Disusun oleh:
Afifatul Nur Lailiyah 2101030119
Hayatun Nufus Kamilah 2101030123
Indah Nur Qomariyah 2101030157
Vivin Meiliana Sari 2101030167
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
2.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22..........................................................6
2.2 Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22........................................................6
2.2.1 Penjualan Hasil Produksi kepada Distributor..........................................6
2.2.2 Penjualan Migas.......................................................................................8
2.2.3 Pembelian Bahan-bahan dari Pedagang Pengumpul...............................9
2.2.4 Penjualan Barang yang Tergolong Sangat Mewah..................................9
2.3 Sanksi terkait PPh Pasal 22..........................................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
3.1 Kesimpulan...................................................................................................12
3.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pajak merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam
kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial dan
ekonomi, masih banyak para wajib pajak yang lalai terhadap pajak dan tidak
menjalankan kewajibannya sebagai wajib pajak. Sementara pemerintah telah
mencanangkan seluruh kegiatan tersebut untuk membiayai pembangunan
negara dan juga merupakan sumber pendapatan negara guna mewujudkan
kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional.
Saat ini Indonesia menganut sistem pemungutan pajak Self Assesment
System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang,
kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak
terutang yang harus dibayar. Dalam sistem ini, wajib pajak yang aktif
sedangkan fiskus tidak turut campur tangan dan hanya mengawasi dalam
penentuan besarnya pajak terutang wajib pajak, kecuali wajib pajak melanggar
ketentuan yang berlaku maka akan dikenakan sanksi setelah melalui
pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh aparat pajak yang berwenang
Perpajakan dalam suatu perusahaan juga merupakan hal yang tidak dapat
dihindari dari kegiatan operasional perusahaan dan merupakan kewajiban
untuk melaksanakan perpajakan yang telah ditetapkan. Salah satu jenis pajak
yang ditetapkan pemerintah adalah Pajak Penghasilan (PPh) yaitu pajak yang
dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau
diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan pajak atas
penghasilan dalam bagian tahun pajak.
Sebuah perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan hasil produksi
atau penyerahan barang yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak
dibidang industri serta badan usaha lainnya yang bergerak dalam bidang bahan
bakar minyak dan gas atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri, serta
industri dan pengekspor yang bergerak dalam sector perhutanan, perkebunan,
4
pertanian, dan perikanan, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka
dari pedagang pengumpul, akan dikenakan PPh Pasal 22.
Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai Perhitungan PPh Pasal
22 atas Penjualan Hasil Produksi Tertentu, Penjualan Migas, Pembelian
Bahan-bahan dari Pedagang Pengumpul dan Penjualan Barang yang
Tergolong Sangat Mewah.
1.3Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22.
2. Untuk mengetahui bagaimana perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22
3. Untuk mengetahui sanksi terkait Pajak Penghasilan Pasal 22
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22
Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun 2008, Pajak
Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah bentuk pemotongan atau
pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan
berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang. PPh Pasal 22 atau Pajak
Penghasilan Pasal 22 dikenakan kepada badan-badan usaha tertentu, baik
milik pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan perdagangan
ekspor, impor dan re-impor.
Contoh1
PT Mayora merupakan perusahaan kertas yang menjual hasil
produksinya kepada PT Indah senilai Rp1.100.000.000. Harga ini sudah
termasuk PPN sebesar 11%.
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan kertas adalah:
DPP PPN:
= (100/111) x Rp1.100.000.000
= Rp990.990.990,99
PPh Pasal 22 penjualan kertas:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan kertas x DPP PPN)
6
= 0,1% x Rp990.990.990,99
= Rp990.990,99
Contoh 2
PT Jaya menjual hasil produksinya berupa semen kepada PT Deli senilai
Rp2.200.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN sebesar 11%.
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan semen adalah:
DPP PPN:
= (100/111) x Rp2.200.000.000
= Rp1.981.981.981,98
PPh Pasal 22 penjualan semen:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan semen x DPP PPN)
= 0,25% x Rp1.981.981.981,98
= Rp4.954.954,95
Contoh 3
Contoh 4
PT Bagus merupakan perusahaan otomotif dan menjual hasil
produksinya ke PT Kapuk senilai Rp5.500.000.000. Harga ini sudah
termasuk PPN sebesar 11%.
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas penjualan otomotif adalah:
7
DPP PPN:
= (100/111) x Rp5.500.000.000
= Rp4.954.954.954,95
PPh Pasal Pasal 22 atas penjualan otomotif:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan otomotif x DPP PPN)
= 0,45% x Rp4.954.954.954,95
= Rp22.297.297,3
Contoh
8
2.2.3 Pembelian Bahan-bahan dari Pedagang Pengumpul
Besar tarif pajak penghasilan pasal 22 sebesar 0,25% dari harga
pembelian tidak termasuk PPN ini atas pembelian bahan-bahan untuk
keperluan industri atau ekspor dari pedagang pengumpul. Di antaranya
pembelian hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur.
