Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


“Pengendalian Manajemen Untuk Organisasi jasa (Service Organizations)”

OLEH

KELOMPOK 7

Sandi Lesmana (2002010206)


Intan Maulida Andini (2002010188)
Diane Merdiari (2002010287)
Desty Fadhila Hakim (2002010197)

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS PERJUANGAN TASIKMALAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Sistem Informasi Manajemen yang berjudul “Service Organizations” untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Irly Artiara Irawan sebagai Dosen mata
kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan berbagai
pihak. Oleh karena itu, penyusun bermaksud mengucapkan terima kasih
kepada seluruh pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan, dengan penuh kerendahan hati penulis menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Tasikmalaya,10 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Organisasi Jasa Secara Umum ................................................................................ 2
B. Organisasi Profesional ............................................................................................ 3
C. Organisasi Layanan Keuangan................................................................................ 5
D. Organisasi Kesehatan ............................................................................................ 10
E. Organisasi Nirlaba ................................................................................................ 11
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek


manufaktur saja. Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa.
Dalam proses pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif
berbeda dibanding sektor manufaktur. Sistem pengendalian manajemen yang akan
dibahas adalah dikhususkan pada organisasi jasa profesional (konsultan hukum,
pengacara, akuntansi dan profesi sejenis), rumah sakit, nirlaba (yayasan),
pemerintah dan organisasi dagang (agen, distributor, pengecer).
Selain membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada sector
jasa, makalah ini juga membahas mengenai sistem pengendalian manajemen pada
perusahaan jasa keuangan. Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang
bidang utamanya adalah mengelola uang. Pada dasarnya perusahaan ini bertindak
sebagai penengah yakni ia memperoleh uang dari para deposan atau penabung dan
meminjamkannya pada perorangan atau perusahaan. Tindakan lainnya adalah
pemindah resiko (risk shifters), yakni memperoleh uang dalam bentuk premi,
menginvestasikan premi tersebut dan menerima resiko terjadinya peristiwa
tertentu seperti kematian atau kerusakan. Tindakan lainnya adalah sebagai
pedagang yakni membeli dan menjual sekuritas baik untuk mereka sendiri ataupun
nasabahnya. Melihat bidang usaha yang dijalankan, maka perusahaan jasa
keuangan mempunyai beberapa masalh terhadap pengendalian manajemennya
yang berbeda dari perusahaan jasa lainnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Organisasi Jasa Secara Umum


Beberapa hal yang membedakan sektor manufaktur dan sektor jasa:
1. Tidak adanya persediaan penyangga
Persediaan pada perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin
kontinuitas produksi, serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada
saat dibutuhkan oleh konsumen. Namun karakteristik persediaan ini tidak
ditemukan dalam industri jasa. Perusahaan jasa harus berupaya
meminimalkan kapasitas yang tidak terpakai. Biaya yang terjadi pada
organisasi jasa merupakan biaya tetap dalam jangka pendek. Variabel kunci
untuk organisasi jasa adalah seberapa besar kapasitas yang dipunyai oleh
perusahaan jasa untuk dibandingkan dengan permintaan akan jasa yang ada.
2. Kesulitan dalam pengawasan kualitas
Perusahaan manufaktur bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan
ke pelanggan, dan kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat mata
atau dengan instrument tertentu. Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa
melakukan hal yang sama seperti barang. Penilaian atas kualitas jasa terjadi
pada saat jasa itu diberikan dan seringkali subyektif.
3. Penggunaan tenaga kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat
produksinya dengan maksud menggantikan tenaga kerja dan mengurangi
biaya.perusahaan jasa tidak melakukan itu, tetapi dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan pelayanan.
4. Organisasi dengan multi unit
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang
berbeda yang masing-masing relatif kecil. Karena unit-unit tersebut berbeda
dalam menyediakan pelayanan, perhatian khusus diperlukan untuk
memperbandingkan kinerja masing-masing unit. Teknik seperti
menyesuaikan perbedaan seperti ini disebut data envelopment analysis.
Teknik ini mengidentifikasi unit yang paling efisien dengan menggunakan
metode statistic atas berbagai perbedaan yang diizinkan.

