Mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar pengguna laporan keuangan dapat
memahami informasi mengenai investasi entitas di aset tetap, dan perubahan dalam
investasi tersebut.
Definisi
Ciri
a. Digunakan dalam operasi dan tidak untuk dijual kembali.
b. Jangka panjang di alam dan biasanya disusutkan.
c. Memiliki substansi fisik
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai asset jika dan hanya jika:
Kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomik masa depan dari
aset tersebut; dan
digunakan lebih dari satu periode
hanya digunakan untuk aset tertentu
komponen yang diganti tidak diakui lagi.
suku cadang dikategorikan sebagai aset pada saat pembelian, dengan syarat komponen
yang akan diganti dihapuskan dari pembukuan.
Pengakuan Awal
a. Harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak
dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan
lain.
a. Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau akuisisi aset tetap.
e. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik +setelah dikurangi
hasil penjualan produk tersebut)
f. Komisi profesional
Pertukaran Asset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar kecuali :
Nilai wajar aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara andal
Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.
Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-
pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetah)an memadai dalam suatu transaksi
dengan wajar.
Bukan nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi yang
dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset
yang khusus dan jarang diperjualbelikan, kecuali sebagai bagian dari bisnis yang
berkelanjutan, maka
o entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
penghasilan atau
biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated replacement
cost).
MODEL REVALUASI
Revaluasi harus dilakukan secara regular. Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda
secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca.
Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode:
proporsional, atau eliminasi.
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi
diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:
o disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah
tercatat bruto aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama
dengan jumlah revaluasiannya. Metode ini sering digunakan apabila aset
direvaluasi dengan cara
memberi indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan.
o dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto
setelah eliminasi disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset
tersebut. Metode ini sering digunakan untuk bangunan. Jumlah penyesuaian
yang timbul.
Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset dalam kelas yang sama juga
direvaluasi.
Aset-aset dalam suatu kelas aset tetap direvaluasi secara bersamaan untuk
menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan
nilai lain pada tanggal yang berbeda. Akan tetapi, suatu kelas aset dapat
direvaluasi secara bergantian sepanjang revaluasi dari kelas aset tersebut dapat
diselesaikan dengan tepat dalam periode yang singkat.
Jika jumlah tercatat aset meningkat atau menurun akibat revaluasi, maka kenaikan
atau penurunan tersebut diakui dalam:
Surplus revaluasi aset tetap yang termasuk dalam ekuitas dapat dialihkan
langsung ke saldo laba ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Dampak atas pajak penghasilan yang dihasilkan dari revaluasi aset tetap (jika ada)
diakui dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 45: Pajak Penghasilan.
Jika entitas mengubah kebijakan akuntansi dari model biaya ke model revaluasi
dalam pengukuran aset tetap, maka perubahan tersebut berlaku secara prospektif.
PENYUSUTAN
Setiap bagian dari aset tetap yang memiliki biaya perolehan cukup signifikan
terhadap total biaya perolehan seluruh aset tetap disusutkan secara terpisah.
Entitas mengalokasikan jumlah pengakuan awal aset tetap pada bagian aset tetap
yang signifikan dan menyusutkan secara terpisah tiap bagian tersebut. sepanjang
entitas menyusutkan secara terpisah beberapa bagian dari aset tetap, maka entitas
juga menyusutkan secara terpisah bagian yang tersisa yang terdiri dari bagian yang
tidak signifikan secara individual, jika bagian tersebut diperkirakan secara
bervariasi, maka dibutuhkan teknik penaksiran tertentu.
Beban penyusutan untuk setiap periode diakui dalam laba rugi, kecuali jika
beban tersebut termasuk dalam jumlah tercatat aset lain. Akan tetapi, kadang
manfaat ekonomik masa depan dari suatu aset dapat menghasilkan aset lain,
sebagai contoh penyusutan pabrik dan peralatan dimasukkan dalam biaya konversi
dari persediaan, dan penyusutan aset tetap untuk aktivitas pengembangan dapat
menjadi biaya perolehan Aset Tak berwujud.
PENURUNAN NILAI
Dalam menetukan apakah aset tetap mengalami penurunan nilai, maka entitas
menerapkan PSAK 48 menjelaskan mengenai bagaimana entitas menelaah jumlah tercatat
asetnya, bagaimana menentukan jumlah terpulihkan dari aset, dan kapan mengakui atau
membalik rugi penurunan nilai
PENGHENTIAN PENGAKUAN
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya:
a. Pada saat pelepasan; atau
b. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomik masa depan yang diharapkan
dari penggunaan atau pelepasannya.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
dimasukkan dalam laba rugi ketika aset tetap tersebut dihentikan pengakuannya
(kecuali PSAK 30: sewa mensyaratkan perlakuan yang berbeda dalam transaksi
sewa dan jual balik). Keuntungan tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.
Akan tetapi, jika entitas yang kegiatan usaha sehari-harinya menjual aset yang
sebelumnya direntalkan kepada pihak lain, maka entitas memindahkan aset
tersebut menjadi persediaan sesuai dengan nilai tercatat ketika aset tidak lagi
direntalkan, hasil dari penjualan tersebut dapat diakui sebagai pendapatan.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap
ditentukan sebesar selisih antara jumlah hasil pelepasan netto, jika ada, dan jumlah
tercatatnya.
Imbalan yang akan diterima atas pelepasan aset tetap diakui awalnya pada nilai
wajarnya. jika pembayaran ditangguhkan, maka imbalan yang akan diterima diakui
awalnya pada nilai yang setara dengan harga jual tunai. Perbedaan antara jumlah
nominal imbalan dean nilai yang setara dengan harga jual tunai diakui sebagai
pendapatan bunga sesuai dengan PSAK 23.
PENGUNGKAPAN
Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelas aset tetap:
a) Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
b) Metode penyusutan yang digunakan;
c) Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
d) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode;
dan
e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
Sesuai dengan PSAK 25, entitas mengungkapkan sifat dan dampak perubahan dari estimasi
akuntansi yang berdampak material pada periode berjalan atau diperkirakan berdampak
material pada periode berikutnya. Pengungkapan tersebut dapat timbul dari
perubahan estimasi dalam:
a) Nilai residu;
b) Estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi aset tetap;
c) Umur manfaat; dan
d) Metode penyusutan.
Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan sebagai
tambahan pengungkapan yang disyaratkan oleh PSAK 68:
a) Tanggal efektif revaluasi;
b) Apakah melibatkan penilai independen;
c) Untuk setiap kelas aset tetap yang direvaluasi, jumlah tercatat aset
seandainya aset tersebut dicatat dengan model biaya; dan
d) Surplus revaluasi, yang mengindikasikan perubahan selama periode dan
setiap pembatasan distribusi kepada pemegang saham.
Sesuai PSAK 48: Penurunan Nilai Aset entitas mengungkapkan informasi penurunan nilai
aset tetap sebagai tambahan informasi yang disyaratkan di paragraf 73(e) (iv) - (vi).
Informasi berikut mungkin relevan dengan kebutuhan pengguna laporan
keuangan:
a) Jumlah tercatat aset tetap yang tidak dipakai sementara;
b) Jumlah tercatat bruto dari setiap aset yang telah disusutkan penuh dan
masih digunakan;
c) Jumlah tercatat aset tetap yang dihentikan dari penggunaan
aktif dan tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual
sesuai dengan PSAK 58: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan
Operasi yang Dihentikan; dan
d) Jika model biaya digunakan, nilai wajar aset tetap ketika bebrbeda secara
material dengan jumlah tercatat.
Oleh karena itu, entitas dianjurkan mengungkapkan jumlah tersebu