Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

Disusun oleh :

Rossy Febriani
2112120098
4 AK – S1

INSTITUT INFORMATIKA DAN BISNIS DAMAJAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan wawasan mengenai mata kuliah Perpajakan, dengan judul “PAJAK
PENGHASILAN PASAL 22”.

Dengan materi kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu untuk mengetahui


ruang lingkup yang terdapat pada Pajak Penghasilan Pasal 22. Dengan demikian,
kami sadar materi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna
bagi pembacanya, terutama mahasiswa, agar dapat memahami secara mendalam
mengenai PPh Pasal 22 secara lengkap.

Bandar Lampung, 02 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iiii
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................6
2.1 Pengertian PPhPasal 22...............................................................................6
2.2 Pemungut PPh Pasal 22...............................................................................6
2.3 Objek PPh Pasal 22......................................................................................8
2.4 Kegiatan Yang Tidak Dikenakan PPh Pasal 22...........................................9
2.5 Saat Terutang dan Pelunasan PPh Pasal 22……………………………...11
2.6 Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran PPh Pasal 22...............................12
2.7 Tarif PPh Pasal 22…………………………………………………….…14
2.8 Cara Menghitung PPh Pasal 22………………………………………….17
BAB III...............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................19
3.2 Saran...................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang terdiri dari ribuan pulau


yang kaya akan budaya yang beraneka ragam, lautan dan sumber daya
alamnya. Pada saat ini, Indonesia mengalami perkembangan yang mendorong
pemerintah untuk melakukan perubahan di segala sektor demi meningkatkan
pendapatan atau kas negara guna membiayai pembangunan dan biaya – biaya
negara dan serta dalam rangka menyelenggarakan perubahan tersebut,
pastilah memerlukan dana yang tidak sedikit, dana tersebut berasal dari
APBN dan APBD, dimana sebagian besar bersumber pada penerimaan pajak.
Pada saat ini Indonesia hanya mampu menjadi penonton ditengah
persaingan global yang begitu selektif. Kebijakan kontrofersial yang dambil
oleh pemerintah Indonesia yang tergabung dalam pembebasan PPh pasal 22
dengan Negara Cina, pada konteks tersebut kebijakan yang diambil sangat
menggiurkan karena penduduk Cina yang begitu banyak dibandingkan jumlah
penduduk Indonesia dan dapat menjadi sasaran empuk bagi para produsen
dalam negeri. Akan tetapi para produsen dalam negeri belum mampu bersaing
dengan produk – produk yang dihasilkan oleh negeri tirai bambu tersebut.
Dalam hal ini kedewasaan sangatlah diperlukan dalam melakukan suatu
kebijakan karena besar atau kecilnya pendapatan dari PPh Pasal 22
bergantung pada kebijakan yang diambil oleh peraturan pemerintah.
Pajak penghasilan merupakan pajak yang dipungut oleh bendaharawan
pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, instansi atau
lembaga pemerintah dan lembaga – lembaga Negara lainnya berkenaan
dengan pembayaran atau penyerahan barang, badan – badan tertentu yang
berkenaan dengan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lain.
Dasar hukum PPh pasal 22 adalah UU pajak penghasilan nomor 36 tahun
2008, pasal 22 dan Peraturan Menteri Keuangan - 253/PMK.03/2008 tanggal
31 Des 2008. Untuk lebih memahami secara mendalam dan kompherensif
mengenai pajak penghasilan (PPh) pasal 22, maka yang akan dibahas dalam
makalah ini adalah paparan mengenai PPh pasal 22 secara lengkap.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas antara
lain:
1. Apa pengertian PPh Pasal 22 ?
2. Apa saja pemungut PPh Pasal 22 ?
3. Apa saja objek PPh Pasal 22 ?
4. Apa saja kegiatan yang tidak dikenakan PPh Pasal 22 ?
5. Apa saja saat terutang dan pelunasan PPh Pasal 22 ?
6. Apa saja tata cara pemungutan dan penyetoran PPh Pasal 22 ?
7. Apa saja tarif PPh Pasal 22 ?
8. Bagaimana cara perhitungan PPh Pasal 22 ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian PPh Pasal 22.
2. Mengetahui pemungut PPh Pasal 22.
3. Mengetahui objek PPh Pasal 22.
4. Mengetahui kegiatan yang tidak dikenakan PPh Pasal 22.
5. Mengetahui saat terutang dan pelunasan PPh Pasal 22.
6. Mengetahui tata cara pemungutan dan penyetoran PPh Pasal 22.
7. Mengetahui tarif PPh Pasal 22.
8. Mengetahui perhitungan PPh Pasal 22.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Dapat menambah wawasan tentang Pajak Penghasilan Pasal 22.
2. Dapa menambah pengetahuan serta kemampuan dalam bidang perhitungan
Pajak Penghasilan Pasal 22.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PPh Pasal 22


