Kelompok 11
Disusun oleh:
DEPARTEMEN AKUNTANSI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
A. Konsep Dasar Sistem Pengendalian Manajemen
Berdasar pada istilah yang digunakannya, sistem pengendalian manajemen mempunyai
tiga konsep pokok yaitu: sistem, pengendalian dan manajemen.
1. Sistem
Kata “sistem” mempunyai banyak arti. Salah satu definisi sistem berhubungan dengan
sistem kehidupan. Sistem kehidupan disusun dalam satu hierarki: sel-sel, organ-organ, orang-
orang individu, keluarga-keluarga, organisasi-organisasi, bangsa-bangsa dan organisasi-
organisasi supranasional. Dengan demikian, sistem pengendalian manajemen merupakan
bagian dari sistem kehidupan. Suatu sistem mempunyai dua aspek yaitu lingkungan system dan
aliran sistem.
Lingkungan sistem adalah sifat elemen-elemennya dan kekuatan-kekuatan yang
mempengaruhinya pada satu momen waktu tertentu.Lingkungan sistem meliputi lingkungan
internal dan lingkungan eksternal.Lingkungan internal sistemmeliputi elemen-elemen
lingkungan beroperasinya sistem dalam suatu organisasi.Lingkungan internal meliputi
misalnya, manusia dalam organisasi, aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan yang
mempengaruhi perilaku manusiaserta fasilitas-fasilitas fisik.Lingkungan eksternal sistem
meliputi kekuatan-kekuatan luar yang mempengaruhi organisasi.
Aliran sistem adalah interaksi-interaksi sepanjang waktu di antara elemen-elemen di
antara sistem dan diantara sistem dan lingkungannya. Perilaku sistem ditentukan oleh dua aspek
tersebut secara bersama-sama.Aliran sistem dapat digolongkan menjadi dua tipe yaitualiran-
aliran fisik dan aliran informasi.Aliran fisik pada dasarnya meliputi aliran barang-barang dan
energi melalui sistem tersebut.
Contoh kasus: Suatu perusahan menerima masukan berupa bahan, jasa tenaga kerja dan
sumber-sumber tenaga lainnya dari lingkungan eksternalnya, mengolahkannya dan
menyediakan barang-barang dan jasa untuk lingkungan eksternalnya. Apa yang sesungguhnya
terjadi dalam sistem merupakan aliran energi. Aliran informasi menjelaskan apa yang terjadi
dimasa lalu atau apa yang mungkin terjadi di masa depan.
Jika tidak dibedakan dengan jelas kedua tipe aliran sistem di atas maka dapat timbul
kebingungan. Istilah ‘’sistem” yang banyak digunakan dalam praktik olehpara perancang
sistem biasanya adalah aliran sistem, bukan aliran energi. Sistem akuntansi atau sistem
pengendalian produksi biasanya dihubungkan dengan aliran informasi,bukan aliran sumber-
sumber fisik,meskipun untuk memahami sistem harus memahami aliran sumber-sumber fisik.
Orang biasanya menggunakan istilah’’sistem’’ untuk mejelaskan aliran informasi.
Perlu diperhatikan,orang cenderung menggunakan istilah ‘’sistem’’ dalam pengertian
‘’sistematik‘’ yaitu aktivitas-aktivitas yang dilaksankan berdasar urutan prosedur-prosedur.
Pengertian ini sangat sempit dibandingkan dengan pengertian sistem diatas,namun pengertian
ini berguna untuk membedakan aktivitas-aktivitas yang terstruktur dan tidak terstruktur.
Atas dasar pandangan sempit,sistem adalah penentuan cara melaksanakan aktivitas atau
seperangkat aktivitas yang biasanya berulang-ulang.
Contoh kasus: sistem pengatur suhu (AC), temperatur tubuh dan program perangkat
lunak komputer. Sebagian besar sistem, kecuali program komputer,biasanya tidak mencakup
semua kejadian sehingga pemakai sistem harus membuat judgmen jika kejadian tersebut
timbul.Namun,biasanya sistem didasari oleh ritmik,berulang-ulang,koordinasi serangkaian
langkah-langkah yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Namun,sebagian tindakan manajemen adalah tidak sistematis. Tindakan yang tidak sitematis
biasanya tidak diatur oleh sistem dan para manajer dan bawahannya bersifat tidak
sistematis.Interaksi ini biasanya tidak diatur oleh sistem sehingga keberahasilannya ditentukan
oleh keahlian manajer dalam menghadapi manusia. Jika semua tindakan diatur melalui
sistem,hal ini tidak mungkin dan tidak praktis,berarti tidak diperlukan peran para manajer
keadaan ini seperti pabrik yang terotomasi, para manajer hanya diperlukan jika terjadi
kemacetan.
