Anda di halaman 1dari 23

Sistem InformasiDosen Pengampu: Urfi Utami,S.

kom

Sistem Informasi dan Organisasi Modern [Jenis Sistem Informasi Keunggulan


kompetitif dan sistem informasi strategis, Mengapa sistem informasi begitu penting
bagi organisasi dan masyarakat.

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi

Disusun oleh:
Uswatun Hasanah (2136044)
Yusnida Andriani (2136027)
Sidik faroji (2136025)
Muhammad Rifaldy (2136044)
Putri Nanda Sari (2136051)

Universitas Pasir Pengaraian


Fakultas Ilmu Komputer
Prodi Sistem Informasi
2021
KATA PENGANTAR

 Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Kami menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik serta saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi perbaikan makalah ini.
Sejak awal sampai dengan akhir pembuatan makalah ini, tidak sedikit bantuan yang penulis
terima dan karenanya dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu Urfi Utami,S.kom selaku dosen pengampu yang telah memberikan dukungan
kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
2. Kedua orang tua penulis yang senantiasa mendoakan dan menggantungkan
harapan kepada penulis.
3. Teman-teman mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian, khususnya mahasiswa
Fakultas Ilmu Komputer yang memberikan penulis semangat dan motivasi untuk
tetap berkarya.
Penulis berharap makalah ini dapat memberi manfaat dan membuka wawasan baru di kemudian
hari. Dan kedepannya, penulis bisa melanjutkan dengan karya-karya lainnya.

Suka Maju,06 Oktober 2021

 
 

 
DAFTAR ISI
                                                                                                                                          Hal

HALAMAN
JUDUL…………………………………………………………………………………………… i
KATA
PENGANTAR……………………………………………………………………………………
…… ii
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………………………………
…… iii
 

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………………………………………………………
….. 1

1.2 Rumusan
Masalah…………………………………………………………………………………………….
4

1.3 Tujuan
Penelitian……………………………………………………………………………………………
.. 5

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Sistem Informasi
Manajemen……………………………………………………………………………. 6

BAB III PEMBAHASAN
3.1 Aplikasi Sistem Informasi dalam Organsasi Masyarakat  
…………………………………………….. 12

3.2 Sistem Informasi dalam Mendukung Strategi Pembangunan  ……………………………….


21

3.3 Penggunaan Sistem Informasi untuk Mendukung Comprtitive Advantage (Keuntungan


Kompetitif)
………………………………………………………………………………………………………
……………… 30
 
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………
………….. 36

DAFRTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………….
37
 
 
 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan yang mencolok selama beberapa dasa warsa menjelang dimulainya abad ke-21
ditandai dengan semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam banyak aspek
kehidupan manusia. Seiring dengan lajunya gerak pembangunan, organisasi-organisasi publik
maupun swasta semakin banyak yang mampu memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat
menunjang efektifitas, produktifitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan teknologi informasi
dalam hal ini teknologi komputer dapat menunjang pengambilan keputusan di dalam organisasi-
organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dapat
diselasaikan secara tepat, akurat, dan efisien. Perkembangan sistem informasi manajemen telah
menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan
yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun
pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan
peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat
memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses
pengambilan keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet,
telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat,
berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan
teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis. Para manajer
sekarang ini dituntut kemampuan mereka untuk dapat memanfaatkan informasi yang membanjiri
organisasi dan membuat keputusan secara tepat berdasarkan informasi tersebut. Termasuk juga
dalam organisasi publik, permasalahan utama dalam organisasi publik adalah masalah pelayanan
publik.

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks harus
diikuti dengan optimalisasi pelayanan publik. Salah satu cara yang harus dilakukan aparatur
Negara adalah dengan pemanfaatan teknologi informasi atau disebut juga dengan Manajemen
Sistem informasi publik. Manajemen sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana
dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi
beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu
entitas organisasi formal,seperti Departemen atau Lembaga suatu Instansi Pemerintahan yang
dapat dijabarkan menjadi Direktorat, Bidang, Bagian sampai pada unit terkecil dibawahnya.
Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang
telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi
dimasa yang akan datang tentang organisasi tersebut.

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup
signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat
operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga
telah menyebabkan perubahan perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan,
mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang
dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan mengenai permasalah publik.
Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang
dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap
organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan
berbagai aktivitasnya secara elektronis.

Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu
yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti
yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan
untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan,
kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada didalam atau dilingkungan fisik organisasi. Data
tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih
dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan. Manajemen
informasi merupakan segala kegiatan yang berkaitan dengan pemerolehan informasi, penggunaan
informasi seefektif mungkin, dan juga pembuangan terhadap informasi (yang tidak berguna) pada
waktu yang tepat (McLeod, 1998).

Definisi sebuah sistem informasi manajemen, istilah yang umum dikenal orang adalah sebuah
sistem manusia/mesin yang terpadu (intregeted) untuk menyajikan informasi guna mendukung
fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem
Informasi Manajemen merupakan serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi yang secara rasional mampu mentransformasikan data sehingga menjadi informasi
dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat
manajer. SIM yang baik adalah SIM yang mampu menyeimbangkan biaya dan manfaat yang
akan diperoleh artinya SIM akan menghemat biaya, meningkatkan pendapatan serta tak terukur
yang muncul dari informasi yang sangat bermanfaat. SIM harus dijalin secara teliti agar mampu
melayani tugas utama.

Tujuan sistem informasi manajemen adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua
manajer dalam perusahaan atau dalam sub-unit organisasional perusahaan. SIM menyediakan
informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model
matematika. Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen dapat
diklasifikasikan kedalam tiga tingkatan, yaitu:

1. Manajer tingkat perencanaan strategi (strategic planning); merupakan manajer


tingkat atas, seperti para jajaran Menteri, dimana keputusan-keputusan yang
dibuatnya berkenaan dengan perencanaan strategi yang meliputi proses evaluasi
lingkungan luar organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penetuan strategi
organisasi. ·
2. Manajer tingkat pengendalian manajemen (manajement control); yang dikenal
dengan manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk
menjabarkan rencana strategi yang sudah ditetapkan kedalam pelaksanaannya dan
meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan tercapai. Misalnya, Kepala Dinas,
Kepala Kantor Wilayah, Kepala Bgian/Bidang. ·
3. Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer
tingkat bawah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana yang sudah
ditetapkan oleh manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam kegiatan operasi.
Ouput dari sistem informasi manajemen adalah:

1. Rencana dan anggaran


2. Laporan yang terjadwal
3. Laporan khusus
4. Analisis situasi masalah
5. Keputusan
Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk membuat judul makalah ini “Peranan Strategis
Sistem Informasi Manajemen  Publik” sekaligus menganalisis aplikasi sistem informasi dalam
organisasi publik, apa sistem informasi dalam mendukung strategi pembangunan dan penggunaan
sistem informasi untuk mendukung competitive advantage (keunggulan kompetitif).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di ambil adalah sebagai berikut:

1. Apa saja aplikasi sistem informasi dalam organisasi masyarakat?


2. Apa saja sistem informasi dalam mendukung strategi pembangunan?
3. Bagaimana penggunaan sistem informasi untuk mendukung competitive
advantage (keunggulan kompetitif)?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah yang di ambil maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:

1. Untuk mendeskripsikan sistem informasi dalam organisasi masyarakat


2. Untuk mendeskripsikan sistem informasi dalam mendukung strategi
pembangunan
3. Untuk menganalisis penggunaan sistem informasi untuk mendukung competitive
advantage (keunggulan kompetitif). 
 
