menyangkut moral dan biaya perekrutan kembali dan training yang harus diberikan
kembali. Variabel kunci untuk organisasi jasa seperti ini adalah seberapa besar
kapasitas yang dipunyai oleh perusahaan jasa tersebut untuk dibanding dengan
permintaan akan jasa yang ada. Biasanya organisasi jasa membandingkan dengan dua
cara yaitu pertama, organisasi tersebut berupaya menstimulasi permintaan pada
periode sepi order jasa dengan mengadakan upaya pemasaran dan penurunan harga.
Contohnya untuk hotel-hotel yang pada musim sepi biasanya menggencarkan
pemasaran hotelnya dan memberi diskon khusus. Kedua, menyesuaikan ukuran tim
kerja yang ada untuk mengantisipasi permintaan jasa, seperti training pada musim sepi
dan kompensasi lembur untuk musim ramai.
2. Kesulitan dalam pengawasan kualitas
Pada perusahaan manufaktur bisa memeriksa kualitas produknya sebelum dikirim
kepada pelanggan dan kualitas barang dapat diukur secara kasat mata atau dengan
instrumen tertentu. Pada perusahaan jasa tidak dapat dilakukan seperti itu. Penilaian
atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu diberikan dan seringkali subyektif. Contoh
ketika seorang pramuniaga selalu menemani calon pembeli dalam memilih barang
sehingga jika ada keraguan akan dapat memberikan informasi yang tepat. Namun
seringkali ditanggapi berbeda oleh calon pembelil, mereka merasa tidak bebas memilih
atau seperti diawasi.
3. Penggunaan tenaga kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan
maksud menggantikan tenaga kerja dan mengurangi biaya. Kebanyakan perusahaan
jasa tidak bisa melakukan seperti itu. Sekolah menambah peralatan praktek dengan
harga mahal tidak untuk efisiensi biaya, tetapi dimaksudkan untuk lebih meningkatkan
kompetensi peserta didik. Sebuah rumah sakit menambah peralatan yang canggih
dengan harga mahal tidak untuk efisiensi biaya, tetapi dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kepada pasien. Pemerintah membeli peralatan kantor
berbasis teknologi yang tentu saja harganya mahal tidak untuk efisiensi biaya, tetapi
lebih suka bekerja bebas dari pada terikat dalam satu tim kerja. Pada banyak
profesi, pendidikan tidak memasukkan pendidikan manajemen. Secara alamiah
hal ini menekankan pada petingnya profesi tersebut lebih dari sekedar
manajemen tersebut; untuk alasan ini, banyak orang yang menganggap sebelah
mata terhadap profesi seorang manajer.
Profesional biasanya cenderung tidak membebani keputusannya dari
sudut pengaruh keuangannya: mereka ingin mengerjakan sebaik mungkin;
dengan mengabaikan biayanya. Sikap ini cenderung mempengaruhi sikap staf
dan bawahan lainnya dalam perusahaan: yakni sulitnya pengawasan biaya.
Karena profesional merupakan sumber daya terpenting dalam suatu
perusahaan, maka profesional dihitung sebagai aset perusahaan dengan
menggunakan Sistem Akuntansi Sumber Daya Manusia.
3) Ukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran
fisik, seperti unit, ton dan lain-lain. Ukuran berupa jumlah jam kerja dari
seorang pengawas dalam menangani suatu perkara bukan merupakan output,
tetapi ukuran input (masukan). Output dalam hal ini adalah efektifitas kerja
seorang pengacara, dan ini tidak bisa diukur dengan jumlah halaman dalam
pembelaannya atau jumlah jam dia berada di pengadilan. Mengukur jumlah
pasien yang dilayani dalam satu harik bahkan mengklasifikasikannya menurut
jenis penyakitnya, tapi ini tidak berarti ekuivalen dengan pengukuran jumlah
atau kualitas jasa yang diberikan. Kebanyakan dengan cara ini hanyalah sekedar
ukuran efisiensi dalam pelayanan pasien, untuk mengukur apakah seorang
pegawai telah bekerja sebagaimana mestinya. Pendapatan yang diperoleh
biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah organisasi profesi; namun
ukuran output pada sejumlah organisasi profesi; namun ukuran uang seperti ini,
lebih berhubungan pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan dengan
mutu, walau kualitas yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi
pendapatan.
pemeliharaan,
proses
informasi,
transportasi,
telekomunikasi,
2. Organisasi Nirlaba
a. Jenis organisasi : rumah sakit nirlaba, sekolah
b. Ciri Khusus
1) Tidak Ada Ukuran Laba
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan bagi pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan dn ukuran seperti ini tidak ada
dalam organisasi nirlaba. Ketiadaaan ukuran kuantitas dalam penghargaan
kinerja manajemen merupakan masalah yang serius bagi penerapan
pengendalian manajemen pada organisasi nirlaba.
