Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22


BAGIAN I

Di Susun Oleh:
Muhammad Ryu Syaputra C1C021099

Dosen Pengampu:
Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022/2023

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nyalah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu dan
berjalan dengan lancar. Penulisan makalah yang berjudul “Perhitungan Pajak
Penghasilan Pasal 22 Bagian I” dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Perpajakan II.

Dalam proses penyusunan makalah, penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Wirmie
Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS. selaku dosen pengampu mata kuliah Perpajakan
II, karena tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
menjadi lebih luas.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
kekurangan-kekurangan yang ada. Maka dari itu, penulis akan sangat menghargai
semua kritikan dan saran dari pembaca. Hal itu bertujuan untuk membangun makalah
ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Jambi, 25 September 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2

1
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
A. Perhitungan PPh Pasal 22 Impor...........................................................................................4
B. Perhitungan PPh Pasal 22 Bendaharawan............................................................................5
C. Perhitungan PPh Pasal 22 industri Lain................................................................................5
BAB III PENUTUP............................................................................................................................7
A. Kesimpulan..............................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,
PPh22 merupakan bentuk pemotongan atau pemungutan pajak yang dilakukan satu
pihak terhadap wajib pajak dan berkaitan dengan kegiatan perdagangan barang.

Menurut Pasal 22 ayat 1 UU PPh No. 36 Tahun 2008, Menteri Keuangan dapat
menetapkan:

2
 Bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran
atas penyerahan barang
 Badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain
 Wajib Pajak Badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan
barang yang tergolong sangat mewah

Maka, pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22 atau biasa disebut PPh 22 adalah pajak
penghasilan yang pemungutannya dilakukan oleh bendaharawan atau badan usaha
tertentu, baik milik pemerintah maupun swasta yang melakukan kegiatan ekspor dan
impor serta reimpor maupun kegiatan usaha lain.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan PPh pasal 22 impor ?
2. Bagaimana perhitungan PPh pasal 22 bendaharawan ?
3. Bagaimana perhitungan PPh pasal 22 industri lain ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 22 impor.
2. Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 22 bendaharawan.
3. Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 22 industri lain.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Perhitungan PPh Pasal 22 Impor
PPh pasal 22 atas impor ini ditarik oleh Bank devisa dan Direktorat Jendral Bea
dan Cukai dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk. Untuk objek
dan tarif PPh pasal 22 atas impor dapat dibagi 6 dengan rincian sebagai berikut :

1. Barang tertentu (lampiran I PMK No. 34/PMK.010/2017) = 10% x nilai impor.


2. Barang tertentu lainnya (lampiran II PMK No. 34/PMK.010/2017) = 7,5% x
nilai impor.
3. Kedelai, gandum, dan tepung terigu = 0,5% x nilai impor dengan
menggunakan Angka Pengenal Impor (API).

3
4. Selain yang disebutkan diatas dan Menggunakan API = 2,5% x nilai Impor.
5. Selain yang disebutkan diatas dan tidak Menggunakan API = 7,5% x nilai
Impor.
6. Barang yang tidak dikuasai = 7,5% x harga jual lelang.

Agar lebih mengerti perhatikan contoh berikut :

Pada tanggal 1 Januari 2018, PT WASD mengimpor barang dari Italia dengan
harga faktur US$50.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak termasuk
dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam Peraturan Menteri Keuangan No.
34/PMK.010/2017. Biaya asuransi yang dibayar di luar negeri sebesar 5% dari harga
faktur dan biaya angkut sebesar 10% dari harga faktur.

Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs
yang ditetapkan Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp10.000. Hitunglah
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT WASD memiliki API
(Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API?