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Manajemen


2.1.1 Konsep Dasar Sistem Infomasi Manajemen
Sistem informasi manajemen (manajement information system atau sering dikenal dengan
singkatannya MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung
informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM (sistem informasi
manajemen) dapat didefenisikan sebagai kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang
bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menyediakan informasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

Secara teori, komputer tidak harus digunakan didalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah
mungkin SIM yang komplek dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen komputer. Lebih lanjut,
bahwa SIM selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang didasarkan pada komputer
(computer-based information processing). SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem
informasi. SIM tergantung dari besar kecilnya organisasi dapat terdiri dari sistem-sistem
informasi sebagai berikut:

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system),menyediakan


informasi dari transaksi keuangan.
2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system), menyediakan
informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran,
kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
pemasaran.
3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information
system).
4. Sistem informasi personalia (personnel information systems)
5. Sistem informasi distribusi (distribution information systems)
6. Sistem informasi pembelian (purchasing information systems)
7. Sistem informasi kekayaan (treasury information systems)
8. Sistem informasi analisis kredit (credit analiysis information systems)
9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development
information systems)
10. Sistem informasi teknik (engineering information systems)
Semua sistem-sistem informasi tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada semua
tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat bawah (lower level management), managemen
tingkat menengah (middle level management) dan manajemen tingkat atas (top level
management).
 Top level management dengan executive management dapat terdiri dari direktur utama
(president), direktur (vise-president) dan eksekutif lainnya di fungsi-fungsi pemasaran,
pembelian, teknik, produksi, keuangan dan akuntansi. Sedang middle level management dapat
terdiri dari manajer-manajer devisi dan manajer-manajer cabang. Lower level management
disebut degan operating management dapat meliputi mandor dan pengawas. Top
level management disebut juga dengan strategic level, middle level management dengan tactical
level dan lower management dengan tehcnical level.
 

2.1.2 Evolusi atau Perkembangan konsep SIM


Gagasan sebuah sistem informasi untuk mendukung manajemen dan pengambilan keputusan
telah ada sebelum dipakainya komputer, yang memperluas kemampuan keorganisasian
untukmenerapkan sistem semacam itu. Perluasan kemampuan tersebut sedemikian menyolok
sehingga SIM dianggap sesuatu yang baru karena baru kini dapat dipakai. Banyak dari gagasan
yang merupakan bagian SIM berkembang/ berevolusi dari bagian ilmu pengetahuan lain. Ada
empat bidang pokok konsep dan pengembangan sistem yang sangat penting dalam melacak asal
mula konsep SIM:

1. Perakunan manajerial
Disini perlu dianggap bahwa bidang perakunan dibagi atas dua bidang pokok, yaitu perakunan
keuangan dan perakunan manajerial. Perakunan keuangan (financial accounting) berhubungan
dengan pengukuran pendapatan dalam suatu periode tertentu, misal dalam satu bulan atau satu
tahun (laporan rugi-laba/income statement) dan melaporkan status keuangan pada akhir periode
(neraca). Karena sebuah oraganisasi beroperasi secara terus menerus sepanjang waktu,
pengukuran pendapatan untuk suatu jangka waktu tertentu meliputi pertanyaan-pertanyaan
pengukuran penerimaan dalam suatu periode dan mengenali serta membandingkan biaya yang
timbul untuk menghitung laba. Sistem pelaporan untuk organisasi yang dikembangkan oleh
perakunan manajerial pada umumnya mencerminkan gagasan perakunan tanggungjawab
(responsibility accounting) dan perakunan mampulaba (profitability accounting). Laporan
tersebut disusun untuk menunjukkan adanya penyimpangan dari rencana prestasi dan sebab-sebab
penyimpangan tersebut.
Analisis biaya dipakai dalam perakunan manajerial untuk menentukan biaya yang paling relevan
dalam pengambilan keputusan. Biaya yang relevan ini dapat berupa biaya penuh (full cost), biaya
langsung (direct cost), biaya marjinal (marginal cost), biaya penggantian (replacement cost),
biaya keluangan (opportunity cost) atau lain-lainnya. Perakunan manajerial juga menggunakan
teknik keputusan yang berorientasi pada biaya seperti penganggaran modal, analisis impas dan
penetapan harga transfer. Singkatnya, perakunan keuangan adalah sebuah sistem informasi
dengan aturan dan pengolahan ke arah menyuguhkan informasi yang tepat bagi penanam modal
dan pemberikredit. Perakunan manajerial adalah sebuah sistem informasi yang berorientasi pada
manajemen intern serta pengendalian dan karenanya berhubungan erat dengan SIM.
2. lmu pengetahuan manajemen
Ilmu manajemen atau penelitian operasional adalah penerapan metode ilmiah dan teknik-teknik
analisis kuantitatif terhadap masalah manajemen. Beberapa di antara konsep-konsep pokoknya
adalah:

1. Penekanan ancangan sistematis dalam pemecahan persoalan dan penerapan


metode ilmiah pada penelitian.
2. Memakai model matematis dan prosedur matematis serta statistis dalam analisis.
3. Bertujuan mencari keputusan optimal atau kebijakan optimal.
Ilmu pengetahuan manajemen dalam penyelesaiannya cenderung memakai kriteria ekonomis atau
teknik daripada kriteria perilaku, dengan penekanan metode teknis dalam memecahkan persoalan.
Keberhasilan ilmu pengetahuan manajemen di dalam organisasi yang paling menyolok
adalahpada persoalan operasional dan keputusan taktis. Misalnya manajemen sediaan barang
(inventory management) telah mendapat perhatian besar, demikian pula penjadualan produksi,
penentuan letak pabrik, penjaluran angkutan (transportation routing), dan analisis penanaman
modal. Beberapa teknik umum sehubungan dengan ilmu pengetahuan manajemen adalah:
1. Pemrograman linier (linear programming)
2. Pemrograman integer (integer programming)
3. Pemrograman dinamis (dynamic programming)
4. Teori pengantrian (queueing theory)
5. Teori permainan (game theory)
6. Teori keputusan (decision theory)
7. Simulasi (simulation)
Ilmu pengetahuan manajemen adalah sebuah perkembangan penting dalam sistem informasi
manajemen berdasarkan komputer, karena ilmu pengetahuan manajemen telah mengembangkan
prosedur-prosedur untuk analisis dan pemecahan berdasarkan computer dalam banyak jenis
persoalan keputusan. Ancangan sistematis dalam pemecahan persoalan, pemakaian model,
teknik-teknik ilmu pengetahuan manajemen, dan algoritma pemecahan berdasarkan komputer
umumnya digabungkan dalam rancangan SIM.