Laporan keuangan merupakan laporan yang sangat bermanfaat pada
organisasi nirlaba. Sebagai aturan umum, makin besar pendapatan maka makin
baik kinerjanya. Dalam organisasi nirlaba pendapatan sedikit di atas break-evennya sudah dianggap kinerja yang baik. Laba neto yang besar biasanya justru
mengindikasikan jasa yang diberikanmasih kurang dari yang diharapkan. Namun
tingkat rugi yang terlalu rendah juga akan menjadikannya bangkrut, sama
seperti dunia usaha. Walaupun kinerja keuangan tidak merupakan tujuan
dominan, namun pendapatan yang sedikit melebhi biaya, tetap perlu untuk
bertahan hidup.
2) Kontribusi Modal
Organisasi nirlaba menerima kontribusi modal. Peningkatan modal terjadi
ketika ada peningkatan pendapatan labanya.
Kontribusi modal ada dua kategori yaitu bentuk bangunan dan
sumbangan. Bangunan disini termasuk kontribusi gedung dan peralatan atau
kontribusi dana untuk membeli bangunan. Sumbangan terdiri dari sumbangan
dari donatur yang bermaksud memberikan sejumlah sumbangan untuk waktu
yang membiayai operasional perusahaan.
Penerimaan kontribusi aktiva modal tidak merupakan pendapatan. Aktiva
sumbangan tetap harus terpisah dari aktiva operasi. Sesuai dengan peraturan
harus terlihat jelas mana sumbangan yang benar-benar murni sumbangan. Hal
ini juga membawa konsekuensi laporan kontribusi operasinya yakni pendapatan
yang diperoleh dari perputaran dana tahunan, bantuan dan sumbangan lainnya
yang dimaksudkan untuk membiayai operasional perusahaan.
Maka, organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan keuangan.
Bentuk pertama berkiatan dengan kegiatan operasional, dan termasuk di
dalamnya adalah laporan operasional, neraca dan lapora cash flow, semuanya
sama seperti yang ditemui di dunia usaha pada umumnya. Bentuk kedua
berkaitan dengan kontribusi modal dan laporan ini berisikan laporan kontribusi
modal inflow dan outflow selama satu periode dan neraca yang melaporkan
kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang dan modal.
Kontribusi modal inflow adalah kontribusi modal yang diterima pada periode
tertentu dan gain dari portofolio sumbanga; sementara kontribusi modal
outflow adalah pendapatan sumbangan yang dilaporkan sebagai pendapatan
operasi, kerugian portofolio sumbangan dan penghapusan gedung.
3) Akuntansi Dana
Pencatatan sistem akuntansinya menggunakan cara akuntansi dana.
Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang masing-masing
seimbangan dengan sendirinya (termasuk jumlah saldo debit sama dengan
jumlah saldo kredit). Hal-hal yang perlu dpahami dalam menerapkan proses
akuntansi dana pada organisasi nirlaba karena umumnya organisasi jenis ini
mempunyai:
a)
Dana umum atau dana operasi, yang khusus berkaitan dengan bentuk
rekening operasi
b) Dana gedung dan dana sumbangan, dimana rekening ini digunakan untuk
kontribusi modal aktiva
c)
Suatu variasi dana lain untuk tujuan khusus, seperti dana pensiun.
Untuk tujuan pengendalian manajemen biasanya memfokuskan pada dana
umum.
4) Aturan
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun
(trustee). Trustee biasanya tidak dibayar dan banyak dari mereka kurang
memahami manajemen usaha. Oleh karenanya, mereka sedikit sekali
melakukan pengawasan seperti yang dilakukan oleh seorang direktur. Juga,
karena kinerja sulit diukur pada organisasi nirlaba, biasanya dewan ini tidak
mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk itulah diperlukan dewan
yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.
c. Sistem Pengendalian Manajemen
1) Penentuan Harga Produk
Kebanyakan organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius tentang
kebijakan harga. Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan sistem biaya
penuh (full cost system). Full cost adalah jumlah biaya langsung, biaya tidak
langsung dan juga sedikit cadangan untuk peningkatan modal organisasi. Prinsip
ini diterapkan pada jasa-jasa yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
Penetapan harga untuk kegiatan sekitarnya hendaknya ditetapkan atas dasar
harga pasar. Jadi, harga pelayanan untuk rumah sakit nirlaba, sekolah
hendaknya ditetapkan full cost, tapi harga sumbangan hendaknya ditetapkan
atas dasar harga pasar.
Pada umumnya, semakin kecil dan spesifik unit jasa yang diberikan harga,
maka makin baiklah dasar keputusan yang diambil untuk alokasi sumber daya.