2
B. Organisasi Profesional
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang,
lembaga hukum, rumah sakit, arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan
olahraga dimana produknya merupakan jasa professional.
 Karakteristik khusus:
1. Tujuan
Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat
dilihat, asset utamnya adalah kemampuan professional stafnya, dimana
nilai ini tidak tampak dalam laporan keuangan. Tujuan keuangan
utamanya adalah menyediakan kompensasi yang sepadan pada para
profesionalnya. Pada banyak organisasi, Tujuan yang hendak dicapai
biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi. Kecenderungan alamiah
yang terjadi adalah ukuran sukses suatu organisasi biasanya juga dilihat
dari besar kecilnya organisasi. Tujuan ini menunjukkan skala ekonomi
dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor pusat organisasi dan
unit-unit pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam persaingan.
2. Profesional
Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja,
dan tenaga kerja dalam hal ini merupakan bentuk khusus. Professional
biasanya cenderung tidak membebani keputusannya dari sudut pengaruh
keuangannya, mereka ingin mengerjakan sebaik mungkin dengan
mengabaikan biayanya. Karena profesional merupakan sumber daya
terpenting dalam suatu perusahaan.
3. Ukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan
ukuran fisik, seperti unit, ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah
efektivitas kerja. Pendapatan yang diperoleh biasanya merupakan ukuran
output pada sejumlah organisasi profesi, namun ukuran seperti ini lebih
berhubungan pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan dengan
mutu, walau kualitas yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi
pendapatan. Pekerjaan yang dilakukan oleh banyak profesionaltidak
repetitive atau berulang-ulang. Hal ini menyulitkan dalam perencanaan

3
waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tugas, dan juga penilaian
atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan biasanya repetitive,
misalnya mencatat kontrak penjualan dan membuat draft tugas.
4. Ukuran Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum,
akuntan, organisasi professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada
satu tempat saja. Manajer puncak pada organisasi seperti ini bisa
mengawasi dan memotivasi pegawainya secara langsung dan pendekatan
pribadi saja. Sehingga, kebutuhan untuk sistem pengendalian manajemen
tidaklah merupakan hal yang mendesak.
5. Pemasaran
Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan
produksi dan pemasaran. Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak
ada. Pemasaran pada dasarnya merupakan kegiatan inti pada semua
organisasi.

 Sistem Pengendalian Manajemen


1. Penentuan Harga
Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi
biasabya ditetapkan secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam
kerja untuk kompensasi dengan tingkat profesionalnya, ditambah biaya
overhead dan laba. Biasanya juga dibebankan biaya tetapnya.
2. Pusat laba dan harga transfer
Organisasi nirlaba biasanya menggunakan pusat laba. Unit
pendukung,seperti pemeliharaan,proses informasi,transformasi,
telekomunikasi, percetakan dan sejumlah material dan jasa, membebankan
uang yang dikonsumsinya pada jasa yang diberikannya.
3. Perencanaan strategi dan pengangaran
Pada umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik
pada perusahaan manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya
adalah orang, dan walaupun terjadi fluktuasi jangka pendek pegawainya,
perubahan ukuran dan kompensasiuntuk stafnya lebih mudah dibuat dan
direvisi dimana perlu.

4
4. Pengawasan operasi
Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalanwaktu
dan professional tersebut. The billed time ratio adalah rasio jumlah jam
yang dipakai terhadap total jam kerja yang tersedia dari professional
tersebut, diawasi dengan cermat. Ketidakmampuan untuk menciptakan
standar kerja dan ukuran prestasinya, akan membawa dampak terhadap
perencanaan dan pengendalian tugas sehari-hari.
5. Ukuran prestasi dan penghagaan
Kinerja professional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja
professional yang cukup sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran
prestasi biasanya tersediaan.

C. Organisasi Layanan Keuangan


a) Perusahaan Jasa Keuangan Secara Umum
 Karakteristik Umum :

1. Aset Moneter
kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai
asset moneter saat ini lebih mudah diukur dari pada aset fisik lainnya,
seperti gedung dan peralatan serta hak patent dan aktiva tak berwujud
lainnya. Mata uang merupakan contoh ekstrem komoditi fungible. Setiap
saat pada suatu waktu rupiah yang dimiliki oleh seluruh perusahaan
mempunyai nilai yang sama dengan nilai nominalnya atau daya belinya.
Daya beli rupiah berubah menurut waktu, tetapi pada masa depan, semua
rupiah mempunyai nilai yang seimbang. Hal ini berarti rupiah yang
dipunyai setiap orang mempunyai kualitas yang sama pada saat diberikan.
Aset keuangan juga bisa ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain
dengan cepat dan mudah.