Buku sistem pengendalian manajemen ini memusatkan pada aspek-aspek sistematis dari fungsi
pengendalian manajemen, dengan kata lain memusatkan pada sistem formal untuk memperoses
pengendalian manajemen. Namun,sistem formal tersebut harus dirancang dengan
memperhitungkan proses informal yang ada dalam organisasi.
2. Pengendalian
Dalam arti luas, pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel
(misalnya mesin-mesin, manusia, peralatan) kearah tercapaianya sasaran atau tujuan. Dalam
organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai
sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Dalam
pengendalian organisasi, manusia merupakan variabel penting yang harus diberi pedoman,
diarahkan dan dimotivasi untuk mencapai tujuan.Dalam mengendalikan suatu organisasi
digunakan sistem pengendalian.Sistem pengendalian adalah sistem yang bertujuan untuk
mempertahankan atau memelihara kondisi yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.Sistem pengendalian tidak hanya digunakan dalam organisasi, namun juga
digunakan untuk pengendalian bukan organisasi. Komponen sistem pengendalian dapat
digolongkan sebagai berikut:
a. Detektor atau sensor atau observator adalah alat pengukur yang mendeteksi mengenai apa
yang sesungguhnya terjadi pada parameter yang dikendalikan.
b. Selektor atau evaluator atau assessor adalah alat untuk menilai apa yang sesungguhnya
terjadi dan membandingkannya dengan standar-standar atau apa yang diharapkan atau yang
seharusnya terjadi.
c. Efektor atau director atau modifier adalah alat untuk mengubah perilaku jika diperlukan
agar pelaksanaan atau proses sesuai dengan yang diharapkan.
d. Jaringan Komunikasi (communication network)adalah alat untuk menyebarluaskan
informasi dari satu alat ke alat lainnya. Penyampaian informasi dari detector ke alat kendali
dinamakan umpan balik.
Komponen sistem pengendalian menggunakan mekanisme umpan balik atau
(feedback).Umpan balik(feedback) adalah penyebarluasan informasi dari detector, melalui
selector, ke efektor. Jika keempat komponen diatas digabungkan, maka secara bersama-sama
membentuk suatu sistem pengendalian. Sebagai suatu sistem, masing-masing komponen
pengendalian tersebut saling berkaitan, mempengaruhi, dan dipengaruhi satu sama
lain.Komponen sistem pengendalian tersebut diatas dapat berlaku bagi berbagai bentuk dan
tujuan pengendalian seperti misalnya, sistem perilaku manusia dan sistem pengendalian
organisasi. Namun, dalam sistem pengendalian organisasi dapat dipengaruhi oleh lingkungan
luar misalnya: teknologi, persaingan, social, politik, ekonomi dan sebagainya.
Pengendalian dalam organisasi mempunyai elemen-elemen yang sama dengan yang ada dalam
sistem pengendalian yang telah diuraikan diatas yaitu: (a) detector; (b) asesor; (c) efektor; dan
(d) sistem komunikasi. Detektor melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi dalam organisasi.
Assessor membandingkan informasi mengenai yang sesungguhnya menjadi dalam organisasi
dengan yang diharapkan yang merupakan implementasi strategi.Efektor melaksanakan tindakan
koreksi jika ada penyimpangan signifikan antara hasil sesungguhnya dengan yang diharapkan.
Sistem komunikasi memberikan informasi kepada para anggota organisasi mengenai apa yang
seharusnya dikerjakannya. Namun, terdapat beberapa perbedaan penting antara proses
pengendalian manajemen dengan proses yang dianalogikan yaitu:
a. Standar yang digunakan dalam pengendalian manajemen tidak distel terlebih
dahulu.Dalam proses manajemen memutuskan apa yang harus dikerjakan oleh organisasi dan
bagian proses dari pengendalian adalah pembandingan antara pencapaian sesungguhnya dengan
rencananya. jadi, proses pengendalian dalam organisasi melibatkan perencanaan. Perencaan
dan pengendalian dapat dipandang sebagai dua aktivitas yang terpisah, namun pengendalian
manajemen melibatkan perencanaan dan pengendalian.