PPh Pasal 22 adalah pemungutan pajak yang dilakukan atas pembelian barang,
impor barang dan pembelian / penjualan barang di bidang usaha tertentu. Oleh
karena itu yang dikenakan pemungutan PPh pasal 22 adalah pemasok barang
kepada pemerintah, importer, dan pemasok / pembeli barang dari badan –
badan tertentu.
Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 adalah PPh yang dipungut oleh:
1. Bendahara Pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah
dan lembaga-lembaga negara lainnya, berkenaan dengan pembayaran atas
penyerahan barang.
2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan
dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.
3. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong
sangat mewah.

2.2 Pemungut PPh Pasal 22

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 34 / PMK.010 / 2017 ,


berikut ini daftar pemungut PPh Pasal 22 :
1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai atas impor barang dan
ekspor komoditas tambang batubara , mineral logam , dan mineral bukan
logam yang dilakukan oleh eksportir , kecuali yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang terikat dalam perjanjian kerja sama pengusahaan pertambangan
dan Kontrak Karya .
2. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ) sebagai
pemungut pajak pada Pemerintah Pusat , Pemerintah Daerah , instansi atau

6
lembaga pemerintah , dan lembaga - lembaga negara lainnya atas
pembelian barang .
3. Bendahara pengeluaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan
mekanisme uang persediaan ( UP ) .
4. Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ) atau pejabat penerbit Surat Perintah
Membayar yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA )
atas pembelian barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan
mekanisme pembayaran langsung ( LS ) .
5. Badan usaha tertentu , meliputi :
a. Badan Usaha Milik Negara , yaitu badan usaha yang seluruh atau
sebagian modalnya dimiliki negara melalui penyertaan langsung
dari kekayaan negara yang dipisahkan.
b. Badan Usaha Milik Negara yang merupakan hasil restrukturisasi
oleh Pemerintah dan dilakukan melalui pengalihan saham milik
negara kepada BUMN lainnya.
c. Badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh Badan
Usaha Milik Negara , meliputi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang ,
PT Petrokimia Gresik , PT Pupuk Kujang, PT Pupuk Kalimantan
Timur , PT Pupuk Iskandar Muda , PT Bank BNI Syariah dll.
6. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen , industri
kertas , industri baja , industri otomotif , dan industri farmasi atas
penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri .
7. Agen Tunggal Pemegang Merek ( ATPM ) , Agen Pemegang Merek, dan
importir umum kendaraan bermotor atas penjualan kendaraan bermotor di
dalam negeri.
8. Produsen atau importir bahan bakar minyak , bahan bakar gas , dan
pelumas.
9. Badan usaha industri atau eksportir yang melakukan pembelian bahan -
bahan berupa hasil kehutanan , perkebunan , pertanian , peternakan , dan
perikanan atas pembelian bahan - bahan untuk keperluan industrinya atau
ekspornya .

7
10. Badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang batubara ,
mineral logam , dan mineral bukan logam , dari badan atau orang pribadi
pemegang izin usaha pertambangan atas pembelian komoditas tambang
batu bara , mineral logam , dan mineral bukan logam , dari badan atau
orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan.
11. Badan usaha yang melakukan penjualan emas batangan di dalam negeri.
12. Wajib Pajak badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong
sangat mewah .

