Disusun Oleh:
Kelompok 11
TASYA COSITA 72033442032
CHATRINE B MANIK 7203342001
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Sistem Pengendalian
Manajemen tentang “Analisis Laporan Kinerja” Walaupun makalah yang kami buat masih
jauh dari kesempurnaan tetapi kami berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan yang
terbaik.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Pengendalian
Manajemen dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang kami miliki dan
bantuan dari beberapa referensi.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap dapat menambah ilmu dan bermanfaat
bagi pembaca. Kami mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dalam
penyusunan makalah. Sekian dan terimakasih.
Kelompok 11
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang Masalah........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................................5
2.1 Menghitung Varians....................................................................................................................5
2.1.1 Varians Pendapatan..............................................................................................................6
2.1.2 Varians Beban.......................................................................................................................7
2.2 Variasi Dalam Praktik..................................................................................................................8
2.3 Keterbatasan Analisis Varians...................................................................................................12
2.4 Sistem Pengukuran Kinerja.......................................................................................................13
2.4.1 Keterbatasan Sistem Pengendalian Keuangan.....................................................................13
2.4.2 Pertimbangan Umum..........................................................................................................15
2.4.3 Balanced Scorecard.............................................................................................................15
2.4.4 Sistem Penilaian Kinerja: Pertimbangan Tambahan...........................................................15
2.4.5 Faktor Kunci Keberhasilan.................................................................................................17
2.4.6 Implementasi Sistem Pengukuran Kinerja..........................................................................19
2.4.7 Kesulitan dalam Mengimplementasikan Sistem Pengukuran Kinerja.................................20
2.4.8 Praktik-praktik pengukuran.................................................................................................22
2.5 Pengendalian Interaktif..............................................................................................................22
BAB III..................................................................................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan cara menghitung varians.
2. Menjelaskan variasi dalam praktik.
3. Menjelaskan keterbatasan analisis varians.
4. Menjelaskan sistem pengukuran kinerja.
4
5. Menjelaskan pengendalian interaktif.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Varians pendapatan, terdiri dari varians volume dan varians harga untuk unit
bisnis keseluruhan dan untuk setiap pusat tanggungjawab pemasaran dalam unit
tersebut. varian tersebut dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan area dan distrik
penjualan.
2. Varians beban terdiri dari beban produksi dan beban lainnya. Beban produksi
dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan pabrik dan departemen dalam suatu pabrik.
6
Menghentikan proses tersebut ketika kompleksitas yang ditambahkan di tingkat
yang baru dibuat tidak dijustifikasi dengan tambahan wawasan mengenai faktor-
faktor penyebab yang mendasari varians laba keseluruhan.
Varians harga penjualan dihitung dengan mengalikan selisih antara harga aktual
dan harga standar dengan volume aktual.
Varians volume diakibatkan dari menjual lebih banyak unit daripada yang
dianggarkan. Sedangkan varians bauran diakibatkan dari menjual proporsi produk yang
berbeda dari yang diasumsikan dalam anggaran. karena setiap produk memperoleh
kontribusi perunit yang berbeda, maka penjualan proporsi produk yang berbeda dari
yang dianggarkan akan menghasilkan suatu varians.
C. Varians Bauran
Varians bauran dari masing-masing produk diperoleh dari persamaan :
Varians bauran = [(total volume penjualan aktual x anggaran proporsi) - (volume
penjualan aktual)] x kontribusi perunit yang dianggaran
D. Varians Volume
Varians volume dapat dihitung dengan cara mengurangkan varians bauran dari
gabungan antara varians bauran dan varians volume.
7
Varians volume = [(Total volume penjualan aktual)*(Persentase yang dianggarkan)] –
Varians pangsa pasar dihitung untuk setiap produk secara terpisah, dan varians total
adalah jumlah perhitungan secara aljabar.
8
Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi secara langsung dan proporsional
dengan volume. Biaya produksi variabel yang dianggarkan harus disesuaikan dengan
volume produksi aktual.
Beban produksi yang dianggarkan disesuaikan ke jumlah yang seharusnya
dikeluarkan pada tingkat produksi aktual dengan cara mengalihkan setiap elemen dari
biaya standar untuk setiap produk dengan volume produksi untuk produk tersebut.
Volume yang digunakan untuk menyesuaikan beban produksi variabel yang
dianggarkan adalah volume produksi, bukan volume penjualan, yang digunakan dalam
menentukan varians pendapatan.