3. Pengetahuan manajemen
Dalam memahami evolusi konsep SIM, perkembangan terakhir dalam teori manajeme cukup
pesat. Bila dalam ilmu pengetahuan manajemen perkembangannya menekankan optimisasi
sebagai tujuan, maka teori manajemen sekarang menekankan pemuasan dan mempertimbangkan
keterbatasan manusia dalam mencari pemecahan. Sejumlah periset manajemen telah memusatkan
perhatian pada segi-segi keperilakuan dan motivasi pada struktur keorganisasian serta sistem
dalam organisasi. Perkembangan dalam teori manajemen ini penting untuk merancang SIM,
karena membantu dalam memahami peranan sistem manusia/mesin serta bermanfaat untuk
mengembangkan model-model keputusan.

4. Pengolahan computer.
Semula komputer tidak direncanakan untuk pengolahan informasi, tetapi kini terutama justru
diterapkan dalam bidang ini. Persyaratan teknis sebuah sistem informasi manajemen berdasarkan
komputer secara singkat, adalah:

Elemen / Unsur Persyaratan SIM

Perangkat 1.      Pengolah pusat


Keras yang mampu beroperasi
secara online. Kecepatan
pengolahan harus cukup
tinggi
2.      Ingatan/memory
komputer harus besar.
Penyimpan/storage besar
dan cepat dalam keluar
masuknya data.

3.      Metode manajemen


penyimpan perangkat
keras/lunak guna
meningkatkan ingatan
computer

4.      Piranti (peripheral)


masukan dan keluaran

5.      Terminal untuk


meminta dan menerima
informasi secara online

6.      Komunikasi Data

Perangkat Bahasa Komputer tingkat


Lunak tingi Sistem manajemen
data base

Sistem Operasi secara online.


Pengoperasian Pemrograman ganda
(multiprogramming).

 
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Aplikasi Sistem Informasi dalam Organisasi Masyarakat


Manjemen masyarakat, yang terkait erat dengan adminsitrasi masyarakat, landasan ideologinya
muncul dari konstitusi, seperti: kedaulatan rakyat, pembagian wewenang, hak-hak asasi,
pluralisme, keuntungan masyarakat, barang-barang masyarakat(masyarakat goods), kebebasan
mengakses informasi, perwakilan (representativeness), persamaan kesempatan, dan persaan
dalam perlakuan. Dilihat dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
privat adalah sistem komputer yang digunakan level organisasi untuk mengubah sasaran,
pengoperasian, produk, jasa, atau relasi lingkungan untuk membantu organisai meraih
keunggulan kompetitif. Berbeda dengan sektor public yang berorientasi pada pelayanan. Secara
lebih jauh dijelaskan manajemen sistem informasi publik adalah suatu sistem yang dirancang
untuk menyediakan informasi guna mendukung pengambilan keputusan pada kegiatan
manajemen yang berhubungan dengan kebutuhan pemerintahan maupun masyarakat
(perencanaan, penggerakan, pengorganisasian, dan pengendalian) dalam organisasi publik.
Contoh aplikasi penerapan manajemen sistem informasi di sektor publikantara lain:

1. E-Government
Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan informasi
elektronik dalam mengembangkan pelayanan publik yang transparan, pengembangan
egovernment pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur di bawah ini.

Kerangka Arsistektur E-Goverment

Untuk menjamin keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan informasi
elektronik dalam mengembangkan pelayanan publik yang transparan, pengembangan
egovernment pada setiap instansi harus berorientasi pada kerangka arsitektur di bawah ini.
Kerangka arsitektur itu terdiri dari empat lapis struktur, yakni:

1. Akses: yaitu jaringan telekomunikasi, jaringan internet, dan media komunikasi


lain yang dapat dipergunakan oleh masyarakat untuk mengakses portal pelayanan
publik.
2. Portal Pelayanan Publik: yaitu situs-situs internet penyedia layanan publik
tertentu yang mengintegrasikan proses pengolahan dan pengelolaan informasi dan
dukumen elektronik di sejumlah instansi yang terkait.
3. Organisasi Pengelolaan & Pengolahan Informasi: yaitu organisasi pendukung
(backoffice) yang mengelola, menyediakan dan mengolah transaksi informasi dan
dokumen elektronik.
4. Infrastruktur dan aplikasi dasar: yaitu semua prasarana baik berbentuk perangkat
keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung pengelolaan,
pengolahan, transaksi, dan penyaluran informasi. baik antar back-office, antar
Portal Pelayanan Publik dengan backoffice, maupun antara Portal Pelayanan
Publik dengan jaringan internet, secara andal, aman, dan terpercaya. Struktur
tersebut ditunjang oleh 4 (empat) pilar, yakni penataan sistem manajemen dan
proses kerja, pemahaman tentang kebutuhan publik, penguatan kerangka
kebijakan, dan pemapanan peraturan dan perundangundangan.
Pengembangan e-government merupakan upaya untuk mengembangkan penyelenggaraan
kepemerintahan yang berbasis (menggunakan) elektronik dalam rangka meningkatkan kualitas
layanan publik secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan e-government dilakukan
penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimasikan
pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup 2 (dua)
aktivitas yang berkaitan yaitu : (1) pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen
dan proses kerja secara elektronis; (2) pemanfaatan kemajuan teknologi informasi agar pelayanan
publik dapat diakses secara mudah dan murah oleh masyarakat di seluruh wilayah negara.
Pada saat ini telah banyak instansi pemerintah pusat dan daerah berinisiatif mengembangkan
pelayanan publik melalui jaringan komunikasi dan informasi. Namun kesimpulan yang diperoleh
dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, mayoritas
situs pemerintah dan pemerintah daerah otonom berada pada tingkat pertama (persiapan), dan
hanya sebagian kecil yang telah mencapai tingkat dua (pematangan). Sedangkan tingkat tiga
(pemantapan) dan tingkat empat (pemanfaatan) belum tercapai. Observasi secara lebih mendalam
menunjukkan bahwa inisiatif tersebut di atas belum menunjukan arah pembentukan e-government
yang baik. Beberapa kelemahan yang menonjol adalah :  a) pelayanan yang diberikan melalui
situs pemerintah tersebut, belum ditunjang oleh sistem manajeman dan proses kerja yang efektif
karena kesiapan peraturan, prosedur dan keterbatasan sumber daya manusia sangat membatasi
penetrasi komputerisasi ke dalam sistem manajemen dan proses kerja pemerintah;  b) belum
mapannya strategi serta tidak memadainya anggaran yang dialokasikan untuk pengembangan e-
government pada masing-masing instansi;  c) Inisiatif-inisiatif tersebut merupakan upaya instansi
secara sendirisendiri; dengan demikian sejumlah faktor seperti standardisasi, keamanan
informasi, otentikasi, dan berbagai aplikasi dasar yang memungkinkan interoperabilitas antar
situs secara andal, aman, dan terpercaya untuk mengintegrasikan sistem manajemen dan proses
kerja pada instansi pemerintah ke dalam pelayanan publik yang terpadu, kurang mendapatkan
perhatian.  d) pendekatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri tersebut tidak cukup kuat untuk
mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat untuk mengakses jaringan internet, sehingga
jangkauan dari layanan publik yang dikembangkan menjadi terbatas pula.
2. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems (DSS)
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer
yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk
menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan
keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang
komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang
memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi
atau tidak terstruktur. DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat alat yang fleksibel dan
memiliki kemampuan tinggi untuk analisis data penting.

