PPh Pasal 24
I Gusti Made Indra Baruna
PPh Pasal 22
PMK-110/PMK.03/2018 PER-31/PJ/2015
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan tentang perubahan ketiga atas PER-
Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan 57/PJ/2010 tentang tata cara dan prosedur
Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan
Pembayaran atas Penyerahan Barang dan dengan pembayaran atas penyerahan barang
Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan
Bidang Lain usaha di bidang lain
01 PPh 23 02
Passive
Income &
Jasa Badan
PPh 21 Pasal 22
Jasa dan Barang
Melalui
Kegiatan OP
Pasal 24 Pemungut
Kredit Pajak
04
Luar Negeri
03
Key Point
Pemungut Psl 22
“Pihak (manapun) yang diberi wewenang untuk memungut PPh Pasal 22”
Kedelai, Gandum,
Tarif 0,5% dari Nilai
Tepung Terigu dalam
Impor
PPh 22 IMPOR Lampiran III
● Pada tanggal 1 Januari 2016, PT ABC mengimpor barang dari Jerman dengan
harga faktur US$100.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak
termasuk dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar di luar
negeri sebesar 5% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar 10% dari harga
faktur.
● Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs
yang ditetapkan Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp10.000.
Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT ABC memiliki
API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API?
Nilai Impor
Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi
dasar penghitungan Bea Masuk yaitu Cost
Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan Bea
Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan kepabeanan di bidang impor. (Pasal 2
ayat (2) PMK-34/PMK.010/2017 -> PMK-
110/PMK.010/2018)
Jawaban
Cari Nilai Impor
(a) Harga faktur (cost) : $100.000
(b) Biaya Asuransi (insurance) : (5% x US$100.000) $5.000
(C) Biaya Angkut (freight) : (10% x US$100.000) $10.000
CIF (cost, insurance &
: (a+b+c) $115.000
freight)
(d) CIF (dalam rupiah) : (US$115.000 x Rp10.000) Rp1.150.000.000
(e) Bea Masuk : (20% x Rp1.150.000.000) Rp230.000.000
(f) Bea Masuk Tambahan : (10% x Rp1.150.000.000) Rp115.000.000
Nilai Impor : (d+e+f) Rp1.495.000.000
Jawaban Soal
Jadi, PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC, jika PT ABC memiliki
API (2,5% x Nilai Impor)
● 2,5% x Rp1.495.000.000 = Rp37.375.000
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC jika PT ABC tidak memiliki
API (7,5% x Nilai Impor)
● 7,5% X Rp1.495.000.000 = Rp112.125.000
Latihan
● Pada tanggal 1 Januari 2020, PT DEF mengimpor barang dari Belanda dengan
harga faktur US$500.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak
termasuk dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 110/PMK.03/2018. Biaya asuransi yang dibayar di luar
negeri sebesar 5% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar 10% dari harga
faktur.
● Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs
yang ditetapkan Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp15.000.
Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT ABC memiliki
API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API?
PIB dan SSPCP
Lampiran I PMK 34/2017
a. Parfum dan cairan pewangi.
b. Pakaian dan aksesori pakaian (termasuk sarung tangan, mitten dan mitt), untuk segala keperluan, dari karet divulkanisasi selain
karet keras
c. Peti, koper, tas perempuan, tas eksekutif, tas kantor, tas sekolah, dompet kacamata, tas teropong, tas kamera, tas peralatan
musik, koper senjata, sarung pistol dan kemasan semacam itu; tas untuk bepergian, tas makanan dan minuman bersekat, tas rias,
ransel, tas tangan, tas belanja, dompet, pundi, tempat peta, tempat rokok, kantong tembakau, tas perkakas, tas olah raga, tempat
botol, kotak perhiasan, kotak bedak, tempat pisau dan kemasan semacam itu dari kulit samak atau dari kulit komposisi, dengan
lembaran dari plastik, atau dari bahan tekstil, atau dari serat vulkanisasi atau dari kertas karton seluruhnya atau sebagian besar
dibungkus bahan tersebut atau dengan kertas
d. Pakaian dan aksesori pakaian, dari kulit samak atau dari kulit komposisi
e. Pakaian, aksesori pakaian dan barang lainnya dari kulit berbulu
f. Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, rajutan, sudah jadi maupun belum
g. Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, tenunan, tidak berumbai-umbai atau tidak dibentuk flock, sudah jadi maupun belum,
termasuk "Kelem", "Schumacks","Karamanie" dan babut tenunan tangan yang semacam itu
h. Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, berumbai, sudah jadi maupun belum
i. dll
Lampiran II PMK 34/2017
a. Perangkat makan, perangkat dapur, peralatan rumah tangga lainnya dan peralatan toilet atau higienis, dari plastik
b. Perangkat makan dan perangkat dapur, dari kayu
c. Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, berumbai, sudah jadi maupun belum
d. Dll
Dikecualikan dari Pemungutan PPh Pasal 22 Impor
Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan tidak terutang PPh → dinyatakan dengan SKB PPh Pasal 22 oleh DJP
Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali
Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor
kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan
perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai
Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk
tujuan ekspor → dinyatakan dengan SKB PPh Pasal 22 oleh DJP
Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak Pertambahan Nilai,
termasuk dikenai Bea Masuk 0% dan PPN tidak dipungut
Dikecualikan dari Pemungutan Bea Masuk dan/atau PPN Impor
1. barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan
asas timbal balik
2. barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan
tidak memegang paspor Indonesia yang diakui dan terdaftar dalam Peraturan Menteri Keuangan
yang mengatur mengenai tata cara pemberian pembebasan bea masuk dan cukai atas impor
barang untuk keperluan badan internasional beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia
3. barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan, atau untuk
kepentingan penanggulangan bencana
4. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu
yang terbuka untuk umum
5. barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
6. barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya
7. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah
8. barang pindahan
9. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai
batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepabeanan
Dikecualikan dari Pemungutan Bea Masuk dan/atau PPN Impor
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan
dan keamanan negara
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
14. buku ilmu pengetahuan dan teknologi, buku pelajaran umum, kitab suci, buku pelajaran agama, dan buku ilmu
pengetahuan lainnya;
15. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda,
kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadangnya, serta alat keselamatan pelayaran dan alat keselamatan
manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau Perusahaan Penangkapan Ikan
Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya;
16. pesawat udara dan suku cadangnya serta alat keselamatan penerbangan dan alat keselamatan manusia, peralatan untuk
perbaikan dan pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan suku
cadangnya, serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan dan reparasi
pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional
Dikecualikan dari Pemungutan Bea Masuk dan/atau PPN Impor
17.kereta api dan suku cadangnya serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta
prasarana perkeretaapian yang diimpor dan digunakan oleh badan usaha penyelenggara sarana
perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian umum,
dan komponen atau bahan yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh badan usaha
penyelenggara sarana perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara prasarana
perkeretaapian umum yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk
perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana perkeretaapian yang akan digunakan oleh badan
usaha penyelenggara sarana perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara
prasarana perkeretaapian umum;
18.peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Kementerian Pertahanan atau Tentara
Nasional Indonesia untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik
Indonesia yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Kementerian
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia atau pihak yang ditunjuk oleh Kementerian Pertahanan
atau Tentara Nasional Indonesia;
19.barang untuk kegiatan hulu minyak dan gas bumi yang importasinya dilakukan oleh Kontraktor
Kontrak Kerja Sama; dan/atau
20.barang untuk kegiatan usaha panas bumi
SKEMA Ia
(Pemungut BEA CUKAI - Ekspor)
PT Eksporku adalah sebuah perusahaan eksportir mika dalam bentuk lembaran (sesuai Lampiran
IV PMK 34/2017). Perusahaan melakukan ekspor mika dengan nilai ekspor di Pemberitahuan
Pabean Ekspor sebesar Rp100.000.000.
Diminta:
Hitunglah PPh Pasal 22 atas ekspor tersebut!
Jawab:
PPh Pasal 22 ekspor = 1,5% x nilai ekspor
= 1,5% x Rp100.000.000
= Rp1.500.000,00
SKEMA II - PENJUAL
PPh 22 Tarif
Industri Baja, Industri Obat,
BBG, Pelumas dan BBM ke Pemungut
Industri 0,3% SPBU Non Pertamina dan
Non SPBU
Penjual
Tertentu
Tarif
/ Badan 0,25%
Industri Semen, BBM ke Pemungut
SPBU Pertamina Penjual
Usaha
Tertentu
Tarif
0,1% Industri Kertas Pemungut
Penjual
Pemungut
Barang dan bahan untuk Tarif 1,5% dari Harga Pembeli (Badan
PPh 22 Badan Usaha Tertentu kegiatan usaha diatas 10 Pembelian di luar PPN UsahaTertentu)
Juta di luar PPN
PPh 22 Pembelian Batu Bara, Pembelian oleh Industri Tarif 1,5% dari Harga Pemungut
Mineral dan Non Mineral kepada Badan usaha Pembelian di luar PPN Pembeli
atau OP pemegang IUP
3a. PPh 22 WP Pengumpul (Transaksi dengan badan Industri atau Eksportir)
3a
PPh 22 WP Pengumpul barang hasil perkebunan , Pemungut Pembeli
Tarif 0,25% dari Harga (Industri /
(Transaksi dengan badan pertanian, peternakan dan
Pembelian Eksportir)
Industri atau Eksportir) perikanan yang belum diolah
PT Sardenku adalah sebuah industri pengalengan ikan. Perusahaan tersebut membeli bahan
untuk keperluan industrinya dari CV Ikanku senilai Rp2.000.000.000,00 pada 5 Oktober 2016.
Diminta:
Hitunglah PPh Pasal 22!
Jawab:
PPh Pasal 22 = 0,25% x Rp2.000.000.000
= Rp5.000.000
3b. PPh Pasal 22 Bendaharawan
3b
Barang diatas 2 Juta di luar PPN Tarif 1,5% dari Harga Pemungut Pembeli
PPh 22 Bendaharawan
(lihat juga pengecualian) Pembelian di luar PPN (Bendaharawan)
KECUALI:
• Jumlahnya paling banyak Rp2jt dan dan bukan pembayaran yg dipecah dr suatu transaksi yg
nilai sebenarnya > Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)
• Pembayaran untuk pembelian BBM, BBG, pelumas, benda pos serta pemakaian air dan listrik
• Sehubungan penggunaan dana BOS
• Pembelian gabah dan/atau beras oleh bendahara pemerintah
SSP merupakan bukti pemungutan Menjadi kredit pajak dalam perhitungan PPh Pasal
PPh Pasal 22 29
3b. PPh Pasal 22 Bendaharawan
3b
Barang diatas 2 Juta di luar PPN Tarif 1,5% dari Harga Pemungut Pembeli
PPh 22 Bendaharawan
(lihat juga pengecualian) Pembelian di luar PPN (Bendaharawan)
Jawab:
Dasar Pengenaan Pajak = harga pembelian tidak termasuk PPN
= 100/110 x Rp16.500.000,00
= Rp15.000.000,00
Jawab:
Nilai pembelian makanan sebesar Rp5.000.000,00 masih di bawah Rp10.000.000,00 sehingga
tidak dilakukan pemungutan PPh Pasal 22
Pembelian bahan bakar minyak dan benda-benda pos tidak dipungut PPh Pasal 22
Pembelian ATK sebesar Rp30.000.000,00 dari CV Jaya dipungut PPh Pasal 22 karena
pembelian tersebut telah melebihi nilai Rp10.000.000,00
PPh Pasal 22 = 1,5% x DPP
= 1,5% x Rp30.000.000,00
= Rp450.000,00
3d. PPh 22 Pembelian Batu Bara, Mineral dan Non Mineral
3d
PPh 22 Pembelian Batu Pembelian oleh Industri kepada
Tarif 1,5% dari Harga
Bara, Mineral dan Non Badan usaha atau OP pemegang Pemungut Pembeli
Pembelian di luar PPN
Mineral IUP
Kecuali:
telah dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan
untuk keperluan kegiatan usaha oleh badan usaha tertentu
PT Logamo membeli batu bara dari PT Baraku senilai Rp15.000.000.000,00 pada 2 Agustus
2016.
Diminta:
Hitunglah PPh Pasal 22!
Jawab:
PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp15.000.000.000,00
= Rp225.000.000,00
Latihan
5%
A
….
10%
7,5%
…..
…..
2,5%
…
Coba Hafalkan Tarif…
0,45%
B
….
1,5%
0,5%
…..
…..
0,3%
…
Coba Hafalkan Tarif…
…%
C
….
0,25%
0,1%
…..
…..
…%
…
PPh Pasal 24
(2) Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri
tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang
berdasarkan Undang-Undang ini.
Jumlah pajak yang dibayar
atau terutang di luar negeri;
atau