C. Rangkuman Varians
Bentuk penyajian untuk varians adalah dengan menunjukkan jumlah actual beserta
dengan variansnya. Hal itu memberikan indikasi mengenai relative pentingnya varians
sebagian dari total pos pendapatan atau beban yang terkait.
Berdasarkan contoh diatas, walaupun rumit merupakan cara yang langsung untuk
mengidentifikasikan varians yang menyebabkan laba actual untuk bisnis berbeda
dengan profitabilitas yang dianggarkan.
9
pihak lain, hal tersebut mungkin menyembunyikan timbulnya faktor penting yng tidak
bersifat temporer.
Perbandingan antara anggaran tahunan dengan perkiraan saat ini akan kinerja actual
untuk satu tahun penuh menunjukkan seberapa dekat manajer unit bisnis
memperkirakan akan memenuhi target laba tahunan. Bila kinerja untuk tahun tersebut
sampai dengan tanggal tertentu lebih buruk dibandingkan dengan anggaran untuk tahun
tersebut sampai tanggal itu, adalah mungkin bahwa deficit yang terjadi akan dapat
diadaptasi dibulan yang tersisa. Disisi lain, kekuatan yang membuat kinerja actual
berada dibawah anggaran untuk tahun tersebut sampai dengan tanggal tertentu dapat
diperkirakan akan berlanjut di bulan berikutnya, sehingga membuat angka akhir
berbeda secara signifikan dari jumlah yang dianggarkan.
Manajemen senior membutuhkan estimasi laba yang realistis untuk setahun penuh,
baik karena hal itu menandakan perlunya mengubah kebijakan dividen, mendapatkan
tambahan untuk kas, atau mengubah tingkat pengeluaran diskresioner, maupun karena
estimasi saat ini akan kinerja tahun tersebut sering kali diberikan kepada analisis
keuangan atau pihak luar lainnya.
Mendapatkan estimasi yang realistis adalah tidak mudah. Manajer unit bisnis
cenderung optimis terhadap kemampuan mereka untuk berkinerja di bulan selanjutnya,
karena bila mereka pesimis, maka hal tersebut akan membuat kemampuan mereka
untuk mengelola diragukan. Sampai tingkat tertentu, kecenderungan ini dapat diatasi
dengan mengharuskan adanya pembuktian oleh manajer unit bisnis untuk menunjukkan
bahwa tren saat ini dalam jumlah, margin, dan biaya tidak akan berlanjut. Tetapi,
estimasi untuk satu tahun penuh adalah ringan, sementara kinerja actual hanya
merupakan masalah pencatatan. Suatu alternative untuk mengurangi masalah ini adalah
dengan melaporkan kinerja baik untuk satu tahun tersebut sampai dengan tanggal
tertentu maupun untuk satu tahun penuh.
10
Analisis varians dilakukan dengan mensubstitusi margin kotor untuk harga jual
dalam persamaan pendapatan. Margin kotor adalah selisih antara harga jual actual
dengan biaya produksi standar. Biaya produksi standar saat ini harus
mempertimbangkan perubahan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh perubahan
dalam tariff upah dan harga bahan baku (dan, di beberapa perusahaan, perubahan
signifikan dalam factor-faktor input lainnya, seperti listrik dalam industry aluminium).
Biaya standar tersebut, dan bukan biaya aktualnya, digunakan agar inefiseiensi
produksi tisak memperngaruhi kinerja dari organisasi pemasaran.
C. Standard Evaluasi
Dalam sistem pengendalian manajemen, standar formal digunakan dalam evaluasi
laporan atas aktivitas actual dan terdiri atas tiga jenis:
1. Standar atau Anggaran yang Telah Ditetapkan Sebelumnya
Standar ini merupakan dasar terhadap mana kinerja actual diperbandingkan di
banyak perusahaan. Seandainya angka-angka anggaran didapatkan secara acak,
maka tentu saja angka-angka tersebut tidak akan menghasilkan dasar yang andal
untuk perbandingan.
2. Standar Historis
Merupakan catatan dari kinerja actual yang telah lewat. Hasil dari bulan berjalan
dapat dibandingkan dengan hasil bulan sebelumnya, atau dengan hasil dari bulan
yang sama di tahun sebelumnya. Memiliki dua kelemahan yang serius, yaitu: (1)
kondisi mungkin saja berubah antara kedua periode tersebut sedemikian rupa
sehingga perbandingan menjadi tidak valid lagi; dan (2) kinerja periode
sebelumnya mungkin saja tidak dapat diterima.