Jenis DSS yang memberikan dukungan yang sedikit lebih tinggi memungkinkan baginya
menganalisis seluruh isi file mengenai tingkat penyerapan anggaran pada unit-unit lain yang
terkait. Contohnya adalah laporan gaji bulanan pegawai yang disiapkan dari file gaji. Dukungan
yang lebih lagi diberikan oleh sistem yang menyiapkan laporan total penyerapan anggaran biaya
pegawai dan tunjangan-tunjangan yang diterimanya yang diolah dari berbagai file sistem
penggajian. DSS juga memungkinkan para manajer untuk melihat dampak-dampak Tingkat
Dukungan Pemecahan Masalah Sistem Informasi Manajemen yang mungkin timbul dari berbagai
keputusan yang diambil yang disebut model yang dapat memperkirakan dampak sebuah
keputusan. Sebagai contoh: Para calon Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka suatu Pilkada
menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat tertentu atau menggratiskan
biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak keputusan tersebut diperkirakan jumlah
pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru para pemilih sama sekali tidak
mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.
Model tersebut tidak dapat menentukan apakah janji kampanye tersebut merupakan suatu
keputusan terbaik, mereka hanya dapat menentukan apa yang mungkin terjadi jika keputusan itu
dibuat. DSS dimaksudkan untuk melengkapi sistem informasi manajemen dalam meningkatkan
pengambilan keputusan. Sistem informasi manajemen terutama menyajikan informasi mengenai
kinerja aktivitas untuk membantu manajemen memonitor dan mengendalikan kegiatan. Sistem
informasi manajemen ini umumnya menghasilkan pelaporan yang terjadwal secara reguler dan
tetap, berdasarkan data yang diperoleh dan diikhtisarkan dari sistem pemrosesan kegiatan atau
transaksi yang dilaksanakan. Format atau bentuk dari pelaporan-pelaporan ini umumnya sudah
ditentukan sebelumnya (baku).

3. Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision- Support


Systems (GDSS)
Sistem Pendukung Keputusan kelompok yang berusaha memperbaiki komunikasi di antara para
anggota kelompok dengan menyediakan lingkungan yang mendukung dan mendukung para
pengambil keputusan dengan menyediakan perangkat lunak GDSS yang disebut groupware.

Contoh pertama atau aplikasi untuk sebuah groupware adalah GDSS, yang adalah singkatan G
roup D ecision S upport S ystem. Ada semacam sistem GDS didukung oleh Fakultas
Management di Universitas kami. Semacam ini sama-sama waktu-tempat konferensi yang
berorientasi pada pertemuan bisnis dan pengambilan keputusan. The GDSS dimulai awalnya dari
Sistem Informasi Manajemen di University of Arizona. Beberapa jenis masalah selalu diamati
yang berkaitan lebih banyak dengan pertemuan besar dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan
kecil. Dengan pertemuan besar kita maksud pertemuan dengan biasanya lebih dari 15 peserta,
tetapi dapat pergi lebih jauh bahwa, misalnya 40 atau bahkan 50. Beberapa masalah yang
diidentifikasi adalah:

1. memakan waktu;
2. dominasi atas pertemuan dan
3. kejujuran dan partisipasi.
Yang lebih rinci tentang masalah ini dapat ditemukan di sini. Namun, pen ting untuk menyadari
bahwa kita tidak karena itu mencoba untuk mengatakan bahwa pertemuan kecil tidak memiliki
masalah di atas ini; masalah-masalah ini yang disebutkan ada dalam setiap jenis rapat, tapi kami
hanya mencoba menekankan bahwa mereka lebih sering ditemukan dalam pertemuan-pertemuan
besar. Rapat ukuran kecil cenderung lebih mudah dikontrol daripada pertemuan besar. Dalam
lingkungan GDSS, biasanya ada sebuah ruangan besar dengan sesuatu seperti 40 kursi, yang
berarti bahwa 40 orang bisa pada pertemuan pada suatu waktu. Ada tidak hanya 40 kursi, tetapi
juga 40 mikrokomputer. Hal ini memungkinkan setiap peserta untuk memiliki penggunaan satu
komputer mikro selama pertemuan. Alasan mengapa masing-masing peserta membutuhkan
komputer mikro tergantung pada bagaimana GDSS bekerja. Dalam GDSS, dengan perangkat
lunak komputer khusus, fasilitator dari setiap pertemuan akan membuat agenda pertama rapat,
yang akan diproyeksikan ke layar besar bahwa setiap orang dapat melihat. Kemudian para peserta
akan tipe secara bersamaan dalam ide-ide dari topik diskusi pada mikrokomputer individu di
samping mereka. Kemudian komputer akan menyortir ideide, dan kemudian para peserta akan
memilih atau komentar pada ide-ide yang mereka sukai atau mereka tidak suka. Dalam perjalanan
dari seluruh pertemuan, GDSS toko, mengkategorikan dan mencetak keluar semua ide, komentar
dan menghitung suara, sehingga masing-masing peserta rapat akan mendapatkan ringkasan dari
pertemuan ketika berakhir. Apa istimewanya GDSS adalah bahwa hal itu memungkinkan peserta
rapat untuk secara bersamaan “berbicara”, ketika jenis komputer dan mengirimkan ide-ide untuk
masing-masing terminal, semua pada waktu yang sama. Yang menyelamatkan sejumlah besar
waktu, karena semua ini dapat dilakukan secara elektronik dan bukan secara manual, dan waktu
yang disimpan akan memungkinkan para peserta untuk menghabiskan waktu lebih banyak
memanipulasi dan mengekspresikan ide-ide mereka. Ini akibatnya dapat meningkatkan
produktivitas dan efisiensi kelompok. Memakan waktu yang manfaat juga memiliki bonus
tambahan: ketika produktivitas dan efisiensi dalam rapat meningkat, kemungkinan bahwa
semangat tim dapat dikonsolidasikan, sehingga menghasilkan peningkatan kekuatan mengikat di
antara anggota tim. Selain itu, di bawah ini GDSS, tak seorang pun dapat mendominasi
pertemuan. Hal ini karena fitur lain GDSS. GDSS menyediakan skema anonim, sehingga apa pun
yang Anda ketik di terminal (yaitu pendapat anda) akan dilindungi. Dalam keadaan ini, tidak ada
yang benar-benar tahu siapa yang mengetik apa. Karena itu, tak seorang pun dapat mendominasi
pertemuan. Dalam kasus terburuk, kita dapat mengatakan “beberapa ide” yang mendominasi
pertemuan, tapi ini baik-baik saja karena ini adalah sebagai Sebenarnya tujuan dari suatu GDSS:
untuk membantu peserta rapat menyuarakan pendapat mereka dari pola pikir yang berorientasi
ide. Sebagai contoh, hanya karena Anda memiliki prasangka buruk terhadap orang A tidak berarti
bahwa Anda akan menolak gagasan yang diusulkan dalam rapat, karena Anda tidak tahu siapa
yang mengusulkan gagasan itu!! Selain itu, skema anonimitas ini juga akan membantu anggota
tim mereka yang malu untuk menyuarakan pendapat. Dan dengan anonimitas, orang-orang
cenderung lebih jujur, sama seperti yang Anda akan mengatakan lebih banyak dan lebih jujur
pada formulir evaluasi profesor jika Anda tahu apa yang Anda tulis tidak akan mempengaruhi
nilai akhir Anda pada kursus. Hal ini, tentu saja, adalah karena Anda tahu Anda tidak perlu
khawatir tentang konsekuensi. Namun, apakah ini anonimitas itu baik atau tidak dapat menjadi
sangat kontr oversial. Keberhasilan pertemuan didukung oleh GDSS sangat tergantung pada
perilaku para peserta.

