Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERHITUNGAN PPH PASAL 22


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemotongan dan Pemungutan PPh
Dosen pengampu: Umar Yeni Suyanto, M.Pd, M.M

Disusun oleh:
Afifatul Nur Lailiyah 2101030119
Hayatun Nufus Kamilah 2101030123
Indah Nur Qomariyah 2101030157
Vivin Meiliana Sari 2101030167

PROGRAM STUDI D3 PERPAJAKAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
INSTITUS TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN LAMONGAN
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh) yang berjudul
“Perhitungan PPh Pasal 22” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan (PPh).
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
perpajakan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Umar Yeni Suyanto,
M.Pd, M.M selaku dosen mata kuliah Pemotongan dan Pemungutan Pajak
Penghasilan (PPh) yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami pelajari. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan
berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna baik
segi penyusunan, bahasa, maupun tulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi
menjadi lebih baik di masa mendatang.

Lamongan, 23 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22..........................................................6
2.2 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22........................................................6
2.2.1 Penjualan Hasil Produksi kepada Distributor..........................................6
2.2.2 Penjualan Migas.......................................................................................8
2.2.3 Pembelian Bahan-bahan dari Pedagang Pengumpul...............................9
2.2.4 Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah..................................9
2.3 Sanksi terkait PPh Pasal 22..........................................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial dan
ekonomi, masih banyak para wajib pajak yang lalai terhadap pajak dan tidak
menjalankan kewajibannya sebagai wajib pajak. Sementara pemerintah telah
mencanangkan seluruh kegiatan tersebut untuk membiayai pembangunan
negara dan juga merupakan sumber pendapatan negara guna mewujudkan
kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional.
Saat ini Indonesia menganut sistem pemungutan pajak Self Assesment
System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
terutang yang harus dibayar. Dalam sistem ini, wajib pajak yang aktif
sedangkan fiskus tidak turut campur tangan dan hanya mengawasi dalam
penentuan besarnya pajak terutang wajib pajak, kecuali wajib pajak melanggar
ketentuan yang berlaku maka akan dikenakan sanksi setelah melalui
pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh aparat pajak yang berwenang
Perpajakan dalam suatu perusahaan juga merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dari kegiatan operasional perusahaan dan merupakan kewajiban
untuk melaksanakan perpajakan yang telah ditetapkan. Salah satu jenis pajak
yang ditetapkan pemerintah adalah Pajak Penghasilan (PPh) yaitu pajak yang
dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak atas
penghasilan dalam bagian tahun pajak.
Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan hasil produksi
atau penyerahan barang yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak
dibidang industri serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan
bakar minyak dan gas atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, serta
industri dan pengekspor yang bergerak dalam sector perhutanan, perkebunan,

4
pertanian, dan perikanan, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka
dari pedagang pengumpul, akan dikenakan PPh Pasal 22.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Perhitungan PPh Pasal
22 atas Penjualan Hasil Produksi Tertentu, Penjualan Migas, Pembelian
Bahan-bahan dari Pedagang Pengumpul dan Penjualan Barang yang
Tergolong Sangat Mewah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22?
2. Bagaimana Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22?
3. Bagaimana sanksi terkait Pajak Penghasilan Pasal 22?

1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22.
2. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22
3. Untuk mengetahui sanksi terkait Pajak Penghasilan Pasal 22

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22
Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun 2008, Pajak
Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah bentuk pemotongan atau
pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan
berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang. PPh Pasal 22 atau Pajak
Penghasilan Pasal 22 dikenakan kepada badan-badan usaha tertentu, baik
milik pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan perdagangan
ekspor, impor dan re-impor.

2.2 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22

2.2.1 Penjualan Hasil Produksi kepada Distributor


Tarif pajak penghasilan pasal 22 atas penjualan hasil produksi ini
ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak (KEP) yang
dihitung dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) PPN dan bersifat tidak final,
di antaranya:
a. Kertas: 0.1% dari DPP PPN
b. Semen: 0.25% dari DPP PPN
c. Baja: 0.3% dari DPP PPN
d. Otomotif: 0.45% dari DPP PPN
e. Semua jenis obat: 0,3% dari DPP PPN

Contoh1
PT Mayora merupakan perusahaan kertas yang menjual hasil
produksinya kepada PT Indah senilai Rp1.100.000.000. Harga ini sudah
termasuk PPN sebesar 11%.
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan kertas adalah:
DPP PPN:
= (100/111) x Rp1.100.000.000
= Rp990.990.990,99
PPh Pasal 22 penjualan kertas:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan kertas x DPP PPN)

6
= 0,1% x Rp990.990.990,99

= Rp990.990,99

Contoh 2
PT Jaya menjual hasil produksinya berupa semen kepada PT Deli senilai
Rp2.200.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN sebesar 11%.
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan semen adalah:
DPP PPN:
= (100/111) x Rp2.200.000.000
= Rp1.981.981.981,98
PPh Pasal 22 penjualan semen:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan semen x DPP PPN)
= 0,25% x Rp1.981.981.981,98
= Rp4.954.954,95

