Anda di halaman 1dari 10

ORGANISASI JASA, JASA KEUANGAN DAN MULTINASIONAL

Kelompok 11
Disusun oleh:
1. Fransisco Valdino R. (A031191002)
2. Roy Chandra (A031191113)
3. Winda Ayu Lestari (A031101188)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
1. Organisasi Jasa secara Umum
Sistem pengendalian manajemen tidak hanya menyangkut aspek
manufaktur saja. Sistem pengendalian manajemen juga berfungsi pada sektor jasa.
Dalam proses pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif
berbeda dibanding sektor manufaktur. Karakteristik tersebut antara lain:
a. Ketiadaan Persediaan Penyangga
b. Kesulitan dalam Mengendalikan Kualitas - Perusahaan jasa tidak dapat menilai
kualitas produk sampai pada saat jasanya diserahkan, dan sering kali penilaian
tersebut bersifat subjektif.
c. Padat Karya - Perusahaan manufaktur dapat menambah peralatan dan
mengotomisasi lini produksi sehingga dengan demikian, perusahaan
menggantikan buruh dan mengurangi biaya.
d. Organisasi Multi-Unit - Beberapa organisasi jasa mengoperasikan banyak unit di
berbagai lokasi, di mana setiap unit adalah relatif kecil. Kesamaan dari unit-unit
yang terpisah memberikan dasar yang umum untuk menganalisis anggaran dan
mengevaluasi kinerja, yang tidak ada di perusahaan manufaktur

2. Organisasi Jasa Profesional


Organisasi penelitian dan pengembangan, kantor pengacara, kantor akuntan,
organisasi kesehatan, perusahaan teknik, arsitektur, kantor konsultan, serta organisasi
olahraga adalah contoh organisasi jasa profesional.
A. Karakterístik Khusus
1) Sasaran - meningkatkan ukuran organisasi.
2) Profesional - Pendidikan bagi kebanyakan profesi tidak mencakup pendidikan
dalam manajemen tetapi pada umumnya menekankan kepada keterampilan
profesi di banding kepada keterampilan manajemen.
3) Pengukuran Input dan Output - Output dari organisasi profesional tidak dapat
diukur dengan ukuran fisik. Pendapatan yang diperoleh adalah salah satu
ukuran output di heberapa organisasi profesional, tetapi angka moneter ini,
hanya berkaitan dengan kuantitas jasa yang diberikan, namun bukan
kualitasnya.
4) Perusahaan Kecil
5) Pemasaran - Di beberapa organisasi profesional, kode etik profesi membatasi
jumlah dan karakter dan usaha pemasaran yang terlalu kentara oleh para
profesional. Tetapi, pemasaran adalah aktivitas yang penting di hampir semua
organisasi.
B. Sistem Pengendalian Manajemen
1) Penentuan Harga - Harga jual dan pekerjaan ditetapkan dengan cara
tradisional di banyak perusahaan-perusahaan profesional.
2) Pusat Laba dan Penetapan Harga Transfer - Unit-unit pendukung,
membebankan layanan yang mereka berikan ke unit yang mengonsumsi
layanan tersebut.
3) Perencanaan Strategis dan Penyusunan Anggaran - Meskipun organisasi
menghindari fluktuasi jangka pendek dalam jumlah karyawan, perubahan
dalam ukuran dan komposisi karyawan lebih mudah untuk dilakukan dan lebih
mudah untuk dibalik dibandingkan dengan perubahan dalam kapasitas fisik
pabrik
4) Pengendalian Operasi - Banyak perhatian yang, atau sebaiknya, dicurahkan
pada penjadwalan waktu profesional. Rasio waktu yang ditagih (billed time
ratio), yang merupakan rasio dari jumlah jam yang dapat ditagih terhadap
jumlah jam yang tersedia, dipantau secara ketat. Jika ternyata penggunaan
waktu yang sebaliknya merupakan waktu menganggur atau untuk alasan
pemasaran atau pelayanan umum, beberapa penugasan dibebankan dengan
tarif yang lebih rendah dari tarif normal, maka varians harga yang ditimbulkan
harus dipantau secara ketat.
5) Pengukuran dan Penilaian Kinerja - Di beberapa organisasi, individu dapat
diminta untuk membuat penilaian atas diri sendiri. Ekspresi kepuasan atau
ketidakpuasan dari kiien juga merupakan dasar yang penting untuk menilai
kinerja. Anggaran dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur kinerja
biaya, dan waktu aktual yang digunakan dapat dibandingkan dengan waktu
yang direncanakan.

