Anda di halaman 1dari 12

MODUL DUABELAS

PENGENDALIAN PADA PERUSAHAAN JASA

Pendahuluan
Sistem pengendalian manajemen yang dibahas selama ini lebih menekankan pada sistem
pengendalian manajemen pada perusahaan manufaktur. Sistem pengendalian manajemen
harus diterapkan pada semua jenis organisasi atau perusahaan dan tidak hanya menyangkut
aspek manufaktur saja. Sistem pengendalian manajemen juga diberlakukan dan
dimplementasikan pada organisasi atau perusahaan jasa.
Organisasi atau perusahaan jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda
dibanding sektor manufaktur. Dengan demikian sistem pengendalian manajemen pada sektor
jasa memiliki karakteristik yang berbeda pula.
Dengan demikian, modul ini akan membahas mengenai karakteristik perusahaan jasa,
jenis jenis perusahaan/prganisasi jasa beserta karakteristik pengendaliannya serta
karakteristik pengendalian manajemen secara umum.

Karakteristik Perusahaan Jasa


Industri jasa berkembang pada awal abad ke 20 seiring dengan berkembangnya industri
manufaktur. Oleh sebab itu perusahaan jasa berbeda dengan perusahaan manufaktur,
perbedaan tersebut tampak dari karakteristiknya, sebagai berikut :
1. Tidak mempunyai persediaan
Perusahaan jasa tidak melakukan kegiatan produksi, dimana persediaan bertujuan
untuk menjamin kontinuitas produksi atau tersedianya barang jadi yang dibutuhkan
sewaktu-waktu oleh konsumen dalam rangka memperoleh pendapatan di masa yang
akan datang. Persediaan pada perusahaan manufaktur dimaksudkan untuk menjamin
kontinuitas produksi, serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada saat
dibutuhkan oleh konsumen. Namun karakteristik persediaan ini tidak ditemukan dalam
industri jasa.
2. Biaya dalam perusahaan jasa
Pada perusahaan jasa katagori biayanyanya sebagai besar adalah biaya tetap yang
berhubungan dengan kapasitas yang dimilikinya, yang berakibat bahwa ada masa-masa
order jasa yang padat (peak season) atau sepi (low season).
3. Kesulitan dalam pengawasan kualitas

1
Bahan dan produk pada perusahaan manufaktur bisa diukur kualitasnya dengan
kasat mata, sedangkan pada perusahaan jasa kualitasnya tidak kasat mata tetapi
bisa dirasakan, oleh sebab itu biasanya subyektivitasnya tinggi.
Perusahaan manufaktur bisa melakukan inspeksi fisik produknya sebelum
dikirimkan ke pelanggan, dan kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat
mata atau dengan instrument tertentu. Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan
hal yang sama seperti barang. Penilaian atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu
diberikan dan seringkali bersifat subyektif.
4. Penggunaan tenaga kerja pada perusahaan jasa cukup tinggi (labour intensif)
Pada peruashaan jasa, penggunaan tenaga kerja pada perusahaan jasa cukup tinggi
(intensif)atau padat karya (labor intensif), sedangkan perusahaan industri  pada
modal (capital intensif) dan banyak otomatisasi untuk mengurangi biaya produksi.
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan
maksud menggantikan tenaga kerja dan mengurangi biaya.perusahaan jasa tidak
melakukan itu, tetapi dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan.
5. Organisasi dengan multi unit
Perusahaan jasa biasanya mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda
dan masing-masing relatif kecil yang menyediakan pelayanan bagipelanggannya.
Kesamaan unit ini memberikan dasar yang umum untuk menganalisis
anggaran dan mengeavaluasi kinerja yang tidak ada pada perusahaan
manufaktur
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda
yang masing-masing relatif kecil. Karena unit-unit tersebut berbeda dalam
menyediakan pelayanan, perhatian khusus diperlukan untuk memperbandingkan
kinerja masing-masing unit. Teknik seperti menyesuaikan perbedaan seperti ini
disebut data envelopment analysis. Teknik ini mengidentifikasi unit yang paling
efisien dengan menggunakan metode statistic atas berbagai perbedaan yang diizinkan.