Pada umumnya pengendalian manajemen ditetapkan apabila hargan telah
ditetapkan terlebih dahulu sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa yang
diberikan
2) Penyusunan Anggaran dan Perencanaan Strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang
terbatas secara bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak
memakan waktu dari pada jenis usahanya itu sendiri.
kegiatan
pemasaran
(promosi,
iklan)
untuk
mendukung
10
1) Pengaruh Politik
Keputusan yang dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan sering
disertai dengan konflik. Tekanan publik seperti ini tidak dapat dihindarkan.
Seorang pejabat tidak bisa berfungsi jika ia tidak terpilih kembali, dan jika ingin
dipilih kembali, mereka harus membantu memenuhi kebutuhan tertentu walau
kebutuhan seperti ini tidaklah seperti yang diharapkan masyarakat. Tekanan
berupa konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan keputusan yang
optimum.
2) Informasi Publik
Di negara kita yang demokratis, masyarakat pers dan umum berhak tahu
atas apa yang dilakukan oleh pemerintahnya. Saluran untuk distribusi informasi
ini biasanya bias. Cerita beberapa media biasanya cenderung membesarbesarkan. Untuk mengurangi hal tersebut, pemerintah biasanya membatasi
jumlah informasi yang sensitif dan kontroversial yang mengalir melalui sistem
pengendalian manajemen formal. Hal ini mengurangi efektivitas sistem.
3) Sikap Yang Mengutamakan Pelanggan
Organisasi nirlaba didukung oleh pelanggan karena memperoleh
penghasilan dari pelanggannya. Makin bertambah pelanggan maka makin
bertambah pula pendapatannya, sehingga organisasi ini menerima pelanggan
dan melayaninya dengan baik. Organisasi pemerintah juga didukung oleh
masyarakat; mereka memperoleh penghasilan melalui masyarakat luas.
4) Peraturan Pemerintah (Red Tape)
Adanya sejumlah aturan dan regulasi sehingga kinerja pemerintah
terkontrol. Beberapa aturan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.
5) Kompensasi Manajemen
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya
cenderung sedikit mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperoleh
profesional lainnya di swasta. Ini merupakan persepsi yang dirasakan oleh
11
masyarakat umum bahwa seseorang sama baiknya dengan yang lainnya yang
pada gilirannya mempengaruhi pihak pembuat undang-undang. Akibatnya
adalah seorang manajer yang terbaik biasanya jarang yang mau kerja di dunia
pemerintah. Tentu saja ada pengecualian di bidang-bidang tertentu dimana
organisasi ini memberikan kompensasi yang memadai. Kompensasi disini tidak
mesti dalam bentuk materi. Penghargaan atau yang lebih konkret kenaikan
pangkat secara otomatis adalah beberapa contoh kompensasi yang dapat
diberikan.
c. Sistem Pengendalian Manajemen
1) Penyusunan Anggaran dan Perencanaan Strategis
Perencanaan strategi di organisasi pemerintah merupakan faktor penting.
Keputusan yang diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik.
Keputusan yang diambil biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor
tidak hanya faktor ekonomi tapi juga faktor lainnya. Jika diparalelkan,
perencanaan strategis dalam sistem pemerintah adalah penyusunan Program
Pemerintah
yang
berupa
Kebijakan
Pemerintah
dan
pelaksanaannya
12
Indikator Sosial
Yakni ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan menunjukkan
hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut. Karena indikator sosial
banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, maka ukuran ini terbaik hanya
indikasi kasar bagai prestasi yang dicapai oleh organisasi tersebut. Tingkat
harapan hidup misalnya, adalah indikasi efektivitas pengelolaan kesehatan
pada suatu negara; ukuran ini biasanyanya dipengaruhi oleh standar hidup,
makanan, kebiasaan merokok, dan faktor lainnya. Sehingga indikator sosial
seperti ini cocok digunakan untuk analisis masalah strategis pada jangka
panjang.
13
14
4. Organisasi nirlaba kekurangan manfaat dimana ukuran laba disediakan, dan mereka
harus menghitung atas kontribusi modal yang ini jarang terjadi pada organisasi bisnis.
5. Organisasi pemerintah mempunyai masalah yang sudah sama-sama diketahui umum
yakni berupa pengaruh politik dan birokrasi.
6. Pada organisasi dagang, persediaan dan manajemen modal kerja merupakan hal
penting.
7. Sistem pengendalian manajemen pada organisasi jasa umumnya sama dengan sistem
pengendalian manajemen pada organisasi dagang.
E. Daftar Pustaka
Abdul Halim, Achmad Tjahjono dan Muh Fakri Husein, Sistem Pengendalian Manajemen,
Yogyakarta, UPP STIM YKPN, 2009
Arief Suadi, Sistem Pengendalian Manajemen, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas
Ekonomi UGM, 1995.
15