Anda di halaman 1dari 53

PPh Pasal 22 &

PPh Pasal 24
I Gusti Made Indra Baruna
PPh Pasal 22

I Gusti Made Indra Baruna


Dasar Hukum
PMK-199/PMK.10/2019
Ketentuan Kepabeanan, Cukai, dan Pajak atas
Impor Barang Kiriman.

( Berlaku 26 September 2019)

PMK-110/PMK.03/2018 PER-31/PJ/2015
Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan tentang perubahan ketiga atas PER-
Nomor 34/PMK.010/2017 tentang Pemungutan 57/PJ/2010 tentang tata cara dan prosedur
Pajak Penghasilan Pasal 22 Sehubungan dengan pemungutan PPh Pasal 22 sehubungan
Pembayaran atas Penyerahan Barang dan dengan pembayaran atas penyerahan barang
Kegiatan di Bidang Impor atau Kegiatan Usaha di dan kegiatan di bidang impor atau kegiatan
Bidang Lain usaha di bidang lain

(Berlaku 5 September 2018) (Berlaku 8 Agustus 2015)


Bunyi Aturannya!
Pasal 22
Menteri Keuangan dapat menetapkan:
a. Bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan
dengan pembayaran atas penyerahan barang;
b. Badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib
Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau
kegiatan usaha di bidang lain; dan
c. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari
pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat
mewah.
Ciri Khas
Antar Pasal
Ciri Khas Antar Pasal

01 PPh 23 02
Passive
Income &
Jasa Badan
PPh 21 Pasal 22
Jasa dan Barang
Melalui
Kegiatan OP
Pasal 24 Pemungut
Kredit Pajak

04
Luar Negeri
03
Key Point

Pemungut Psl 22
“Pihak (manapun) yang diberi wewenang untuk memungut PPh Pasal 22”

( Bisa Penjual, bisa Pembeli atau Pihak ketiga)


Posisi Pemungut

Pembeli Penjual Pihak Lain


1. Bendaharawan 1. Industri Semen,
Pemerintah Kertas, Baja, Otomotif
Pusat/Daerah dan Farmasi
2. BUMN 2. ATPM, APM dan 1. Bea Cukai
3. Badan Usaha
Importir Kendaraan (Impor &
3. Produsen dan
Tertentu (lihat Importir Migas dan Ekspor
PMK) Pelumas tertentu)
4. Industri & 4. Badan Penjual Emas
Eksportir (S&K Batangan 2. Bank Devisa
berlaku) 5. Barang Sangat
Mewah
Dasar Pengenaan Pajak PPh 22

Diluar PPN Nilai Impor


Nilai DPP selalu Untuk Impor nyari
nilai diluar PPN DPPnya agak ribet
dikit… Jangan
sampai salah..
DPP PPh 22 =
Perhatikan pengecualian
DPP PPN
Di beberapa transaksi ada yang
Believe it or not baru kena PPh 22 setelah
tapi ini nyata.. melewati Batasan tertentu, ada
juga yang sama sekali tidak
dipungut.. Hati-hati lihat pasal 3
PMK yaa…
SKEMA I
(Pemungut BEA CUKAI - Impor)
Barang Tertentu dalam
Tarif 10% dari Nilai Impor
Lampiran I

Barang Tertentu Lainnya Tarif 7,5% dari Nilai


dalam Lampiran II Impor

Kedelai, Gandum,
Tarif 0,5% dari Nilai
Tepung Terigu dalam
Impor
PPh 22 IMPOR Lampiran III