Sistem Pendukung Keputusan Berkelompok, Konsep GDSS (Group Decision Support System),
merupakan sistem berbasis computer yang mendukung kelompok-kelompok orang yang terlibat
dalam suatu tugas bersama dan menyediakan interface bagi suatu lingkungan yang digunakan
bersama. Istilah lainnya : GSS (group support system), CSCW (computer support cooperative
work), CCWS (Computerized collaborative work support), EMS (electronic meeting system).
Perangkat lunak yang digunaka collaborative work support), EMS (electronic meeting system).
Perangkat lunak yang digunakan disebut groupware. GDSS berkontribusi memecahkan masalah.
Komunikasi yang lebih baik memungkinkan keputusan yang lebih baik. GDSS berkontribusi
memecahkan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang mendukung komunikasi.
4. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive- Support
Systems (ESS)
Istilah eksekutif dalam pembahasan ini diterapkan untuk pengertian yang agak bebas. Tidak
terdapat suatu garis batas yang jelas memisahkan eksekutif dari para pimpinan atau manajer lain.
Istilah ini digunakan\untuk mengidentifikasi manajer pada tingkat atas dari hierarki organisasi
yang berpengaruh kuat dalam sebuah institusi/lembaga/departemen. Dalam sistem pendukung
pengambilan keputusan eksekutif istilah executive support system (ESS) sering dipertukarkan
dengan executive information system (EIS). Namun, ada juga yang membedakan keduanya. Jika
dibedakan, EIS sering didefinisikan sebagai sistem informasi berbasis komputer yang menyajikan
kebutuhan informasi eksekutif puncak. Sistem ini memberikan akses cepat atas informasi dan
laporan manajamen. ESS dibangun terutama untuk menyajikan gambaran operasional suatu
organisasi; melayani kebutuhan informasi eksekutif puncak; menyajikan tampilan yang akrab di
pengguna, sesuai dengan tipe keputusan individu, menyajikan penelusuran dan pengendalian
yang tepat waktu dan efektif; menyajikan akses cepat atas informasi rinci dengan teks, angka,
atau grafik; mengindentifikasikan masalah; serta menyaring, mengkompres, dan melacak data
dan informasi kritikal.

Karakteristik utama yang dimiliki ESS adalah kemampuan melihat rincian, menginformasikan
faktor keberhasilan kritikal (critical success factors), akses status, analisis, pelaporan eksepsi
(exception reporting), penggunaan warna, navigasi informasi, dan komunikasi. Satu kemampuan
utama ESS adalah kemampuan menyajikan data rinci atas informasi ringkas. Sebagai contoh,
seorang eksekutif puncak dapat memantau kemajuan fisik proyek pembangunan gedung dari
waktu ke waktu bahkan sampai ke detail pekerjaan yang sedang dikerjakan. Kemudian jika
terjadi suatu rencana penyelesaian pekerjaan yang tidak sesuai jadwal langsung dapat dicari
penyebabnya, dengan ESS, sang eksekutif tersebut dapat melihat peta jalur distribusi bahan baku
sampai ke lokasi, dan faktor penghambat dapat segera diidentifikasi. Faktor keberhasilan kritikal
dapat dimonitor dengan lima tipe informasi, yaitu narasi masalah kritikal, diagram penjelas,
keuangan tingkat puncak, faktor kunci, dan laporan pertanggungjawaban terinci.
Dengan status akses, top eksekutif dapat memantau data atau laporan terakhir mengenai indikator
kunci melalui jaringan kapan saja. Pemantauan dapat dilakukan secara harian atau setiap jam.
Kemampuan analisis kebanyakan dimiliki oleh ESS. Top eksekutif dapat menggunakan ESS
untuk melakukan analisis sesuai dengan kebutuhannya.Analisis dapat dilakukan oleh top
eksekutif dengan menggunakan fungsi yang sudah ada, mengintegrasikan sistem lain dengan
ESS, atau analisis dengan menggunakan agen intelejen. Dengan adanya pelaporan eksepsi, top
eksekutif dapat memberikan perhatian khusus atas perbedaan yang terjadi dengan standar yang
ada. Dengan pelaporan ini, top eksekutif dapat memfokuskan perhatiannya pada suatu keadaan
atau kinerja yang buruk. Hal-hal kritis, dengan ESS, disajikan tidak saja dalam angka-angka,
tetapi juga dengan warna. Misalnya, hijau menunjukkan kondisi baik, kuning untuk peningatan,
dan merah untuk menggambarkan kondisi yang buruk. Kemampuan navigasi informasi adalah
kemampuan untuk menjelajah informasi berbagai data secara mudah dan cepat.

5. Sistem Pakar/Expert System


Paka adalah orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman, metode khusus serta
kemampuan untuk menerapkan bakat ini di dalam memberi nasihat dan memecahkan masalah.
Misalnya seorang dokter, penasehat keuangan, pakar mesin mobil, dan lain sebagainya.

Kepakaran (Expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif (meluas) dan spesifik yang diperoleh
melalui rangkaian pelatihan, membaca dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar dapat
mengambil keputusan lebih baik dan lebih cepatdaripada non-pakar dalam memecahakan
masalah yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang, pakar top memiliki
pengetahuan yang lebih banyak daripada pakar junior.

Sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke computer, agar
computer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan para ahli. Sistem pakar
diciptakan tidak untuk menggantikan kedudukan seorang pakar tetapi untuk memasyarakatkan
pengetahuan dan pengalaman pakar tersebut. Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah mentransfer
kepakaran yang dimiliki seorang pakar ke dalam computer, dan kemudian kepada orang lain
(non-expert). Bentuk umum dari sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan
suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem)
mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Sistem
pakar memberikan banyak keuntungan bagi operasi perusahaan dan manajer, tetapi memiliki
keterbatasan signifikan.