Jenis jenis Perusahaan Jasa Beserta Karakteristik Pengendaliannya


Perusahaan jasa ini terdiri dari berbagai jenis yang terdiri dari :
1. Organisasi Jasa Profesional,

2
Termasuk dalam perusahaan jasa profesional adalah LITBANG, Kantor
Pengacara, Kantor Akuntan, Agen Iklan, Organisasi Kesenian, Organisasi Olah
Raga, dan lain sebagainya.
Karakteristik Khusus Pengendalian Perusahaan Jasa Profesional:
Penetapan Tujuan
Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset
utamnya adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak
dalam laporan keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan
kompensasi yang sepadan pada para profesionalnya. Pada banyak organisasi,
Tujuan yang hendak dicapai biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi.
Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah ukuran sukses suatu organisasi
biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi. Tujuan ini menunjukkan skala
ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor pusat organisasi dan
unit-unit pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam persaingan.
Tenaga Kerja Profesional
Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja
dalam hal ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak
membebani keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin
mengerjakan sebaik mungkin dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional
merupakan sumber daya terpenting dalam suatu perusahaan.
Pengukuran Output
Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran fisik,
seperti unit, ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja.
Pendapatan yang diperoleh biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah
organisasi profesi, namun ukuran seperti ini lebih berhubungan pada jumlah jasa
yang dilakukan, tidak berkaitan dengan mutu, walau kualitas yang jelek dalam
jangka panjang akan mengurangi pendapatan. Pekerjaan yang dilakukan oleh
banyak profesionaltidak repetitive atau berulang-ulang. Hal ini menyulitkan dalam
perencanaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tugas, dan juga
penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan biasanya
repetitive, misalnya mencatat kontrak penjualan dan membuat draft tugas.

3
Ukuran Perusahaan Yang Relatif Kecil
Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hukum, akuntan, organisasi
professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja. Manajer
puncak pada organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi pegawainya
secara langsung dan pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan untuk sistem
pengendalian manajemen tidaklah merupakan hal yang mendesak.
Pemisahan Kegiatan Produksi dan Pemasaran
Pada perusahaan manufaktur, pemisahan yang jelas antara kegiatan produksi dan
pemasaran dapat diidentifikasi. Namun, pada organisasi profesional, pemisahan
tersebut sangat tipis bahkan sering tidak ada
Penentuan Harga
Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi biasabya
ditetapkan secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja untuk
kompensasi dengan tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba.
Biasanya juga dibebankan biaya tetapnya.

Perencanaan strategi dan pengangaran


Pada umumnya, sistem perencanaan strategi dibuat tidak sebaik pada perusahaan
manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya adalah orang, dan walaupun
terjadi fluktuasi jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran dan
kompensasiuntuk stafnya lebih mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.

Pengawasan operasi
Pada perusahaan profesional, perhatian yang besar hendaknya diberikan pada
penjadwalanwaktu dan professional tersebut. The billed time ratio adalah rasio
jumlah jam yang dipakai terhadap total jam kerja yang tersedia dari professional
tersebut, diawasi dengan cermat. Ketidakmampuan untuk menciptakan standar
kerja dan ukuran prestasinya, akan membawa dampak terhadap perencanaan dan
pengendalian tugas sehari-hari.
Ukuran prestasi dan penghagaan
Kinerja professional cukup mudah dinilai walaupun ada juga kinerja professional
yang cukup sulit dunilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi biasanya
tersedia.

4
Organisasi Jasa Keuangan
Yang termasuk perusahaan jasa keuangan ialah : Bank Komersial, Perusahaan
Asuransi, Perusahaan Efek., dan lain sebagainya. Beberapa karakteristik Umum
perusahaan jasa keuangan ialah menyangkut :
a. Aset Moneter
Kebanyakan asset perusahaan jasa keuangan adalah moneter. Nilai asset moneter
saat ini lebih mudah diukur dari pada aset fisik lainnya, seperti gedung dan peralatan
serta hak patent dan aktiva tak berwujud lainnya. Mata uang merupakan contoh
ekstrem komoditi fungible. Setiap saat pada suatu waktu rupiah yang dimiliki oleh
seluruh perusahaan mempunyai nilai yang sama dengan nilai nominalnya atau daya
belinya. Daya beli rupiah berubah menurut waktu, tetapi pada masa depan, semua
rupiah mempunyai nilai yang seimbang. Hal ini berarti rupiah yang dipunyai setiap
orang mempunyai kualitas yang sama pada saat diberikan. Aset keuangan juga bisa
ditransfer dari satu pemilik ke pemilik lain dengan cepat dan mudah.
b. Jangka Waktu Untuk Transaksi
Kesuksesan atau kegagalan pengeluaran obligasi, pinjaman hipotik pada seseorang
atau kebijakan asuransi jiwa mungkin tidak diketahui selama 30 tahun atau lebih.
Selama periode ini, ketepatan dari pinjaman ataupun kebijakannya mungkin
berubah, daya beli uang tersebut tentu saja berubah. Ini berarti kinerja akhir meliputi
otorisasi dan penyusutan pinjaman, atau penjualan dan penetuan harga kebijakan
asuransi, tidak bisa diukur pada saat keputusan awal dibuat. Hal ini berarti
pengawasan membutuhkan suatu alat yang mensurvei keabsahan secara berkala
transaksi selama periode tertentu, termasuk pemeriksaa berkala semua pinjaman
yang beredar.
c. Risiko dan penghargaan
Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima risiko dalam bentuk
penghargaan, kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan risiko dan
penghargaan. Makin besar risiko, makin besar penghargaan yang diterima. Pada
perusahaan jasa keuangan, keseimbangan ini nampak jelas pada investasi usaha,
seperti melibatkan pembelian mesin atau pengenalan produk baru. Tarif bunga atas
pinjaman dan premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko yang akan terjadi.