3. Organisasi Jasa Keuangan


A. Karakteristik Khusus
1) Aktiva Moneter
Kebanyakan aktiva dari perusahaan jasa keuangan bersifat moneter.
Nilai sekarang dari aktiva moneter adalah jauh lebih mudah untuk diukur
dibandingkan dengan nilai pabrik dan aktiva fisik lainnya, atau paten dan
aktiva tidak berwujud lainnya..
2) Jangka Waktu Transaksi
Pengendalian memerlukan adanya suatu cara pengawasan yang
berkelanjutan atas kelayakan dari suatu transaksi selama jangka waktu
tertentu, termasuk audit periodik atas semua pinjaman yang beredar.
3) Imbalan dan Risiko
Kebanyakan keputusan bisnis melibatkan trade-off antara risiko dan
imbalan. Semakin besar risikonya, sebaiknya semakin besar pula imbalan
yang diantisipasi. Di dalam perusahaan jasa keuangan, trade-off ini lebih
eksplisit dibandingkan dengan di dalam investasi bisnis seperti keputusan
pembelian suatu mesin atau pengenalan suatu produk baru.
4) Teknologi

4. Organisasi Jasa Perawatan Kesehatan


A. Karakteristik Khusus
1) Masalah Sosial yang Sulit
Masyarakat lambat laun mulai memahami fakta bahwa sistem
pemberian pelayanan kesehatan sekarang ini tidak berjalan. Masyarakat tidak
dapat membayar peningkatan yang dapat diprediksikan jika tingkat kenaikan
biaya berlanjut lebih lama lagi. Penyedia layanan kesehatan menyadari
masalah ini, adalah jelas bahwa pemberian layanan kesehatan akan berubah
secara drastis.
2) Perubahan dalam Bauran Penyedia Layanan
Untuk tetap layak beroperasi, rumah sakit harus memiliki fleksibilitas
untuk beradaptasi terhadap perubahan ini, balk dengan memberikan lebih
banyak layanan kepada pasien rawat jalan atau dengan menghilangkan
layanan pasien rawat inap yang tidak lagi menguntungkan.
3) Pembayar Pihak Ketiga
4) Profesional
5) Pentingnya Pengendalian Kualitas
Industri layanan kesehatan berurusan dengan nyawa manusia, jadi
kualitas layanan yang diberikannya merupakan hal yang paling penting.
6) Proses Pengendalian Manajemen
Proses penyusunan anggaran tahunan adalah secara konvensional.
Sejumlah besar informasi tersedia dengan cepat untuk pengendalian aktivitas
operasi. Kinerja keuangan dianalisis dengan membandingkan pendapatan dan
beban aktual dengan anggaran, dengan mengidentifikasikan varians-varians
penting, dan mengambil tindakan yang sesuai atas varians-varians tersebut.