3.2 Sistem Informasi dalam Mendukung Strategi Pembangunan


Penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas tentang salah satu aplikasi yang dipakai di
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia yaitu Sistem Informasi
Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Aplikasi ini merupakan jenis aplikasi terpadu yang
dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan efektifitas
implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada
asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel.
Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam
Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka
penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam
penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.

Di dalam aplikasi ini terdapat elemen-elemen atau komponen—komponen yang


berhubungan.Elemen atau komponennya merupakan sistem sebagai kumpulan suatu elemen yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Terdapat lima blok yang saling berinteraksi
satu dengan lainnya yang membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran yaitu:

1. Komponen Input
Merupakan bagian dari sistem yang bertugas untuk menerima data masukan yang digunakan
sebagai komponen penggerak/ menangkap data/ pemberi tenaga dimana sistem itu dioperasikan
atau yang akan dimasukan yang berupa dookumen-dokumen dasar. Komponen input yaitu seperti
penerimaan kas dari pajak yang dibayarkan dan pembelanjaan oleh pemerintahan daerah.

2. Komponen proses
Komponen dalam sistem yang melakukan pengolahan input untuk mendapatkan hasil yang
dibutuhkan. Komponen proses yaitu seperti aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan
Daerah yang akan memproses data yang telah dimasukan dan menghasilkan keluaran.

3. Komponen output
Komponen hasil pengoperasian dalam suatu sistem, sistem pengambilan keputusan. Komponen
poutput yaitu seperti Buku Kas Umum yang menjelaskan keseluruhan data yang dinput menjadi
satu dan digolongkan setiap data tersebut.

1. Komponen kendala
Komponen yang berisiko aturan atau batas – batas yang berlaku. Akan membuat tujuan menjadi
lebih bermanfaat. Adanya suatu kendala atau batasan yang jelas, akan mampu
mengidentifikasiapa yang harus diantisipasikan dalam mencapai tujuan sistem. Dalam aplikasi ini
terdapat kendala tidak balance dalam menghasilkan laporan keuangan.

2. Komponen kontrol
Komponen pengawas dan pelaksanaan proses pencapaian tujuan. Kontrol ini dapat berupa kontrol
pemasukan input, pengeluaran data, pengoperasian, dll. Seperti mencegah terjadi tindakan
korupsi.

Dalam kegiatan sistem informasi pada dasarnya terbentuk melalui suatu kelompok kegiatan
operasi yang tetap:

1. Mengumpulkan data
2. Mengelompokkan data;
3. Menghitung;
4. Menganalisa; dan
5. Menyajikan laporan.
Tidak selalu operasi tersebut dapat dipisah-pisahkan tetapi dapat juga dilakukan bersama-sama
atau bahkan terdapat kegiatan tertentu yang tidak dilakukan atau dilompati.
Kagiatan awal dari pelaksanaan kerja suatu sistem informasi yang sangat penting fungsinya.
Terkadang dalam mengumpulkan data tersebut terdapat ketidak telitian walaupun sudah
menggunakan rumusan untuk menghitung dan menganalisa dengan tepat. Secara umum data-data
yang dikumpulkan haruslah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

 Tingkat ketelitian tinggi;


 Dimasukan pada waktunya;
 Dalam jumlah yang tepat, karena jika terlalu banyak dapat mengacaukan; dan
 Dalam jenis yang berhubungan dengan kebutuhan.
Kegiatan pengumpulan data untuk komputerisasi dapat terdiri dari kegiatan:

 Mengumpulkan data secara periodik dan menyiapkannya agar siap untuk dimasukkan
 Memasukan data ke komputer (data entry)
 Pengecekan data pada komputer sebagai tahapan yang penting untuk memastikan
keabsahan data.
Dalam memakai aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah ini membutuhkan
dokumen atau data untuk mendukung atau menunjang kerja aplikasi ini dengan baik. Dokumen
atau data tersebut yaitu:

 Faktur Pajak;
 Surat Perintah Membayar;
 Kwitansi;
 Surat Perintah Pencairan Dana, dan sebagainya
Sasaran dalam aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) dalam
membantu tugas pemerintah yaitu agar terjadinya keseimbangan dalam penggunaan anggaran
negara. Dan aplikasi ini memiliki tujuan yaitu untuk merealisasi anggaran negara yang diperlukan
pada tahun yang bersangkutan. Pemerintah menyelenggarakan SIPKD secara nasional dengan
tujuan:

 merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional;


 menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional;
 merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti Dana Perimbangan, Pinjaman
Daerah, dan Pengendalian defisit anggaran; dan
 melakukan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pendanaan Desentralisasi,
Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, Pinjaman Daerah, dan defisit anggaran daerah.

Langkah Menginput Data transaksi hingga menghasilkan output dari aplikasi SIPKD
1. Perencanaan/Anggaran
Perencanaan  dalam  membantu  tugas  negara,  sudah  ditetapkan  sesuai Undang-Undang  dalam
Daftar  Isian  Pengelolaan  Anggaran  untuk dilaksanakan oleh yang memiliki tanggung jawab.

2. Pelaksanaan
Pemilik  tanggung  jawab  dapat  melaksanakan tugasnya  dengan  tata  tertibyang  telah
ditetapkan  menurut  undang-undang  dengan  didukung  buktitransaksi.

3. Inputan
Inputan dalam aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah adalahbukti transaksi.
Berikut langkah memasukan data ke dalam aplikasi SIPKD. Dalam aplikasi SIPKD ada beberapa
modul yaitu:
1. Penatausahaan Penerimaan;
2. Penatausahaan Pengeluaran;
3. Penatausahaan BUD.
Namun, kami hanya akan membahas salah satu diantara modul tersebut yaitu  Penatausahaan
Pengeluaran dan kami mengambil  contoh tentang belanja langsung.

 Setelah diterbitkannya bukti transaksi, maka bukti transaksi tersebut diinput  ke
aplikasi  SIPKD  dengan  mengklik  PenatausahaanPengeluaran lalu pilih belanja.
 Kemudian akan tampil sebagai berikut
 Lalu klik tambah dan isi data yang diperlukan
 Jika data sudah benar, maka klik simpan
4. Proses
Setelah mengklik simpan maka akan muncul gambar

Untuk dapat melihat Program Kegiatan sudah benar maka dilakukan dengan cara meng’klik’
pada salah satu no BPK yang ingin dilihat  rinciannya sehingga akan tampil daftar rincian BPK
sebagaimana gambar berikut :

Klik tambah lalu ceklis data yang dibuat, berikut gambarnya :

Lalu klik save .

