Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL BOOK REVIEW

“PAJAK PENGHASILAN PASAL 22”

DOSEN PENGAMPU : ERNY LUXY


D.PURBA.,SE.,M.Si.,AK

DISUSUN OLEH :

ERIKA NADILLAH YUSDA

7182144006

PENDIDIKAN ADMINISTRASI PERKANTRAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
taufik dan hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book review
materi perpajak ini dengan baik. Meskipun di dalam nya masih terdapat banyak kesalahan
atau pun kekurangan. Dan tak lupa pula saya berterima kasih kepada Ibu ERNY LUXY
D.PURBA.,SE.,M.Si.,AK selaku dosen pengampu mata kuliah Perpajakan di Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Medan yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasanserta
pengetahuan saya mengenai masalah – masalah dalam hal Perpajakan ini. Saya juga
menyadari dalam Tugas CBR ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan serta jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, saya sangat harapkan adanya kritik yang
membangun,sarandan usulan demi perbaikan tugas yang akan kami perbuat di masa yang
akan datang.

Semoga tugas CBR yang sederhana ini dapat di pahami oleh siapa pun yang akan
membacanya. Sekian laporan yang telah di susun dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang lain yang akan membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata – kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari
Ibu demi perbaikan tugas ini di masa yang akan datang.

Medan, 23 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………...

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CBR……………………………………………..............…


B. Tujuan penulisan CBR………………………………………………………………...
C. Manfaat CBR…………………………………………………….…………….……..

BAB II ISI BUKU

A. Identitas Buku……………….............……………………………………………….
B. Ringkasan isi buku........................................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

A. Kelebihan buku.............................................................................................................
B. Kekurangan buku..........................................................................................................

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Critical Book Review merupakan kegiatan penugasan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis buku yang memuat poin-poin penting sebagai ringkasan buku. Hasil dari
penugasan ini dapat menjadi suatu bentuk karya ilmiah mahasiswa sehingga jenis penugasan
ini secara tidak langsung mampu melatih kemampuan mahasiswa membuat karya ilmiah.
Dengan diadakannya penugasan ini mampu melatih mahasiswa untuk berpikir kritis.
Sehingga penugasan ini sangat penting untuk mahasiswa.
Karena pentingnya kritik buku di kalangan mahasiswa maka dengan ini penulis
melakukan kritik buku yang bertema “Perpajakan”. Adapun alasan penulis mangkritik buku
ini adalah untuk memenuhi tugas yang disepakati pada kontrak perkuliahan mata kuliah
Perpajakan dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, menambah wawasan,
serta untuk menjelaskan kekurangan dan kelebihan buku ini agar lebih baik lagi kedepannya.

B. Tujuan penulisan CBR


 Penyelesaian tugas mata kuliah Perpajakan
 Menambah pengetahuan tentang mata kuliah Perpajakan
 Meningkatkan pola pikir supaya berpikir kritis
 Menguatkan daya ingat tentang mata kuliah Perpajakan

C. Manfaat CBR
 Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan
 Untuk menambah pengetahuan tentang Perpajakan khususnya mengenai Pph Pasal 22
BAB II

ISI BUKU

A. Identitas Buku
 Judul Buku : Modul Perpajakan
 Penulis : Tim Dosen Perpajakan FE Unimed
 Penerbit : Unimed
 Kota Terbit : Medan
 Tahun Terbit : 2019
 Jumlah Halaman : 224 Halaman

B. Ringkasan Isi Buku

PAJAK PENGHASILAN PASAL 22


Pajak Peghasilan (Pph) Pasal 22 adalah Pph yang dipungut oleh:
1. Bendaharawan pemerintah Pusat/Daerah, instansi atau lembaga pemerintah
pemerintah dan lembaga-lembaga Negara lainnya, berkenan dengan pembayaran atas
penyerahan barang;
2. Badan-badan tertentu, baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan
kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.