2. Jangka Waktu Untuk Transaksi


Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik
pada seseorang atau kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui
selama 30 tahun atau lebih. Selama periode ini, ketepatan dari pinjaman
ataupun kebijakannya mungkin berubah, daya beli uang tersebut tentu saja

5
berubah. Ini berarti kinerja akhir meliputi otorisasi dan penyusutan
pinjaman, atau penjualan dan penetuan harga kebijakan asuransi, tidak bisa
diukur pada saat keputusan awal dibuat. Hal ini berarti pengawasan
membutuhkan suatu alat yang mensurvei keabsahan secara berkala
transaksi selama periode tertentu, termasuk pemeriksaa berkala semua
pinjaman yang beredar.

3. Risiko dan penghargaan


Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko
dalam bentuk penghargaan, kebanyakan keputusan usaha melibatkan
keseimbangan risiko dan penghargaan. Makin besar risiko, makin besar
penghargaan yang diterima. Pada perusahaan jasa keuangan,
keseimbangan ini nampak jelas pada investasi usaha, seperti melibatkan
pembelian mesin atau pengenalan produk baru. Tarif bunga atas pinjaman
dan premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko yang akan terjadi.
4. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang
sekuritas diatur oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun
regulasi ini diperlukan, beberapa aturan ini melarang praktik usaha tertentu
dan aturan akuntansi khusus lainnya berbeda dari akuntansi yang berlaku
umum (GAAP). Untuk keputusan tertentu, pengaruh baik akuntansi GAAP
maupun akuntansi pada regulasi tersebut harus dipertimbangkan.
b) Bank Komersial dan Lembaga pembiayaan
 Karakteristik Umum :
1. Modal Yang Diatur
Kemampuan suatu bank untuk meminjamkan atau
menginvestasikan uang diatur oleh pemerintah dimana modal setidaknya
harus seimbang dengan persentase tertentu dari asetnya
2. Produk Baru
Hingga saat ini kegiatan bank komersial umumnya berkaitan
dengan kegiatan menyimpan dan meminjamkan uang, dengan jumlah
pendapatan yang relative kecil dihasilkan dari fee yang dibebankan untuk
mengelola dana trust dan pengamanan asset konsumen. Bank melengkapi

6
beberapa jasa untuk nasabahnya tanpa beban atau dengan beban tidak
langsung yang dihasilkan dari perolehan perusahaan dalam menjaga
keseimbangan minimum tertentu.
3. Risiko
Bank dihadapkan dengan 3 bentuk risiko:
1) Risiko kredit, yakni risiko dimana suatu pinjaman tidak bisa
kembali.
2) Risiko tingkat bunga, yakni selisijh antara bunga yang dibayarkan
pada deposito dan tarif yang diperoleh atas pinjaman dan
investasi, akan berubah dengan cara yang tak tampak.
3) Risiko transaksi, yakni risiko kesalahan dalam proses transaksi.
4. Otomasi
Di semua bank fungsi penabungan dan penarikan biasanya
otomatis.untuk jumlah transaksi yang besar dilakukan melalui Automatic
Teller Machine (ATM). Banyak keputusan peminjaman juga
terotomatisasi. Bahkan fungsi-funsi seperti ini terotomatisasi diman para
ahli percaya bahwa dalam waktu dekat hanya fungsi karyawan pada
kantor cabang yang masih melayani kepuasan pelanggan.
 Implikasi Pengendalian Manajemen
Jika cabang-cabang diperlakukan sebagai pusat laba masalah-masalah
berikut perlu diperhatikan :
1) Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan
jangka waktu pinjaman
2) Volume deposit
3) Kerugian pinjaman
4) Biaya
5) Pendapatan bersama
6) Harga transfer
c) Perusahaan Sekuritas
Karakteristik perusahaan sekuritas yang relevan dengan
pengendalian manajemen cukup berbeda dari beberapa organisasi
terdahulu.

