. Sp.An maka dr. Sp.An akan
memberikan instruksi untuk persiapan anestesi.
14. Pelayanan pra anestesi setiap pasien dilakukan di ruang pre op sebelum pasien
masuk ke ruang kamar operasi.
15. Pelayanan anestesi termasuk didalamnya sedasi sedang, berat/dalam di
setiap pembedahan dilayani oleh dokter spesialis anestesi dibantu oleh
perawat/penata anestesi.
16. Pelaksanaan pelayanan anestesi umum/general, anestesi regional/spinal untuk
pasien operasi elektif maupun darurat dilakukan oleh dokter Sp.An dengan
dibantu oleh perawat anestesi dilakukan sesuai dengan standar prosedur
operasional.
17. Monitoring selama pasien dilakukan tindakan anestesi dilakukan oleh dokter
spesialis anestesi dan perawat anestesi.
18. Monitoring pasien selama tindakan anestesi dan pasca anestesi sesuai dengan
kebijakan yang berlaku.
19. Pelayanan anestesi lokal, monitoring pasien selama 15 – 30 menit oleh perawat
kamar operasi utnuk mengawasi tanda – tanda vital dan keadaan umum pasien.
20. Transfer pasien untuk perawatan selanjutnya dari kamar operasi ke RR kemudian
ke Rawat Inap (RANAP).
21. Untuk pasien dari kamar operasi ke RANAP dengan anestesi umum : pasien
anak/bayi dengan menggunakan steward skor dengan kriteria :
penilaian pergerakan, pernafasan dan kesadaran dengan nilai total > 5, pasien
dapat dipindahkan ke RANAP. Pasien dewasa dengan menggunakan aldrete skor
dengan kriteria : penilaian pergerakan, pernafasan, kesadaran tekanan darah dan
warna kulit dengan nilai total 8, pasien dapat dipindahkan ke RANAP.
22. Untuk pasien dari kamar operasi ke RANAP dengan anestesi regional :
menggunakan bromage skor dengan kriteria : gerakan penuh dari tungkai, tak
mampu ekstensi tungkai, tak mampu fleksi lutut, tak mampu fleksi pergelangan
kaki dengan nilai skor 2 dapat dipindahkan ke IRNA.
23. Penggantian gas medis anestesi baik O2 maupun N2O dilakukan oleh perawat
anestesi dengan di bantu oleh perawat kamar operasi, bila terjadi kebocoran atau
kerusakan pada tabung maupun regulator akan mennghubungi BPS dan petugas
pengadaan tabung O2 dan N2O.
24. Penggunaan alat medis anestesi berupa mesin anestesi (Aeonmed /Aeon 7400A
dan Drager / Fabius Plus), monitor jantung ( Mindray Mec-1000 dan Elitech PM-
9000+), suction ( Gea Medical YX930D dan Onemed HIVO ) dilakukan test
sebelum digunakan dan dilakukan pemeriksaan teratur oleh BPS atau tehnisi dari
luar RS.
25. Setiap pasien yang akan diberikan tindakan anestesi diberikan informasi /
penyuluhan serta edukasi mengenai prosedur yang akan dijalani oleh dokter
spesialis anestesi.
26. Pada setiap pasien yang akan diberikan tindakan anestesi,prinsip pencegahan
dan pengendalian infeksi selalu dijalankan.
27. Bila dokter spesialis anestesi rumah sakit berhalangan/ sedang keluar kota, akan
direkomendasikan dokter dari luar rumah sakit sesuai dengan rekomendasi
direktur dan dokter penanggung jawab pelayanan anestesi.

Ditetapkan di Pasaman Barat


Pada tanggal,
Direktur RSIA AL-IHSAN

dr Starki

Anda mungkin juga menyukai