5
d. Regulasi
Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas diatur
oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini diperlukan,
beberapa aturan ini melarang praktik usaha tertentu dan aturan akuntansi khusus
lainnya berbeda dari akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Untuk keputusan
tertentu, pengaruh baik akuntansi GAAP maupun akuntansi pada regulasi tersebut
harus dipertimbangkan.
Pengendalian manajemen pada organisasi jasa berbeda bila dibandingkan dengan
organisasi manufaktur. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan penyangga pada
organisasi jasa, kesulitan mengukur kualitas, dan pada umumnya perusahaan jasa
cenderung merupakan padat karya. System pengendalian manajemen pada
organisasi jasa umumnya sama dengan system pengendalian manajemen pada
organisasi dagang.
Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan lainnya.
Pertama, bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak transaksi
tidak bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang dilakukan. Yang
utama, perusahaan akan mendapat laba jika pendapatan masa depan diperoleh dari
pinjaman saat ini, investasi, dan premin asuransi yang melebihi biaya dana yang
berkaitan dengan pendapatan ini. Masalah pengendalian manajemen lebih kompleks
dalam investasi perbankan, perdagangan sekuritas, dan beberapa organisasi lainnya
karena fakta bahwa laba ataupun rugi bisa dihasilkan dari satu transaksi tunggal.

Oganisasi Perawatan Kesehatan,


Permasuk dalam perusahaan jenis ini ialah : Rumah Sakit, Klinik, Organisasi
Penyelenggara Kesehatan, Laboratorium Medis, Panti Wreda dan Rumah
Perawatan, dan lain sebagainya.
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah rumah sakit,klinik, rumah sakit
bersalin, laboratorium kesehatan, dan organisasi sejenis lainnya. Pada dasarnya
ciri-ciri organisasi seperti ini merupakan organisasi nirlaba, tapi banyak juga
diantaranya yang merupakan perusahaan yang berorientasi laba.

6
Ciri-ciri khusus perusahaan jenis ini ialah :
a. Kesulitan dalam masalah sosial
Masyarakat sering dihadapkan dengan pelayanan rumah sakit yang tidak bagus,
tingginya tarif rumah sakit, tingginya obat dan masalah-masalah lainnya. Dilain
sisi jumlah orang sakit terus bertambah karena kemajuan pengobatan
memperpanjang harapan hidup manusia, yang pada gilirannya membutuhkan
perawatan. Pihak yang menyediakan layanan kesehatan sebenarnya sadar akan
masalah ini, namun diperlukan mekanisme tertentu yang tidak saling merugikan
antara penyedia dan pemakai perawatan kesehatan.
b. Perubahan penyedia jasa perawatan kesehatan
Dengan meningkatnya biaya perawatan kesehatan, perubahan signifikan terjadi
dalam hal pelayanan perawatan, yang dulunya dilakukan oleh beberapa penyedia
perawatan kesehatan. Banyak jasa yang sebelumnya dilakukan oleh rumah
sakit,sekarang cukup dilakukan oleh klinik tertentu saja.
c. Profesional
Pengaruh pengendalian manajemen pada professional ini sama dengan yang terjadi
pada organisasi profesional lainnya. Loyalitas mereka biasanya lebih mengarah
pada profesi, tidak pada organisasi.manajer bagian pada dasarnya merupakan
seorang professional yang melakukan fungsi manajemennya hanya pada paruh
waktu.
d. Pentingnya pengendalian mutu
Industri kesehatan banyak berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kualitas
jasa yang diberikan harus benar-benar diperhatikan. Pada periode tertentu
diperlukan pengkajian ulang tentang prosedur operasi atau pembedahan,
pengkajian ulang terhadap dokter pribadi.