2.3 Objek PPh Pasal 22


Objek ( penghasilan yang dikenakan pajak ) PPh Pasal 22 adalah suatu
kegiatan . Kegiatan yang dimaksud meliputi impor barang , ekspor barang
tertentu , penjualan barang tertentu , atau penjualan kepada pembeli tertentu .
Berikut kegiatan - kegiatan yang dikenakan PPh Pasal 22 ( Objek PPh Pasal
22 ) :
1. Impor barang . Impor barang dibedakan menjadi beberapa kelompok jenis
barang dan kepemilikan Angka Pengenal Impor ( API ) bagi importirnya.
2. Ekspor komoditas tambang batubara , mineral logam , dan mineral bukan
logam yang dilakukan oleh eksportir , kecuali yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang terikat dalam perjanjian kerja sama pengusahaan pertambangan
dan Kontrak Karya .
3. Pembelian barang oleh :
1. Bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA )
sebagai pemungut pajak pada Pemerintah Pusat , Pemerintah
Daerah , instansi atau lembaga pemerintah , dan lembaga Negara
lainnya.
2. Bendahara pengeluaran berkenan dengan pembayaran dengan
mekanisme uang persediaan ( UP).
3. Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA ) atau pejabat penerbit Surat
Membayar yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran

8
( KPA ) berkaitan dengan pembelian barang kepada pihak ketiga
melalui mekanisme pembayaran langsung ( LS ).
4. Pembelian barang dan / atau bahan - bahan untuk kegiatan usaha oleh
badan usaha tertentu , meliputi :
1. Badan Usaha Milik Negara
2. Badan - badan tertentu yaitu PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang,
PT.Petrokimia Gresik, PT. Pupuk Kujang, PT.Pupuk Kalimantan
Timur, PT.Pupuk Iskandar Muda. PT. Telekomunikasi Selular, dll.
5. Penjualan hasil produksi kepada distributor di dalam negeri oleh badan
usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen , industri kertas ,
industri baja , industri otomotif , industri farmasi.
6. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri oleh Agen Tunggal
Pemegang Merek ( ATPM ) , Agen Pemegang Merek ( APM ) , dan
importir umum kendaraan bermotor tidak termasuk alat berat.
7. Penjualan hasil produksi kepada distributor dalam negeri oleh produsen
atau importir bahan bakar minyak , bahan bakar gas , dan pelumas.
8. Pembelian bahan - bahan berupa hasil kehutanan , perkebunan , pertanian ,
peternakan , dan perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur
yang dilakukan oleh badan usaha industri atau eksportir .
9. Pembelian batubara , mineral logam , dan mineral bukan logam dari badan
atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan oleh industri atau
usaha.
10. Penjualan emas batangan oleh pengusaha yang melakukan penjualan.
11. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah oleh Wajib Pajak badan
yang melakukan penjualan barang tergolong sangat mewah.

2.4 Kegiatan Yang Tidak Dikenakan PPh Pasal 22


1. Impor barang dan / atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan
peraturan perundang - undangan tidak terutang Pajak Penghasilan.
2. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan / atau Pajak
Pertambahan Nilai.

9
3. Impor sementara , jika pada waktu impornya nyata - nyata dimaksudkan
untuk diekspor kembali .
4. Impor kembali ( re - import ) , yang meliputi barang - barang yang telah
diekspor kemudian diimpor kembali dengan kualitas yang sama atau
barang - barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan ,
pengerjaan , dan pengujian yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai .
5. Pembayaran yang dilakukan oleh Pemungut Pajak berkenaan dengan hal -
hal berikut ini :
a. Pembayaran yang dilakukan oleh Pemungut Pajak yang jumlahnya
paling banyak Rp10.000.000 dan bukan merupakan jumlah yang
dipecah - pecah . Pemungut pajak ini meliputi badan usaha tertentu
yang terdiri atas BUMN dan badan - badan tertentu yang dimiliki
oleh BUMN .
b. Pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik hasil
pengusahaan panas bumi dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha
di bidang usaha panas bumi berdasarkan kontrak kerja sama
pengusahaan sumber daya panas bumi.
c. Pembelian batubara , mineral logam , dan mineral bukan logam
dari badan atau orang pribadi pemegang izin usaha pertambangan
yang telah dipungut PPh Pasal 22 atas pembelian barang dan atau
bahan - bahan untuk keperluan kegiatan usaha oleh badan usaha
tertentu.
6. Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang
perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor.
7. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan
dana Bantuan Operasional Sekolah.
8. 8.Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan
emas batangan kepada Bank Indonesia .