Pemungut Pph Pasal 22

1. Bank Devisa dan Dirjend Bea dan Cukai, atas impor barang;
2. Dirjend Anggaran, Bendaharawan Pemerintah Pusat/Daerah, yang melakukan
pembayaran atas pembelian barang.
3. BUMN/BUMD, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang dari belanja
Negara dan/atau belanja daerah;
4. Bank Indonesia (BI), BPPN, Bulog, PT.Telkom, PT PLN, PT. Garuda Indonesia, PT
Indosat, PT Krakatau Steel, Pertamina, dan Bank BUMN yang melakukan pembelian
dengan dana yang bersumber dari APBN maupun non APBN;
5. Badan usaha yang bergerak dibidang industry baja dan industry otomotif, yang
ditunjuk oleh kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di
dalam negeri;
6. Pertamina dan badan usaha selain pertamina yang bergerak dibidang bahan bakar
minyak jenis prermix dan gas, atas penjualan hasil produksinya;
7. Badan usaha industry dan eksportir sector pertanian, perkebunan, kehutanan dan
perikanan yang ditunjuk oleh kepala kantor palayanan pajak atas pembelian bahan-
bahan kebutuhan untuk industry dan eksport mereka dari pedagang pengumpul.
Besarnya pungutan Pph Pasal 22

1. Yang menggunakan Angka Pengenal Importir (API), sebesar 2,5% dari nilai imppor;
2. Yang tidak menggunakan API, sebesar 7,5% dari nilai impor;
3. Yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang.

Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea masuk yaitu
Cost Isurance and Freight (CIF) ditambah dengan bea masuk dan pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan ketentuan perundang-undangan pabean di bidang impor.

Besarnya pungutan Pph Pasal 22 atas pembelian barang yang dilakukan oleh DJA dan
Bendaharawan Pemerintah serta BUMN/BUMD

Atas pembelian barang yang dibiayai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara/Anggaran pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD) sebesar 1,5% dari harga
pembelian;

Besarnya pungutan Pph Pasal 22 atas penjualan hasil produksi yang dilakukan badan
usaha yang bergerak dibidang industry semen, rokok kretek/putih, kertas, baja otomotif.

Atas penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak dibidang:

1. Industry semen sebesar 0,25% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Pajak Pertambahan
Nilai (PPN);
2. Industry kertas sebesar 0,1% dari DPP PPN;
3. Industry baja sebesar 0,3% dari DPP PPN;
4. Industry otomotif sebesar 0,45% dari DPP PPN;
5. Industry obat sebesar 0,3% dari DPP PPN;

Yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di
dalam negeri.

Besarnya pungutan Pph Pasal 22 atas penjualan hasil produksi pertamina yang bergerak
di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas kepada penyalur dan/atau agennya:

1. Premium untuk SPBU Swastanisasi sebesar 0,3% dan untuk SPBU Pertamina sebesar
0,25%.
2. Solar untuk SPBU Swatanisasi sebesar 0,3% dan untuk SPBU Pertamina sebesar
0,25%.
3. Premix untuk SPBU Swatanisasi sebesar 0,3% dan untuk SPBU Pertamina sebesar
0,25%.
4. Minyak tanah sebesar 0,3%.
5. Gas LPG sebesar 0,3%.
6. Pelunas sebesar 0,3%.

Yang dikecualikan dari pemungutan Pph Pasal 22


1. Impor barang dan/penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan tidak terutangPajak Penghasilan. (Menggunakan Surat
Keterangan Bebas)
2. Impor barang yangn dibebaskan dadri pungutan Bea Masuk dan.atau Pajak
Pertambahan Nilai
3. Impor sementara
4. Impor kembali (re-import)
5. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak
6. Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan emas
untuk tujuan ekspor. (Menggunakan Surat Keterangan Bebas)
7. Pembayaran nuntuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dan bantuan
Operasional Sekolah (BOS) (dilakukan tanpa Surat Ketengan Bebas)
8. Penjuala kendaraan bermotor didalam negeri yang dilakukan oleh industry otomotif,
ATPM, APM, dan importir umum kendaraan bermotor yang telah dikenai
pemungutan Pph Pasal 22 ayat (1) huruf c UU Pph (dilakukan tanpa Surat Keterangan
Bebas (SKB))
9. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang memproduksi emas batangan kepada
Bank Indonesia (dilakukan tanpa Surat Keterangan Bebas(SKB))

