Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Perpajakan
Dosen Pengampu:
Albet Maydiantoro, S.Pd., M.Pd.
Widya Hestiningtyas, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya makalah yang
berjudul “Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal 22” dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas salah satu mata kuliah, yaitu
Akuntansi Perpajakan yang diampu oleh Bapak Albet Maydiantoro, S.Pd., M.Pd.
dan Ibu Widya Hestiningtyas, S.Pd., M.Pd.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih banyak kekurangan, baik
yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun pengetikan. Namun, makalah
ini merupakan hasil dari usaha penyusun yang sudah maksimal. Semoga dengan
adanya makalah ini dapat memberikan ilmu tambahan bagi para pembaca. Kami
menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki masih sangat terbatas, sehingga
mengharapkan masukan, kritik, serta saran untuk membuat makalah selanjutnya
agar menjadi lebih baik.
Penulis, Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, diantaranya:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan PPh Pasal 22.
2. Mengetahui apa saja objek PPh Pasal 22.
3. Mengetahui tarif PPh Pasal 22.
4. Mengetahui cara menghitung PPh Pasal 22.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
5. Pembayaran atas pembelian barang atau bahan-bahan untuk keperluan
kegiatan usaha BUMN (Badan Usaha Milik Negara), yang diatur dalam
pasal 22 e.
6. Penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri oleh badan
usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas,
industri baja, yang merupakan industri hulu, industri otomotif, dan industri
farmasi.
7. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleg Agen Tunggal
Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir
umum kendaraan bermotor.
8. Penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas oleh produsen
atau importir.
9. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah yang dilakukan oleh wajib
pajak badan yang diatur dalam pasal 22 ayat 1.
4
a) Pungutan PPh Pasal 22 untuk penyalur atau agen, bersifat final. Selain
penyalur atau agen bersifat tidak final.
5. Atas dibelinya bahan atas kepentingan industri atau ekspor untuk
perdagangan pengunpulan menetapkan = 0,25% dikali harga beli (tidak
termasuk PPN).
6. Untuk impor kedelai, gandum, dan tepung terigu dari importir yang dituju
API = 0,5% dikali nilai impor.
7. Untuk penjual
1. Pesawat udara pribadi serta harga jual melebihi Rp20.000.000.000,-
2. Kapal pesiar serta sejenisnya untuk harga jual melebihi
Rp10.000.000.000,-
3. Rumah dan tanah dengan harga jual serta harga pengalihan mencapai
Rp10.000.000.000,- serta luas bangunan melebihi 500 m2.
4. Apartemen, kondominium, atau sejenisnya dengan harga jual atau
pengalihannya melebihi Rp10.000.000.000,- atau luas bangunan lebih
dari 400 m2.
5. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10
orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (suv), multi purpose
vihecle (mvp), minibus dan sejenisnya dengan harga jual mencapai
Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah) dan dengan kapasitas silinder
melebihi 3.000 cc. Sebanyak 5% oleh harga jual tidak termasuk PPN
dan PPhBM.
8. Untuk yang tidak memiliki NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif
pajak PPh Pasal 22. (Bala, Saerang, dan Elim, 2018).
5
Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Importir (API), tarif
pemungutannya sebesar 7,5% dari nilai impor.
Yang tidak dikuasai, tarif pemungutannya sebesar 7,5% dari harga jual
lelang.
Catatan:
Yang dimaksud dengan nilai impor adalah nilai berupa uang yang
digunakan sebagai dasar perhitungan bea masuk. Nilai impor dihitung
sebesar Cost Insurance Freight (CIF) + bea masuk + pungutan pabean
lainnya.
Contoh soal:
PT. Airlangga memiliki nomor API dan melakukan impor komputer dari
Amerika Serikat dengan perincian sebagai berikut:
Harga komputer (cost) US$ 20,000.00
Asuransi (insurance) US$ 1,000.00
Biaya angkut (freight) US$ 4,000.00
Harga pabean US$ 25,000.00
Pungutan:
- Bea masuk 20% US$ 5,000.00
- Bea masuk tambahan 10% US$ 2,500.00
Nilai Impor US$ 32,500.00
6
2. Cara menghitung PPh Pasal 22 atas pembelian barang yang dibiayai
dengan APBN/APBD
7
PPh Pasal 22 = 0,25% x DPP PPN
Atas penjualan minyak tanah, gas LPG, dan pelumas adalah 0,3% dari
penjualan.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PPh Pasal 22 adalah pajak penghasilan yang dikenakan kepada badan-badan
usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan
perdagangan eksposr, impor, dan re-impor. Pengenaan PPh 22 ini, berlaku
menyeluruh, baik terhadap badan usaha pemerintah maupun swasta. PPh Pasal
22 merupakan pembayaran PPh dalam tahun berjalan yang dipungut oleh,
Bendaharawan pemerintah baik pusat atau daerah, instansi atau lembaga
pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang. Badan-badan tertentu baik badan
pemerintah mauapun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau
kegiatan usaha di bidang lainnya serat wajib pajak badan yang melakukan
penjualan barang yang tergolong sangat mewah.
3.2 Saran
Makalah ini merupakan resume dari beberapa sumber buku. Untuk lebih
mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website, jurnal, maupun buku
rujukan yang tercantum di daftar Pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan
permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pembaca apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Sehingga makalah ini bisa menambahkan wawasan
dan pengetahuan bagi kita semua.
9
DAFTAR PUSTAKA
Bala, G. M., Saerang, D. P., & Elim, I. (2018). Analisis Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penghasilan Pasal 22 Pada PT. Makmur Auto Mandiri. Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern, 404-411.
10