3. Standar Eksternal
Adalah standar yang diturunkan dari kinerja pusat tanggung jawab lain atau
perusahaan-perusahaan lain dalam industry yang sama. Kinerja dari satu kantor
cabang penjualan dapat dibandingkan dengan kinerja dari kantor cabang penjualan
lainnya. Bila kondisi-kondisi dari kedua pusat tanggung jawab tersebut adalah
serupa, maka perbandingan semacam itu dapat menghasilkan dasar yang bisa
diterima untuk mengevaluasi kinerja. Beberapa perusahaan mengidentifikasikan
perusahaan yang diyakini merupakan perusahaan yang dikelola paling baik dalam
industry tersebut dan menggunakan angka-angka dari perusahaan tersebut, baik
melalui kerja sama dengan perusahaan tersebut atau dari materi yang diterbitkan
sebagai dasar perbandingan. Proses ini disebut dengan benchmarking.
11
Keterbatasan Standar
Varians antara kinerja actual dan standar adalah bermakna hanya jika
diturunkan sari standar yang valid. Walaupun sangat mudah untuk mengacu pada
varians yang menguntungkan atau tidak menguntungkan, kata-kata ini
mengimplementasikan bahwa standar adalah ukuran yang andal mengenai bagaimana
kinerja yang seharusnya. bahkan biaya standar mungkin bukan merupakan estimasi
yang akurat mengenai berapa biaya yang seharusnya dalam situasi tersebut. Situasi ini
dapat muncul karena salah satu atau kedua alas an: (1) standar tersebut tidak ditetapkan
dengan selayaknya. Atau (2) walaupun standar tersebut ditetapkan secara layak dalam
kondisi yang ada pada waktu itu, kondisi yang berubah membuat standar tersebut
menjaddi using. Langkah pertama yang penting dalam analisis varians adalah
pengujian terhadap validitas dari standar tersebut.
E. Jumlah Rincian
Varians pendapatan dianalisis pada beberapa tingkatan: pertama, secara total;
kemudian berdasarkan volume, bauran, dan harga; lalu menganalisis varians volume
dan bauran berdasarkan volume industri dan pangsa pasar. Pada setiap tingkatan ini,
varians tersebut dianalisis berdasarkan produk individual. Proses dari satu tingkat ke
tingkat lainnya ini sering disebut dengan “mengupas bawang”—yaitu, lapisan demi
12
lapisan dikupas, dan proses tersebut akan terus berlanjut selama rincian tambahan
masih dianggap berharga.
13
signifikan harus dikomunikasikan secepatnya melalui telepon, fax, e-mail, atau
pertemuan pribadi segera setelah hal itu diketahui. Laporan formal mengonfirmasikan
kesan umum bahwa manajer senior telah mengetahui dari sumber-sumber tersebut.
Salah satu manfaat utama dari laporan formal adalah bahwa laporan tersebut
memberikan tekanan yang diinginkan pada manajer ditingkat yang lebih rendah untuk
mengambil tindakan perbaikan atas inisiatif mereka sendiri.
Laporan Laba adalah tidak berguna kecuali laporan tersebut mengarah pada
tindakan. Tindakan tersebut mungkin terdiri dari pujian atas kerja telah dilakukan
dengan baik, saran-saran untuk melakukan hal secara berbeda, “memproses”, atau
tindakan ketenaga kerjaan yang lebih drastis lagi. Tetapi, tindakan-tindakan ini tidak
dilakukan untuk setiap unit bisnis setiap bulan. Selama bisnis berjalan baik, pujian
adalah yang paling diperlukan, dan kebanyakkan orang tidak mengharapkan untuk
memperoleh pujian secara rutin.
14
Cita-cita penting dari suatu perusahaan bisnis adalah untuk mengoptimalkan
tingkat pengembalian pemegang saham. Tetapi, mengoptimalkan profabilitas jangka
pendek tidak selalu menajmin tingkat pengembalian yang optimum bagi pemegang
saham karena nilai pemegang saham mencerminkan nilai sekarang bersih (net present
value-NPV) dari perkiraan laba masa depan. Hanya mengandalkan pada ukuran-ukuran
keuangan saja tidaklah cukup dan, faktanya, dapat menjadi disfungsional karena
beberapa alasan.