API Tarif 2,5% dari Nilai Impor


Barang diluar lampiran I,II
dan III
NON API Tarif 7,5% dari Nilai Impor

Tarif 7,5% dari harga jual


Barang Tidak Dikuasai
lelang
Contoh Soal

● Pada tanggal 1 Januari 2016, PT ABC mengimpor barang dari Jerman dengan
harga faktur US$100.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak
termasuk dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 16/PMK.010/2016. Biaya asuransi yang dibayar di luar
negeri sebesar 5% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar 10% dari harga
faktur.
● Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs
yang ditetapkan Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp10.000.
Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT ABC memiliki
API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API?
Nilai Impor
Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi
dasar penghitungan Bea Masuk yaitu Cost
Insurance and Freight (CIF) ditambah dengan Bea
Masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan kepabeanan di bidang impor. (Pasal 2
ayat (2) PMK-34/PMK.010/2017 -> PMK-
110/PMK.010/2018)
Jawaban
Cari Nilai Impor
(a) Harga faktur (cost) : $100.000
(b) Biaya Asuransi (insurance) : (5% x US$100.000) $5.000
(C) Biaya Angkut (freight) : (10% x US$100.000) $10.000
CIF (cost, insurance &
: (a+b+c) $115.000
freight)
(d) CIF (dalam rupiah) : (US$115.000 x Rp10.000) Rp1.150.000.000
(e) Bea Masuk : (20% x Rp1.150.000.000) Rp230.000.000
(f) Bea Masuk Tambahan : (10% x Rp1.150.000.000) Rp115.000.000
Nilai Impor : (d+e+f) Rp1.495.000.000
Jawaban Soal
Jadi, PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC, jika PT ABC memiliki
API (2,5% x Nilai Impor)
● 2,5% x Rp1.495.000.000 = Rp37.375.000

PPh Pasal 22 yang dipungut oleh DJBC jika PT ABC tidak memiliki
API (7,5% x Nilai Impor)
● 7,5% X Rp1.495.000.000 = Rp112.125.000
Latihan
● Pada tanggal 1 Januari 2020, PT DEF mengimpor barang dari Belanda dengan
harga faktur US$500.000. Barang yang diimpor adalah jenis barang yang tidak
termasuk dalam barang-barang tertentu yang ditentukan dalam Peraturan
Menteri Keuangan No. 110/PMK.03/2018. Biaya asuransi yang dibayar di luar
negeri sebesar 5% dari harga faktur dan biaya angkut sebesar 10% dari harga
faktur.

● Bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10%. Kurs
yang ditetapkan Menteri Keuangan pada saat itu sebesar US$1= Rp15.000.
Hitunglah PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Ditjen Bea Cukai jika PT ABC memiliki
API (Angka Pengenal Impor) dan jika tidak memiliki API?
PIB dan SSPCP
Lampiran I PMK 34/2017
a. Parfum dan cairan pewangi.
b. Pakaian dan aksesori pakaian (termasuk sarung tangan, mitten dan mitt), untuk segala keperluan, dari karet divulkanisasi selain
karet keras
c. Peti, koper, tas perempuan, tas eksekutif, tas kantor, tas sekolah, dompet kacamata, tas teropong, tas kamera, tas peralatan
musik, koper senjata, sarung pistol dan kemasan semacam itu; tas untuk bepergian, tas makanan dan minuman bersekat, tas rias,
ransel, tas tangan, tas belanja, dompet, pundi, tempat peta, tempat rokok, kantong tembakau, tas perkakas, tas olah raga, tempat
botol, kotak perhiasan, kotak bedak, tempat pisau dan kemasan semacam itu dari kulit samak atau dari kulit komposisi, dengan
lembaran dari plastik, atau dari bahan tekstil, atau dari serat vulkanisasi atau dari kertas karton seluruhnya atau sebagian besar
dibungkus bahan tersebut atau dengan kertas
d. Pakaian dan aksesori pakaian, dari kulit samak atau dari kulit komposisi
e. Pakaian, aksesori pakaian dan barang lainnya dari kulit berbulu
f. Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, rajutan, sudah jadi maupun belum
g. Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, tenunan, tidak berumbai-umbai atau tidak dibentuk flock, sudah jadi maupun belum,
termasuk "Kelem", "Schumacks","Karamanie" dan babut tenunan tangan yang semacam itu
h. Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, berumbai, sudah jadi maupun belum
i. dll
Lampiran II PMK 34/2017
a. Perangkat makan, perangkat dapur, peralatan rumah tangga lainnya dan peralatan toilet atau higienis, dari plastik
b. Perangkat makan dan perangkat dapur, dari kayu
c. Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, berumbai, sudah jadi maupun belum
d. Dll
Dikecualikan dari Pemungutan PPh Pasal 22 Impor