10
9. Pembelian gabah dan / atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan
Logistik ( Perum BULOG ) atau BUMN lain yang mendapatkan
penugasan sesuai peraturan perundang – undangan.

2.5 Saat Terutang dan Pelunasan PPh Pasal 22


No Jenis Kegiatan Saat Terutang PPh Pasal 22
1. Impor barang Terutang dan dilunasi bersamaan
dengan saat pembayaran Bea
Masuk. Apabila pembayaran Bea
Masuk ditunda atau dibebaskan dan
tidak termasuk pengecualian
pemungutan PPh Pasal 22 , PPh
Pasal 22 terutang dan dilunasi pada
saat penyelesaian dokumen
pemberitahuan pabean atas impor
2. Ekspor komoditas tambang Terutang dan dilunasi bersamaan
batubara , mineral , logam , dan dengan saat penyelesaian dokumen
mineral bukan logam . pemberitahuan pabean atas ekspor.
3. Pembelian barang oleh Terutang dan dipungut pada saat
Pemungut Pajak ( bendahara pembayaran kepada rekanan.
pemerintah dan KPA ,
bendahara pengeluaran , KPA
atau pejabat penerbit SPM ).
4. Badan - badan tertentu yaitu Terutang dan dipungut pada saat
BUMN dan badan usaha pembayaran kepada rekanan.
tertentu yang dimiliki secara
langsung oleh BUMN ( PT
Pupuk Sriwidjaya Palembang ,
PT Petrokimia Gresik , PT
Pupuk Kujang , dll.
5. Penjualan hasil produksi usaha Terutang dan dipungut pada saat

11
industri semen , industri penjualan.
kertas , industri baja , industri
otomotif , industri farmasi.
6. Penjualan kendaraan bermotor Terutang dan dipungut pada saat
oleh ATPM , APM , dan penjualan.
importir kendaraan bermotor .
7. Penjualan bahan bakar Terutang dan dipungut pada saat
minyak , bahan bakar gas , dan penerbitan surat perintah
pelumas . pengeluaran barang.
8. Pembelian bahan - bahan hasil Terutang dan dipungut pada saat
kehutanan , perkebunan , pembelian.
pertanian , peternakan oleh
badan industri .
9. Pembelian batubara , mineral , Terutang dan dipungut pada saat
logam , dari badan atau orang pembelian.
pribadi pemegang iizin usaha
pertambangan.
Penjualan emas batangan oleh Terutang dan dipungut pada saat
badan usaha yang melakukan penjualan.
penjualan emas batangan di
dalam negeri .
11. Penjualan barang yang Terutang dan dipungut pada saat
tergolong sangat mewah penjualan.

2.6 Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran PPh Pasal 22


Pemungutan dan penyetoran PPh Pasal 22 dilakukan oleh dan dengan cara
tertentu berdasarkan transaksi atau kegiatan sebagai berikut.
No Pemungutan Penyetoran
1. Pemungutan PPh Pasal 22 atas PPh disetor oleh importir yang
impor barang . bersangkutan atau Ditjen Bea dan
cukai melalui Pos Persepsi , Bank

12
Divisa Persepsi atau Bank Persepsi
menggunakan SSP , Surat Setoran
Pabean , Cukai dan Pajak
( SSPCP ) yang berfungsi sebagai
bukti pemungutan pajak.
2. Pemungutan PPh Pasal 22 atas PPh disetor oleh eksportir yang
ekspor komoditas tambang bersangkutan melalui Pos Persepsi ,
batubara , mineral logam , dan Bank Divisa Persepsi atau Bank
mineral bukan logam. Persepsi menggunakan SSP , Surat
Setoran Pabean , Cukai dan Pajak
( SSPCP ) yang berfungsi sebagai
bukti pemungutan pajak .
3 Pemungutan PPh Pasal 22 oleh Wajib disetor oleh pemungut ke
Pemungut Pajak ( Bendahara Kas Negara melalui Pos Persepsi ,
Pemerintah , Kuasa Pengguna bank Devisa , atau bank yang
Anggaran ( KPA ) , Bendahara ditunjuk oleh Menteri Keuangan
dar Pengeluaran , Pejabat menggunakan surat setoran pajak .
Penerbit Surat Perintah Pemungut pajak wajib menerbitkan
Membayar atas delegasi KPA ) bukti pemungutan pajak rangkap
. tiga ( lembar pertama untuk Wajib
Pajak , lembar kedua untuk KPP
sebagai lampiran SPT , lembar
ketiga sebagai arsip pemungut yang
bersangkutan ) .
4 PPh Pasal 22 oleh : PPh wajib disetor oleh pemungut
- Badan usaha tertentu melalui Pos Persepsi , Bank Divisa
meliputi BUMN dan badan Persepsi atau Bank Persepsi
usaha tertentu yang dimiliki menggunakan SSP . Pemungut
secara langsung ( PT Pupuk pajak wajib menerbitkan Bukti
Sriwidjaja Palembang PT Pemungutan PPh Pasal 22 dalam
Petrokimia Gresik , PT