b. Pengendalian manajemen tidak bersifat otomatis. Sebagian detekor (yaitu alat untuk
mendeteksi apa yang sesungguhnya terjadi dalam organisasi) bersifat mekanis, namun
seringkali informasi penting dideteksi melalui mata, telinga dan indera lain yang dimiliki oleh
manajer. Meskipun secara rutin dibandingkan antara apa yang sesungguhnya terjadi dengan
standarnya para manajer itu sendiri harus mempertimbangkan apakah perbedaan sesungguhnya
terjadi dengan standardnya, para manajer itu sendiri harus mempertimbangkan apakah
perbedaan antara sesungguhnya dengan standard cukup signifikan untuk mengambil tindakan
koreksi dan menentukan apa tindakan koreksinya. Tindakan-tindakan dalam organisasi
menyangkut perilaku manusia para manajer harus berinteraksi dengan orang-orang lainnya.
c. Pengendalian manajemen memerlukan koordinasi diantara individu-individu.Tidak seperti
mengendarai kendaraan bermotor, pengendalian manajemen membutuhkan koordinasi diantara
individu-individu.Organisasi terdiri dari beberapa bagian yang terpisah, pengendalian
manajemen harus menjamin pekerjaan berbagai bagian tersebut selaras dengan lainnya.
d. Hubungan antara kebutuhan untuk bertindak dan perilaku yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan yang diharapkan tidak dapat dijelaskan dengan jelas. Dalam fungsi
asesor, seorang manajer mungkin menyimpulkan bahwa, “biaya terlalu tinggi” dibandingkan
dengan standarnya, namun tidak mudah atau tidak secara otomatis para individu yang terlibat
mau melaksanakan tindakan yang menjamin biaya tersebut diturunkan sesuai standarnya.
e. Pengendalian dalam organisai tidak terjadi dengan sendirinya. Pengendalian dalam
organisai tidak datang dengan sendirinya sebagai konsekuensi tindakan yang dilakukan oleh
masing-masing individu. Banyak orang yang bertindak dengan caranya sendiri, tidak
disebabkan karena intruksi-intruksi tertentu yang diberikan oleh atasannya.Maka bertindak
karena pertimbangannya mengatakan bahwa tindakan tersebut tepat.
f. Pengendalian manajemen juga lebih rumit dibandingkan dengan alat-alat pengendalian
yang telah dianalogikan tersebut di atas. Hal ini disebabkan: (1) organisasi terdiri atas beberapa
unit organisasi (misalnya divisi, departemen, seksi, atau kelompok-kelompok tertentu) yang
mempunyai tujuan untuk organisasi secara menyeluruh maupun tujuan unit-unit organisasi; (2)
ukuran yang digunakan untuk menilai prestasi organisasi meskipun ditentukan oleh manajemen
organisasi namun dipengaruhi pula oleh lingkungan eksternalnya; (3) pengendalian dalam
organisasi mencakup pengendalian formal dan informal.
3. Manajemen
Oganisasi berisi kelompok manusia yang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan
tertentu.Organisasi mempunyai arah (goal).Goal organisasi dalah keinginan para partisipan
untuk mencapai hasil tertentu.Dalam organisasi bisnis, salah satu arah organisasi adalah untuk
mencapai laba yang memuaskan. Untuk mencapai arah tersebut suatu organisasi mempunyai
satu atau beberapa pemimpin yang disebut manajer atau secara kolektif mereka disebut
manajemen. Manajemen adalah para manajer sebagai suatu kesatuan dalam suatu unit
organisasi.
Setiap manajer atasan memimpin satu unit organisasi dan membawahi beberapa unit
organisasi yang masing-masing dipimpin oleh seorang manajer sebagai bawahan. Para manajer
bawahan memberikan laporan pada manajer atasannya. Proses pengendalian manajemen adalah
proses yang digunakan oleh para manajer untuk menjamin para anggota organisasinya
mengimplementasikan strategi-strategi yang ditentukan.
Pengendalian Manajemen merupakan proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk
melaksanakan strategi. Kegiatannya:
1. Merencanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi.
2. Mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas dari beberapa bagian organisasi.
3. Mengkomunikasikan informasi.
4. Mengevaluasi informasi.
5. Memutuskan tindakan apa yang seharusnya diambil.
6. Mempengaruhi orang-orang untuk mengubah perilaku mereka.
Karakteristiknya:
1. Membutuhkan planning untuk penentuan standar.
2. Tidak bersifat otomatis, tetapi sistematis (keputusan yang dibuat berdasarkan pada
prosedur).
3. Perlu koordinasi antar anggota organisasi.
4. Ketidakjelasan hubungan antara tindakan apa yang ingin dicapai untuk menciptakan kondisi
yang diinginkan.
1. Perencanaan
2. Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan keputusan
5. Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian kinerja.