Impor barang dan/atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan tidak terutang PPh → dinyatakan dengan SKB PPh Pasal 22 oleh DJP

Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali

Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor
kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan
perbaikan, pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai

Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk
tujuan ekspor → dinyatakan dengan SKB PPh Pasal 22 oleh DJP

Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/atau Pajak Pertambahan Nilai,
termasuk dikenai Bea Masuk 0% dan PPN tidak dipungut
Dikecualikan dari Pemungutan Bea Masuk dan/atau PPN Impor
1. barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan
asas timbal balik
2. barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan
tidak memegang paspor Indonesia yang diakui dan terdaftar dalam Peraturan Menteri Keuangan
yang mengatur mengenai tata cara pemberian pembebasan bea masuk dan cukai atas impor
barang untuk keperluan badan internasional beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia
3. barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan, atau untuk
kepentingan penanggulangan bencana
4. barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu
yang terbuka untuk umum
5. barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
6. barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya
7. peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah
8. barang pindahan
9. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai
batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepabeanan
Dikecualikan dari Pemungutan Bea Masuk dan/atau PPN Impor
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan
dan keamanan negara
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
14. buku ilmu pengetahuan dan teknologi, buku pelajaran umum, kitab suci, buku pelajaran agama, dan buku ilmu
pengetahuan lainnya;
15. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda,
kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadangnya, serta alat keselamatan pelayaran dan alat keselamatan
manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau Perusahaan Penangkapan Ikan
Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya;
16. pesawat udara dan suku cadangnya serta alat keselamatan penerbangan dan alat keselamatan manusia, peralatan untuk
perbaikan dan pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan suku
cadangnya, serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan dan reparasi
pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional
Dikecualikan dari Pemungutan Bea Masuk dan/atau PPN Impor
17.kereta api dan suku cadangnya serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta
prasarana perkeretaapian yang diimpor dan digunakan oleh badan usaha penyelenggara sarana
perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian umum,
dan komponen atau bahan yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh badan usaha
penyelenggara sarana perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara prasarana
perkeretaapian umum yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk
perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana perkeretaapian yang akan digunakan oleh badan
usaha penyelenggara sarana perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara
prasarana perkeretaapian umum;
18.peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Kementerian Pertahanan atau Tentara
Nasional Indonesia untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik
Indonesia yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Kementerian
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia atau pihak yang ditunjuk oleh Kementerian Pertahanan
atau Tentara Nasional Indonesia;
19.barang untuk kegiatan hulu minyak dan gas bumi yang importasinya dilakukan oleh Kontraktor
Kontrak Kerja Sama; dan/atau
20.barang untuk kegiatan usaha panas bumi
SKEMA Ia
(Pemungut BEA CUKAI - Ekspor)

PPh 22 EKSPOR KOMODITAS (


BATU BARA, MINERAL LOGAM Barang Tertentu dalam Tarif 1,5% dari Nilai Pemungut
DAN MINERAL NON LOGAM) Lampiran IV Ekspor DJBC
Contoh

PT Eksporku adalah sebuah perusahaan eksportir mika dalam bentuk lembaran (sesuai Lampiran
IV PMK 34/2017). Perusahaan melakukan ekspor mika dengan nilai ekspor di Pemberitahuan
Pabean Ekspor sebesar Rp100.000.000.
Diminta:
Hitunglah PPh Pasal 22 atas ekspor tersebut!