Organisasi Nirlaba,
Termasuk dalamorganisasi ini ialah : Yayasan, Foundation, LSM, Partai Politik,
Komunitas dan sebagainya
Organisasi nirlaba menurut definisi hukumnya merupakan organisasi yang tidak
bisa mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada anggota,
pegawai atau direktur oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini, organisasi tentu saja
bisa memberi semacam kompensasi atas jasa ataupun barang yang diberikan oleh

7
pegawai maupun anggota organisasi tersebut. Definisi ini juga tidak berarti
organisasi dilarang memperoleh pendapatan yang diperhitungkan sebagai labanya.
Yang dilarang adalah distribusi laba tersebut. Organisasi nirlaba memerlukan laba
yang tinggi untuk menyediakan modal kerja dan sebagai penjagaan di masa
paceklik perolehan dana.
Ciri-ciri khusus :
a. Tidak ada ukuran dana
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan
bagi pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi terhadap tujuan
yang telah ditetapkan. Tujuan dan ukuran seperti ini tidak kita jumpai pada
organisasi nirlaba. Ketiadaan ukuran kuantitas dalam penghargaan kinerja
manajemen merupakan masalah yang serius bagi penerapan pengendalian
manajemen pada organisasi nirlaba. Laporan keuangan merupakan laporan yang
sangat bermanfaat pada organisasi nirlaba, sama seperti pada dunia usaha.
Walaupun kinerja keuangan tidak merupakantujuan dominan pada orgaisasi
nirlaba, tapi tujuan seperti ini tetap perlu karena tanpa pendapatan yang sedikit
melebihi biaya sulit bagi suatu organisasi nirlaba untuk bertahan hidup.
b. Kontribusi modal
Hanya sedikit perbedaan utama pada pencatatan transaksi akuntansi pada unit
usaha dan organisasi nirlaba, yakni yang berkaitan dengan modal pada neraca.
Sedangkan persamaannya adalah baik organisasi laba maupun nirlaba menyatakan
peningkatan modal jika terjadi peningkatan pendapatan labanya. Ada dua kategori
kontribusi modal yaitu dalam bentuk bangunan dan sumbangan. Penerimaan
kontribusi aktiva modal tidak merupakan pendapatan. Organisasi nirlaba
mempunyai dua bentuk laporan keuangan, bentuk pertama berkaitan dengan
kegiatan operasional dan termasuk di dalamnya adalah laporan operasional, neraca,
dan laporan cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui di dunia usaha
umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal, dan lapran ini
berisikan laporan kontribusi modal inflow dan outflow selama satu periode dan
neraca yang melaporkan kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan
hutang dan modal.

8
c. Melibatkan Akuntansi dana
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya dengan
cara akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang
masing-masing seimbang dengan sendirinya.
d. Terdapat Aturan dan Sistem Pengawasan Tertentu
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun (trustee).
Biasanya dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk
itulah diperlukan dewan yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.
Karakteristik Pengendalian Manajemen
a. Penentuan harga pokok
Kebanyakan organisasi nirlaba tidak memperhatikan dengan serius tentang
kebijakan harga. Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system biaya penuh
(full cost system). Prinsip ini diterapkan pada jasa-jasa yang berkaitan dengan
tujuan organisasi. Pada umunya pengendalian manajeman ditetapkan apabila
harganya telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa
yang diberikan.
b. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang terbatas
secara bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak memakan
waktu dari pada jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian manajemen yang
paling penting dalam organisasi seperti ini adalah berkaitan dengan aktivitas
keuangan organisasi yakni anggaran (baik itu pendapatan maupun pengeluaran.)
c. Pengendalian Operasi dan evaluasi
Pada kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui biaya
operasional yang optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk
memperoleh dana terutama dari sumber pemerintah. Hal ini membawa konsekuensi
makin diperlukannya pengendalian manajemen

Organisasi Pemerintah, macamnya :


Termasuk dalam jenis ini ialah : Kantor Departemen, Kantor Gubernur, Kantor
Kabupaten/Walikota, dan lain sebagainya. Organisasi pemerintah merupakan
organisasi jasa dan kegiatan semacam ini merupakan salah satu contoh organisasi
nirlaba.

