Anda di halaman 1dari 15

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA ORGANISASI JASA

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7
Andi Mutiara Ikhsan (2010321041)
Queen Efendy (2010321027)
Rahmat Aulia (2010321013)
Friska Sampelallung (2010321033)

Dosen Pengampu:
Muhammad Cahyadi,SE.,M.SI,AAAIJ,QIP

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU-ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS FAJAR MAKASSAR
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas
terselesaikannya makalah yang berjudul “Pengendalian Untuk Strategi Yang
Berbeda”. Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Sistem Pengendalian Manajemen pada prodi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Fajar. Secara garis besar makalah ini membahas segala hal
yang berkaitan dengan penetapan harga transfer (transfer pricing).
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Muhammad
Cahyadi,SE.,M.SI,AAAIJ,QIP, selaku dosen pengampu untuk mata kuliah Sistem
Pengendalian Manajemen. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif, terutama dari bapak dosen pengampu.

                                                                Makassar, 20 Juni 2023

  Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................

1.1 LATAR BELAKANG1

1.2 RUMUSAN MASALAH2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA ORGANISASI JASA


...................................................................................................3
2.2 PENGENDALIAN MANAJEMEN JASA PERUSAHAAN
KEUANGAN............................................................................6
BAB III PENUTUP.....................................................................................

3.1 KESIMPULAN.........................................................................11
3.2 SARAN.....................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................12
PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA ORGANISASI JASA
BAB 1
PENDAHULUAN
Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur saja. Sistem
pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses pengendaliannya,
sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibanding sektor manufaktur.
Sistem pengendalian manajemen yang akan dibahas adalah dikhususkan pada organisasi jasa
profesional (konsultan hukum, pengacara, akuntansi dan profesi sejenis), rumah sakit, nirlaba
(yayasan), pemerintah dan organisasi dagang (agen, distributor, pengecer).
Selain membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada sector jasa, makalah ini
juga membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada perusahaan jasa keuangan.
Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya adalah mengelola
uang. Pada dasarnya perusahaan ini bertindak sebagai penengah yakni ia memperoleh uang
dari para deposan atau penabung dan meminjamkannya pada perorangan atau perusahaan.
Tindakan lainnya adalah pemindah resiko (risk shifters), yakni memperoleh uang dalam
bentuk premi, menginvestasikan premi tersebut dan menerima resiko terjadinya peristiwa
tertentu seperti kematian atau kerusakan. Tindakan lainnya adalah sebagai pedagang yakni
membeli dan menjual sekuritas baik untuk mereka sendiri ataupun nasabahnya. Melihat
bidang usaha yang dijalankan, maka perusahaan jasa keuangan mempunyai beberapa masalh
terhadap pengendalian manajemennya yang berbeda dari perusahaan jasa lainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengendalian Manajemen Pada Organisasi Jasa


2.1.1 Perusahaan Jasa Secara Umum
Secara umum, perusahaan jasa adalah suatu usaha yang mempunyai kegiatan
produksi – yang mana produknya berwujud layanan dan bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen serta memperoleh keuntungan.

Beberapa hal yang membedakan sektor manufaktur dan sektor jasa :