5. Organisasi Nirlaba
Suatu organisasi nirlaba, sebagaimana didefinisikan dalam hukum, adalah
organisasi yang tidak dapat mendistribusikan aktiva atau labanya kepada, atau
untuk manfaat dan, anggotanya, pejabatnya, maupun direkturnya.
A. Karakteristik Khusus
1) Ketiadaan Ukuran Laba - Banyak dari organisasi nirlaba yang mempunyai
beberapa sasaran, dan efektivitas dari suatu organisasi dalam mencapai
sasarannya jarang sekali dapat diukur dengan jumlah kuantitatif.
2) Modal Kontribusi - Organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan
keuangan, bentuk pertama berkaitan dengan kegiatan operasional dan bentuk
kedua berkaitan dengan kontribusi modal, dan laporan ini berisikan laporan
kontribusi modal inflow dan outflow selama satu periode dan neraca yang
melaporkan kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan dengan hutang dan
modal.
3) Akuntansi dana - Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang
masing-masing seimbang dengan sendirinya.
4) Aturan - Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun
(trustee). Biasanya dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah
sebenarnya. Untuk itulah diperlukan dewan yang mengatur secara kuat dan
bekerja secara efektif
B. Sistem Pengendalian Manajemen
1) Penentuan harga pokok
Harga atas jasa biasanya ditetapkan dengan system biaya penuh. Pada umunya
pengendalian manajeman ditetapkan apabila harganya telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa yang diberikan.
2) Penyusunan anggaran dan perencanaan strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang
terbatas secara bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak
memakan waktu dari pada jenis usahanya itu sendiri. Alat pengendalian
manajemen yang paling penting dalam organisasi seperti ini adalah berkaitan
dengan aktivitas keuangan organisasi yakni anggaran.
3) Operasi dan evaluasi
Pada kebanyakan organisasi nirlaba, tidak ada cara untuk mengetahui biaya
operasional yang optimum. Banyak organisasi mengalami kesulitan untuk
memperoleh dana terutama dari sumber pemerintah. Hal ini membawa
konsekuensi makin diperlukannya pengendalian manajemen.

6. Organisasi Multinasional
Organisasi multinasional yaitu suatu perusahaan yang berbasis di satu negara
(negara induk) akan tetapi pesusahaan itu memiliki kegiatan produksi ataupun
pemasaran cabang di negara – negara lain (negara cabang). Organisasi Multinasional
adalah perusahaan yang beroperasi di dua atau lebih negara. Keuntungan organisasi
multinasional :
a) Jaringan kerja yang luas
b) Pendapatan yang lebih tinggi
c) Deskiripsi pekerjaan lebih jelas

7. Perbedaan Budaya
Menurut definisinya, sebuah organisasi multinasional akan beroperasi di banyak
negara dan harus siap menghadapi perbedaan budaya seiring dengan koordinasi dan
pengendalian yang dilakukan oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya.
Menurut Hofstede, budaya dapat berbeda pada 4 dimensi :
A. Jangkauan kekuasaan - kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan
dipusatkan secara tidak seimbang.
B. Individualisme/kolektivisme - sejauh mana seseorang mendefinisikan dirinya
sendiri sebagai seorang individu atau sebagai bagian dari kelompok yang lebih
besar.
C. Menghindari ketidakpastian - sejauh mana seseorang akan merasa terancam oleh
situasi yang tidak menentu.
D. Maskulinitas/feminitas - sejauh apakah pengaruh yang dimiliki oleh salah satu dari
kedua nilai dominan tersebut berupa penekanan ketegasan dan materialisme
(maskulin) versus perhatian pada orang lain dan kualitas hidup (feminin).
Beberapa kesimpulan dapat ditarik tentang jenis sistem perencanaan dan sistem
pengendalian yang akan lebih efektif di dalam budaya yang berbeda. Contohnya pada
budaya individualistis, pegawai mungkin lebih menyukai imbalan berdasarkan prestasi
individu, sedangkan imbalan yang berdasarkan kelompok mungkin lebih disukai oleh
pegawai dalam budaya kebersamaan. Dalam budaya dengan jangkauan kekuasaan yang
rendah, desentralisasi dalam pengambilan keputusan dan kesempatan berpartisipasi
yang lebih besar pada penyiapan anggaran mungkin lebih disukai. Jadi, para eksekutif
di dalam organisasi multinasional harus memahami dan menghormati perbedaan
budaya serta menyesuaikan pengendalian manajemen antarnegara.