Contoh
PT Gani merupakan perusahaan tekstil dan membeli bahan untuk tekstil
untuk produksinya yang akan diekspor dari pedagang pengumpul CV
Rehan senilai Rp300.000.000.
Perhitungan PPh Pasal 22 atas pembelian bahan industri adalah:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas pembelian bahan industri x Harga pembelian)
= 0,25% x Rp300.000.000
= Rp740.000
9
c. Kendaraan bermotor roda 4 pengangkutan orang kurang dari
10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (suv), multi
purpose vehicle (mpv), minibus dan sejenisnya, dengan harga
jual lebih dari Rp 2.000.000.000,- atau dengan kapasitas
silinder lebih dari 3.000cc
d. Kendaraan bermotor roda 2 dan 3 dengan harga jual lebih
dari Rp 300.000.000,- atau dengan kapasitas silinder lebih
dari 250cc
Contoh 1
PT Putu merupakan perusahaan pengembang properti yang menjual
apartemen dengan nilai Rp50.000.000.000 kepada Puspa. Harga jual ini
tidak termasuk PPN dan PPnBM. Maka, PPh Pasal atas penjualan barang
mewah berupa apartemen ini sebesar:
= (Tarif PPh Pasal 22 atas penjualan barang mewah x Nilai jual barang
mewah)
= 1% x Rp50.000.000.000
= Rp500.000.000
Contoh 2
10
1. Bila Wajib Pajak Badan atau Perusahaan yang terlambat atau tidak
melaporkan SPT tahunan PPh pasal 22 dikenakan denda sebesar Rp
1.000.000,-
2. Bila Wajib Pajak Orang Pribadi yang terlambat atau tidak
melaporkan SPT Tahunan PPh pasal 22 dikenakan denda sebesar Rp
100.000,-
3. Sanksi administrasi dikenakan untuk Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 500.000,-
4. Denda untuk Surat Pemberitahuan Masa Lainnya sebesar Rp
100.000,-
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut UU Pajak Penghasilan (PPh) Nomor 36 tahun 2008, Pajak
Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) adalah bentuk pemotongan atau
pemungutan pajak yang dilakukan satu pihak terhadap wajib pajak dan
berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang.
Pada umumnya, PPh Pasal 22 dikenakan terhadap perdagangan barang
yang dianggap “menguntungkan”, sehingga baik penjual maupun pembelinya
dapat menerima keuntungan dari perdagangan tersebut.
PPh Pasal 22 atau Pajak Penghasilan Pasal 22 dikenakan kepada badan-badan
usaha tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta yang melakukan
kegiatan perdagangan ekspor, impor dan re-impor.
Tarif PPh Pasal 22 bervariasi tergantung dari objek pajaknya, yaitu
berkisar antara 0,25%-1,5%. Untuk sanksi Pajak Penghasilan Pasal 22 dapat
berupa sanksi denda dan sanksi administrasi.
3.2 Saran
Bagi wajib pajak badan maupun orang pribadi diharapkan untuk
melaporkan SPT Tahunan tepat pada waktunya agar terhindar dari sanksi
yang berlaku.
12
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Desak Putu Sri Shania. (2021). Tidak Lapor SPT Tahunan? Awas Denda
Menanti. Diakses pada tanggal 24 November dari
https://www.pajak.go.id/id/artikel/tidak-lapor-spt-tahunan-awas-denda-
menanti.
Klikpajak.id. (2022). PPh Pasal 22: Tarif, Cara Menghitung dan Contoh Soal PPh
22. Diakses pada tanggal 23 November 2022 dari
https://klikpajak.id/blog/pph-pasal-22-dan-lapor-spt-pph-22/#5_Pembaya
ran_atas_pembelian_barang_untuk_BUMN_objek_pajak_PPh_22_BUM
N.
Klikpajak.com. (2022). Cara Menghitung Pajak PPN dan PPh Sesuai DPP
adalah Simak ini. Diakses pada tanggal 23 November 2022 dari
https://klikpajak.id/blog/cara-menghitung-dpp-dasar-pengenaan-pajak-
pph-dan-ppn/
#b_Jenis_Dasar_Pengenaan_Pajak_Pertambahan_Nilai_DPP_PPN.
Online-Pajak.com. (2022). Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22).
Diakses pada tanggal 24 November dari
https://www.online-pajak.com/tentang-pajak-pribadi/pph-pajak-
penghasilan-pasal-22#:~:text=PPh%20Pasal%2022%20adalah%20pajak,
%2C%20impor%20dan%20re%2Dimpor.
Peraturan Menteri Keuangan RI. (2019). PMK-92/PMK.03/2019 tentang
Perubahan Kedua atas Peratutan Menteri Keuangan Nomor
253/PMK.03/2008 Tentang Wajib Pajak Badan Tertentu Sebagai
Pemungut Pajak Penghasilan dari Pembeli atas Penjualan Barang yang
Tergolong Sangat Mewah
13