7
Perbedaaan tersebut adalah :
1. Kepentingan hubungan pelanggan
Produk dari perusahaan sekuritas adalah tidak tampak, dan
mutunya sulit diukur. Isi kualitas prinsipnya adalah kemampuan
professional perusahaan. Sikap langganan terhadap perusahaan
terutama dipengaruhi oleh penilaian mereka tentang professional
yang biasa berhubungan dengan mereka
2. Stars dan kerjasama tim
Pelaku bintang struktur organisasi perusahaan sekuritas
relative mempunyai tingkatan yang sedikit, dan hubungan antara
atasan dan bawahan lebih bersifat informal dan tidak terstruktur.
Bintang-bintang yang berdagang sekuritas biasanya dibantu
professional lain, yang beberapa diantaranya merupakan bintang
juga. Untuk suatu tugas yang penting, professional terdepan
mungkin mengadopsi suatu tim yang bekerja pada suatu proyek,
terkadang full time tapi lebih sering paruh waktu.
3. Kebutuhan akan aliran informasi yang cepat
Banyak sekuritas dan komoditi yang didaftarkan pada
bursa-bursa dunia yang masing-masing wilayah mempunyai zona
waktu yang berbeda. Oleh karenanya perusahaan sekuritas
menjalankan usaha perdagangan 24 jam per hari. Setiap trader
mempunyai sebuah buku yang menunjukkan posisi perubahan
pada masing-masing sekuritas dimana ia bertanggung jawab.
Setiap trader juga mempunyai layer computer yang menunjukkan
informasi tentang perkembangan seluruh dunia yang mungkin saja
mempengaruhi harga. Pengembangan dan pemeliharaan system
informasi pada perusahaan sekuritas merupakan fungsi yang
sangat penting.
4. Fokus pada kinerja jangka pendek
Perusahaan sekuritas cenderung memfokuskan pada kinerja
jangka pendek, dan jangka pendek yang mereka maksudkan
adalah kuartalan. Bukti merupakan kelas investor terbesar dan

8
mereka mempunyai sedikit keuntungan pada kelas berjalan,
karena tujuan meeka adalahj menyediakan dana untuk
pembayaran yang harus dilakukan sepanjang waktu para
pensiunan. Focus jangka pendek ada karena tidak seorang pun tau
apa yang akan terjadi dimasa depan dan terutama karena bukti
jangka pendek ini telah menjadi tradisi.
5. Pengukuran Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan sekuritas dan manajer atau
professional lainnya terutama diukur atas dasar pendapatan dan
kedua berdasarkan laba kotor. Sedikit upaya yang diperlukan
untuk mengukur laba bersih dari berbagai aktivitas atau
perseorangan.
d) Perusahaan Asuransi
Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan
asuransi kecelakaan. Perusahaan asuransi jiwa mengumpulkan premi dari
pemegang polis, menginvestasikan premi ini, dan membayarkan sejumlah
tertentu apabila pemegang polis meninggal. Seluruh kontrak asuransi jiwa
biasanya memasukkan suatu tampilan investasi yakni bagian dari premi
yang membawa pengembangan dari nilai kas polis tersebut. Perusahaan
asuransi kecelakaan mengumpulkan premi, menginvestasikan, dan
membayarkan kepad apemegang polis sejumlah kerugian tertentu.
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya
asuransi jiwa adalah mereka tidak mengetahui laba dari penjualan polis
saat ini sampai beberapa tahun berikutnya. Mereka membuat premi
didasarkan estimasi terbaik dari aluran masuk dan keluaran dari polis
tersebut. Walaupun laba tidak segera diketahui, manajemen tidak bias
menunggu terlalu lama untuk menghasilkan keputusan pengendalian
sehingga diperlukan informasi saat ini.
Aktuaris menghitung suatu premi tentatif, dan premi akhir
menunjukkan penilaian orang pemasaran tentang bagusnya polis tersebut
dan premi yang dibebankan oleh pesaing. Perhitungan aktuaris
mempertimbangkan faktor-faktor berikut:

9
 Biaya akuisisi
 Biaya pemberian jasa
 Laba
 Kemungkinan kehilangan
 Pendapatan investasi
 Kemungkinan pembayaran
 Pajak penghasilan
 Tingkat laba yang diinginkan

Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume


penjualan dan tidak hanya sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi
tahun pertama atau awal tahun, atau atas jumlah polis yang tertulis.

D. Organisasi Kesehatan
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah rumah sakit,klinik,
rumah sakit bersalin, laboratorium kesehatan, dan organisasi sejenis lainnya.
Pada dasarnya ciri-ciri organisasi seperti ini merupakan organisasi nirlaba, tapi
banyak juga diantaranya yang merupakan perusahaan yang berorientasi laba.
 Ciri-ciri khusus:
1. Kesulitan dalam masalah sosial
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang
tidak bagus, tingginya tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-
masalah lainnya. Dilain sisi jumlah orang sakit terus bertambah karena
kemajuan pengobatan memperpanjang harapan hidup manusia, yang pada
gilirannya membutuhkan perawatan. Pihak yang menyediakan layanan
kesehatan sebenarnya sadar akan masalah ini, namun diperlukan
mekanisme tertentu yang tidak saling merugikan antara penyedia dan
pemakai perawatan kesehatan.
2. Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan
Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan
signifikan terjadi dalam hal pelayanan perawatan, yang dulunya
dilakukan oleh beberapa penyedia perawatan kesehatan. Banyak jasa
yang sebelumnya dilakukan oleh rumah sakit,sekarang cukup dilakukan