9
Karakteristik Khusus :
a. Pengaruh politik
Pada organisasi pemerintah, keputusan dihasilkan melalui proses yang berjenjang
dan sering disertai dengan konflik. Tekana politik seperti ini tidak dapat
dihindarkan. Tekana berupa konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan
keputusan yang optimum.
b. Informasi publik
Pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitive dan
kontreoversial yang mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal
ini mengurangi efektivitas sistem.
c. Sikap yang mengutamakan pelanggan
Pada dasarnya perusahaan yang berorientasi laba maupun nirlaba didukung oleh
pelanggannya dimana ia memperoleh penghasilan dari pelanggannya tersebut.
Organisasi pemerintah juga didukung oleh masyarakat,mereka memperoleh
penghasilan melalui masyarakat luas.
d. Peraturan pemerintah (Red tape)
Pemerintah telah mengumumkan sejumlah aturan dan regulasi. Beberapa aturan ini
sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja pemerintah.
e. Kompensasi manajemen
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya cenderung
sedikit mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperolejh profesional lainnya
di swasta. Kompensasi disini tidak hanya dalam bentuk materi, penghargaan atau
yang lebih konkret kenaikan pangkat secara otomatis adalah beberapa contoh
kompensasi yang dapat diberikan.
f. Akuntansi
Hingga saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi pemerintah sudah
kuno dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Disini perlu dilakukan
perombakan sistem akuntansi yang lebih mengacu pada kebutuhan saat ini.
Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen
a. Penyusunan anggaran dan perencanaan strategis
Perencanaan strategis di organisasi pemerintahan merupakan faktor penting.
Keputusan yang diambil biasanya juga melibatkan pertimbangan politik.

10
Keputusan yang diambil biasanya dengan mempertimbangkan berbagai faktor
tidak hanya faktor ekonomi tapi juga faktor lainnya.
b. Ukuran kerja
Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi pemerintah
dapat diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah
pendapatan tidak merupakan output. Karena tidak merupakan ukuran moneter,
maka ukuran pendapatan disoini bisa dilihat dari kualifikasi yang dilakukan.
Kualifikasi yang biasanya dilakukan adalah:
1. Ukuran Hasil (A Result Measure) adalah ukuran output yang menurut
dugaan berhubungan dengan tujuan organisasi.
2. Ukuran Proses (A Proces Measure) adalah ukuran yang berkaitan dengan
kegiatan yang dijalankan oleh pemerintah.
3. Indikator Sosial adalah ukuran yang lebih luas dimana output yang
dihasilkan menunjukkan hasil kerja dari organisasi pemerintah tersebut.

Organisasi Usaha Dagang, macamnya : Pengecer, Agen, Grosir atau


Distributor adalah organisasi yang tidak diklasifi- kasikan sebagai
organisasi jasa  krn masih mencari laba.
Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor penting pada
perusahaan dagang. Sebenarnya kepala departemen pada organisasi seperti ini
disebut “pembeli”, tidak hanya sekedar manajer, yang menunjukkan pentingnya
fungsi pengadaan. Alat pengawasan yang prinsip adalah dimungkinkannya untuk
membeli yakni jumlah maksimum yang boleh dibeli oleh pembeli kapan saja.
Pengawasan modal kerja merupakan faktor penting dalam perusahaan dagang. Saat
ini organisasi dagang dan organisasi swasta telah mengembangkan sistem
informasi yang memungkinkan satu perusahaan membandingkan pendapatan,
biaya dan elemen lainnya dengan perusahaan lainnya.

Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen Perusahaan Jasa Pada


Umumnya
Berdasarkan karakteristik perusahaan jasa yang diuraikan di atas, Sistem
Pengendalian Manajemen yang bisa diterapkan pada perusahaan jasa secara umum
adalah :

11
a. Pengendalian Program Kerja
Pengendalian program kerja dilakukan untuk meyakini bahwa visi dan misi
organisasi serta cara mencapainya telah dijabarkan melalui strategi yang
ditetapkan. Selanjutnya pengendalian manajemen diselenggarakan untuk
memperoleh keyakinan bahwa visi organisasi telah tercapai (paling tidak
mendekati pencapaian) serta misi organisasi telah dijalankan dengan sebaik-
baiknya
b. Pengendalian ukuran-ukuran Kinerja
Pengendalian ini dilakukan untuk meyakini bahwa sasaran-sasaran organisasi
berdasarkan visi dan misi organisasi telah ditetapkan, dan dicapai melalui
penetapan berbagai ukuran kinerja. Pengukuran kinerja yang digunakan meliputi
penetapam kinerja keuangan dan non keuangan. Penetapan ukuran ukuran kinerja
tersebut meliputi:
(1) Kinerja keuangan terutama menyangkut pencapaian anggaran dan
ketersediaan uang kas.
(2) Kinerja non keuangan terutama ditekankan pada layanan yang
diberikan untuk memenuhi kebutuhan kastamernya.
c. Pengendalian melalui budaya perusahaan dan etos kerja
Pengendalian melalui budaya perusahaan dan etos kerja karyawan yang
menggambarkan keberadaan dan keyakinan mereka dalam organisasi untuk
menjaga citra organisasi.

-------------------selamat mempelajari----------------

12

Anda mungkin juga menyukai