Saat terutang dan pelunasan/ pemungutan Pph Pasal 22:

1. Pph Pasal 22 atas impor terutang dan dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran
Bea Masuk.
2. Dalam hal pembayaran Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, maka Pph Pasal 22
terutang dan dilunasi pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Impor Untuk
Dipakai (PIUD).
3. Pph Pasal 22 atas pembelian barang oleh DJP, Bendaharawan Pemerintah Pusat/
Daerah, BUMN/BUMD, yang dibayar dari belanja Negara dan/atau belanja daerah,
terutang dan dipungut pada setiap dilakukan pembayaran.
4. Pph Pasal 22 atas penjualan hasil produksi di dalam negeri oleh badan usaha yang
bergerak dibidang industry semen, rokok, kertas, baja dan otomotif, yang ditunjuk
oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, dipungit pada saat penjualan.
5. Pph Pasal 22 atas penjualan hasil produksi oleh pertamina dan badan usaha selain
Pertamina yang bergerak dibidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas harus
dilunasi sendiri oleh penyalur, agen, atau pembeli lainnya sebelum Surat Perintah
pengeluaran Barang (Dellivery Order) ditebus.
6. Pph Pasal 22 atas pemebelian bahan kebutuhan industry dan ekspor dibidang
pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan pada saat pembelian.

Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pph Pasal 22

1. Atas Impor
a) Disetor oleh importir ke Bank Devisa dengan menggunakan formulir Surat
Setoran Pajak yang belaku sebagai bukti pungutan pajak.
b) Dipungut dan disetor oleh Direktirat Jenderal Bea dan Cukai.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai wajib menerbitksn Bukti Pemungutan Pph Pasal 22 dalam
rangkap 3 yaitu:

 Lembar pertama untuk pembeli


 Lembar kedua untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Pajak sebagai lampiran
laporan bulanan
 Lembar ketiga untuk arsip Pemungutan Pajak yang bersangkutan
BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku
1. Buku tersebut menyertakan contoh soal dan penyelesaian mengenai materi yang
telah dijelaskan
2. Buku tersebut tidak terlalu tebal, sehingga tidak membuat kkita keberatan saat
membawanya
3. Terdapat latihan pada akhir bab ataupun setelah materi selesai/habis

B. Kekurangan Buku
1. Terdapat beberapa kesalahan dalam hasil penjumlahan dibuku tersebut
2. Tidak semua materi disertakan dengan contoh perhitungan
3. Sebagian dasri penyelesaian contoh soal, sulit dipahami/dimengerti
4. Penulisan materi kurang rapi sehingga pembaca merasa mudah bosan dalam
membacanya
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pajak penghasilan pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan
pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, instansi atau lembaga-
lembaga Negara lain, berkenaan dengan pembayaran atas penyeraham barang, dan
badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan
kegiatan usaha dibidang lain.

B. Saran
Ada baiknya jika penulis menggunakan bahasa yang mudah untuk pembaca pahami.
Serta dalam skema atau pola yang terdapat didalam buku akan lebih mudah untuk
pembaca mengerti apabila terdapat penjelasan disertai contoh yang lebih rinci
mengenai hal terkait, disertai dengan latihan soal. Dalam menulis sebuah buku
ataupun modal perlu memperhatikan tata letaknya agar dibuat lebih rapid dan lebih
menarik.

Anda mungkin juga menyukai