5. Output
Setelah data diinput dan diklarifikasi bahwa data tersebut benar, maka untuk melihat outputnya
dengan cara berikut ini :

  Klik Penatausahaan Pengeluaran lalu klik BKU Bendahara Pengeluaran dan klik
persetujuan lalu klik Belanja Langsung
 Maka akan menampilkan gambar berikut ini:

3.3 Penggunaan Sistem Informasi untuk Competitiv Advantage (Keunggulan Kompetitif)


Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan
yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja
yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.
Model sistem umum perusahaan akan dapat menjadi contoh pola yang baik untuk menganalisis
sebuah organisasi. Model ini akan menyoroti unsur-unsur yang seharusnya ada dan bagaimana
unsur-unsusr tersebut seharusnya berinteraksi. Dalam hal yang sama, delapan model unsur
lingkungan sebuah perusahaan dapat menjadi suatau cara yang baik untuk memahami
kompleksitas dari cara perusahaan akan berinteraksi dengan lingkungannya. Integrasi antara 
model sistem umum dan delapan model unsur lingkungan akan menjadi dasar dari suatu konsep
manajemen rantai suplai (supply chain management).
Keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui pengelolaan sumber daya fisik, akan tetapi sumber
daya virtual ternyata juga dapat memainkan peranan yang besar. Michael E. Porter diakui sebagai
orang yang paling banyak mengungkapkan konsep keunggulan kompetitif dan mengontribusikan
pemikiran-pemikiran mengenai rantai nilai (value chain) dan sistem nilai (value system), yang
setara dengan melihat sesuatu secara sistem atas perusahaan dan lingkungannya. Para eksekutif
perusahaan dapat menggunakan informasi tersebut untuk mendapatkan keunggulan strategis,
taktis, dan operasional.
Sumber daya informasi sebuah perusahaan meliputi piranti keras, piranti lunak, spesialisasi
informasi, pengguna, fasilitas, basis data (database), dan informasi. Informasi memiliki empat
dimensi yang sangat penting: relevansi akurasi, ketetapan waktu, dan kelengkapan. Eksekutif
perusahaan melakukan perencanaan strategis untuk keseluruhan organisasi, area bisnis, dan
sumber daya informasi. Chief Information Officer (yang disebut juga Chief Technology Officer)
memainkan peranan penting dalam semua jenis perencanaan strategis. Sebuah rencana strategis
untuk sumber daya informasi akan mengidentifikasikan tujuan-yujuan yang harus dipenuhi oleh
sistem informasi perusahaan di tahun-tahun mendatang dan sumber daya informasi yang akan
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Perusahaan adalah suatu sistem fisik yang dikelola melalui penggunaan sebuah sistem virtual.
Sistem fisik perusahaan merupakan suatu sistem terbuka dimana perusahaan atau instansi
berhadapan dengan lingkungannya. Sebuah perusahaan memperoleh sumber daya dari
lingkungannya, mengubah sumber daya tersebut menjadi produk dan jasa, dan mngembalikan
sumber daya yang telah diubah kembali ke lingkungan. Ada delapan elemen lingkungan
perusahaan yakni:

1. Pemasok disebut juga vendor memasok bahan, mesin, jasa, pekerja, dan informasi
bahwa perusahaan menggunakan untuk menghasilkan produk dan jasa
2. Pelanggan
3. Serikat buruh adalah serikat pekerja yang terampil untuk industry dan
perdagangan tertentu
4. Masyarakat keuangan terdiri dari institusi-institusi seperti bank dan lembaga
pinjaman lainnya yang mempengaruhi sumber daya keuangan yang dibutuhkan
perusahaan
5. Pemegang saham/pemilik adalah orang yang menginvestasikan
uangnya/modalnya di perusahaan; mereka adalah pemilik utama perusahaan
6. Pesaing termasuk semua organisasi yang bersaing dengan perusahaan di pasar
7. Pemeritah secara nasional, Negara bagian atau provinsi dan juga daerah lokal,
biasanya ada kendala dalam bentuk undang-undang dan peraturan, tetapi juga
memberikan bantuan dalam bentuk pembelian, informasi, dan dana bagi
perusahaan
8. Masyarakat globala adalah daerah gegrafis tempat perusahaan mendirikan
usahanya. Perusahaan menunjukkan tanggung jawabnya terhadap masyarakat
global dengan menjaga lingkungan, menyediakan produk dan jasa yang
memberikan kontribusi terhadap kualitas hidup masyarakat dan menjalankan
operasinya dengan etika yang benar
Sumber daya fisik sebuah perusahaan meliputi pegawai, bahan baku, mesin dan uang. Pegawai
dipekerjakan oleh perusahaan, diubah ke tingkat keahlian yang lebih tinggi melalui pelatihan dan
pengalaman, dan pada akhirnya meninggalkan perusahaan. Bahan baku memasuki perusahaan
dalam bentuk input mentah kemudian diubah menjadi barang jadi, yang kemudian dijual kepada
para pelanggan perusahaan. Mesin dibeli, digunakan dan pada akhirnya dijual dalam bentuk
penerimaan penjualan investasi pemegang saham, dan pinjaman lalu diubah menjadi pembayaran
kepada pemasok, pajak kepada pemerintah, dan pengembalian kepada para pemegang saham.
Ketika berada di dalam perusahaan, sumber daya fisik dipergunakan untuk menghasilkan produk
dan jasa yang dijual oleh perusahaan kepada para pelanggannya.

Seiring dengan perusahaan memenuhi kebutuhan produk dan jasa para pelanggannya, perusahaan
tersebut akan berusaha untuk mendapatkan keunggulan di atas para pesaingnya. Satu hal yang
tidak selalu terlihat jelas adalah adanya fakta bahwa sebuah perusahaan juga akan dapat mencapai
keunggulan kompetitif melalui sumber daya virtualnya. Di dalam sistem informasi, keunggulan
kompetitif (competitive advantage) mengacu pada pengguna informasi untuk mendapatkan
pengungkitan (leverage) di dalam pasar.
Keunggulan kompetitif dapat direalisasikan dalam hal mendapatkan keunggulan strategis, taktis,
maupun operasional. Tiga tingkat keunggulan kompetitif tersebut akan bekerja bersama-sama.
Sistem informasi yang terpengaruh oleh ketiga tingkat ini akan memiliki kemungkinan terbaik
untuk meningkatkan kinerja sebuah perusahaan secara substansial. Pada tingkat manajerial yang
tertinggi adalah tingkat perencanaan strategis, sistem informasi dapat digunakan untuk mengubah
arah sebuah perusahaan untuk mendapatkan keunggulan strategisnya. Pada tingkat manajemen
kontrol (menengah), manajer dapat memberikan spesifikasi mengenai bagaimana rencana
strategis akan diimplementasikan, sehingga menciptakan suatu keunggulan taktis. Pada tingkat
manajemen operasional (lebih rendah), manajer dapat menggunakan teknologi informasi dalam
berbagai pengumpulan data dan penciptaan informasi yang akan memastikan efisiensi operasi,
sehingga mencapai keunggulan operasional.