Pertama, hal itu dapat mendorong tindakan jangka pendek yang tidak sesuai
dengan kepentingan jangka panjang perusahaan. Semakin besar tekanan yang diberikan
untuk mencapai tingkat laba saat ini, semakin besar kemungkinan bahwa manajer unit
bisnis akan mengambil tindakan jangka pendek yang mungkin mengirimkan produk
berkualitas rendah dari pelanggan untuk memenuhi target penjualan, dan hal ini akan
memengaruhi pelanggan dan penjualan masa depan secara negative. Ini merupakan
kesalahan dari pelaksanaan tugas.
Kedua, manager unit bisnis mungkin tidak mengambil tindakan yang berguna
untuk jangka panjang, guna memperoleh laba jangka pendek. Yang umumnya adalah
manager yang melakukan investasi yang tidak mencukupi dalam penelitian dan
pengembangan.
Ketiga, menggunakan laba jangka pendek sebagai satu- satunya tujuan dapat
mendistori komunikasi antara manager unit bisnis dengan manajemen senior. Jika
manager unit bisnis dievaluasi berdasarkan anggaran laba mereka, mereka mungkin
mencoba untuk menetapkan target laba yang mungkin dicapai, sehingga mengarah
pada data perencanaan yang salah satu untuk seluruh perusahaan karena laba yang
dianggarkan mungkin saja lebih rendah dari yang seharusnya dapat dicapai.
15
nonkeuangan maupun keuangan. Ukuran-ukuran nonkeuangan yang mendukung
implementasi strategi disebut faktor kunci keberhasilan atau indikator kunci kinerja.
Keuangan (contohnya : margin laba, tingkat pengembalian atas aktiva, arus kas)
Pelanggan (contohnya: pangsa pasar, indeks kepuasan pelanggan)
Bisnis internal (contohnya: retensi karyawan, pengurangan waktu siklus)
Inovasi dan pembelajaran (contohnya: presentasi penjualan dari produk baru)
Tiap ukuran pada balanced scorecard membahas suatu aspek dari strategi
perusahaan. Dalam menetapkan balanced scorecard, eksekutif harus memilih bauran
dari ukuran yang pertama secara akurat mencerminkan faktor kunci yang akan
menentukan keberhasilan strategi perusahaan, kedua menunjukkan hubungan antara
ukuran-ukuran individual dalam hubungan sebab-akibat, mengindikasikan bagaimana
ukuran-ukuran nonkeuangan memengaruhi hasil keuangan jangka panjang, dan ketiga
memberikan pandangan luas mengenai kondisi perusahaan saat ini.
16
menciptakan campuran-campuran dari ukuran strategis: ukuran hasil dan pemicu,
ukuran keuangan dan nonkeuangan, serta ukuran internal dan eksternal.
17
Aspek yang paling penting dari sistem pengukuran kinerja adalah kemampuannya
untuk mengukur hasil dan pemicu sedemikian rupa sehingga menyebabkan organisasi
bertindak sesuai dengan strateginya. Organisasi tersebut mencapai keselarasan cita-cita
dengan cara mengaitkan tujuan keuangan dan strategis keseluruhan dengan tujuan di
tingkat lebih rendah yang dapat dipantau dan dipengaruhi di tingkatan organisasi yang
berbeda. Dengan ukuran-ukuran ini, semua karyawan dapat memahami bagaimana
tindakan mereka memengaruhi strategi perusahaan.
Karena ukuran-ukuran ini secara eksplisit terkait dengan strategi suatu organisasi,
maka ukuran-ukuran dalam scorecard harus spesifik untuk strategi tertentu dan oleh
karena itu spesifik untuk organisasi tertentu. Walaupun ada kerangka pengukuran
kinerja yang generik, tidak ada scorecard yang generik.
a) Pemesanan. Idealnya, ini adalah pesanan penjualan yan tercatat, karena perubahan
yang tidak terduga dalam variabel ini dapat berakibat pada masa depan seluruh
bisnis tersebut. Karena pesanan mendahului pendapatan penjualan, maka pesanan
merupakan indikator yang lebih baik dibandingkan dengan pendapatan penjualan
itu sendiri. Penurunan dalam variabel ini menandakan bahwa penyesuaian terhadap
aktivitas pemasaran dibenarkan –dengan harapan meningkatkan penjualan atau
aktivitas produksi atas keduanya– guna mengubah tingkat operasi.
b) Pesanan tertunda. Sebagai suatu indikasi mengenai ketidakseimbangan antara
penjualan dan produksi, pesanan tertunda dapat menandakan ketidakpuasan
pelanggan.