1. Tidak adanya persediaan penyangga
Persediaan pada perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin kontinuitas produksi,
serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada saat dibutuhkan oleh konsumen.
Namun karakteristik persediaan ini tidak ditemukan dalam industri jasa. Perusahaan jasa
harus berupaya meminimalkan kapasitas yang tidak terpakai. Biaya yang terjadi pada
organisasi jasa merupakan biaya tetap dalam jangka pendek. Variabel kunci untuk organisasi
jasa adalah seberapa besar kapasitas yang dipunyai oleh perusahaan jasa untuk dibandingkan
dengan permintaan akan jasa yang ada.
2. Kesulitan dalam pengawasan kualitas
Perusahaan manufaktur bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan ke pelanggan, dan
kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat mata atau dengan instrument tertentu.
Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan hal yang sama seperti barang. Penilaian atas
kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu diberikan dan seringkali subyektif.
3. Penggunaan tenaga kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan maksud
menggantikan tenaga kerja dan mengurangi biaya.perusahaan jasa tidak melakukan itu, tetapi
dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan.
4. Organisasi dengan multi unit
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda yang masing-
masing relatif kecil. Karena unit-unit tersebut berbeda dalam menyediakan pelayanan,
perhatian khusus diperlukan untuk memperbandingkan kinerja masing-masing unit. Teknik
seperti menyesuaikan perbedaan seperti ini disebut data envelopment analysis. Teknik ini
mengidentifikasi unit yang paling efisien dengan menggunakan metode statistic atas berbagai
perbedaan yang diizinkan.
2.1.2 Organisasi Profesional
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang, lembaga hukum, rumah
sakit, arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan olahraga dimana produknya merupakan
jasa professional.
• Karakteristik khusus:
1. Tujuan
Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset utamnya
adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak dalam laporan
keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan kompensasi yang sepadan pada
para profesionalnya. Pada banyak organisasi, Tujuan yang hendak dicapai biasanya berkaitan
dengan ukuran organisasi. Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah ukuran sukses suatu
organisasi biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi. Tujuan ini menunjukkan skala
ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor pusat organisasi dan unit-unit
pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam persaingan.
2. Profesional
Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja dalam hal
ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak membebani
keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin mengerjakan sebaik mungkin
dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional merupakan sumber daya terpenting dalam
suatu perusahaan.
3. Ukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran fisik, seperti unit,
ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja. Pendapatan yang diperoleh
biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah organisasi profesi, namun ukuran seperti
ini lebih berhubungan pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan dengan mutu, walau
kualitas yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi pendapatan. Pekerjaan yang
dilakukan oleh banyak profesionaltidak repetitive atau berulang-ulang. Hal ini menyulitkan
dalam perencanaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tugas, dan juga
penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan biasanya repetitive, misalnya
mencatat kontrak penjualan dan membuat draft tugas.
4. Ukuran Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan, organisasi
professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja. Manajer puncak pada
organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi pegawainya secara langsung dan
pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan untuk sistem pengendalian manajemen tidaklah
merupakan hal yang mendesak.
5. Pemasaran
Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan produksi dan pemasaran.
Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada. Pemasaran pada dasarnya merupakan
kegiatan inti pada semua organisasi.
• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penentuan Harga
Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi biasabya ditetapkan secara
tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja untuk kompensasi dengan tingkat
profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba. Biasanya juga dibebankan biaya tetapnya.
2. Pusat laba dan harga transfer
Organisasi nirlaba biasanya menggunakan pusat laba. Unit pendukung, seperti
pemeliharaan,proses informasi,transformasi, telekomunikasi, percetakan dan sejumlah
material dan jasa, membebankan uang yang dikonsumsinya pada jasa yang diberikannya.
3. Perencanaan strategi dan pengangaran
Pada umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik pada perusahaan manufaktur.
Pada organisasi profesi, asset utamanya adalah orang, dan walaupun terjadi fluktuasi jangka
pendek pegawainya, perubahan ukuran dan kompensasiuntuk stafnya lebih mudah dibuat dan
direvisi dimana perlu.

4. Pengawasan operasi
Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalan waktu dan profesional tersebut.
The billed time ratio adalah rasio jumlah jam yang dipakai terhadap total jam kerja yang
tersedia dari professional tersebut, diawasi dengan cermat. Ketidakmampuan untuk
menciptakan standar kerja dan ukuran prestasinya, akan membawa dampak terhadap
perencanaan dan pengendalian tugas sehari-hari.
5. Ukuran prestasi dan penghargaan
Kinerja professional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja professional yang cukup
sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi biasanya tersedia.

2.1.3 Organisasi Perawatan Kesehatan


Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah rumah sakit, klinik, rumah sakit bersalin,
laboratorium kesehatan, dan organisasi sejenis lainnya. Pada dasarnya ciri-ciri organisasi
seperti ini merupakan organisasi nirlaba, tapi banyak juga diantaranya yang merupakan
perusahaan yang berorientasi laba.
• Ciri-ciri khusus:
1. Kesulitan dalam masalah sosial
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus, tingginya
tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain sisi jumlah orang sakit
terus bertambah karena kemajuan pengobatan memperpanjang harapan hidup manusia, yang
pada gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang menyediakan layanan kesehatan
sebenarnya sadar akan masalah ini, namun diperlukan mekanisme tertentu yang tidak saling
merugikan antara penyedia dan pemakai perawatan kesehatan.
2. Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan
Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan terjadi dalam hal
pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia perawatan kesehatan.
Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah sakit, sekarang cukup dilakukan oleh
klinik tertentu saja.
3. Profesional
Pengaruh pengendalian manajemen pada profesional ini sama dengan yang terjadi pada
organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya lebih mengarah pada profesi, tidak
pada organisasi. Manajer bagian pada dasarnya merupakan seorang profesional yang
melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh waktu.
4. Pentingnya pengendalian mutu
Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kualitas jasa yang
diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada periode tertentu diperlukan pengkajian ulang
tentang prosedur operasi atau pembedahan, pengkajian ulang terhadap dokter pribadi.