Jawab:
PPh Pasal 22 ekspor = 1,5% x nilai ekspor
= 1,5% x Rp100.000.000
= Rp1.500.000,00
SKEMA II - PENJUAL

Tarif Kendaraan bermotor


ATPM/APM, Emas Pemungut
0,45% Penjual
Batangan

PPh 22 Tarif
Industri Baja, Industri Obat,
BBG, Pelumas dan BBM ke Pemungut
Industri 0,3% SPBU Non Pertamina dan
Non SPBU
Penjual

Tertentu
Tarif
/ Badan 0,25%
Industri Semen, BBM ke Pemungut
SPBU Pertamina Penjual
Usaha
Tertentu
Tarif
0,1% Industri Kertas Pemungut
Penjual

Pesawat, Helikopter, Tarif 5% dari Harga diluar


PPh 22 Barang Sangat Yacht, Rumah Mewah, PPN dan PPnBM & 1% Pemungut
Mewah Apartemen Mewah, Mobil untuk Rumah dan Penjual
dan Motor Mewah Apartemen
Contoh Barang Sangat Mewah
Kendaraan
Mewah Mobil
Pesawat dan Nilai diatas 2M
helicopter Pribadi,
atau diatas
Kapal Pesiar, Yacht
3000cc
Rumah dan
Motor
Apartemen
Luasan diatas 400m2 untuk
Nilai diatas 300 juta atau
rumah dan 150m2 untuk diatas 250 cc
Apartemen atau nilai diatas
30M
Contoh Soal

● Pada bulan Agustus, PT Semen Sentosa menjual hasil produknya kepada PT


Indah Bahagia senilai Rp825.000.000. harga tersebut sudah termasuk PPN
sebesar 10%.
● Pada bulan April, PT Gerhana yang bergerak dalam industri kertas menjual
hasil produksinya senilai Rp550.000.000 kepada PT Halilintar. Harga
tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%.
● Pada bulan Juli, PT Baja Perkasa menjual hasil produknya kepada PT Adi
Karya senilai Rp1.100.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN sebesar
10%.

Berapa PPh 22 dan Berapa Pembayaran yang diterima masing-masing


Perusahaan?
Jawaban
PPh Pasal 22 yang dipungut adalah:

DPP PPN : (100/110) x Rp825.000.000 = Rp750.000.000

0,25% x Rp750.000.000 ( Industri Semen) = Rp1.875.000

PPh Pasal 22 yang dipungut adalah:

DPP PPN : (100/110) x Rp550.000.000 = Rp500.000.000

0,1% x Rp500.000.000 (Industri Kertas) = Rp500.000

PPh Pasal 22 yang dipungut adalah:

DPP PPN : (100/110) x Rp1.100.000.000 = Rp1.000.000.000

0,3% x Rp1.000.000.000 ( Industri Baja) = Rp3.000.000


Jawaban

● Semen Sentosa akan menerima Rp825.000.000 (nilai barang + PPN) dan


juga Rp. 1.875.000 atas PPh 22. Total Rp. 826.875.000 diterima

● PT Gerhana akan menerima Rp550.000.000 (nilai barang + PPN) dan


juga Rp. 500.000 atas PPh 22. Total Rp.550.500.000 diterima

● PPT Baja Perkasa akan menerima Rp1.100.000.000 (nilai barang + PPN) .


dan juga Rp. 3.000.000 atas PPh 22. Total Rp.1.103.000.000 diterima
SKEMA III - Pembelian

barang hasil perkebunan Pemungut


PPh 22 WP Pengumpul (Transaksi , pertanian, peternakan Tarif 0,25% dari Harga Pembeli
dengan badan Industri atau dan perikanan yang Pembelian (Industri /
Eksportir) Eksportir)
belum diolah