Harga faktur (cost) US$ 50.000


Biaya Asuransi (insurance) (5% x US$50.000) US$ 2.500
Biaya angkut (freight) (10% x US$50.000) US$ 5.000
CIF (cost + Insurance + Freight) US$ 57.500
CIF (dalam Rupiah) (US$ 57.500 x Rp. 10.000) Rp. 575.000.000.
Bea Masuk (20% x Rp. 575.000.000.) Rp. 115.000.000.
Bea Masuk Tambahan (10% x Rp. 575.000.000.) Rp. 57.500.000.
Nilai Impor Rp. 747.500.000.
Jadi, PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC, jika PT WASD memiliki API :

2,5% x Rp. 747.500.000 = Rp. 18.687.500

PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC jika PT WASD tidak memiliki API :

7,5% X Rp. 747.500.000 = Rp. 56.062.500

B. Perhitungan PPh Pasal 22 Bendaharawan


PPh pasal 22 ini ditarik oleh Bendaharawan, KPA, dan Pejabat Surat Perintah
Membayar dan Dipungut saat pembayaran.

4
Tarif PPh 22 atas pembelian dilakukan oleh pemerintah yakni DJPB, Bendahara
Pemerintah, dan Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/BUMD). Tarif PPh Pasal
22 yang dikenakan terhadap kegiatan pembelian yang dilakukan tiga jenis institusi ini
adalah 1,5% x harga pembelian (tak termasuk dan tidak final).

Agar lebih mengerti perhatikan contoh berikut :

Bendahara membeli 4 printer dari PT WASD dengan harga beli Rp 11.100.000


(harga termasuk PPN).

Harga pembelian (termasuk PPN) Rp 11.100.000


Dasar Pengenaan Pajak (100/111 X Rp. 11.100.000) Rp 10.000.000
Maka PPh pasal 22 yang dipungut adalah
(Rp.10.000.000 x 1,5%) Rp. 150.000
C. Perhitungan PPh Pasal 22 industri Lain
PPh pasal 22 atas industri lain ini ditarik oleh badan usaha yang bergerak dalam
bidang usaha Industri semen, kertas, baja, otomotif, dan farmasi dan Dipungut saat
penjualan.

Tarif PPh 22 atas industry tersebut yang ditentukan atas dasar pengenaan pajak
(DPP) dan bersifat tidak final. Dengan tarif yang ditetapkan berdasarkan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak antara lain:

1. Semen = 0,25% x DPP PPN


2. Kertas = 0,1% x DPP PPN
3. Automotif = 0,45% x DPP PPN
4. Baja = 0,3% x DPP PPN
5. Farmasi = 0,3% dari DPP PPN

Agar lebih mengerti perhatikan contoh berikut :

PT. DFJK merupakan perusahaan kertas yang menjual hasil produksinya kepada
PT WASD senilai Rp8.880.000. Harga ini sudah termasuk PPN sebesar 11%.

Harga penjualan (termasuk PPN) Rp 8.880.000


Dasar Pengenaan Pajak (100/111 X Rp 8.880.000) Rp 8.000.000
Maka PPh pasal 22 yang dipungut adalah
(Rp 8.000.000 x 0,1%) Rp. 8.000

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi cara untuk menghitung PPh Pasal 22 tersebut adalah dengan menyesuaikan
tarif yang didapatkan terhadap barang tertentu. Dan pajak tersebut disetorkan oleh
pemungut kepada Kas negara melalui Kantor pos, bank devisa, atau bank yang
dittunjuk oleh Menteri keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak.

6
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,Perpajakan – Edisi Terbaru 2018, Andi Offset, 2018, Yogyakarta

https://www.pajak.com/pajak/pph-pasal-22-definisi-tarif-cara-menghitung/

https://klikpajak.id/blog/pph-pasal-22-dan-lapor-spt-pph-22/

https://atpetsi.or.id/contoh-soal-perhitungan-pph-pasal-22#:~:text=PAJAK%20Penghasilan
%20(PPh)%20Pasal%2022,sebelumnya%20pada%20bagian%201%2D4.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34/PMK.


010/2017 TENTANG PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22
SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN BARANG DAN
KEGIATAN DI BIDANG IMPOR ATAU KEGIATAN USAHA DI BIDANG LAIN

Anda mungkin juga menyukai