Contoh 3

PT Manjur adalah perusahaan baja dan menjual hasil produksinya ke PT


Sentosa senilai Rp3.300.000.000. Harga ini sudah termasuk PPN sebesar
11%. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan baja
adalah:
DPP PPN:
= (100/111) x Rp3.300.000.000
= Rp2.972.972.972,97
PPh Pasal 22 atas penjualan baja:
= (Tarif PPh pasal 22 atas penjualan baja x DPP PPN)
= 0,3% x Rp9.972.972.972,97
= Rp8.918.918,92

Contoh 4
PT Bagus merupakan perusahaan otomotif dan menjual hasil
produksinya ke PT Kapuk senilai Rp5.500.000.000. Harga ini sudah
termasuk PPN sebesar 11%.
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan otomotif adalah:

7
DPP PPN:
= (100/111) x Rp5.500.000.000
= Rp4.954.954.954,95
PPh Pasal Pasal 22 atas penjualan otomotif:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan otomotif x DPP PPN)
= 0,45% x Rp4.954.954.954,95
= Rp22.297.297,3

2.2.2 Penjualan Migas


Pengenaan pajak penghasilan pasal 22 dari hasil produksi atau
penyerahan barang oleh produsen/importir bahan bakar minyak, gas, dan
pelumas adalah:
a. 0,25% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
stasiun pengisian bahan bakar umum yang menjual BBM yang dibeli
dari Pertamina atau anak usaha Pertamina;
b. 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
stasiun pengisian bahan bakar umum yang menjual bakar minyak
yang dibeli selain dari Pertamina atau anak perusahaan Pertamina;
c. 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk penjualan kepada
pihak yang dibeli dari Pertamina maupun selain dari Pertamina atau
anak usaha Pertamina;
d. 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk bahan bakar gas; dan
e. 0,3% dari penjualan tidak termasuk PPN untuk pelumas.

Contoh

PT Anda selaku produsen bahan bakar minyak, gas, dan pelumas,


menyerahkan bahan bakar minyak senilai Rp900.000.000 (tidak
termasuk PPN) kepada PT Nani yang merupakan bukan perusahaan
SPBU. Maka PPh Pasal 22 yang dipungut adalah:
Pajak penghasilan Pasal 22 atas penyerahan hasil produksi migas:
= (Tarif PPh 22 hasil produksi migas x Nilai jual)
= 0,3% x Rp900.000.000
= Rp2.700.000

8
2.2.3 Pembelian Bahan-bahan dari Pedagang Pengumpul
Besar tarif pajak penghasilan pasal 22 sebesar 0,25% dari harga
pembelian tidak termasuk PPN ini atas pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul. Di antaranya
pembelian hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur.

Contoh
PT Gani merupakan perusahaan tekstil dan membeli bahan untuk tekstil
untuk produksinya yang akan diekspor dari pedagang pengumpul CV
Rehan senilai Rp300.000.000.
Perhitungan PPh Pasal 22 atas pembelian bahan industri adalah:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas pembelian bahan industri x Harga pembelian)
= 0,25% x Rp300.000.000
= Rp740.000

2.2.4 Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah


1. Tarif PPh 22 sebesar 1% atas Penjualan Barang Mewah
Tarif Pajak Penghasilan 22 sebesar 1 persen dari harga jual tidak
termasuk Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah (PPnBM) atas barang ini untuk:
a. Rumah beserta tanahnya, dengan harga jual atau harga
pengalihannya lebih dari Rp 30.000.000.000.- atau luas
bangunan lebih dari 400 meter persegi
b. Apartemen, kondominium dan sejenisnya, dengan harga jual
atau pengalihannya lebih dari Rp 30.000.000.000,- atau luas
bangunan lebih dari 150 meter persegi
2. Tarif PPh Pasal 22 sebesar 5% atas Penjualan Barang Mewah
Tarif Pajak Penghasilan 22 sebesar 5 persen dari harga jual tidak
termasuk PPN dan PPnBM atas barang ini berlaku untuk:
a. Pesawat terbang pribadi dan helicopter
b. Kapal pesiar, yacht dan sejenisnya

9
c. Kendaraan bermotor roda 4 pengangkutan orang kurang dari
10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (suv), multi
purpose vehicle (mpv), minibus dan sejenisnya, dengan harga
jual lebih dari Rp 2.000.000.000,- atau dengan kapasitas
silinder lebih dari 3.000cc
d. Kendaraan bermotor roda 2 dan 3 dengan harga jual lebih
dari Rp 300.000.000,- atau dengan kapasitas silinder lebih
dari 250cc