1. Keunggulan Strategis
Keunggulan strategis (strategic advantage) adalah keunggulan yang memiliki dampak
fundamental dalam bentuk operasi perusahaan. Sistem informasi dapat digunakan untuk
menciptakan suatu keunggulan strategis. Sebagai contoh, sebuah perusahaan dapat memutuskan
untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data dengan alat penghubung standar (seperti alat
penghubung browser web) untuk memungkinkan berbagi dengan rekan-rekan bisnis dan
pelanggannya.
Basis data yang terstandardisasi dan dapat di akses melalui browser web mencerminkan
pergeseran posisi perusahaan secara strategis. Strategi ini menyebabkan operasi perusahaan akan
dipengaruhi oleh beberapa cara secara fundamental, yaitu:
1. Akses yang ada saat ini bisa jadi dilakukan melalui piranti lunak komputer buatan
perusahaan sendiri, sehingga perusahaan tersebut akan menyebabkan perusahaan
harus mempertimbangkan untuk membeli piranta lunak pelaporan standar dari
vendor luar atau mempekerjakan perusahaan luar untuk merancang dan
mengembangkan suatu sistem pelaporan baru. Mobilitas akses laporan juga akan
ikut terpengaruh, karena para pengguna tidak lagi membutuhkan akses laporan,
karena para pengguna tidak membutuhkan akses langsung ke sumber daya
computer perusahaan. Setiap sambungan ke internet akan memungkinkan
pengguna menggunakan sebuah browser web untuk mengakses laporan dari
hamper seluruh tempat di manapun di dunia ini.
2. Para pemasok dan pelanggan potensial dimanapun di seluruh dunia akan memiliki
potensi akses akan tingkat persediaan bahan baku dan barang jadi perusahaan,
sehingga akan mempercepat transaksi pembelian dan penjualan perusahaan.
3. Keamanan juga tidak dapat diabaikan dalam contoh terjadinya perubahan sistem
infomasi secara strategis ini. Dengan semakin besarnya keuntungan yang terkait
dengan akses web kepada informasi perusahaan maka tingkat bahayanya pun
akan semakin besar pula. Tingkat strategis akan menentukan arah dan tujuan
perusahaan, namun tetap masih terdapat kebutuhan akan suatu rencana yang dapat
mencapai suatu strategi yang menyadari arti penting dari keamanan.
4. Keunggulan Taktis
Sebuah perusahaan mendapatkan keunggulan taktis (tactical advantage) ketika perusahaan
tersebut mengimplementasikan strategi dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
Sebagai contoh, layanan pelanggan dapat ditingkatkan dengan menawarkan kepada pelanggan
akses langsusng ke informasi. Semua perusahaan ingin memuaskan pelanggan, karena kepuasan
pelanggan akan menghasilkan pengulangan pembelian.
Perusahaan mendapatkan keunggulan taktis dalam berbagai hal, yaitu:
1. Pelanggan melihat potongan harga sebagai alasan untuk terus membeli produk
dari perusahaan. Potingan itu sendiri merupakan insentif bagi pelanggan, namun
juga dapat memberikan keuntungan ekonomis bagi perusahaan.
2. Sistem informasi dapat menyarankan produk mana yang mungkin ingin dibel oleh
pelanggan. Perusahaan tidak hanya mendorong kesetiaan pelanggan, namun juga
dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan.
3. Keunggulan Operasional
Keunggulan operasional (operational advantage) adalah keunggulan yang berhubungan dengan
transaksi dan proses sehari-hari. Disinilah sistem informasi akan berinteraksi secara langsung
dengan proses.
Situs web yang “mengingat” pelanggan dan kegemaran mereka dari transaksi-transaksi masa lalu
akan mencerminkan suatu keunggulan operasional. Browser sering memiliki cookies, file-file
kecil berisi informasi yang terdapat di dalam computer pengguna, yang dapat menyimpan nomor
akun, kata sandi, dan informasi lain yang berhubungan dengan transaksi pengguna. Ini
merupakan kemudahan yang berharga bagi pelanggan, bahwa para pelanggan yang menggunakan
web untuk menempatkan pembelian mereka akan menghemat beban perusahaan membayar
seorang juru tulis untuk memasukkan data, tetapi ini hanyalah keuntungan yang bersifat minor
saja.
Data yang dimasukkan oleh pengguna kemungkinan akan lebih akurat. Karena data tidak
dikomunikasikan secara lisan kepada orang lain, maka tidak akan terjadi kesalahpahaman di
dalam komunikasi. Ketika informasi (nama, alamat dan seterusnya) dapat diambil dari catatan
sebelumnya, data tersebut bahkan akan memiliki atas data yang dimasukkan oleh pengguna. Jika
data tidak akurat, pengguna tidak akan menyalahkan perusahaan. Karena berbagai alas an
perusahaan, akses web ke sistem informasi perusahaan akan dapat meningkatkan hubungan
dengan pelanggan.

 
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Perkembangan teknologi informasi dalam beberapa dasawarsa terakhir berkembang begitu cepat.
Meski dalam penerapannya dunia bisnis sudah terlebih dahulu mendalami pentingnya sistem
informasi, namun sektor publik juga semakin lama menyadari pentingnya sistem informasi untuk
memperbaharui struktur organisasinya dan meningkatkan sistem pelayannya untuk kepentingan
masyarakat. dengan masuknya sistem informasi telah menyebabkan terjadinya perubahan yang
cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada
tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini
juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan
keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan
terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan seperti dalam
pengambilan keputusan yang menggunakan Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Eksekutif/Executive Support Systems (ESS), Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
– Decision Support Systems (DSS), Sistem Kelompok Pendukung Pengambilan
Keputusan/Group Decision- Support Systems (GDSS), dan Sistem Pakar/Expert System
Terlepas dari semua itu perkembangan sistem informasi manajemen dalam administrasi public
memang belum sempurna apalagi dikaitkan dengan pemerintahan daerah. Banyak kendala yang
dihadapi dan  belum terlesaikan hingga saat ini. Salah satu permasalahan penerapan sistem
informasi manajemen yang ideal adalah kurangnya pemahaman mengenai konsep ini terlebih
pada sumber daya manusia yang belum cukup mampu menerapkan konsep ini disetiap sisi
pemerintahan. Hingga saat ini Indonesia masih dalam proses mengembangkan SIM nya dalam
rangka mewujudkan pelayanan yang lebih baik untuk masyarakat luas.
DAFTRA PUSTAKA

Anonim. Tanpa Tahun. Sistem Informasi dan Organisasi Publik. Diakses


melalui https://saifulstia.lecture.ub.ac.id [19 September 2017]
A, Naomi et al. 2012. Sistem Informasi, Organisasi, dan Proses Administrasi Publik. Diakses
melalui https://nurjatiwidodo.lecture.ub.ac.id [19 September 2017]
Claudia, E. 2015. Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif. Diakses
malalui www.academia.edu [19 Sepetember 2017]
McLeod, Raymond. 2007. Sistem Informasi Manajemen Edisi Kesepuluh. Jakarta: Salemba
Empat
M, Syafrudin. Tanpa Tahun. Peranan Sistem Informasi dalam Organisasi. Diakses
melalui www.academia.edu [20 September 2017]
Pandapotan, Erik. 2015. Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Kegiatan Manajemen.
Diakses melalui https://bdkpadang.kemenag.go.id [20 September 2017]
Sumaryanto. 2009. Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Rangka Peningkatan Dana
Pariwisata. Diakses melalui www.portalgaruda.org [19 September 2017]
Wira, Danu. 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen. Diakses
melalui www.ilmukomputer.org [19 September 2017]

Anda mungkin juga menyukai