13
Pupuk Kujang , PT Pupuk rangkap tiga
Kalimantan Timur , dan
yang lain ).
- Badan usaha industri
tertentu ( industri semen ,
industri kertas , industri
baja , industri otomotif ,
industri farmasi )
- ATPM , APM , dan
importir kendaraan
bermotor .

2.7 Tarif PPh Pasal 22


Objek Pajak Tarif DPP PPh Pasal 22
Impor barang
1. Barang tertentu 10% Nilai impor 10% x Nilai impor
( Lampiran 110 /
PMK.010 / 2018
PMK No. huruf A ) ;
dengan atau tanpa
menggunakan API .
7,5% Nilai impor 7,5% x Nilai
2. Barang tertentu
impor
lainnya 7,5
( Lampiran PMK No.
110 / PMK.010 /
2018 huruf B ) ;
dengan atau tanpa 2,5% Nilai impor
menggunakan API . 2,5% x Nilai
3. Barang selain pada impor
huruf a , huruf b , dan
huruf c ; 7,5% Nilai impor

14
menggunakan API.
4. Barang pada huruf c
dan d tidak 7,5% Harga jual 7,5% x Nilai

menggunakan API. lelang impor

5. Barang yang tidak


dikuasai
7,5% x Harga jual
lelang

Ekspor komoditas tambang 1,5% Nilai ekspor 1,5% x Nilai


batubara , mineral logam , exspor
dan mineral bukan logam
yang dilakukan oleh eksportir
, kecuali yang dilakukan oleh
Wajib Pajak yang terikat
dalam perjanjian kerja sama
pengusahaan pertambangan
dan Kontrak Karya
(Lampiran PMK No. 110 /
PMK.010 /2018 huruf D )
Pembelian barang oleh 1,5% Harga 1,5% x Harga
Pemungut Pajak ( Bendahara pembelian pembelian
Pemerintah , Kuasa tidak termasuk
Pengguna Anggaran PPN
( KPA ) , Bendahara
Pengeluaran , Pejabat
Penerbit Surat Perintah
Membayar atas delegasi KPA
).
Pembelian barang atau bahan 1,5% Harga 1,5% x Harga
- untuk keperluan kegiatan pembelian pembelian (tidak

15
oleh Badan usaha tertentu tidak termasuk termasuk PPN)
meliputi BUMN dan badan PPN
usaha tertentu yang dimiliki
secara langsung (PT Pupuk
Sriwidjaja Palembang, dan
lain)
Penjualan hasil produksi /
impor bahan bakar minyak ,
gas , dan pelumas oleh
produsen atau importir :
0,25% Nilai 0,25% x nilai
1. Penjualan bahan bakar
penjualan penjualan (tidak
minyak kepada SPBU (
tidak termasuk termasuk PPN)
yang dibeli dari
PPN
Pertamina atau anak
perusahaan Pertamina )
0,3% Nilai 0,3% x nilai
2. Penjualan bahan bakar
penjualan penjualan (tidak
minyak kepada SPBU (
tidak termasuk termasuk PPN)
yang dibeli selain dari
PPN
Pertamina atau anak
perusahaan Pertamina )
Penjualan hasil produksi
kepada distributor di dalam
negeri oleh badan usaha yang
bergerak di dalam bidang :
0,25% Dasar 0,25% x Dasar
1. Industri semen
pengenaan pengenaan PPN
( penjualan semua
PPN
jenis semen )
0,1% Dasar 0,1% x Dasar
2. Industri kertas
pengenaan pengenaan PPN
PPN
Penjualan kendaraan 0,45% Dasar 0,45% x Dasar