Barang diatas 2 Juta di Pemungut


luar PPN (lihat juga Tarif 1,5% dari Harga Pembeli
PPh 22 Bendaharawan Pembelian di luar PPN (Bendaharawan
pengecualian) )

Pemungut
Barang dan bahan untuk Tarif 1,5% dari Harga Pembeli (Badan
PPh 22 Badan Usaha Tertentu kegiatan usaha diatas 10 Pembelian di luar PPN UsahaTertentu)
Juta di luar PPN

PPh 22 Pembelian Batu Bara, Pembelian oleh Industri Tarif 1,5% dari Harga Pemungut
Mineral dan Non Mineral kepada Badan usaha Pembelian di luar PPN Pembeli
atau OP pemegang IUP
3a. PPh 22 WP Pengumpul (Transaksi dengan badan Industri atau Eksportir)

3a
PPh 22 WP Pengumpul barang hasil perkebunan , Pemungut Pembeli
Tarif 0,25% dari Harga (Industri /
(Transaksi dengan badan pertanian, peternakan dan
Pembelian Eksportir)
Industri atau Eksportir) perikanan yang belum diolah

PT Sardenku adalah sebuah industri pengalengan ikan. Perusahaan tersebut membeli bahan
untuk keperluan industrinya dari CV Ikanku senilai Rp2.000.000.000,00 pada 5 Oktober 2016.
Diminta:
Hitunglah PPh Pasal 22!

Jawab:
PPh Pasal 22 = 0,25% x Rp2.000.000.000
= Rp5.000.000
3b. PPh Pasal 22 Bendaharawan
3b
Barang diatas 2 Juta di luar PPN Tarif 1,5% dari Harga Pemungut Pembeli
PPh 22 Bendaharawan
(lihat juga pengecualian) Pembelian di luar PPN (Bendaharawan)

KECUALI:
• Jumlahnya paling banyak Rp2jt dan dan bukan pembayaran yg dipecah dr suatu transaksi yg
nilai sebenarnya > Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)
• Pembayaran untuk pembelian BBM, BBG, pelumas, benda pos serta pemakaian air dan listrik
• Sehubungan penggunaan dana BOS
• Pembelian gabah dan/atau beras oleh bendahara pemerintah

SSP merupakan bukti pemungutan Menjadi kredit pajak dalam perhitungan PPh Pasal
PPh Pasal 22 29
3b. PPh Pasal 22 Bendaharawan
3b
Barang diatas 2 Juta di luar PPN Tarif 1,5% dari Harga Pemungut Pembeli
PPh 22 Bendaharawan
(lihat juga pengecualian) Pembelian di luar PPN (Bendaharawan)

PT AAA menjual komputer ke Pemda Banten dengan nilai sebesar Rp16.500.000,00


(termasuk PPN). Pembayaran dilakukan oleh bendahara Pemda Banten dengan
menggunakan dana APBD pada tanggal 7 September 2016. Hitunglah PPh Pasal 22 atas
pembelian komputer tersebut!

Jawab:
Dasar Pengenaan Pajak = harga pembelian tidak termasuk PPN
= 100/110 x Rp16.500.000,00
= Rp15.000.000,00

PPh Pasal 22 = 1,5% x DPP


= 1,5% x Rp15.000.000,00
= Rp225.000,00
3c. PPh Pasal 22 Badan Usaha Tertentu
3c
Barang dan bahan untuk Pemungut Pembeli
PPh 22 Badan Usaha Tarif 1,5% dari Harga
kegiatan usaha diatas 10 Juta di (Badan
Tertentu Pembelian di luar PPN
luar PPN UsahaTertentu)