18
c) Pangsa pasar. Kecuali jika pangsa pasar diamati secara ketat, penurunan dalam
posisi kompetitif suatu unit bisnis dapat dikaburkan oleh peningkatan yan
dilaporkan dalam volume penjualan yang disebabkan oleh pertumbuhan industri
secara keseluruhan.
d) Pesanan dari pelanggan kunci. Dalam unit bisnis menjual produknya pada peritel,
pesanan yang diterima dari pelanggan-pelangga penting tertentu –departemen strore
besar, rantai toko diskon, supermarket, pesanan lewat pos– dapat mengidikasikan di
awal mengenai keberhasilan seluruh strategi pemasaran.
e) Kepuasan pelanggan. Hal ini dapat diukur melalui surver pelanggan, pendekatan
“pembeli misterius”, dan jumlah surat keluhan.
f) Retensi pelanggan. Hal ini dapat diukur melalui lamanya hubungan dengan
pelanggan.
g) Loyalitas pelanggan. Hal ini dapat diukur dalam pembelian berulang, referensi
yang diberikan oleh pelanggan, dan penjualan ke pelanggan tersebut sebagai
persentase dari total kebutuhan pelanggan itu untuk produk atau jasa yang sama.
a) Utilitas kapasitas. Tingkat utilitas kapasitas adalah sangat penting dalam bisnis di
mana biaya tetap adalah tinggi. Demikian pula, dalam organisasi profesional,
persentase dari total jam profesional yan tersedia yang dibebankan ke pelanggan –
waktu terjual– merupakan ukuran dari utilitas dari sumber daya tetap.
b) Pengiriman tepat waktu.
c) Perputara persediaan.
d) Kualitas. Indikaor dari kualitas mencakup jumlah unit cacat yang dikirimkan oleh
tiap pemasok, jumlah dan frekuensi dari pengiriman yang terlambat, jumlah
komponen dalam suatu produk, persentase komponen yang umum verss komponen
yang unik dalam suatu produk, persentase hasil, first-pass yields (yaitu: persentase
unit yang selesai tanpa pengerjaan kembali, bahan baku sisa, pengerjaan kembali,
kerusakan mesin, jumlah dan frekuensi jadwal produksi dan pengiriman yang tidak
terpenuhi, jumlah saran karyawan, jumlah keluhan pelanggan, tingkat kepuasan
pelanggan, dan seterusnya.
e) Waktu siklus. Persamaan ini untuk waktu siklus adalah alat yang digunakan untuk
menganalisis kebutuhan persediaan:
19
Waktu siklus = Waktu pemrosesan + Waktu penyimpanan + waktu pemindahan +
waktu inspeksi
Hanya elemen pertama, waktu pemosesan, yang menambah nilai pada produk.
Tiga elemen lainnya tidak menambah nilai apapun pada produk. Oleh karena itu,
analisis tersebut untuk mengidentifikasikan semua aktivitas yang tidak menambah nilai
pada produk secara langsung dan untuk menghilangkan, atau mengurangi biaya, dari
aktivitas-aktivitas ini.
Suatu sistem Just In Time memutuskan perhatian manajemen pada waktu selain
focus tradisional pada biaya. Mengurangi waktu siklus dapat mengarah pada
pengurangan biaya. Salah satu cara yang efektif untuk memantau kemampuan atas JIT
lama proses
adalah dengan menghitung rasio berikut ini :
waktu siklus
Sistem Just In Time merupakan sistem evolusioner yang berusaha untuk secara
kontinu dan memantau kemajuannya terhadap target. Hasil terbaik dapat dicapai
dengan menekankan pada perbaikan secara kontinu dalam rasio ini ke arah angka ideal
sebesar 1.
1. Mendefinisikan strategi
2. Mendefinisikan ukuran-ukuran dari strategi
3. Meintegrasikan ukuran-ukuran ke dalam sistem manajemen
4. Meninjau ukran dan hasilnya secara berkala
Mendifinisikan strategi
20
perusahaan multibisnis, sebaiknya dikembangkan ditingkat unit bisnis, membahas hal
hal penting, sinergi antar unit bisnis.