16
bermotor di dalam negeri pengenaan pengenaan PPN
oleh ATPM , APM , dan PPN
importir umum kendaraan
bermotor , tidak termasuk
alat berat .
Pembelian bahan - bahan 0,25% Harga 0,25% x Harga
hasil kehutanan , pembelian pembelian tidak
perkebunan , pertanian , tidak termasuk termasuk PPN
peternakan , dan perikanan PPN
yang belum melalui proses
industri manufaktur oleh
badan usaha industri
Pembelian batubara , mineral 1,5% Harga 1,5% x Harga
logam , dari badan atau orang pembelian pembelian tidak
pribadi pemegang izin usaha tidak termasuk termasuk PPN
pertambangan . PPN
Penjualan barang tergolong 5% Harga barang 5% x Harga
sangat mewah oleh Wajib barang
Pajak yang melakukan
penjualan

2.7 Cara Menghitung PPh Pasal 22


PPh Pasal 22 dihitung dengan mengalikan tarif dan dasar pengenaan pajak .
Dasar pengenaan pajak dalam PPh Pasal 22 meliputi nilai impor, nilai ekspor,
dan harga beli atas pembelian barang oleh instansi tertentu atau harga jual atas
penjualan hasil produksi oleh usaha bidang tertentu.

PPh Pasal 22 = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak

CONTOH PERHITUNGAN ATAS IMPOR BARANG :

17
PT ANGGARA, memiliki nomor API, melakukan impor komputer dari
Amerika Serikat dengan perincian sbb:
Harga Komputer (Cost) US$ 20,000.00
Asuransi (Insurance) US$ 1,000.00
Biaya angkut (Freight) US$ 4,000.00
Harga Pabean US$ 25,000.00
Pungutan :
- Bea Masuk 20 US$ 5,000.00
- Bea Masuk Tambahan 10% US$ 2,500.00
NILAI IMPOR US$ 32,500.00
Apabila pada tanggal impor (sesuai dokumen impor : pemberitahuan
impor barang) nilai kurs US $ 1.00= Rp 10.000,00 maka:
- Dasar pengenaan PPh Pasal 22 :
US$ 32,500.00 x Rp 10.000,00 = Rp 325.000.000,-
- PPh Pasal 22 yang harus dipungut :
Rp 325.000.000,00 x 2,5% = Rp 8.125.000,00

Note : Yang dimaksud dengan nilai impor adalah nilai berupa uang yang
digunakan sebagai dasar perhitungan bea masuk. Nilai impor dihitung sebesar
Cost Insurance Freight (CIF) +Bea Masuk+ Pungutan pabean lainnya

BAB III
PENUTUP

18
2.1 Kesimpulan
PPh pasal 22 merupakan pembayaran PPh dalam tahun berjalan yang
dipungut oleh:
1. Bendaharawan pemerintah baik pusat atau daerah, instansi atau lembaga
pemerintah dan lembaga-lembaga Negara lainnya sehubungan dengan
pembayaran atas penyerahan barang.
2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan
dengan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lainnya.
3. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong
sangat mewah.

3.2 Saran
Setelah penulis memaparkan hal – hal yang berkaitan dengan PPh pasal
22, penulis menyarankan kepada pembaca untuk lebih taat melakukan
pembayaran pajak guna membantu meningkatkan APBN dan APBD
khususnya pada PPh pasal 22.

DAFTAR PUSTAKA

Observation and Research of Taxation. “Peraturan Menteri Keuangan -


253/PMK.03/2008”.http://www.ortax.org/ortax/?
mod=aturan&page=show&id=13585 (Diakses pada tanggal 29 Agustus

19
2016)

Direktoral Jendral Pajak Kementrian Keuangan. “Seri PPh - Pajak Penghasilan


Pasal 22”. Pajak.go.id. http://www.pajak.go.id/content/seri-pph- pajak-
penghasilan-pasal-22 (Diakses pada tanggal 28 Agustus 2016)

20

Anda mungkin juga menyukai