8. Harga Transfer
Harga Transfer untuk barang, jasa dan teknologi merupakan salah satu dari
perbedaan besar yang terjadi antara pengendalian manajemen operasi domestik dan
luar negeri. Dalam operasi luar negeri dibutuhkan beberapa pertimbangan penting
lainnya untuk dapat sampai kepada suatu harga transfer, antara lain :
• Perpajakan
Sistem harga transfer yang memungkinkan pengalihan keuntungan ke negara-
negara dengan tingkat pajak yang rendah dapat mengurangi jumlah pajak
penghasilan perusahaan yang digabungkan dari seluruh dunia.
• Peraturan Pemerintah
Jika tidak diatur oleh pemerintah, perusahaan akan menetapkan harga transfer
untuk meminimalkan laba kena pajak di negara-negara dengan tingkat pajak
penghasilan yang tinggi.
• Tarif
Tarif sering kali dipungut berdasarkan presentase tertentu dari nilai impor
suatu produk. Semakin rendah harganya semakin rendah pula tarif yang akan
dikenakan.
• Pengendalian Devisa
Bebarapa negara membatasi jumlah devisa yang tersedia untuk mengimpor
beberapa komoditas tertentu. Dalam kondisi ini, harga transfer yang lebih rendah
memungkinkan anak perusahaan untuk memasukkan komoditas tersebut dalam
jumlah yang lebih besar.
• Akumulasi Dana
Perusahaan mungkin ingin mengakumulasikan dananya di satu negara tertentu
daripada di negara lain. Karena, ahrga transfer merupakan salah satu cara untuk
mengalihkan dana tersebut ke dalam atau ke luar negeri tertentu.
• Joint Venture
Bentuk kerjasama antar beberapa perusahaan yang berasal dari beberapa
negara menjadi satu perusahaan untuk mencapai konsentrasi kekuatan-kekuatan
ekonomi yang lebih padat.

Penggunaan Metode Harga Transfer


Metode-metode harga transfer antarperusahaan sepengendali yang dapat diterima,
disusun menurut prioritasnya dari yang paling penting adalah sebagai berikut :
• Metode perbandingan dengan harga tidak sepengendali.
Harga yang wajar dapat dipastikan dari penjualan barang atau jasa yang dapat
diperbandingkan antara perusahaan multinasional dan pelanggan yang tidak
memiliki hubungan istimewa, atau antara dua perusahaan yang masing-masing
tidak saling memiliki hubungan istimewa.
• Metode harga jual kembali. Dalam metode ini, wajib pajak bekerja mundur dari
harga penjualan final pada saat kekayaan yang dibeli dari perusahaan afiliasi
dijual kembali dalam sebuah penjualan tidak sepengendali. Metode ini digunakan
jika : (1) jika tidak tersedia penjualan tidak sepengendali yang sebanding, (2)
penjualan kembali dilakukan dalam jangka waktu yang wajar sebelum atau
sesudah pembelian antar perusahaan sepengendali, (3) penjualan kembali tidak
menambahkan nilai yang berarti kepada barang yang bersangkutan dengan
mengubahnya secara fisik, selain dari kemasan, label dan seterusnya atau dengan
penggunaan atau pemanfaatan kekayaan yang tak berwujud.
• Metode biaya-plus. Menurut metode ini, yang menjadi prioritas terendah di
antara ketiga metode yang diuraikan, titik awal untuk menentukan harga yang
wajar adalah biaya untuk memproduksi produk, dihitung menurut praktik
akuntansi yang benar.