2.1.4 Organisasi Nirlaba


Organisasi nirlaba menurut definisi hukumnya merupakan organisasi yang tidak bisa
mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada anggota, pegawai atau direktur
oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini, organisasi tentu saja bisa memberi semacam
kompensasi atas jasa ataupun barang yang diberikan oleh pegawai maupun anggota
organisasi tersebut. Definisi ini juga tidak berarti organisasi dilarang memperoleh pendapatan
yang diperhitungkan sebagai labanya. Yang dilarang adalah distribusi laba tersebut.
Organisasi nirlaba memerlukan laba yang tinggi untuk menyediakan modal kerja dan sebagai
penjagaan di masa paceklik perolehan dana.
• Ciri-ciri khusus :
1. Tidak ada ukuran dana
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan bagi
pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi terhadap tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan dan ukuran seperti ini tidak kita jumpai pada organisasi nirlaba. Ketiadaan
ukuran kuantitas dalam penghargaan kinerja manajemen merupakan masalah yang serius bagi
penerapan pengendalian manajemen pada organisasi nirlaba. Laporan keuangan merupakan
laporan yang sangat bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama seperti pada dunia usaha.
Walaupun kinerja keuangan tidak merupakantujuan dominan pada orgaisasi nirlaba, tapi
tujuan seperti ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang sedikit melebihi biaya sulit bagi
suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
2. Kontribusi modal
Hanya sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi akuntansi pada unit usaha dan
organisasi nirlaba, yakni yang berkaitan dengan modal pada neraca. Sedangkan
persamaannya adalah baik organisasi laba maupun nirlaba menyatakan peningkatan modal
jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada dua kategori kontribusi modal yaitu dalam
bentuk bangunan dan sumbangan. Penerimaan kontribusi aktiva modal tidak merupakan
pendapatan. Organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan keuangan, bentuk pertama
berkaitan dengan kegiatan operasional dan termasuk di dalamnya adalah laporan operasional,
neraca, dan laporan cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui di dunia usaha
umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal, dan lapran ini berisikan laporan
kontribusi modal inflow dan outflow selama satu periode dan neraca yang melaporkan
kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang dan modal.
3. Akuntansi dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya dengan cara
akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang masing-masing
seimbang dengan sendirinya.
4. Aturan
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun (trustee). Biasanya
dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk itulah diperlukan dewan
yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.
• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penentuan harga pokok
Kebanyakan organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius tentang kebijakan harga.
Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system biaya penuh (full cost system). Prinsip ini
diterapkan pada jasa-jasa yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Pada umunya
pengendalian manajeman ditetapkan apabila harganya telah ditetapkan terlebih dahulu
sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa yang diberikan.
2. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang terbatas secara
bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak memakan waktu dari pada
jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian manajemen yang paling penting dalam
organisasi seperti ini adalah berkaitan dengan aktivitas keuangan organisasi yakni anggaran
(baik itu pendapatan maupun pengeluaran.)
3. Operasi dan evaluasi
Pada kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui biaya operasional yang
optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk memperoleh dana terutama dari
sumber pemerintah. Hal ini membawa konsekuensi makin diperlukannya pengendalian
manajemen.

2.1.5 Organisasi Pemerintahan


Organisasi pemerintah merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam ini merupakan salah
satu contoh organisasi nirlaba.
• Karakteristik Khusus :
1. Pengaruh politik
Pada organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan sering
disertai dengan konflik. Tekanan politik seperti ini tidak dapat dihindarkan. Tekanan berupa
konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan keputusan yang optimum.
2. Informasi publik
Pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan kontreoversial yang
mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal ini mengurangi
efektivitas sistem.
3. Sikap yang mengutamakan pelanggan
Pada dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba didukung oleh
pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya tersebut.
Organisasi pemerintah juga didukung oleh masyarakat, mereka memperoleh
penghasilan melalui masyarakat luas.
4. Peraturan pemerintah (Red tape)
Pemerintah telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa aturan ini
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.
5. Kompensasi manajemen
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya cenderung sedikit
mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperoleh profesional lainnya di swasta.
Kompensasi disini tidak hanya dalam bentuk materi, penghargaan atau yang lebih
konkret kenaikan pangkat secara otomatis adalah beberapa contoh kompensasi yang
dapat diberikan.
6. Akuntansi
Hingga saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi pemerintah sudah kuno
dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Disini perlu dilakukan perombakan sistem
akuntansi yang lebih mengacu pada kebutuhan saat ini.
• Sistem Pengendalian Manajemen
1. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategis
Perencanaan strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor penting.
Keputusan yang diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik. Keputusan
yang diambil biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor tidak hanya faktor
ekonomi tapi juga faktor lainnya.
2. Ukuran kerja
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi pemerintah
dapat diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah
pendapatan tidak merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran moneter, maka
ukuran pendapatan bisa dilihat dari kualifikasi yang dilakukan. Kualifikasi yang
biasanya dilakukan adalah:
1. Ukuran Hasil (A Result Measure) adalah ukuran output yang menurut dugaan
berhubungan dengan tujuan organisasi.
2. Ukuran Proses (A Proces Measure) adalah ukuran yang berkaitan dengan kegiatan
yang dijalankan oleh pemerintah.
3. Indikator Sosial adalah ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan
menunjukkan hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut.
2.1.6 Organisasi Usaha Dagang
Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor penting pada
perusahaan dagang. Sebenarnya kepala departemen pada organisasi seperti ini disebut
“pembeli”, tidak hanya sekedar manajer, yang menunjukkan pentingnya fungsi
pengadaan. Alat pengawasan yang prinsip adalah dimungkinkannya untuk membeli
yakni jumlah maksimum yang boleh dibeli oleh pembeli kapan saja. Pengawasan
modal kerja merupakan faktor penting dalam perusahaan dagang. Saat ini organisasi
dagang dan organisasi swasta telah mengembangkan sistem informasi yang
memungkinkan satu perusahaan membandingkan pendapatan, biaya dan elemen
lainnya dengan perusahaan lainnya.

2.2 Pengendalian Manajemen Pada Perusahaan Jasa Keuangan


2.2.1 Perusahaan Jasa Keuangan Secara Umum
• Karakteristik Umum:
1. Aset Moneter
kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai asset moneter saat
ini lebih mudah diukur dari pada aset fisik lainnya, seperti gedung dan peralatan serta
hak paten dan aktiva tak berwujud lainnya. Mata uang merupakan contoh ekstrem
komoditi fungible. Setiap saat pada suatu waktu rupiah yang dimiliki oleh seluruh
perusahaan mempunyai nilai yang sama dengan nilai nominalnya atau daya belinya.
Daya beli rupiah berubah menurut waktu, tetapi pada masa depan, semua rupiah
mempunyai nilai yang seimbang. Hal ini berarti rupiah yang dipunyai setiap orang
mempunyai kualitas yang sama pada saat diberikan. Aset keuangan juga bisa
ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain dengan cepat dan mudah.
2. Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik pada seseorang
atau kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30 tahun atau lebih.
Selama periode ini, ketepatan dari pinjaman ataupun kebijakannya mungkin berubah,
daya beli uang tersebut tentu saja berubah. Ini berarti kinerja akhir meliputi otorisasi
dan penyusutan pinjaman, atau penjualan dan penentuan harga kebijakan asuransi,
tidak bisa diukur pada saat keputusan awal dibuat. Hal ini berarti pengawasan
membutuhkan suatu alat yang mensurvei keabsahan secara berkala transaksi selama
periode tertentu, termasuk pemeriksaan berkala semua pinjaman yang beredar.
3. Risiko dan penghargaan
Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko dalam bentuk
penghargaan, kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan risiko dan
penghargaan. Makin besar risiko, makin besar penghargaan yang diterima. Pada
perusahaan jasa keuangan, keseimbangan ini nampak jelas pada investasi usaha,
seperti melibatkan pembelian mesin atau pengenalan produk baru. Tarif bunga atas
pinjaman dan premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko yang akan terjadi.
4. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas diatur oleh
undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini diperlukan, beberapa
aturan ini melarang praktik usaha tertentu dan aturan akuntansi khusus lainnya
berbeda dari akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Untuk keputusan tertentu,
pengaruh baik akuntansi GAAP maupun akuntansi pada regulasi tersebut harus
dipertimbangkan.

BAB III
KESIMPULAN

Pengendalian manajemen pada organisasi jasa berbeda bila dibandingkan


dengan organisasi manufaktur. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan
penyangga pada organisasi jasa, kesulitan mengukur kualitas, dan pada
umumnya perusahaan jasa cenderung merupakan padat karya. System
pengendalian manajemen pada organisasi jasa umumnya sama dengan
system pengendalian manajemen pada organisasi dagang.
Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan
lainnya. Pertama, bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak
transaksi tidak bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang
dilakukan. Yang utama, perusahaan akan mendapat laba jika pendapatan
masa depan diperoleh dari pinjaman saat ini, investasi, dan premi asuransi
yang melebihi biaya dana yang berkaitan dengan pendapatan ini. Masalah
pengendalian manajemen lebih kompleks dalam investasi perbankan,
perdagangan sekuritas, dan beberapa organisasi lainnya karena fakta bahwa
laba ataupun rugi bisa dihasilkan dari satu transaksi tunggal.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-prof-dr-
hamka/manajemen/dissa-makalah-organisasi-jasa/24344390

https://milamashuri.wordpress.com/sistem-pengendalian-manajemen/
pengendalian-manajemen-pada-organisasi-jasa/

Anda mungkin juga menyukai