Contoh 1
PT Putu merupakan perusahaan pengembang properti yang menjual
apartemen dengan nilai Rp50.000.000.000 kepada Puspa. Harga jual ini
tidak termasuk PPN dan PPnBM. Maka, PPh Pasal atas penjualan barang
mewah berupa apartemen ini sebesar:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan barang mewah x Nilai jual barang
mewah)
= 1% x Rp50.000.000.000
= Rp500.000.000

Contoh 2

PT Jawa menjual kapal pesiar dengan nilai Rp800.000.000.000 kepada


PT Dwipa. Nilai ini tidak termasuk PPN dan PPnBM. Dengan demikian
perhitungan PPh Pasal 22 atas penjualan kapal pesiar ini adalah:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan barang mewah x Nilai jual barang
mewah)
= 5% x Rp800.000.000.000
= Rp40.000.000.000

2.3 Sanksi terkait PPh Pasal 22


UU KUP secara gamblang menyebutkan denda bagi wajib pajak yang
menyampaikan SPT Tahunan melewati batas waktu penyampaian yang
disebutkan dalam Pasal 3 ayat (3) diatas. Berikut ketentuan besaran nilai
denda yang termuat dalam Pasal 7 ayat (1) UU KUP.

10
1. Bila Wajib Pajak Badan atau Perusahaan yang terlambat atau tidak
melaporkan SPT tahunan PPh pasal 22 dikenakan denda sebesar Rp
1.000.000,-
2. Bila Wajib Pajak Orang Pribadi yang terlambat atau tidak
melaporkan SPT Tahunan PPh pasal 22 dikenakan denda sebesar Rp
100.000,-
3. Sanksi administrasi dikenakan untuk Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 500.000,-
4. Denda untuk Surat Pemberitahuan Masa Lainnya sebesar Rp
100.000,-

Sanksi denda tersebut tidak berlaku jika:


1. Wajib Pajak Orang Pribadi telah meninggal dunia
2. Wajib Pajak Orang Pribadi sudah tidak melakukan kegiatan usaha
3. Wajib Pajak Orang Pribadi berstatus Warga Negara Asing yang tidak
menetap lagi di Indonesia
4. Wajib Pajak Badan yang tidak lagi melakukan kegiatan usaha
5. Wajib Pajak yang terkena bencana yang sesuai dengan Peraturan
Menteri Keuangan

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun 2008, Pajak
Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah bentuk pemotongan atau
pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan
berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang.
Pada umumnya, PPh Pasal 22 dikenakan terhadap perdagangan barang
yang dianggap “menguntungkan”, sehingga baik penjual maupun pembelinya
dapat menerima keuntungan dari perdagangan tersebut.
PPh Pasal 22 atau Pajak Penghasilan Pasal 22 dikenakan kepada badan-badan
usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta yang melakukan
kegiatan perdagangan ekspor, impor dan re-impor.
Tarif PPh Pasal 22 bervariasi tergantung dari objek pajaknya, yaitu
berkisar antara 0,25%-1,5%. Untuk sanksi Pajak Penghasilan Pasal 22 dapat
berupa sanksi denda dan sanksi administrasi.
3.2 Saran
Bagi wajib pajak badan maupun orang pribadi diharapkan untuk
melaporkan SPT Tahunan tepat pada waktunya agar terhindar dari sanksi
yang berlaku.

12
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Desak Putu Sri Shania. (2021). Tidak Lapor SPT Tahunan? Awas Denda
Menanti. Diakses pada tanggal 24 November dari
https://www.pajak.go.id/id/artikel/tidak-lapor-spt-tahunan-awas-denda-
menanti.
Klikpajak.id. (2022). PPh Pasal 22: Tarif, Cara Menghitung dan Contoh Soal PPh
22. Diakses pada tanggal 23 November 2022 dari
https://klikpajak.id/blog/pph-pasal-22-dan-lapor-spt-pph-22/#5_Pembaya
ran_atas_pembelian_barang_untuk_BUMN_objek_pajak_PPh_22_BUM
N.
Klikpajak.com. (2022). Cara Menghitung Pajak PPN dan PPh Sesuai DPP
adalah Simak ini. Diakses pada tanggal 23 November 2022 dari
https://klikpajak.id/blog/cara-menghitung-dpp-dasar-pengenaan-pajak-
pph-dan-ppn/
#b_Jenis_Dasar_Pengenaan_Pajak_Pertambahan_Nilai_DPP_PPN.
Online-Pajak.com. (2022). Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22).
Diakses pada tanggal 24 November dari
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pph-pajak-
penghasilan-pasal-22#:~:text=PPh%20Pasal%2022%20adalah%20pajak,
%2C%20impor%20dan%20re%2Dimpor.
Peraturan Menteri Keuangan RI. (2019). PMK-92/PMK.03/2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peratutan Menteri Keuangan Nomor
253/PMK.03/2008 Tentang Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai
Pemungut Pajak Penghasilan dari Pembeli atas Penjualan Barang yang
Tergolong Sangat Mewah

13

Anda mungkin juga menyukai