10
oleh klinik tertentu saja.
3. Profesional
Pengaruh pengendalian manajemen pada professional ini sama
dengan yang terjadi pada organisasi profesional lainnya. Loyalitas
mereka biasanya lebih mengarah pada profesi, tidak pada
organisasi.manajer bagian pada dasarnya merupakan seorang professional
yang melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh waktu.
4. Pentingnya pengendalian mutu
Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia,
sehingga kualitas jasa yang diberikan harus benar-benar diperhatikan.
Pada periode tertentu diperlukan pengkajian ulang tentang prosedur
operasi atau pembedahan, pengkajian ulang terhadap dokter pribadi.

E. Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba menurut definisi hukumnya merupakan organisasi
yang tidak bisa mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada
anggota, pegawai atau direktur oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini,
organisasi tentu saja bisa memberi semacam kompensasi atas jasa ataupun
barang yang diberikan oleh pegawai maupun anggota organisasi tersebut.
Definisi ini juga tidak berarti organisasi dilarang memperoleh pendapatan yang
diperhitungkan sebagai labanya. Yang dilarang adalah distribusi laba tersebut.
Organisasi nirlaba memerlukan laba yang tinggi untuk menyediakan modal
kerja dan sebagai penjagaan di masa paceklik perolehan dana.

 Ciri-ciri khusus :
1. Tidak ada ukuran dana
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba
yang memuaskan bagi pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan
ukuran prestasi terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dan
ukuran seperti ini tidak kita jumpai pada organisasi nirlaba.
Ketiadaan ukuran kuantitas dalam penghargaan kinerja manajemen
merupakan masalah yang serius bagi penerapan pengendalian

11
manajemen pada organisasi nirlaba. Laporan keuangan merupakan
laporan yang sangat bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama
seperti pada dunia usaha. Walaupun kinerja keuangan tidak
merupakantujuan dominan pada orgaisasi nirlaba, tapi tujuan seperti
ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang sedikit melebihi biaya
sulit bagi suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
2. Kontribusi modal
Hanya sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi
akuntansi pada unit usaha dan organisasi nirlaba, yakni yang
berkaitan dengan modal pada neraca. Sedangkan persamaannya
adalah baik organisasi laba maupun nirlaba menyatakan peningkatan
modal jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada dua
kategori kontribusi modal yaitu dalam bentuk bangunan dan
sumbangan. Penerimaan kontribusi aktiva modal tidak merupakan
pendapatan. Organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan
keuangan, bentuk pertama berkaitan dengan kegiatan operasional
dan termasuk di dalamnya adalah laporan operasional, neraca, dan
laporan cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui di dunia
usaha umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal,
dan lapran ini berisikan laporan kontribusi modal inflow dan
outflow selama satu periode dan neraca yang melaporkan kontribusi
aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang dan modal.
3. Akuntansi dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system
akuntansinya dengan cara akuntansi dana. Rekening disimpan
terpisah untuk beberapa dana yang masing-masing seimbang dengan
sendirinya.
4. Aturan
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan
penyantun (trustee). Biasanya dewan ini tidak mampu
mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk itulah diperlukan
dewan yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengendalian manajemen pada organisasi jasa berbeda bila dibandingkan


dengan organisasi manufaktur. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan
penyangga pada organisasi jasa, kesulitan mengukur kualitas, dan pada umumnya
perusahaan jasa cenderung merupakan padat karya. System pengendalian
manajemen pada organisasi jasa umumnya sama dengan system pengendalian
manajemen pada organisasi dagang.

Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan


lainnya. Pertama, bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak
transaksi tidak bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang
dilakukan. Yang utama, perusahaan akan mendapat laba jika pendapatan masa
depan diperoleh dari pinjaman saat ini, investasi, dan premin asuransi yang
melebihi biaya dana yang berkaitan dengan pendapatan ini. Masalah pengendalian
manajemen lebih kompleks dalam investasi perbankan, perdagangan sekuritas,
dan beberapa organisasi lainnya karena fakta bahwa laba ataupun rugi bisa
dihasilkan dari satu transaksi tunggal.

13
DAFTAR PUSTAKA

MerchantA.Kenneth,and Wim A.VandeStede. 2003. Management control System


Performance Management, Evaluation and Incentives, England :
PrenticeHall. Inc.

14

Anda mungkin juga menyukai