9. Nilai Tukar Mata Uang


• Nilai Tukar
Nilai tukar yang biasanya ditawarkan disebut nilai tukar nominal. Nilai tukar spot
adalah nilai tukar nominal yang berlaku pada satu hari tertentu. Nilai tukar riil adalah
nilai tukar spot setelah penyesuaian perbedaan inflasi antara dua negara yang
dihitung. Ada juga nilai tukar forward yaitu, nilai tukar hari ini yang dapat digunakan
menjadi dasar penyelesaian suatu transaksi yang terjadi di suatu waktu di masa depan.
• Berbagai Jenis Eksposur Nilai Tukar
1. Eksposur Translasi - eksposur dari neraca dan laporan laba rugi perusahaan
multinasional terhadap perubahan yang terjadi di dalam nilai tukar nominal.
2. Eksposur Transaksi - eksposur nilai tukar yang dimiliki oleh perusahaan
untuk transaksi-transaksi antar negaranya ketika transaksi semacam itu
dicatat hari ini tetapi penyelesaian pembayarannya dilaksanakan di
kemudian hari.
3. Eksposur Ekonomi adalah eksposur nilai tukar atas arus kas perusahaan
operasional atau eksposur kompetitif terhadap nilai tukar.
• Pilihan Metrik dalam Evaluasi Kinerja
Dalam survei perusahaan-perusahaan multinasional, Choi dan Czechowich
mengemukakan bahwa hampir semua responden memiliki sistem evaluasi kinerja
yang membandingkan aktual terhadap anggarannya dalam menilai kinerja anak
perusahaan.
Mempersiapkan anggaran Awal proyeksi
akhir
menelusuri anggaran Awal 1 2 3
Proyeksi 4 5 6
• Efek Translasi Akhir 7 8 9
Ketika perusahaan memberikan laporannya kepada para pemegang saham, mereka
harus mengonsolidasikan angka-angka akuntansi dari anak perusahaan di negara asing
dengan angka-angka akuntansi dari induk perusahaan. Laba dan rugi akibat translasi
yang ditimbulkan dari konversi neraca dan laporan laba rugi anak perusahaan di luar
negeri ke dalam unit moneter dari induk perusahaan seharusnya tidak memengaruhi
evaluasi kinerja dari manajer anak perusahaan.
• Eksposur Ekonomi
Ketika anak perusahaan memiliki transaksi antarnegara, mereka juga akan menjadi
subjek dari eksposur ekonomi. Dalam hal ini, merupakan hal yang tepat bagi sistem
pengendalian untuk mengevaluasi manajer anak perusahaan atas keputusan-keputusan
yang seharusnya memungkinkan anak perusahaan merespons perubahan yang terjadi
pada nilai tukar riil.
• Efek Transaksi
Lindung nilai adalah praktik yang berlaku umum di banyak perusahaan sebagai
contoh, kapan saja perusahaan membeli asuransi, secara tidak langsung perusahaan
tersebut telah melakukan transaksi lindung nilai internasional, dan hal itu dipergunakan
sebagai cara untuk mengatasi efek dari eksposur transaksi.
• Kinerja Anak Perusahaan
Penting untuk disadari bahwa kinerja ekonomi anak perusahaan itu sendiri harus
merefleksikan akibat-akibat negatif atau positif atas eksposur translasi, eksposur
transaksi, dan eksposur ekonomi.
• Pertimbangan Manajemen
Dalam mendesain sistem evaluasi kinerja anak perusahaan multinasional,
perusahaan dapat menggunakan pedoman-pedoman berikut ini :
1. Para manajer anak perusahaan seharusnya tidak dianggap bertanggung jawab
terhadap efek translasi.
2. Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinasi terpusat dari kebutuhan
lindung nilai perusahaan multinasional secara keseluruhan.
3. Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek
ketergantungan dari nilai tukar yang diakibatkan oleh eksposur ekonomi.
4. Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk
menentukan lokasi operasi di sebuah negara atau merelokasi operasi dari
sebuah negara seharusnya merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari adanya
eksposur translasi, eksposur transaksi, dan eksposur ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai