DISUSUN OLEH:
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur selalu kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dansayangnya memberikan pengetahuan, kemampuan dan kesempatan
kepada penyusunsehingga mampu menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Makalah ini ditulis sebagai tugasmata kuliah Pajak Penghasilan. Penyusun
menyadari, dalam penulisan makalah ini masih adakemungkinan kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan kemampuan penyusun. Untuk itu,masukan yang
bersifat membangun akan sangat membantu penyusun untuk
semakinmemperbaiki kekurangannya. Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan
kepada dosenpembimbing mata kuliah ini untuk teman-teman dan semua pihak
yang telah membantu,kami ucapkan terima kasih, semoga makalah ini dapat berguna
sebagai karya dari kita danuntuk kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan....................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2
2.1 Mendefinisikan & Mendeskripsikan Pajak Penghasilan Pasal 22 2
2.1.1 Pengertian PPh Pasal 22.................................................. 2
2.1.2 Dasar Hukum PPh Pasal 22……………………………. 2
2.1.3 Pemungut Dan Objek PPh Pasal 22................................ 3
2.1.4 Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22......................... 4
2.1.5 Saat Terutang Dan Pelunasan / Pemungutan PPh
Pasal 22............................................................................ 5
2.1.6 Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan PPh
Pasal 22............................................................................ 6
2.2 Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 22.................................. 6
2.2.1 Tarif PPh Pasal 22........................................................... 6
2.2.2 Contoh Perhitungan PPh Pasal 22................................... 8
BAB III PENUTUP........................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan............................................................................... 10
3.2 Saran. ....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pajak Penghasilan Pasal 22, atau yang bisa disingkat menjadi PPh Pasal 22
merupakan pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah, baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Menurut UUD Pajak
Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun 2008, Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal
22) adalah bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak
terhadap wajib pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang.
Pemungutan PPh 22 juga ada yang bersifat final dan tidak final.
2
PMK 90/PMK.03/2015 Tentang Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai
Pemungut Pajak Penghasilan Dari Pembeli Atas Penjualan Barang yang
Tergolong Sangat Mewah
5. Badan usaha yang bergerak dalam bidang industri semen, industri rokok,
industri kertas, industri baja dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh
Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam
negeri.
6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas
penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.
3
2.1.4 Pengecualian Pemungutan PPh Pasal 22
4
dibebaskan, maka PPh Pasal 22 terutang dan dilunasi pada saat
penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB).
2. Atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal 22 butir 2,3,
dan 4 ) terutang dan dipungut pada saat pembayaran.
3. PPh Pasal 22 atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal
22 butir 2) disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak rekanan
ke bank persepsi atau Kantor Pos pada hari yang sama dengan pelaksanaan
pembayaran atas penyerahan barang. Pemungut menerbitkan bukti pungutan
rangkap tiga, yaitu :
4. PPh Pasal 22 atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal
22 butir 3) disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak penjual
ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lama tanggal 10 sepuluh) bulan
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Dilaporkan ke KPP paling lambat
tanggal 20 setelah masa pajak berakhir.
5. PPh Pasal 22 atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal
22 butir 4 ) disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak penjual
ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan
takwim berikutnya dengan menggunakan formulir SSP dan menyampaikan
SPT Masa ke KPP paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak
berakhir.
6
b. lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor
Pelayanan Pajak;
c. yang tidak dikuasai, 7,5% (tujuh setengah persen) dari harga jual
lelang.
7
b. Semen = 0.25% x DPP PPN (Tidak Final)
4. Atas penjualan hasil produksi atau penyerahan barang oleh produsen atau
importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas adalah sebagai berikut:
Pungutan PPh Pasal 22 kepada penyalur/agen, bersifat final. Selain
penyalur/agen bersifat tidak final
6. Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang
menggunakan API sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a sebesar
0,5% (setengah persen) dari nilai impor.
7. Atas Penjualan
8
kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Sebesar 5% dari harga jual
tidak termasuk PPN dan PPnBM.
8. Untuk yang tidak ber-NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh
Pasal 22.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PPh pasal 22 merupakan pembayaran PPh dalam tahun berjalan yang
dipungut oleh:
a. Bendaharawan pemerintah baik pusat atau daerah, instansi atau
lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya
sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang.
b. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta
berkenaan dengan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha
dibidang lainnya.
10
c. Wajib pajak badan yang melakukan penjualan barang yang
tergolong sangat mewah.
3.2 Saran
Setelah penulis memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan PPh pasal 22,
penulis menyarankan kepada pembaca untuk lebih taat melakukan
pembayaran pajak guna membantu meningkatkan APBN dan APBD
khususnya pada PPh pasal 22.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pajak.com/pajak/pph-pasal-22-definisi-tarif-cara-menghitung/amp/
https://www.softwarepajak.net/news/142-seri-pph-pajak-penghasilan-pasal-22/
httphttps://www.studocu.com/id/document/universitas-riau/akuntansi-manajemen/
pph-pasal-22-pph/10363626s://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pph-
pajak-penghasilan-pasal-22
11
12