Organisasi harus focus pada sedikit ukuran penting pada titik atau manajemen
yang dibanjiri dengan ukuran (terlalu banyak meteran pada “dashboard”, untuk
mengacu pada analogi). Demikian, sangat penting bahwa masing-masing ukuran
individual dapat dikaitkan satu sama lain dalam hubungan sebab-akibat.
Ketika scorecard dijalankan, harus konsisten dan terus menerus oleh manajemen
senior, dengan memperhatikan :
Masalah ini, masalah yang serius karena ada asumsi yang melekat bahwa
profitabilitas masa depan mengikuti pencapaian ukuran individual.
21
Mengidentifikasikan hubungan sebab-akibat antara ukuran-ukuran yang berbeda lebih
mudah diucapkan daripada dikerjakan. Masalah ini merupakan masalah yang ketika
mencoba untuk mengembangkan ukuran-ukuran yang mewakili untuk kinerja masa
depan. Walaupun hal ini tidak berarti bahwa sistem dengan berbagai pengukuran
sebaiknya diabaikan, merupakan hal yang penting bagi perusahaan untuk memahami
bahwa kaitan antara ukuran non keuangan dan kinerja keuangan tidak begitu
dimengerti.
22
2.4.8 Praktik-praktik pengukuran
Hasil studi Lingle dan Schiemann memberikan wawasan mengenai apa yang
sebenarnya diukur oleh perusahaan, kualitas yang dilihat dari ukuran-ukuran ini, serta
ukuran apa yang dikaitkan dengan kompensasi.
Jenis Ukuran
Hasil studi tersebut meyakinkan bahwa ukuran dari kinerja karyawan dan inovasi
serta perubahan secara umum dianggap terdefinisi dengan buruk dan berkualitas buruk.
Ironisnya, kebanyakan perusahaan dalam studi ini menganggap informasi mengenai
kinerja perusahaan di bidang-bidang tersebut bernilai tinggi.
23
lingkungan yang pesat, informasi pengendalian manajemen juga memberikan dasar
untuk memikirkan strategi baru.
Dalam lingkungan yang cepat berubah dan dinamis, menciptakan suatu organisasi
pembelajaran adalah penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Organisasi
pembelajaran mengacu kepada kemampuan dari karyawan suatu organisasi untuk
belajar menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan secara berkelanjutan. Tujuan
utama dari pengendalian interaktif adalah untuk memfasilitasi terciptanya organisasi
pembelajaran.
24
4. Atasan, bawahan, dan rekan sekerja bertemu untuk menginterprestasikan dan
membahas implikasi dari informasi untuk inisiatif strategis masa depan.
5. Rapat dilaksanakan dalam bentuk debat serta tantangan terhadap data dan
asumsi yang mendasari, serta tindakan yang sesuai.
25
pengendalian manajemen membantu manajer memikirkan strategi baru. Informasi
pengendalian interaktif biasanya cenderung bersifat non keuangan. Karena
ketidakpastian strategis berbeda antara bisnis yang satu dengan bisnis yang lain, maka
eksekutif senior pada perusahaan yang berbeda mungkin memilih bagian yang berbeda
dari sistem pengendalian manajemen mereka untuk digunakan secara interaktif.
1. Data dalam subsistem harus tidak ambigu serta mudah dipahami dan
dipresentasikan.
2. Subsistem tersebut harus memuat data mengenai ketidakpastian strategis.
3. Data dalam subsistem seharusnya membantu perusahaan untuk mengembangkan
strategi baru.
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Para manager unit bisnis melaporkan kinerja keuangan mereka kepada managemen
senior secara teratur, biasanya perbulan. Laporan formal terdiri dari perbandingan
antara pendapatan dan biaya aktual dengan jumlah yang dianggarkan. Selisihnya, atau
varians, antara kedua jumlah ini dapat dianalisis pada beberapa tingkatan yang rinci.
Analisis ini mengidentifikasikan penyebab varians antara laba yang dianggarkan dan
jumlah yang berkaitan dengan masing-masing penyebab.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.arimbi.or.id/index.php/Lokawati/article/view/149
https://e-journal.potensi
utama.ac.id/ojs/index.php/Accumulated/article/view/1960
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/103769/
28