Badan usaha tertentu yang dimiliki


BUMN
secara langsung oleh BUMN
Badan usaha dan BUMN hasil PT Pupuk Sriwidjaja Palembang
PT Petrokimia Gresik
restrukturisasi PT Pupuk Kujang
PT Pupuk Kalimantan Timur
KECUALI: PT Pupuk Iskandar Muda
PT Telekomunikasi Selular
❑ Jumlahnya paling banyak Rp10jt dan dan bukan pembayaran yg dipecah dr suatu PT Indonesia Power
transaksi yg nilai sebenarnya > Rp 10.000.000,00 PT Pembangkitan Jawa-Bali
PT Semen Padang
❑ Pembayaran untuk pembelian BBM, BBG, pelumas, benda pos serta pemakaian air dan PT Semen Tonasa
listrik PT Elnusa Tbk
PT Krakatau Wajatama
❑ Pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum PT Rajawali Nusindo
BULOG) PT Wijaya Karya Beton Tbk
PT Kimia Farma Apotek
❑ Pembelian bahan pangan pokok dalam rangka menjaga ketersediaan pangan dan PT Kimia Farma Trading & Distribution
stabilisasi PT Badak Natural Gas Liquefaction
PT Tambang Timah
harga pangan oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) atau PT Terminal Petikemas Surabaya
Badan PT Indonesia Comnets Plus
Usaha Milik Negara lain yang mendapatkan penugasan sesuai ketentuan peraturan PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank BRI Syariah
perundang-undangan PT Bank BNI Syariah
3c. PPh Pasal 22 Badan Usaha Tertentu
Pada Mei 2016, sebuah bank BUMN melakukan transaksi berikut ini:
a. Membeli makanan siap saji dari sebuah restoran secara tunai untuk keperluan rapat seharg
Rp5.000.000,00;
b. Membeli bensin dari SPBU Pertamina untuk keperluan kendaraan dinas seharga
Rp4.000.000,00 dan membeli benda-benda pos sebesar Rp3.000.000,00 dari kantor pos; dan
c. Membeli secara tunai ATK sebesar Rp30.000.000,00 (belum termasuk PPN) dari CV Jaya
Hitunglah PPh Pasal 22 atas transaksi di atas!

Jawab:
Nilai pembelian makanan sebesar Rp5.000.000,00 masih di bawah Rp10.000.000,00 sehingga
tidak dilakukan pemungutan PPh Pasal 22
Pembelian bahan bakar minyak dan benda-benda pos tidak dipungut PPh Pasal 22
Pembelian ATK sebesar Rp30.000.000,00 dari CV Jaya dipungut PPh Pasal 22 karena
pembelian tersebut telah melebihi nilai Rp10.000.000,00
PPh Pasal 22 = 1,5% x DPP
= 1,5% x Rp30.000.000,00
= Rp450.000,00
3d. PPh 22 Pembelian Batu Bara, Mineral dan Non Mineral
3d
PPh 22 Pembelian Batu Pembelian oleh Industri kepada
Tarif 1,5% dari Harga
Bara, Mineral dan Non Badan usaha atau OP pemegang Pemungut Pembeli
Pembelian di luar PPN
Mineral IUP

Kecuali:
telah dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan
untuk keperluan kegiatan usaha oleh badan usaha tertentu

PT Logamo membeli batu bara dari PT Baraku senilai Rp15.000.000.000,00 pada 2 Agustus
2016.
Diminta:
Hitunglah PPh Pasal 22!

Jawab:
PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp15.000.000.000,00
= Rp225.000.000,00
Latihan

PT DTC berkedudukan di Jakarta, menjadi pemasok alat-alat


tulis kantor bagi Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan.
Pada tanggal 1 Oktober 2015, PT DTC melakukan penyerahan
barang kena pajak dengan nilai kontrak sebesar Rp11.000.000
(nilai sudah termasuk PPN). Maka, berapakah PPh Pasal 22
yang dipungut oleh Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan?
Jawaban
Nilai kontrak termasuk PPN Rp11.000.000