8. Meningkatkan akuntabilitas
9. Merangsang kepatuhan pada kebijakan, rencana, prosedur, peraturan,dan ketentuan
yang berlaku.
10. Melindungi aset organisasi.
11. Pencapaian kegiatan yang ekonomis dan efisien.
Berikut ini adalah beberapa manfaat dari sistem pengendalian manajemen yakni:
Dapat mengetahui sejauh mana program sudah dilaukan oleh staf, apakah sesuai dengan
standar atau rencana kerja, apakah sumberdaya telah digunakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Fungsi wasdal akan meningkatkan efisiensi kegiatan program.
Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi kebutuhan dan
telah dimanfaatkan secara efisien.
Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan.
Untuk memberikan ruang regular untuk superviesees untuk merenungkan isi dan
pekerjaan mereka.
Untuk menerima informasi dan perspektif lain mengenai pekerjaan seseorang.
Untuk menjadi dukungan baik segi pribadi ataupun pekerjaan.
Untuk memastikan bahwa sebagai pribadi dan sebagai orang pekerja tidak ditinggalkan
tidak perlu membawa kesulitan, masalah dan proyeksi saja.
Untuk menjadi pro-aktif bukan re-aktif.
Untuk memastikan kualitas pekerjaan.
Era globalisasi ekonomi sekarang ini, perusahaan memasuki lingkungan bisnis yang
sangat berbeda dengan lingkungan bisnis sebelumnya. Pasar tidak lagi hanya dimasuki
oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah didatangi oleh pesaing-pesaing mancanegara
yang membawa produk dan jasa yang sarat dengan kandungan persaingan. Selain
membawa perubahan yang kita secara nilai secara postif, globalisasi ekonomi ternyata
membawa permasalahan yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mempunyai struktur
sistem pengendalian manajemen yang baik akan tersisih, banyak sistem manajemen
perusahaan yang tidak mampu beradaptasi dengan arus perubahan dalam globalisasi
ekonomi.
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh
manajemen untuk membangun masa depan organisasi. untuk membangun masa depan
organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha.
Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi
organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa
depannya. Diharapkan dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta
visi dan misi organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya. Dampak yang
timbul dikarenakan perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian
manajemen antara lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai
perubahan tajam radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan
dan tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi
ke depannya.
Menurut Siti dan Ely (2010:312) “Pengendalian intern adalah suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas
yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan berikut
ini :
Berdasarkan pengertian yang telah disebutkan di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan
dari Pengendalian adalah untuk menyesuaikan gerak organisasiyang sedang berlangsung
dengan tujuan dan rencana awal dari organisasi itu sendiri. Tujuan sistem pengendalian
manajemen antara lain sebagai berikut:
Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri dari sistem pengendalian manajemen, yakni sebagai
berikut:
Pelacak
Pelacak ialah suatu media yang menilai apa yang sebenarnya berlangsung dalam prosedur
yang sedang dikendalikan.
Penilai
Penilai ialah suatu media yang memastikan pemahaman dari kejadian nyata dengan cara
mencocokkan dengan beberapa kriteria dari apa yang semestinya terjadi.
Umpan Balik
Umpan Balik ialah suatu media yang mengganti sikap, apabila pelacak menunjukkan
keinginan untuk menjalankan keadaan tersebut.
Jaringan Komunikasi
Jaringan Komunikasi ialah suatu media yang melangsungkan informasi antara pelacak
dengan penilai maupun penilai dengan umpan balik.
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis ialah prosedur pengambilan keputusan atas strategi utama yang akan
dijalankan oleh lembaga untuk menjalankan programnya dan berasumsi beberapa sumber
daya yang akan disiapkan.
2. Persiapan Anggaran
Persiapan anggaran ialah prosedur membentuk kembali baik perolehan dan anggaran
kedalam grafik baru ke inti kewajiban sehingga memberitahukan beban oleh tiap-tiap
manajer berasumsi akan berlangsung.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan ialah prosedur dimana tiap-tiap manajer menjalankan sesuatu atau sebagian
maupun semua strategi yang merupakan kewajiban mereka dan juga mengabarkan apa yang
sudah berlangsung sebagai kewajibannya.
4. Evaluasi Kinerja
Evaluasi kinerja ialah prosedur pelaksanaan kesetaraan antara kewajiban nyata dan yang
semestinya berlangsung dalam kondisi tersebut.
Persepsi Orang
Persepsi orang atas organisasi tentang akibat yang mungkin dari sistem otoritas kerja di hidup
mereka, kesenangan kerja, keamanan kerja, promosi dan ketenteraman umum yang dapat
berbeda pada seluruh organisai.