DPP (100/110) x Rp11.000.000 Rp10.000.000

PPN dipungut (10% dari DPP) Rp1.000.000

PPh Pasal 22 yang dipungut (1,5% x Rp10.000.000) Rp150.000

Diterima DTC Rp.9.850.000


Catatan Tambahan

Pembulatan PPh 22 Final


Pungutan PPh Pasal 22 Sifat pemungutan
dibulatkan kebawah dalam Pajak Penghasilan
ribuan penuh Pasal 22 atas
penjualan bahan
bakar minyak, gas dan
No NPWP pelumas kepada
Bila WP tidak memiliki NPWP , maka penyalur/agen
pengenaan PPh pasal 22 yang tidak bersifat final,
bersifat final ditambahkan kenaikan sedangkan selain
100% penyalur/agen
bersifat tidak final.
Coba Hafalkan Tarif…

5%
A
….
10%
7,5%
…..
…..

2,5%

Coba Hafalkan Tarif…

0,45%
B
….
1,5%
0,5%
…..
…..

0,3%

Coba Hafalkan Tarif…

…%
C
….
0,25%
0,1%
…..
…..

…%

PPh Pasal 24

I Gusti Made Indra Baruna


Bunyi Aturannya!
Pasal 24
(1) Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari
luar negeri yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negeri
boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan Undang-
Undang ini dalam tahun pajak yang sama

(2) Besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri
tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang
berdasarkan Undang-Undang ini.
Jumlah pajak yang dibayar
atau terutang di luar negeri;
atau

Jumlah pajak yang dihitung


Jumlah yang dapat menurut perbandingan
dikreditkan maksimum antara penghasilan dari luar
sebesar jumlah yang lebih negeri dan seluruh
rendah diantara : penghasilan kena pajak
dikalikan PPH terutang

Jumlah pajak terutang atas


seluruh penghasilan kena
pajak, apabila penghasilan
luar negeri > total
penghasilan (didalam negeri
menjalani kerugian)
Contoh
Pada Tahun 2018 PT Ais memiliki penghasilan sebesar
Rp.250.000.000 yang terdiri dari penghasilan neto di dalam
negeri sebesar Rp.200.000.000 dan penghasilan dari Malaysia
Rp.50.000.000. Penghasilan di Malaysia dipotong pajak
sebesar Rp.20.000.000. Tarif pajak pasal 31E (50%x25%). .
Berapa PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan?
Jawaban
Jumlah penghasilan Neto Rp.250.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp.250.000.000

Pajak Terutang (dengan tarif Pasal 17) Rp. 31.250.000


Batas maksimal PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan
adalah
= Ph Neto Luar Negeri X Pajak terutang
Penghasilan Kena Pajak
= Rp. 50.000.000 X Rp. 31.250.000
Rp. 250.000.000
= Rp.6.250.000
Soal
Pada Tahun 2018 PT Ais memiliki penghasilan sebesar
Rp.150.000.000 yang terdiri dari penghasilan neto di dalam
negeri sebesar Rp.50.000.000 dan penghasilan dari Malaysia
Rp.100.000.000. Penghasilan di Malaysia dipotong pajak
sebesar Rp.20.000.000. Tarif digunakan mendapat fasilitas
pajak pasal 31E (50%x25%). Berapa PPh Pasal 24 yang dapat
dikreditkan? Bagimana jika tarif pajaknya yang digunakan
adalah tarif pasal 17 (25%) ?
Soal
Pada Tahun 2019 PT Ais memiliki penghasilan sebesar
Rp.200.000.000 yang terdiri dari penghasilan neto di dalam
negeri sebesar Rp.-100.000.000 dan penghasilan dari Amerika
Rp.300.000.000. Penghasilan di Amerika dipotong pajak
sebesar Rp.40.000.000. Tarif digunakan mendapat fasilitas
pajak pasal 31E (50%x25%). Berapa PPh Pasal 24 yang dapat
dikreditkan? Bagimana jika tarif pajaknya yang digunakan
adalah tarif pasal 17 (25%) ?
UU Cipta Kerja

Anda mungkin juga menyukai